Anda di halaman 1dari 7

Mumtaz zuhhad 112011101083

PR responsi SMF mata


# Kelainan Kongenital Mata
Kelainan Bola Mata
Kelainan kongenital berdasarkan letak defek, antara lain :
1. Kelainan Bola Mata : Anoftalmos, Kriptoftalmos
2. Kelainan Kelopak Mata : Ptosis Kongenital (Sindrom Horner), Koloboma
Palpebra
3. Kelainan Kornea : Megalokornea
4. Kelainan Iris dan Pupil : Membrana Pupilaris Persisten, Kolonoma Iris
5. Kelainan Lensa : Ektopia Lentis, Katarak Kongenital
6. Kelainan Segmen Anterior : Glaukoma Kongenital
7. Kelainan Koroid dan Retina : Buta Warna
8. Kelainan Nervus Optikus : Hipoplasia Nervus Optikus
9. Kelainan Sistem Lakrimalis : Obstruksi Duktus Nasolakrimalis Kongenital
10. Kelainan Otot Mata : Strabismus Kongenital
11. Kelainan Rongga Orbita : Disostosis Kraniofasialis (Penyakit Crouzon)

# DD katarak sinilis imatur

1. Degenerasi Makula Senil


Definisi : Kelainan degenerasi yang progresif dari lapisan pigmen epitel, membrane
bruch lapisan luar retina dan korio kapiler di daerah macula retina pada usia lanjut.
Patofisiologi : Etiologi dan patofisiologi penyakit ini belum jelas.
Secara teknis AMD dibagi menjadi :
A. bentuk non eksudatif (dry type)
B. bentuk eksudatif (wet type)
A. AMD non eksudatif
Ditandai dengan beberapa derajat atropi dan degenerasi lapisan luar retina,
epitel pigmen retina, membran bruch dan korio kapiler.
Pada pemeriksaan Fundus Oculi tampak drusen yang makin lama dapat
bertambah banyak dan besar saling bergabung.
Dalam perkembangan penyakit bisa stabil atau berubah menjadi bentuk
eksudatif.
B. AMD eksudatif
Penyakit ini ditandai dengan adanya cairan serous atau darah dibawah
epitel pigmen.
Keadaan diatas disebabkan oleh karena kerusakan membran bruch.
Sebelum terjadi perdarahan didahului dengan adanya neovaskularisasi
sub-retinal.
Gejala Klinis : Keluhan penderita tergantung stadium dan bentuk AMD, mulai dari
kemunduran visus sampai dengan kebutaan.
Juga didapatkan metamorfopsia dan skotoma sentral serta gangguan penglihatan
warna.
Pemeriksaan Klinis : Pemeriksaan fundus oculi dengan cara pemberian tetes mata
untuk dilatasi pupil menggunakan obat :
-

tropicamide 0,5%, 1%, ditetesi 1 - 2 kali ditunggu 30 menit.

Phenylephrine 10%.

Setelah pupil midriasis, kemudian diperiksa dengan :


1. Ofthalmoskop direct
Bayangan tegak diperbesar 14 kali, tampak gambar satu bidang (tidak
stereoskopis).
2. Biomikroskop dan lensa kontak 3 cermin goldmann
disini digunakan bahan lubrikasi CMC 2 % atau methocel 2 % untuk
memasang lensa kontak pada kornea.
-

bayangan tegak 3 dimensi, diperbesar 10 16 kali.

Sebelum lensa kontak dipasang, ditetesi tetracain 0,5 %.

3. Angiografi fluoresin
disini akan terlihat jelas gambaran neovaskularisasi koroid, dan dapat
menentukan tindakan/pengobatan dan prognosis pasca pengobatan.
Penatalaksanaan : Tidak ada pengobatan dan pencegahan yang baik pada AMD non
eksudatif, kecuali kontrol yang teratur untuk mengetahui perubahan fungsi makula
dengan pemeriksaan Amsler Grid .
Untuk pengobatan AMD eksudatif juga tidak menghasilkan visus yang baik,
kecuali jika terdapat neovaskularisasi yang masih dini dan jauh dari daerah fovea
dapat dilakukan fotokoagulasi Argon Laser.

# Kelainan refraksi

1. Myopia

Kelainan ini tentu sudah tidak asing ya di telinga kita. SD, SMP, SMA, pasti
membahas alat indera, dan gangguan pada mata biasanya disebutlah myopia. Atau
malah diantara kita mengalaminya. Myopia terjadi jika bola mata terlalu panjang
dari depan ke belakang, dan berkas cahaya menjadi terfokus di depan retina
dan
mengakibatkan
penglihatan
kabur
atau
buram.
Mereka yang mengalami myopia biasanya dapat melihat jelas bila menggunakan
kacamata atau lensa kontak yang berlensa cekung atau biasa disebut lensa minus.
Kebanyakan kasus myopia, pemanjangan bola mata hanya sedikit dan tidak terus
memanjang. Tapi dalam jumlah kecil, ada bola mata yang terus memanjang, disebut
proggressive myopia. Mereka yang mengalami proggressive myopia tidak bisa
mendapatkan ketajaman penglihatan meski sudah dibantu kacamata dan lensa kontak.
Pemelaran retina karena tumbuhnya bola mata ini bisa berakibatan sobeknya retina
dan resiko terlepas retina. Dan perlu penanganan khusus dari dokter mata.
2. Hyperopia

Ini adalah kebalikan dari myopia. Terjadi jika bola mata lebih kecil dari normal
atau lensa tidak bisa berakomodasi dengan baik, hal ini berakibat objek yang
terlihat difokuskan ke belakang retina dan penglihatan menjadi kabur. Mereka
sulit melihat dengan jarak dekat, tapi tidak masalah dengan jarak jauh. Mereka dapat
dibantu dengan lensa cembung (plus).

3. Presbyopia
Presbyopia adalah gangguan penglihatan karena usia. Biasanya menyerang mereka
yang memasuki 40 tahun ke atas. Hal ini karena penurunan fungsi akomodasi
seperti lemahnya elastisitas lensa dan cairan lensa dan mengeras.
4. Astigmatism

Penyebab utama astigmatism adalah bervariasinya daya refraksi kornea atau lensa
karena kelainan bentuk permukaannya. Kemudian berakibat distorsi pada image
yang terbentuk pada macula. Biasanya dibantu dengan kacamata lensa silindris.
Kondisi Astigmatism biasanya jadi lebih berat kalau mengalami myopia atau
hyperopia.

# Evaluasi pupil:
- ukuran pupil (midriasis >5mm, miosis <2mm)
- bentuk pupil
- isokor/anisokor
- warna pupil
- refleks pupil, meliputi:

Refleks pupil langsung


Refleks pupil tidak langsung (konsensual)
Refleks koklear
Refleks sinar
Refleks orbicular
Refleks trigeminus
Refleks psikosensorik
Refleks vagotonik
Refleks vestibular
Refleks okulopupil
Refleks dekat

# evaluasi lensa
Pemeriksaan lensa pada katarak
1. Sinari pupil dari depan. Perhatikan warna pupil.
a. Pupil berwarna hitam
i. Lensa jernih
ii. Aphakia
b. Pupil putih/abu-abu: keruh/katarak
2. Ubah sinar dari samping (kurang lebih 45 derrajat), dan sinari iris. Kembali
lihat pupil.
Perhatikan perubahan kekeruhan lensa:
a. Seluruh pupil tetap putih katarak matur (tes shadow -)
b. Sebagian pupil menjadi hitam katarak imatur (tes shadow +)

# Macam hiperemi

Hiperemi adalah suatu keadaan yang disertai meningkatnya volume darah dalam
pembuluh yang melebar pada suatu alat atau bagian tubuh.
Macam hiperemi pada konjungtiva :

Hiperemi konjungtiva : Konjungtiva berwarna merah oleh karena


peningkatan volume darah pada pembuluh darah yang melebar. Hiperemi
konjungtiva terutama di daerah fornix akan semakin menghilang atau
menipis ke arah limbus.
Hiperemi perikornea : Hiperemi yang terjadi pada arteri perikornea yang
terletak di pinggir kornea dan biasanya hiperemi berjalan dari limbus
menuju ke lateral.
Hiperemi episklera : Hiperemi yang terjadi pada arteri episklera.

# Isi catalent
1.
2.
3.
4.

CaCl2 anhidrat 0,075 gram,


Kalium Iodida 0,075 gram,
Natrium Tiosulfat 0,0075 gram,
Fenilmerkuri nitrat 0,3 mg.

Catarlent ini bekerja memperlambat kekeruhan lensa dengan meningkat


pompa kalium dan sodium pada lensa.

Anda mungkin juga menyukai