Anda di halaman 1dari 32

Berpikir Kritis

Mengapa perlu berpikir kritis?


Setiap orang berpikir sebab manusia makhluk
yang berpikir. Tetapi pikiran kita sering bias,
terdistorsi, sepotong-sepotong, tak cermat, atau
dipengaruhi oleh prasangka.
Kualitas hidup kita dan apa yang kita hasilkan,
kita buat atau bangun bergantung pada kualitas
pikiran kita.
Pikiran yang sembrono berisiko biaya yang besar,
baik uang maupun kualitas hidup yang rendah.

Mengapa perlu berpikir kritis?


Pikiran yang tepat, cermat dan relevan
meningkatkan kualitas hidup kita: membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan
kesejahteraan.
Dengan demikian, pikiran yang tepat, cermat
dan relevan perlu secara sistematis dirawat
dan dikembangkan.

Mengapa perlu berpikir kritis?


Berpikir

kritis membantu kita menghasilkan


pikiran yang tepat, cermat dan relevan.
Berpikir kritis menghindarkan kita dari
pembuatan keputusan tidak tepat yang
disebabkan oleh kesalahan penggunaan
informasi.

Mengapa perlu berpikir kritis?


Berpikir

kritis membantu orang untuk dapat


menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki
dan dikembangkan.
Berpikir kritis membantu kita mengarah
kepada solusi-solusi efektif dari masalahmasalah yang kita hadapi.

Asal kata kritis


Kata

'critical' diturunkan secara etimologis


dari dua akar kata Yunani: "kriticos" (meaning
discerning judgment) dan "kriterion" (meaning
standards).
Secara etimologis, kata critical berimplikasi
pengembangan "discerning judgment based
on standards."

Pengertian Berpikir Kritis


Inti Berpikir Kritis adalah:
Tidak

begitu saja menerima atau


menolak sesuatu.

Tidak

begitu saja menerima apa yang

ada.
7

Definisi Berpikir Kritis


...suatu

usaha yang dilakukan secara


sistematis dan mengikuti prinsip-prinsip
logika serta mempertimbangkan berbagai
sudut pandang untuk memahami dan
mengevaluasi informasi dengan tujuan
menentukan apakah informasi itu diterima,
ditolak atau ditangguhkan penilaiannya.
(Takwin, 2007)

Definisi Berpikir Kritis

lanj.

Berpikir kritis sebagai suatu usaha


Berpikir kritis sebagai proses yang aktif
Berpikir kritis sebagai proses yang sistematis
Berpikir kritis didasarkan atas penalaran dengan
dasar logika (prinsip,metode dan aturan berpikir)
Berpikir kritis menggunakan berbagai sudut pandang.
Berpikir kritis mencakup pemahaman akan informasi
yang umumnya berwujud argumen.
Berpikir kritis mencakup pengevaluasian
informasi/argumen
Berpikir kritis bertujuan membuat keputusan
9

Mengajar berpikir kritis berarti:


Memfasilitasi

siswa untuk aktif berpikir


Memfasilitasi siswa untuk percaya pada
kekuatan nalar
Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat
berpikir sistematis
Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat
menggunakan berbagai sudut pandang dalam
berpikir
Memfasilitasi dan melatih siswa untuk dapat
membuat keputusan.
10

Alternatif Langkah-langkah
Berpikir Kritis
1)

2)
3)

4)

Memperjelas pernyataan yang diterima


atau diajukan,
mencari tambahan informasi,
mencari yang tersirat dari yang tersurat
atau maksud-maksud yang tersembunyi,
dan
mengevaluasi pernyataan berdasarkan
hasil ketiga kegiatan sebelumnya
11

Berpikir Kritis mempertimbangkan:


Perasaan

dan kehendak.
Pikiran menyimpulkan sesuatu setelah
mempertimbangkan perasaan dan
kehendak.
Pikiran yang mengabaikan perasaan dan
kehendak cenderung menghasilkan
kesimpulan yang tidak realistis dan
mengarahkan manusia menjadi tidak
seimbang.
12

Karakteristik Berpikir Kritis 1


Berpikir

yang merespon dan dipandu oleh


STANDARD INTELEKTUAL:
Relevance, accuracy, precision, clarity, depth,
and breadth."

13

Karakteristik Berpikir Kritis 2


Berpikir

yang mendukung terbentuknya


TRAIT INTELEKTUAL, seperti:
Kerendahatian intelektual, integritas
intelektual, kegigihan intelektual, empati
intelektual, dan disiplin-diri intelektual.

14

Karakteristik Berpikir Kritis 3

Berpikir yang membawa pemikirnya mengenali UNSURUNSUR PIKIRAN seperti:


Apa tujuan saya berpikir? Apa tepatnya pertanyaan yang
mau saya jawab? Dalam sudut pandang apa saya
berpikir? Informasi apa yang saya gunakan? Bagaimana
saya menafsirkan informasi? Konsep-konsep atau ideide utama apa yang dikandung pikiran saya? Apa
kesimpulan yang akan saya peroleh? Apa yang saya
terima begitu saja, apa asumsi yang saya pakai atau
saya buat? Jika saya menenerima kesimpulan dari
pikiran saya, apa implikasinya? Konsekuensi apa yang
akan diperoleh jika saya menerapkan pikiran saya dalam
tindakan?
15

Karakteristik Berpikir Kritis 4


Berpikir

yang secara rutin memeriksa-dirisendiri, menguji-diri-sendiri, dan


mengembangkan diri-sendiri didasari oleh
kesadaran adanya kemungkinan:
distorsi, misleading, prasangka, superficial,
unfair, atau kekurangan-kekurangan dan
cacat-cacat lainnya.

16

Karakteristik Berpikir Kritis 5


Berpikir

yang MENGHASILKAN JAWABAN


YANG DAPAT DIRAMALKAN DENGAN
ALASAN YANG MEMADAI sebab:
komprehensif dan menuntut proses runut
yang dijalankan oleh pemikirnya. Pikiran
yang baik memberi hasil yang baik.

17

Karakteristik Berpikir Kritis 6

Berpikir yang merespon keharusan sosial dan


moral, tidak hanya berdebat secara antusias dan
menentang pendapat lain, melainkan juga
MENCARI DAN MENEMUKENALI
KETERBATASAN POSISI PIKIRAN SENDIRI
Ketika seseorang mengisyafi bahwa ada berbagai
sudut pandang yang sah; setiap sudut pandang, jika
dipikirkan secara mendalam, menghasilkan insight
dalam level tetentu yang satu sama lain dapat saling
melengkapi. Dari sini orang dapat memahami
keterbatasan pikirannya: ia tak dapat memahami
segalanya sendirian betapa pun hati-hatinya ia
berpikir.
18

Berpikir kritis memiliki dua


komponen:
1.

2.

Serangkaian keterampilan penghasil


dan pengolah informasi dan keyakinan
(belief);
Kebiasaan yang didasari komitmen
intelektual untuk menggunakan
keterampilan-keterampilan itu dalam
bertingkahlaku.

19

Berpikir kritis sangat beda


dengan:
(1) sekedar memperoleh dan mempertahankan
informasi sebab berpikir kritis meliputi cara
khusus merangkai dan menata informasi;
(2) sekedar memiliki serangkaian keterampilan
sebab berpikir kritis meliputi keberlanjutan
pegunaan keterampilan-keterampilan itu;
(3) sekedar menggunakan berbagai
keterampilan itu (sebagai latihan, misalnya)
tanpa penerimaan hasilnya.
20

Berpikir Kritis mencakup kemampuan:

Penalaran Verbal
Analisis Argumen
Uji Hipotesis
Metakognisi (pemahaman tentang pikiran sendiri)
Diferensiasi (melihat satu hal dari berbagai sudut
pandang)
Integrasi (memadukan berbagai sudut pandang untuk
membuat satu kesimpulan)
Pembuatan Kesimpulan
Semuanya melibatkan juga kemampuan ABSTRAKSI
21

Berpikir Kritis mencakup ranah:


Kognitif

(pikiran)
Afektif (perasaan)
Psikomotor/konatif (tindakan)
Dengan demikian melibatkan juga:
Kecerdasan emosional

22

Penggunaan Metakognisi
Dengan metakognisi, pemikir kritis:
Memahami diri; kelebihan dan
kekurangannya; tahu batas-batas diri
Memahami faktor-faktor di luar kendali
dan kesadarannya
Memahami hal-hal apa saja yang
diperlukan sebagai bantuan dalam menilai
sesuatu.

23

Yang diharapkan dari Berpikir Kritis


Mampu

berpikir secara jernih (clear),


mendalam dan tuntas.
Mampu menemukan masalah yang ada di
sekitar
Mampu menemukan alternatif solusi bagi
masalah
Mampu menyelesaikan masalah

24

Apa saja yang perlu dikritik?


1.

2.

3.

Mempertanyakan secara cermat


kemampuan akal budi (pikiran) sendiri
dan orang yang menyampaikan
informasi;
mempertanyakan secara cermat kondisi
dan dinamika masyarakat serta obyek
lain disekitarnya; dan
mempertanyakan secara cermat kondisi
psikis diri sendiri dan orang yang
menyampaikan informasi.
25

Artinya:
Kritis

terhadap pikiran (akal budi)


sendiri
Kritis terhadap masyarakat dan
hal-hal di sekitar
Kritis terhadap kondisi psikis
sendiri
26

Belajar Berpikir Kritis berarti:


Membiasakan

diri berkomunikasi dengan

banyak orang.
Belajar untuk membiasakan diri mengenal,
mencermati, mengevaluasi dan
memperbaiki diri sendiri.
Membiasakan diri untuk memahami
proses terjadinya sesuatu, bertanya
mengapa sesuatu terjadi; memahami alur
dari proses berpikir mulai dari input,
proses, hingga output.
27

Kurikulum Berdasarkan
Berpikir Kritis:
Memfasilitasi

kesempatan memadai bagi siswa


untuk berkomunikasi dengan banyak orang.
Memfasilitasi siswa untuk mengenal,
mencermati, mengevaluasi dan memperbaiki
diri sendiri.
Memfasilitasi siswa untuk dapat memahami
proses terjadinya sesuatu, mencermati dan
bertanya mengapa sesuatu terjadi; memahami
alur dari proses berpikir mulai dari input,
proses, hingga output.
28

Hindari proses mengetahui


yang salah
Mengasumsikan:

Berasumsi berarti menerima sesuatu begitu saja;


memegang satu ide atau opini tanpa mencoba
membuktikannya.
Menebak:

Menebak adalah menjawab pertanyaan atau


sampai kepada kesimpulan berdasarkan terkaan.
Spekulasi
Bersepekulasi adalah menebak berdasarkan
sebagian bukti yang tidak cukup membuktikan.
29

Pemikir kritis yang mumpuni 1


Mengajukan pertanyaan dan masalah vital,
merumuskannya secara jelas dan tepat.
Mengumpulkan dan memeriksa informasi yang
relevan, menggunakan ide-ide abstrak untuk
menafsirkannya secara efektif.
Sampai kepada kesimpulan dan solusi yang
beralasan kuat, mengujinya dengan kriteria
yang relevan dan standar.

30

Pemikir kritis yang mumpuni 2


Berpikir secara terbuka di antara berbagai
alternatif sistem berpikir; mengenali dan
memeriksa, sejauh dibutuhkan, asumsiasumsi, implikasi-implikasi, dan konsekuensi
praktis setiap sistem itu.
Berkomunikasi secara efektif dengan orang
lain dalam mencari dan memaparkan solusi
terhadap masalah-masalah kompleks.

31

Secara singkat
Berpikir kritis adalah berpikir yang self-directed, selfdisciplined, self-monitored, dan self-corrective.
Berpikir kritis mengandaikan kesediaan untuk
mengikuti aturan yang sesuai dengan standar
kesempurnaan dan pikiran yang awas dalam
melakukannya.
Berpikir kritis mensyaratkan komunikasi efektif dan
kemampuan problem solving, serta komitmen untuk
mengatasi dan melampaui kecenderungan
egosentrisme dan sosiosentrisme yang dibentuk oleh
alam dan lingkungan.

32

Anda mungkin juga menyukai