Anda di halaman 1dari 11

Abstrak

Indonesia merupakan negara terbesar penghasil kelapa sawit. Kelapa sawit dapat
digunakan sebagai minyak masak,minyak industri,maupun bahan bakar. Salah satu produk
olahan minyak sawit adalah gliserida. Gliserol merupakan komponen yang menyusun
berbagai macam lipid, termasuk trigliserida. Gliserol ditemukan untuk memiliki berbagai
macam kegunaan dalam pembuatan berbagai produk dalam negeri, industri, dan farmasi.
Saat ini, nama gliserol mengacu pada senyawa kimia murni dan komersial dikenal sebagai
gliserin. Gliserol (CH2OH.CHOH.CH2OH atau propana-1, 2, 3-triol), dalam bentuk murni,
adalah, bening, tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental manis. Ini benar-benar larut
dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam banyak pelarut umum seperti eter dan dioksan,
dan tidak larut dalam hidrokarbon. Pada suhu rendah, gliserol kadang-kadang membentuk
kristal yang cenderung meleleh pada 17,9 C. Gliserol cair mendidih pada 290 C di bawah
tekanan atmosfer normal. Berat jenis 1.26 dan berat molekul adalah 92,09.
Key words: kelapa sawit,gliserol

BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineneesis jacg) merupakan tumbuhan tropis yang
tergolong dalam family palmae dan berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian,
tumbuhan ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Kelapa sawit
merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun
bahan bakar (biodiesel) dan berbagai jenis turunannya seperti minyak alkohol, margarin,
lilin, sabun, industri kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit, dan industri farmasi.
Sisa pengolahannya dapat dimanfaatkan menjadi kompos dan campuran pakan ternak.
Minyak sawit merupakan sumber karotenoid alami yang paling besar. Kadar karotenoid
dalam minyak sawit yang belum dimurnikan berkisar antara 500-700 ppm dan lebih dari
80% nya adalah dan karoten. Dilihat dari kadar aktivitas provitamin A, kadar
karotenoid minyak sawit mempunyaiaktivitas 10 kali lebih besar dibanding wortel dan
300 kali lebih besar dibanding tomat.
Salah satu hasil olahan dari kelapa sawit adalah gliserol. Gliserol merupakan senyawa
kimia yang banyak digunakan pada industri farmasi dan kosmetik. Pembuatan gliserol
dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya melalui reaksi transesterifikasi,
saponifikasi dan hidrolisis minyak. Seiring dengan berkembangnya industri di Indonesia,
maka kebutuhan gliserol yang merupakan bahan baku serta bahan penunjang industri
kimia mengalami peningkatan. Istilah gliserol digunakan untuk zat kimia yang murni,
sedang gliserin digunakan untuk istilah hasil pemurnian secara komersial (Kirk Othmer,
1966). Pada penganekaragaman industri kimia khususnya, gliserol adalah salah satu
bahan yang penting di dalam industri. Gliserol adalah bahan yang dibutuhkan pada
berbagai industri, misalnya: obat-obatan, bahan makanan, kosmetik, pasta gigi, industri
kimia, larutan anti beku, dan tinta printer. Jika dilihat dari banyaknya kebutuhan gliserol
di Indonesia, maka untuk mencukupi kebutuhan bahan gliserol di Indonesia masih
didatangkan dari luar negeri.
Pengolahan gliserol dari kelapa sawit memang relatif susah karena proses
pemisahanya juga relative susah. Hal ini dikarenakan gliserol merupakan produk
sampingan yang dalam proses pembuatanya tidak murni hanya griserol saja, misalnya
biodoesel. Maka dari itu, makalah ini ditulis untuk mengetahui cara pembuatan gliserol
dari kelapa sawit. Karena dalam prospek pasar nantinya gliserol sangat dibutuhkan untuk
pembuatan berbagai macam produk kimia seperti obat-obatan, bahan makanan, kosmetik,
pasta gigi, industri kimia, larutan anti beku, dan tinta printer
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dilakukannnya pendalaman tentang materi produk hilir kelapa
sawit antara lain :
1. Mengetahui pengertian gliserol.
2. Mengetahui proses pengolahan gliserol.
3. Mengetahui Fungsi dan kegunaan gliserol.
4. Mengetahui prospek pasar dari produk gliserol.

BAB 2. METODE PENULISAN

2.1 Prosedur Pengumpulan Data dan Informasi


Penulisan makalah didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh dari sumber dan
studi literatur. Sumber dan literatur yang digunakan berasal dari internet. Sumber dan studi
literatur tersebut digunakan untuk mengetahui permasalah mengenai kelapa sawit dan
penggunaan gliserol dalam kehidupan sehari-hari. Pengumpulan sumber dan studi literatur
didapatkan dari jurnal, hasil penelitian (skripsi) serta searching di internet pada sumber yang
resmi dan terpercaya.
2.2 Analisis Sistematis
Analisis sistematis pada penulisan makalah ini berisi mengenai prosedur umum yang
dilakukan pada penulisan makalah secara keseluruhan. Penulisan makalah ini dilakukan
dengan tahapan sebagai berukut;
a. Merumuskan permasalahan yang berkaitan dengan potensi kelapa sawit sebagai bahan
baku gliserol, serta mengetahui produk yang dihasilkan dari gliserol.
b. Menelusuri pustaka melalui internet dan sharing kelompok,
c. Mendeskripsikan kajian berdasarkan data dan informasi yang ada,
d. Menarik kesimpulan dari pembahasan terhadap permasalahan yang dirumuskan.

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Gliserol


Gliserin pertama sekali diidentifikasi oleh Scheele pada tahun 1770 yang diperoleh
dengan memanaskan minyak zaitun (olive oil). Pada tahun 1784, Scheel melakukan
penelitian yang sama terhadap beberapa sumber minyak nabati lainnya dan lemak hewan
seperti lard. Scheel menamakan hasil temuannya ini dengan sebutan the sweet principle of
fats. Nama gliserin baru dikenal setelah pada tahun 1811. Nama ini diberikan oleh Chevreul
(orang yang melanjutkan penelitian Scheele ) yang diambil dari bahasa Yunani (Greek) yaitu
dari kata glyceros yang berarti manis. Pada tahun 1836, Pelouze menemukan formula dari
gliserol dan pada tahun 1883 Berthlot dan Luce mempublikasikan formula struktur gliserol.
Tahun 1847, Sobrero menemukan nitoglycerine, suatu senyawa yang tidak stabil
yang mempunyai potensi besar untuk berbagai aplikasi komersial. Tahun 1836, Alfred Nobel
mendemostrasikan kemampuan daya ledak nitroglycerine. Pada tahun 1875, Alfred Nobel
menemukan suatu peledak yang disebut gelatin yaitu campuran dari nitroglycerine dan
nitrocellulose. Penemuan bahan peledak ini membuat permintaan akan gliserin sangat
meningkat terutama pada saat revolusi industri. Pada tahun 1883, Runcon mematenkan
recovery gliserin dari sabun alkali hasil distilasi.
3.2 Pengertian Gliserol
Biodiesel terdiri dari asam lemak alkil ester yang dihasilkan melalui suatu reaksi
transesterifikasi dari minyak tumbuhan dan lemak hewan. Ketika methanol digunakan untuk
reaksi transesterifikasi, maka akan terbentuk asam lemak metalester (fatty acid methyl
esters/FAME). Reaksi transesterifikasi pada proses produksi biodiesel dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Skema reaksi transesterifikasi dari trigliserida


Dalam pembuatan biodiesel, terdapat produk lain yaitu gliserol. Gliserol ialah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus
OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk
ester, yang disebut monogliserida, digliserida dan trigliserida. Struktur kimia dari gliserol
adalah sebagai berikut :

CH2OH
CHOH
CH2OH
Gambar 2. Struktur Kimia gliserol
Dalam istilahnya, gliserin dan gliserol adalah sama tetapi pemakaian kata gliserol
biasa dipakai jika kemurnian rendah (masih terkandung dalam air manis) sedangkan
pemakaian kata gliserin dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Istilah gliserol hanya berlaku
pada senyawa kimia murni 1, 2, 3-propanatriol. Sedangkan, istilah gliserin berlaku untuk
produk yang dimurnikan, biasanya mengandung >95% gliserol. Tetapi secara umum, gliserin
merupakan nama dagang dari gliserol. Gliserol merupakan suatu produk samping (byproduct) cukup besar yang dihasilkan dari proses produksi biodiesel. Gliserol yang dihasilkan
pada setiap proses produksi biodiesel mencapai 10%. Pencucian gliserol pada limbah
biodiesel menggunakan air (rasio 1 : 3, 1 : 4, dan 1 : 5) dan dilanjutkan dengan proses
pemisahan gliserol merupakan suatu proses penting berkaitan dengan kualitas produk yang
dihasilkan (Karaosmanoglu et al., 1996).
Beberapa jenis gliserin tersedia dalam pasaran, berbeda dalam hal kandungan gliserol
serta karakteristik-karakteristik lain seperti: warna, bau, dan jumlah pengotor. Gliserol
merupakan suatu senyawa jernih, kental, dan bersifat higroskopis pada temperatur ruangan di
atas titik didihnya. Gliserol terlarut dalam air dan alkohol; sedikit terlarut dalam dietil eter,
etil asetat, dan dioksan; serta tidak terlarut dalam hidrokarbon (Knothe et al.,2005). Beberapa
sifat fisik gliserol terdapat pada Tabel 1
Tabel 1. Sifat fisik gliserol
Sifat
Nilai
titik Lebur (C)
18,17
titik didih (C), 101,3 kPa
290
spesific gravity (25.25) (C)
1,2620
tegangan Permukaan (20C, Mn/M)
63,4
konduktivitas thermal (W/(Mk))
0,28
H pembentukan (kJ/mol)
667,8
titik nyala (C)
117
titik api (C)
204
Sumber: Knothe et al., 2005
Pengembangan gliserol yang merupakan suatu produk samping industri biodiesel
sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan luasnya aplikasi gliserol pada berbagai industri.
Beberapa aplikasi gliserol dalam industri antara lain: sebagai emulsifier, agen pelembut,
plasticizer, dan stabilizeres krim; sebagai pelembab kulit, pasta gigi, dan obat batuk; sebagai
media pencegahan pada reaksi pembekuan sel darah merah, sperma, kornea, dan jaringan
lainnya; sebagai tinta printingdan bahan aditif pada industri pelapis dan cat; sebagai bahan
antibeku, sumber nutrisi dalam proses fermentasi, dan bahan baku untuk nitrogliserin (Syarif,
2002).

3.3 Proses Pembuatan Gliserol


Gliserol terdapat dalam minyak dan lemak, berkombinasi dengan asam palmitat, asam
stearat, dan asam oleat dalam bentuk gliseril ester dari asam-asam ini (tripalmitin, tri stearin,
tri olein). Gliserol juga berkombinasi dengan gliserida berbagai asam lemak pada minyak
seperti minyak kelapa, minyak sawit, minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, dan minyak
zaitun yang menghasilkan sejumlah besar gliserol daripada yang didapatkan pada lemak
seperti lemak babi. Dalam beberapa jenis lemak dan minyak, gliserol berkombinasi parsial
dengan asam-asam lainnya misalnya dalam mentega dimana 5% dari total lemak adalah
gliserol-tributirat atau tributirin. Gliserol juga terdapat dalam kuning telur dan otak manusia
dalam bentuk asam fosfo-gliserat. Penelitian Pasteur juga telah menemukan keberadaan
gliserol sebagai komponen tetap diantara produk-produk fermentasi. Gliserol juga terjadi
secara alami seperti trigliserida pada seluruh sel hewan dan tumbuhan dalam bentuk lipida
seperti lesitin dan sepalin.
Proses produksi gliserol dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
1. Saponifikasi yaitu Penyabunan minyak / lemak dengan NaOH untuk membentuk sabun
dan larutan alkali sabun. Larutan alkali sabun yang terbentuk mengandung 4 20 %
gliserol dan juga diketahui sebagai sweetwater atau gliserin.

2. Penggunaan enzim lipase yaitu hidrolisis trigliserida dengan lipase.

3. Hidrolisa CPO menggunakan H2O yaitu dengan menghidrolisis CPO dengan H2O
merupakan metode yang umum dipakai untuk menghasilkan gliserol dan asam lemak.

Proses hidrolisa minyak atau lemak ini masih menghasilkan gliserol yang terkandung
dalam air manis. Kandungan gliserol dalam air manis harus diuapkan untuk mendapatkan
gliserol yang murni. Proses pemurnian gliserol dilakukan dengan tahapan tahapan berikut:
1. Pemurnian menggunkan sentrifuge
2. Evaporasi
3. Filtrasi
Sentifuse dilakukan dengan tujuan menghilangkan asam lemak bebas sisa dan
kotoran padat yang masih ada pada air, Pada proses recovery gliserol dari sweet water
dilakukan dengan menggunakan triple effect evaporator. Untuk menguapkan 1 kg air
diperlukan 1,1 kg uap. Tekanan evaporator pertama 1 at, evaporator kedua 3 atm dan
evaporator ketiga 5 atm.
Proses atau diagram alir pembuatan gliserol dapat dilihat pada gambar dibawah
berikut :
.

Crude Gliserin

Pre-Heater

Distilasi

Gliserin +Air

Distilasi
gliserin
Carbon aktif

Bleaching

Filtrasi

Gliserin

Gambar 3. Diagram alir pembuatan gliserin

Air

karbon aktif sebagai adsorben untuk memurnikan minyak jelantah menjadi biodiesel.
Maka dalam hal ini peneliti menggunakan karbon aktif untuk memurnikan gliserin karena
karbon aktif adalah adsorben alternatif untuk menyerap zat organik yang menyebab warna
kuning kemerahan pada crude glycerine yaitu minyak, posphoric acid, air.

2.4 Fungsi dan Kegunaan Gliserol


1. Pada produk makanan
a. Pelarut untuk pemberian rasa (seperti vanilla) dan pewarnaan makanan
b. Agen pengental dalam sirup
c. Pengisi dalam produk makanan rendah lemak (biskuit)
d. Pencegah kristalisasi gula pada permen dan es
e. Medium transfer panas pada kontak langsung dengan makanan saat pendinginan cepat
f. Pelumas pada mesin yang digunakan untuk pengolahan dan pengemasan makanan.
Pada tahun-tahun terakhir, poligliserol dan poligliserol ester meningkat,
Penggunaannya dalam makanan, khususnya mentega dan lemak.
2. Pada obat-obatan dan kosmetik
a. Pada obat-obatan dan kedokteran gliserin bahan tambahan dalam larutan alkohol dan
obat penyakit
b. Gliserit pada kanji digunakan dalam selai dan obat salep
c. Obat batuk dan obat bius, seperti larutan gliserin-fenol
d. Pengobatan telinga dan media pembiakan bakteri
e. Turunannya digunakan sebagai obat penenang
f. Krim dan lotion untuk menjaga kehalusan dan kelembutan kulit
g. Bahan dasar pembentukan pasta gigi, sehingga diperoleh kehalusan, viskositas dan
kilauan yang diinginkan.
3. Tembakau
a. Pada pengolahan tembakau, gliserin adalah bagian penting dari larutan yang
disemprotkan pada tembakau sebelum daunnya dihaluskan dan dikemas.
b. Dengan pewarna, digunakan 3 % berat tembakau untuk mencegah daun menjadi
rapuh dan hancur selama pengolahan
c. Pengolahan tembakau kunyah untuk menambah rasa manis dan mencegah
pengeringan
d. Bahan pelunak pada kertas rokok.
4. Bahan pembungkus dan pengembang
a. Pembungkus daging, jenis khusus kertas, seperti glassine dan greasproof memerlukan
bahan pelunak untuk memberi kelenturan dan kekerasan
5. Pelumas
a. Gliserin dapat digunakan sebagai pelumas jika minyak tidak ada. Ini disarankan untuk
kompresor oksigen karena lebih tahan terhadap oksidasi daripada minyak mineral.
b. Pelumas pompa dan bantalan fluida seperti bensin dan benzen
c. Pada industri makanan, farmasi dan kosmetik, gliserin digunakan sebagai pengganti
minyak

d. Textile oils dalam operasi penenunan dan perajutan pada industri tekstil.
6. Lain-lain
a. Campuran semen, sabun, detergen, aspal, keramik, pengolahan kayu dan kulit,
emulsifier, jangka, komponen patri.
3.5 Sasaran Pasar
Penggunaan gliserol sangat ber macam-macam, mulai dari untuk pangan, kosmetik,
pengolahan tembakau, semen, pelumas, dan banyak lainnya. Kegunaan ini akan memberikan
prosepek pasar yang sangat baik dari segi sektor industri besar hingga industri farmasi.

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari artikel yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa:
1. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom
karbon mempunyai gugus OH.
2. Proses produksi gliserol dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
sapoonifikasi, penggunaan enzim lipase, dan Hidrolisa CPO menggunakan H2O.
3. Beberapa aplikasi gliserol dalam industri antara lain: sebagai emulsifier, agen
pelembut, plasticizer, dan stabilizeres krim; sebagai pelembab kulit, pasta gigi, dan
obat batuk; sebagai media pencegahan pada reaksi pembekuan sel darah merah,
sperma, kornea, dan jaringan lainnya.
4. Penggunaan gliserol sangat ber macam-macam, mulai dari untuk pangan, kosmetik,
pengolahan tembakau, semen, pelumas, dan banyak lainnya. Kegunaan ini akan
memberikan prosepek pasar yang sangat baik dari segi sektor industri besar hingga
industri farmasi.

Anda mungkin juga menyukai