Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan
sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia.
System pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular
panjang yang memrentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi,
lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pancreas.Saluran pencernaan yang terletak
di bawah area diafragma disebut saluran grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi
pencernaan itu sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam
keadaannormal.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

2.2 Fungsi Sistem Pencernaan


Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit
bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung
secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan
kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan(menelan).
Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan.
Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga
absorpsi dapat berlangsung.
Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam
bentuk feses dari saluran pencernaan.

Dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah luar.
Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia.
a. Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisan.
1) Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi. Di bagian
ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari dari epithelium skuamosa bertingkat
tidak terkeranisasi untuk perlinndungan. Lapisan ini terdiri dari epithelium kolumnar simple
dengan sel goblet di area tersebut yang dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.
2) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium. Lamina ini
mengandung pembuluh darah, limfatik, nodular limfe, dan bebrapa jenis kelenjar.
3) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos
longitudinal luar.
b. Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah, pembuluh
limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion yang
disebut pleksus meissner (pleksus submukosal). Submukosa mengikat mukosa ke muskularis
eksterna.
c. Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan
longitudinal luar. Konstraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran dan kontraksi
lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran. Konstraksi ini
mengakibatkan gelombang peristalsis yang meenggerakkan isi saluran kea rah depan.
1) Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring, dan esophagus attas, serta otot
polos pada saluran selanjutnya.
2) Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan ganglion
parasimpatis, terletak diantara lapisan otot sirkular ddalam longitudinal luar.

d. Serosa(adventisia), lapisan keempat dan paling luar yang disebut juga peritoneum viseral.
Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi epithelium
skuamosa simple. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat epithelium skuamosa
dan menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di sekitarna area tersebut
disebut sebagai adventisia.
2.3.2 Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membrane erosa terlebar
dalam tubuh.
a. Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis.
b. Peritoneum viseral membungkus organ dan terhubungkan ke peritoneum parietal oleh
berbagai lipatan.
c. Rongga peritoneal adalah ruang potensial antara visceral dan peritoneum parietal.
d. Mesenterium dan omentum adalah lipatan jaringan peritoneal berlapis ganda yang merefleks
balik dari peritoneum visceral. Lipatan ini berfungsi untuk mengikat organ-organ abdominal
satu sama lain dan melabuhkannya ke dinding abdominal belakang. Pembuluh darah limfatik,
dan saraf terletak dalam lipatan peritoneal.
1) Omentum besar adalah lipatan ganda berukuran besar yang melekat pada duodenum, lambung
dan usus besar. Lipatan ini tergantung seperrti celemek di atas usus.
2) Omentum kecil menopang lambung dan duodenum sehingga terpisah dari hati.
3) Mesokolon melekatnya kolon ke dinding abdominal belakang.
4) Ligamen falsimoris melekatkan hati ke dinding abdominal depan dan difragma.
e. Organ yang tidak terbungkus peritoneum, tetapi hanya tertutup olehnya disebut retroperitoneal
(di belakang peritoneum). Yang termasuk retroperitoneal antara lain; pankreas, duodenum,
ginjal, rectum, kandung kemih, dan beberapa organ reproduksi perempuan.
2.4 Organ-Organ Sistem Pencernaan
2.4.1 Rongga Oral, Faring Dan Esofagus
a.Rongga oral
Rongga oral adalah jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ asesoris
yangberfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) yang terletak di
antara gigi, dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi
di bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah dibagian bawah, dan orofaring
di bagian belakang.
b.Faring
Faring atau tekak terletak di belakang hidung, mulut, dan laring (tenggorokan). Faring
berupa saluran yang berbentuk kerucut dari bahan membrane berotot (muskulo membranosa)
dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai diketinggian
vertebra servikal keenam, yaitu ketinggin tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung
dengan usofagus. Dalam faring ini terjadi proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan
dari faring menuju esofagus.
c.Esofagus(kerongkongan)
Esophagus adalah tuba muscular, panjangnya sekitar 25 cm dan berdiameter 2,54 cm.
esofagus berawal pada area laringofaring, melewati difragma dan hiatus esophagus (lubang)
pada area sekitar vertebra toraks kesepuluh, dan membuka kearah lambung.
Fungsi esophagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis.
Mukosa esophagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi
esofagus.
2.4.2 Lambung

Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ, dan bagian
pilorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
a. Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esophagus dan lambung.
b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esophagus.
c. Badan lambung adalah bagian yang terilatasi di bawah fundus, yang membentuk dua pertiga
bagian lambung. Tepi meial badan lambung yang konkaf disebut kurvatur kecil: tepi lateral
badan lambung yang konveks disebut kurvatur besar.
d. Bagian pylorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke duodenum.
Antrum pylorus mengarah ke mulut pylorus yang dikelilingi sfinger pylorus muscular tebal.
Lambung berfungsi diantaranya dalah sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim, memproduksi kimus dan mucus,
factor intrinsic (menghasilkan vitamin B12), disgesti protein, dan absorpsi.
2.4.3 Usus Halus
Gambaran umum mengenai usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari
sfingter pylorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter
usus halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3-5 m. Secara umum proses pencernaan
dalam tubuh adalah dimulaidari lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa
di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung
untuk berhenti mengalirkan makanan. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir
(yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan
yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak.
Fungsi usus halus adalah diantaranya secara selektif mengabsorpsi produk digesti,
usus halus juga mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan lambung.
Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pancreas serta dibantu empedu dalam hati.
2.4.4 Pankreas
Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
o Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
o Pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam
duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas
akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini
hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah
besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan
asam lambung
2.4.5 Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa
diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam
dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini
mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada
akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluhpembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses

tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan
ke dalam sirkulasi umum.
2.4.6
Kandung
Empedu
dan
saluran
Empedu
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari
ppenghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol
2.4.7 Usus Besar
Begitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian nutrient telah
dicerna dan di absorpsi dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Usus besar tidak
memiliki vili, plicae cilculares (lipatan sirkular) dan diameternya lebih lebar, panjantnya lebih
pendek, dan daya renggangnya lebih besar disbandingkan usus halus. Usus besar terdiri dari
sekum (kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal), kolon (kolon
asenden, kolon tranversa, kolon desenden), rectum (bagian saluran dengan panjang 12-13cm,
yang berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.
Usus besar berfungsi diantaranya adalah:
1. Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan
mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.
2. Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormone
pencernaan.
3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi
sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K,
riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.
4. Usus besar juga mengekskresi sisa dalam bentuk feses.
2.4.8 Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan
anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam bab 2 makalah ini, maka kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Pengertian dari sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses
makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun
secara kimia.
2. Pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system
pencernaan dalam keadaan normal.

3. Fungsi utama dari sistem pencernaan ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan
elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi.
Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
(1) ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut,
(2) pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. makanan
kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan (menelan),
(3) peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan,
(4) digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga
absorpsi dapat berlangsung,
(5) absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh,
(6) egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam
bentuk feses dari saluran pencernaan.
4. Gambaran Besar Saluran Pencernaan adalah terdiri dari :
(1) dinding saluran terusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral) ke arah luar.
Komponen lapisan pada setiap regia berfariasi sesuai fungsi regia,
(2) Peritoneum, mesenterium, dan omentum abdominopelvis adalah membrane erosa terlebar
dalam tubuh.
5. Organ-organ system pencernaan adalah Rongga Oral, Faring Dan Esofagus, lambung, usus
halus, pancreas, hati, kandung empedu, usus besar, rectum dan anus.
3.2 Saran
Diharapkan kepada para perawat dan pelaku yang bekerja di bidang kesehatan untuk
benar-benar memahami tentanf fisiologi pencernaan pada manusia.Agar nantinya tidak terjadi
kesalahan dalam hal penyimpulan asumsi terhadap yang keluhan pasien yang bermasalah
dengan sistem pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan. (Online).


http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Gray1045.png. (diakses tanggal 22 Oktober 2013).
Fisiologi Sistem Pencernaan. (Online).
http://medicastore.com/nutracare/isi_enzym.php. (diakses tanggal 22 Oktober 2013).
Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia. (Online). http://www.anneahira.com/fisiologisistem-pencernaan-manusia.htm. (diakses tanggal 22 Oktober 2013).
P. Evelyn , C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum.

a. Testis
Adalah organ lunak, berbetnuk oval, dengan panjang 4 5 cm (1,5 2 inci) dan
berdiameter 2,5 cm (1 inci).Tunika albugenia adalah kapsul jaringan ikat yang
membungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membaginya menjadi
sekitar 250 lobulus.Tubulus seminiferus , tempat berlangsungnya
spermatogenesis, terlilit dalam lobulus. Epithelium germinal khusus melapisi
tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang (spermatogonia) yang kemudian
mengandung sperma ; sel sertoli yang menopang dan memberi nutrisi speerma
yang sedang berkembang dan sel-sel interstisial (leydig) yang memiliki fungsi
endokrin.

b. Epididimis
Adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (46 M) yang terletak di
sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini memerima sperma dari duktus eferen.
Epididimis menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6
minggu. Selama 6 minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur
sempurna dan mampu melakukan fertilisasi.
Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi
untuk mendorong sperma kedalam duktus deferen.

c. Duktus Deferen
Adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus terletak dalam korda
spermatic yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik, saraf
SSO, otot-otot kremaster dan jaringan ikat. Masing duktus deferen meninggalkan
skrotum , menanjak menuju dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini
mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus
ejaculator.

d. Duktus Ejakulator
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung
dektus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejaculator
panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk
bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.

e. Uretra
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga
bagian :
1.
Uretra prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung
kemih,
menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
2.
Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 2 cm. bagian ini
dikelilingi sfingter uretra eksternal.
3.
Uretra penis (cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan erektil
berspons (kospus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis
sebelum berakhir pada mulut uretra eksternal dalam glans penis.

f. Vesika Seminalis
Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang
bermuara ke dalam duktus ejaculator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa
yang kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi
sperma. Setengah lebih sekresi vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma
yang meninggalkan tubuh).

g. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi
prostat bermuara ke dalam uretra prostatik setelah melalui 15 sampai 30 duktus
prostatik.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas
vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan
optimum pada pH 6,0 6,5. Kelenjar prostat membesar pada saat remaja dan
mencapai ukuran optimalnya pada laki-laki yang berusia 20-an. Pada banyak
laki-laki, ukurannya terus bertambah seiring pertambahan usia. Saat berusia 70
tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami pembesaran prostat yang
mengganggu perkemihan.

h. Kelenjar Bulbouretral
Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang
mengandung mucus ke dalam uretral penis untuk melumasi dan melindungi
serta ditambahkan pada semen.

3. SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pemasakan spermatozoa.


Proses pembentukan spermatozoa ( sel kelamin jantan ) berlangsung didalam
testis yang terdapat didalam skrotum ( kantong pelir ). Didalam testis terdapat
banyak saluran seminiferus ( tubulus seminiferus ) yang berdinding jaringan
epitelium dan jaringan ikat. Pada jaringan epitelium terdapat sel induk
spermatozoa (spermatogenium) dan sel sertoli yang berfungsi member makanan
spermatozoa. Pada jaringan ikat terdapat sel leydig yang berfungsi dalam proses
spermatogenesis membentuk testosteron.
Spermatogenesis bermula dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding
tubulus seminiferus. Setiap spermatogenia yang mengandung 23 pasang
kromosom, melakukan pembelahan mitosis membentuk spermatosit primer yang
juga mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer melakukan
pembelahan miosis pertama membentuk 2 (dua) spermatosit sekunder yang
haploid. Tiap spermatosit sekunder membelah secara meosis ( meosis kedua )
menghasilkan 2(dua) spermatid yang haploid. Sperma yang telah masak akan
menuju epididimis. Keempat spermatid berkembang menjadi sperma masak
yang bersifat haploid. Setiap proses spermatogenesis memerlukan waktu 65-75
hari.
Pada orang dewasa normal setiap 1 ml semen ( air mani ) mengadung lebih
kurang 20 juta spermatozoa. Sperma yang matang mempunyai tiga bagian, yaitu
bagian kepala(head), bagian tengah (mid piece ), dan bagian ekor ( tail ).
1.

Bagian kepala ( head )

Bagian kepala mengandung inti sel ( nukleus ) yang haploid dan bagian ujungnya
mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang
berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2.

Bagian tengah ( mid piece )

Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan


energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3.

Bagian ekor ( tail )

Bagian ekor sebagai alat gerak sperma agar dapat sampai ke ovum.
4. AKTIFITAS SEKSUAL PRIA

Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar


melalui saraf pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis membantu
rangsangan aksi seksual yang berasal dari dalam. Akibat dari dorongan seksual
akan mengisi organ seksual dengan mukosa uretra. unsur psikis rangsangan
seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan
kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadinya
aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran sperma pada
saat bermimpi terutama usia remaja. Aksi seksual pada medulla spinalis, fungsi
otak tidak terlalu penting, karena rangsangan genital menyebabkan ejakulasi
yang dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medulla
spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual
yang nyata dan banyak kombinasi dari keduanya.

5. PENGATURAN FUNGSI SEKSUAL PRIA

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon seperti : testosterone,


LH, FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan.
Pelepasan hormon gonadotropin ( GnRH ) oleh hippotalamus merangsang
kelenjar hipofisis anterior untuk meyekresi LH, hormon, perangsang LH dan FSH.
Hipotalamus melepaskan GnRH yang diangkut ke kelenjar hipotalamus anterior
dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah porta. Perangsangan hormon ini
ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan
setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasn GnRH dan sekresi FSH berubah lebih
lambat sebagai respon perubahan jangka panjang GnRH.

a. Ovarium
Panjang 3 5 cm, lebar 2 3 cm, dan tebal 1 cm. berbentuk seperti kacang
kenari.Masing-masing ovarium terletak pada dinding samping rongga pelvis
posterior dalam sebuah ceruk dangkal, yaitu fosa ovarian dan ditahan dalam
posisi tersebut oleh mesenterium pelvis (lipatan peritoneum antara peritoneum
viseral dan peritoneum parietal). Ovarium adalah satu-satunya organ dalam
rongga pelvis yang retroperitoneal (terletak di belakang peritoneum).
Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan). Jaringan ikat ovarium disebut
stroma dan tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam. Medulla ovarium adalah area terdalam. Medulla mengandung pembuluh
darah dan limfatik , serabut saraf, sel otot polos, dan sel-sel jaringan ikat.

Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat. Korteks mengandung folikel
ovarian, yaitu unit fungsionalpada ovarium.
b. Tuba Fallopi ( Oviduk )
Dua tuba uterine / tuba fallopi menerima dan mentransport oosit ke uterus
setelah ovulasi.Setiap tuba uterin, dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm,
ditopang oleh ligament besar uterus. Salah satu ujungnya melekat pada uterus
dan ujung lainnya membuka ke dalam rongga pelvis.Infundibulum adalah ujung
terbuka menyerupai corong (ostium) pada tuba uterin. Bagian ini memiliki
prosesus motil menyerupai jaring (fimbrae) yang merentang di atas permukaan
ovarium untuk membantu menyapu oosit terovulasi ke dalam
tuba.Ampulaadalah bagian tengah segmen tuba.Ismus adalah segmen terdekat
dari uterus.Dinding tuba uterin terdiri dari serabut otot polos, jaringan ikat dan
sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular, tersusun secara
longitudinal.Fertilisasi biasanya terjadi di 1/3 bagian atas tuba fallopi.

c. Uterus
Merupakan organ tunggal muscular dan berongga. Uterus berbentuk seperti
buah pear terbalik dan dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7 cm, lebar
5 cm dan diameter 2,3 cm ( 3 inci X 2 inci X 1 inci). Organ ini terletak di dalam
rongga pelvis di antara rectum dan kandung kemih.Uterus pada dasarnya
ditopang oleh lipatan peritoneal, ligament besar yang melekatkan uterus pada
dinding pelvis.
Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrium); bagian tengah
miometrium (lapisan otot polos) dan bagian terdalam lapisan endometrium.
Endometrium menjalani perubahan siklus selama menstruasi dan membentuk
lokasi omplantasi untuk ovum yang dibuahi. Endometrium tersusun oleh dua
lapisan :

Lapisan superficial (stratum fungsionalis) endometrium berukuran


lebih tebal. Lapisan ini mengandung kelenjar yang merespons hormon steroid
dan biasanya hampir secara keseluruhan runtuh saat menstruasi.

Lapisan basal (stratum basalis) tidak berubah selama siklus


berlangsung.

Fundus uterus adalah bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut tuba
uterin.
Badan uterus adalah bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga
uterus.Serviks adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi. Os eksternal

adalah mulut serviks ke dalam vagina; os internal adalah mulut uterus dalam
rongga uterus. Kanal endoservikal melapisi jalur di antara dua mulut.
Portio vaginalis adalah bagian serviks yang menonjol ke dalam ujung bagian atas
vagina. Resesus sirkular yang terbentuk pada area pertemuan adalah forniks
anterior, posterior dan lateral (forniks singular).

d. Vagina
Adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ ini merupakan jalan
lahir bayi dan aliran menstrual, fungsinya adalah organ kopulasi
perempuan.Vagina panjangnya sekitar 8 10 cm. organ ini menghadap uterus
pada sudut sekitar 45 dari vestibula genitalia eksternal dan terletak antara
kandung kemih dan uretra di sisi anterior dan rectum di sisi posterior.Dinding
vagina tersusun dari atventisia terluar , satu lapisan otot polos dan epithelium
skuamosa bertingkat nonkeratinisasi yang dikenal sebagai lapisan vaginal. Selsel pada lapisan vaginal memiliki reseptor yang terikat pada membran untuk
estrogen.Sebelum pubertas dan setelah menopause , jika konsentrasi estrogen
darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hampir seluruhnya terdiri dari selsel basal.Vagina dilembabkan dan dilumasi oleh cairan yang berasal dari kapilar
pada dinding vaginal dan sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan vaginal
tergantung pada kadar estrogen.

e. Perineum
Pada laki-laki atau perempuan adalah area berbentuk seperti iritan yang
terbentang dari simfisis pubis di sisi anterior sampai ke koksiks di sisi posterior
dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.

Anda mungkin juga menyukai