Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan isi Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan menyebutkan Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 168 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009,
perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Sistem Informasi
Kesehatan.
Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan informasi.
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang
lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang.
Robert A. Leitch dan K Roscoe Davis mendefinisikan sistem
informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan. Sedangkan Jeffery L Whitten, mendefinisikan sistem informasi
adalah suatu pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi (IT)
yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan menyajikan sebagai keluaran informasi yang diperlukan untuk
mendukung sebuah organisasi.
Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah
satu dari 6 building blocks atau komponen utama dalam Sistem
Kesehatan di suatu negara. Keenam komponen (buliding blocks) Sistem
Kesehatan tersebut ialah :
1. Servis Delivery (Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan).
2

2. Medical product, vaccines, and technologies (Produk Medis, vaksin,
dan Teknologi Kesehatan).
3. Health Workforce (Tenaga Medis).
4. Health System Financing (Sistem Pembiayaan Kesehatan).
5. Health Information System (Sistem Informasi Kesehatan).
6. Leadership and Governance (Kepemimpinan dan Pemerintahan).
Seperti yang dikemukakan oleh John Burch dan Gary Grudnitsky
dalam Herbowo Tri Nugroho (2012) bahwa sistem informasi terdiri dari
beberapa komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model
block), blok keluaran (output bloc), blok teknologi (technology block), blok
basis data (database block), blok kendali (control block).
Penyajian informasi harus disesuaikan dengan nilai kegunaan,
kedudukan dan fungsi masing-masing bagian (Anonim. TT.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1sisteminformasi/204512005/bab1.pdf)
. Analisis sistem merupakan tahapan paling awal dari pengembangan
sistem yang menjadi dasar keberhasilan sistem yang nantinya akan
dihasilkan. Tujuan dari analisis adalah untuk mendapatkan pemahaman
secara keseluruhan tentang sistem yang akan dikembangkan. Tahap
analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum
tahap desain sistem.
Untuk mengidentifikasi masalah dalam kesehatan harus dilakukan
analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi,
dan pelayanan pelanggan. Panduan ini dikenal dengan analisis PIECES
(Performance, information, economy, control, eficiency, dan services). Dari
analisis ini biasanya didapatkan beberapa masalah utama.
Rekam Medis (RM) adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan
(Anonim.TT. http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11717150.pdf).
Permasalahan yang timbul dalam proses pengolahan data rekam medis
antara lain proses pendataan pasien seperti rawat jalan kurang maksimal
3

karena masih menggunakan sistem manual. sistem kearsipan yang masih
sederhana dan belum terkomputerisasi sehingga menghambat proses
pencarian dan penyimpanan data rekam medis pasien jika sewaktu-waktu
diperlukan. Media yang digunakan kertas sehingga mengakibatkan data
mudah hilang, sobek atau basah sehingga diperlukan backup data
(penggadaan data). Entri data yang dilakukan ke dalam dokumen kertas
meningkatkan kemungkinan kesalahan akibat human error. Kesalahan
pada data, terutama data kesehatan dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan pada pelayanan medis yang diberikan. Proses pembuatan
laporan dan data statistik kependudukan yang lambat menyebabkan
informasi yang diperoleh tidak selalu akurat.
Permasalahan pelayanan yang menghabiskan banyak waktu
tidaklah efisien sehingga perlu mendapat perhatian yang serius.
Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu terobosan baru untuk
mengatasi hal ini. Salah satunya yaitu menggunakan teknologi dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan di atas.

B. Tujuan
Ada beberapa tujuan untuk mendapatkan jenis kebutuhan yang
berisi proses-proses yang nantinya dapat dilakukan oleh sistem, serta
informasi yang dapat dihasilkan. Tujuan tersebut sebagai berikut :
1. Sistem dapat menginput data pasien.
2. Sistem dapat menampilkan data pasien dengan cepat.
3. Sistem dapat menampilkan informasi tentang rekam medis
pasien dengan akurat dan efisien.
4. Sistem dapat mencetak hasil laporan data pasien dengan
efisien.
5. Petugas pengguna sistem mampu mengoprasikan sistem
dengan mudah dan benar.



4








BAB II
PEMBAHASAN

A. Penggunaan Sistem
Bagian ini merupakan tahap meletakkan sistem agar siap
untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk dalam penulisan kode
program jika tidak menggunakan aplikasi prangkat lunak. Tahap ini
dilakukan ketika sistem selesai dan telah melalui tahap pengujian
program.
B. Pembuatan Basis Data
Basis data atau sering pula dieja basisdata, adalah
kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara
sistematik. sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program
komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil
kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data
(database management system, DBMS).
Basis data yang digunakan adalah MySQL. MySQL adalah
sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data atau DBMS
yang multithread, multi-user. Membuat MySQL tersedia sebagai
perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License
(GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk
kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan
penggunaan GPL.
5

Pada tahap ini membahas tentang penggunaan basis data
dan tabel-tabel pada aplikasi sistem informasi kesehatan.





Gambar 1. Contoh Pembuatan Basisi Data Rekam Medis
C. Pembuatan Program
langkah-langkah dalam penyusunan program diantaranya :
1. Menyiapkan Form dan rogram Utama
2. Membuat Form Utama dan Menu
3. Membuat Program Master Data
a. Manajemen data pasien
b. Manajemen data dokter
c. Manajemen data obat
d. Manajemen data poliklinik
e. Manajemen data pendaftaran
f. Manajemen data rekam medis
g. Manajemen data resep
h. Manajemen data pembayaran dan farmasi
i. Manajemen log in
4. Menyiapkan class untuk koneksi

D. Pengetesan Sistem
Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
manfaat program aplikasi yang telah dirancang. Dapat pula
digunakan sebagai pembanding sistem lama dengan yang baru.
Sistem baru lebih efisien dalam waktu pendataan pasien,
keakuratan data pasien dan rekam medis pasien serta pemahaman
pengguna sistem lebih mudah dibandingkan dengan sistem lama.

6

BAB III
SIMPULAN

Permasalahan kesehatan terutama dalam pendataan pasien atau
rekam medis dapat diatasi dengan sisitem informasi yang baik. Sistem
informasi yang baik adalah sistem yang tepat guna, efisien dan mampu
dipahami dengan mudah. Bila sistem informasi tersebut telah terpenuhi,
maka pelayanan kepada pasien akan maksimal.
























7

Daftar Referensi
Anonim. TT. Diakses dari
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1sisteminformasi/20451200
5/bab1.pdf pada tanggal 8 Oktober 2014.
Anonim. TT. Diakses dari
http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11717150.pdf pada
tanggal 8 Oktober 2014.
Tri Nugroho, Herbowo. 2012. Analisis dan Perencanaan Sistem Informasi
Pelayanan Kesehatan pada Klinik Sahabat Instansi Sleman
dengan Menggunakan Java. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai