Terkait usia, usia lanjut dan wanita menopause, hormon estrogen telah berkurang
sehingga otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah, sehingga menjadi salah satu
penyebab prolaps uteri.
Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Gejala diperberat saat berdiri atau berjalan dalam waktu lama dan pulih saat
berbaring. Pasien merasa lebih nyaman saat pagi hari, dan gejala memberat saat
siang hari. Gejala-gejala tersebut antara lain:
Konstipasi
Kesulitan berjalan
Kesulitan berkemih
Nausea
Discharge purulen
Perdarahan
Ulserasi
Leukorea karena kongesti pembuluh darah didaerah serviks, dan karena infeksi
serta luka pada portio uteri.
Sedangkan keluhan yang sering terjadi pada pasien prolapsus uteri yang telah
dipasangkan pessarium diantaranya adalah keputihan, pengeluaran pessarium
spontan, perlukaan atau lecet pada dinding vagina.
N
o
Suami
Anak
ke
Persalinan
Pnylt
Pnlg
Jenis
Tmpt
Bayi/Anak
Pnylt
Hidup
Mati
Nifas
Pnylt
ASI
Prolaps uteri paling sering terjadi pada multipara (sekitar >50%) dan wanita
menopause. Prolaps terkadang terjadi pada wanita nullipara atau wanita muda
(sekitar 2% untuk prolaps simtomatik) dan jarang terjadi pada neonatus (Mailhot T.
(2006), http://www.emedicine.com).
Partus yang berulang dan terjadi terlampau sering (Multipara), partus dengan
penyulit, Tarikan pada janin sedang pembukaan belum lengkap, perasat creede yang
berlebihan untuk mengeluarkan placenta bisa meningkatkan resiko prolapsus uteri.
4. Riwayat Kesehatan Ibu
Penyakit- penyakit yang meningkatkan tekanan abdominal seperti tumor, batuk
kronis, obstipasi dan adanya kelainan bawaan pada organ reproduksi.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Eliminasi
BAB/ BAK
Pada pasien dengan prolapsus uteri dapat dikaji bagaimana kegiatan pasien
tersebut selama menderita penyakit ini, mengganggu pola aktivitas, cara
berjalan atau tidak.
Juga pada pasien dengan prolapsus uteri yang telah dipasangkan pessarium,
dikaji kembali bagaimana pola aktivitas setelah dipasang pessarium,
mengganggu aktivitas ataukah tidak mengganggu.
6. Riwayat Psikososial
Respon ibu dan keluarga terhadap keadaan yang ibu alami, dukungan keluarga.
Pengambilan keputusan dalam keluarga. Tingkat kecemasan dan kekawatiran ibu dan
Ket
keluarga
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
Bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran.
2.
Pemeriksaan fisik
Abdomen
: Tidak ada kekakuan dan nyeri tekan saat palpasi, TFU biasanya lebih
rendah atau bahkan tidak teraba.
Genetalia:
Inspeksi : tampak benjolan di introitus vagina atau serviks sudah keluar vagina
seluruhnya.
Vaginal toucher: teraba massa, tidak sakit dan bisa didorong masuk kedalam
didalam vagina.
Anus
: terdapat haemorroid
Pemeriksaan Penunjang
USG pelvis dapat berguna untuk memastikan prolaps ketika anamnesis dan
pemeriksaan fisik meragukan. USG juga dapat mengeksklusi hidronefrosis. MRI
dapat digunakan untuk menentukan derajat prolaps namun tidak rutin dilakukan
(Mailhot T. (2006), http://www.emedicine.com).
R/ mempersiapkan klien, melakukan tindakan, dan menjadi asisten dr. SpOG dalam
memasang pessarium.
4) Berikan HE tentang vulva hygene, anjurkan ibu untuk tidak mengangkat beban berat
dan mengejan. Anjurkan pada ibu untuk sering istirahat dan makan makanan bergizi.
R/ dengan kebersihan daerah genitalia tidak memungkinkan berkembang biaknya
kuman penyebab infeksi. Ibu yang tidak bekerja berat, menghindari mengejan, dan
istirahat teratur akan dapat mempertahankan kondisi ibu (prolaps uteri tidak semakin
parah). Makan makanan bergizi dapat meningkatkan daya tahan tubuh ibu.
5) Minta ibu untuk kontrol ulang dengan menyebutkan tanggal (kontrol pemasangan
pessarium dilakukan 2-3 bulan sekali)
R/ diharapkan ibu akan datang untuk kontrol/kunjungan ulang tepat waktu. Periksa
ulang baik dilakukan 2-3 bulan sekali, pessarium yang dipasangkan pada vagina tanpa
pengawasan yang teratur dapat timbul komplikasi ulserasi, terpendamnya sebagian
pesssarium dalam dinding vagina, bahkan bisa terjadi fistula vesikovaginalis atau
terjadi fistrula rektovaginalis.
2.2.6 Implementasi
Melakukan kolaborasi dengan dokter
2.2.7 Evaluasi
Tidak teraba uterus yang turun di introitus vagina.