menurunkan kekebalan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi, dan dapat menyebabkan
kematian. Ganja menyebabkan hilangnya minat, daya ingat terganggu, gangguan jiwa, bingung,
depresi, serta menurunnya kesuburan. Sedangkan kokain dapat menyebabkan tulang sekat
hidung menipis atau berlubang, hilangnya memori, gangguan jiwa, kerja jantung meningkat, dan
serangan jantung.
Jadi, perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari mula-mula oleh
pemakai narkoba, harus dibayar sangat mahal oleh dampak buruknya, seperti ketergantungan,
kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit, rusaknya hubungan dengan keluarga
dan teman-teman, rongrongan bahkan kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral, putus
sekolah, pengangguran, serta hancurnya masa depan dirinya. (Adi KSG IV)
obat-obatan sedikit demi sedikit di bawah pengawasan dokter dan diperlukan dukungan moral
dari keluarga serta lingkungannya yang diiringi oleh tekad si pemakai untuk segera sembuh. Hal
yang paling penting adalah ditumbuhkannya nilai agama dalam diri si pemakai.
Sehat Bugar: Narkoba Bisa Merusak Sistem Saraf
|
|
Akibatnya, Bisa Menimbulkan Kecacatan Permanen
DEWASA ini, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan atau narkoba, mulai dari
anak kecil sampai dewasa, bahkan orang yang lanjut usia. Sebenarnya, narkoba ini
digunakan di rumah sakit, seperti narkotika yang digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit pasien pada saat operasi. Namun, karena efeknya yang dianggap dapat membuat
jiwa lebih tenang dan nyaman, ada upaya sebagian orang untuk menyalahgunakannya,
yaitu menenangkan jiwa yang sedang kacau sehingga beban tersebut terasa hilang.
Padahal, beban tersebut tetap ada, malahan pemakaian obat-obatan tersebut menambah
masalah baru bagi dirinya, terutama kesehatannya. Salah satu efeknya bagi kesehatan
adalah gangguan pada sistem saraf.
Menurut dr Idrat Riowastu SpS, ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap
sistem saraf, yakni jenis sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan
menurunnya aktivitas normal otak. Contohnya valium. Ada juga, stimulans, yaitu
golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak. Contohnya kokain.
Jenis lainnya yakni halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya
penghayalan pada si pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu. Terakhir jenis
painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab
sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.
Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf. Ada empat
macam gangguan terhadap saraf. Pertama, gangguan saraf sensorik, dimana ada rasa
kebas, penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan. Kasus buta akibat
penggunaan narkoba sudah pernah saya temukan kasusnya, ujarnya saat ditemui di
Rumah Sakit Raden Mattaher (RSRM) Jambi.
Kedua gangguan saraf otonom. Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak
dikehendaki melalui gerak motorik. Sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa
melakukan apa saja di luar kesadarannya. Misalnya saat mabuk, mengganggu orang,
berkelahi dan sebagainya, ujar dr Idrat.
Ketiga, gerakan gangguan saraf motorik. Gerakan tanpa koordinasi dengan sistem
motoriknya. Orang lagi on, kepalanya goyang-goyang sendiri, pengaruh obat hilang,
baru berhenti, ujarnya. Keempat gangguan saraf vegetatif yakni terkait bahasa yang
keluar. Bahasa yang keluar di luar kesadaran, ngawur, biasanya juga disertai gaya
bicara yang pelo.
Pengaruh lain ke otak, timbul rasa takut, kurang percaya diri jika tidak
menggunakannya dan gangguan memori. Dalam jangka panjang secara perlahan bisa
merusak sistem saraf di otak mulai dari ringan hingga permanen. Saat penggunaan
obat, muatan listrik dalam otak berlebihan, jika ini sudah kecanduan, maka lama-lama
kelamaan saraf bisa rusak, ujarnya.
Lalu bagaimana narkoba bisa menghilangkan koordinasi tubuh?
pemakai tidak dapat mengontrol penggunaannya dan cenderung untuk terus meningkatkan dosis
pemakaian sampai akhirnya tubuhnya tidak dapat menerima lagi. Keadaan ini disebut overdosis,
dan apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat, dapat menyebabkan nyawa melayang.
Overdosis juga dapat disebabkan oleh penggunaan campuran dua jenis atau lebih NARKOBA.
Mencampur beberapa jenis sangat berbahaya karena kalau NARKOBA dicampur, pengaruhnya
akan lebih dahsyat bahkan dapat menimbulkan reaksi lain yang tak terduga. Campuran yang
paling berbahaya adalah campuran dua macam antidepresan misa1nya heroin dan alkohol dan /
atau valium rohypnol. Pengaruh sinergi dari dua jenis antidepresan dapat menutup rapat pusat
pernapasan otak, yang mengakibatkan koma atau kematian
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan
hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan
fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode
menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini
belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba
melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian