Anda di halaman 1dari 23

MAKA

IDENTITAS NASIONAL
LAH

Moh. Hosni Mubarak D311 14 011


Ifan Hidayat Rusdi
D311 14 013
Muh. Girang Perkasa D311 14 015
Muh. Faisal M
D311 14 018
Ammar Yusnan
D311 14 021
TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang IDENTITAS NASIONAL ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai sumber
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua sumber yang telah memberikan informasi dalam penyusunan
makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari pengaruh
globalisasi terhadap identitas nasional, dan juga bagaimana cara menyikapi hal-hal
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai nilai-nilai yang terkandung pada
identitas nasional. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa ,3 Oktober 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter
dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana
di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan
dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu
bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai
persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak
atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu
wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan
tujuan dapat memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di
terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.2 Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud identitas nasional?


faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional?
Apa hubungan pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional ?
Apa yang dimaksud pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional?
Bagaimana karakteristik indentitas nasional Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetaui apa yang dimaksud dengan identitas nasional


2. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
3. Mengetahui maksud dari pancasila sebagai kepribadian dan identitas
nasional
4. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional
5. Dengan adanya makalah ini diharapkan warga Indonesia mampu membuka
pola fikir dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai
identitas nasional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional


Identitas memiliki arti yakni ciri, tanda yang melekat pada sesuatu hal yang mana
hal tersebut mampu dibedakan dengan suatu hal yang lain. Dalam konteks
Antropologi, identitas diartikan sebagai sifat khas yang menerangkan dan sesuai
dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri atau negara
sendiri. Sedangkan kata nasional dalam kamus besar Bahasa Indonesia, merupakan
identitas yang melekat pada kelompok kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik
seperti keinginan, citacita dan tujuan.
Dalam konsep berbangsa dan bernegara Indonesia, identitas nasional berarti hasil
dari perjalanan sejarah suatu budaya, kebiasaan , serta beragam nilai-nilai yang dianut
oleh bangsa Indonesia dari masa lampau yang seiring berjalannya waktu terhimpun
menjadi kesatuan yang disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.
Identitas nasional bukan berarti hanya dalam konteks berbudayanya saja namun
juga wujud fisik dari bangsa tersebut, misalnya identitas fisik bangsa Indonesia
seperti ukuran tubuh, warna kulit, bentuk wajah, dsb. Identitas nasional bukan
merupakan sesuatu yang statis, dimana dalam pembentukannya identitas merupakan
hasil dari penghimpunan seluruh nilai-nilai dan budaya yang dianut bangsa ini dari
masa ke masa. Berarti identitas nasional bisa menjadi sesuatu yang dinamis sesuai
dengan perkembangan jaman. Karena identitas nasional dapat berubah seiring waktu.
Dengan dinamisnya suatu identitas nasional maka dapat dilihat sekarang bangsa
Indonesia mengalami krisis identitas nasional. Dimana rasa nasionalisme mulai
memudar, bahkan ada kecenderungan tidak lagi mempercayai dasar dasar yang
membentuk bangsa ini. Nasionalisme merupakan suatu situasi kejiwaan dimana
kesetiaan seseorang secara total diabdikan kepada negara dan bangsa atas nama
sebuah bangsa. Untuk menjaga suatu identits nasional, rasa nasionalisme harus selalu
ditegakkan karena nasionalisme yang kuat akan membentuk negara yang kuat
menghadapi gejolak yang terjadi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Memiliki

rasa nasionalisme yang tinggi bukan berarti menjadi suatu bangsa yang menutup diri
akan tetapi menjadi negara yang mampu memilih kebudayaan yang masuk di
Indonesia nantinya akan berdampak buruk bagi Indonesia atau tidak. Serta mampu
mempertahankan kebudayaan kebudayaan yang mungkin akan direnggut oleh bangsa
lain seperti yang terjadi dewasa ini.

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang
terikat dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka
sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban
serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa
tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional
sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai
kepribadian suatu bangsa.
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari
pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia
lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya
senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang
membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada
umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah
keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang
mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap,
sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut
berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin

pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia

lain

(Ismaun, 1981: 6).


Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya
adalah bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah
sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang
kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai
suatu kesatuan nasional. Para tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang
hakikat kepribadian bangsa tersebut adalah dari beberapa disiplin ilmu, antara lain
antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Margareth
Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.
B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :
1.

Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.

2.

Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang

dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).


Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan
bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa beserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal
abad XX.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The


Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting,
yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Faktor
pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi
bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah
serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan
kekhasan

masing-masing.

Kesatuan

tersebut

tidak

menghilangkan

keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal Ika. Faktor
kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang
bersifat dinamis. Pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan
oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa
dan negaranya. Dalam hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan
bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur
bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa
Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula
menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan. Faktor keempat, meliputi
penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif
rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain
sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat
Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk

memori

kolektif

rakyat.

Semangat

perjuangan,

pengorbanan,

menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan


kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya
seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan
dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.

A. SEJARAH IDENTITAS NASIONAL


Sejarah pembentukan identitas nasional tidak dapat dilepaskan
dengan perkembangan nasionalisme yang berkembang di Barat yang kemudian
mengalir sebagai sebuah semangat baru bagi bangsa-bangsa terjajah di Asia dan
Afrika. Kontribusi kaum terpelajar Indonesia yang sempat
mengenyam pendidikan di Barat telah menambah energi bagi pergerakan nasional
Indonesia yang berujung pada terbentuknya kesadaran bersama sebagai bangsa
Indonesia.
Sadar atas penderitaandan penindasan memunculkan bentuk-bentuk perlawanan
bangsa yang mulanya bersifat lokal kemudian bersifat nasional. Perjuangan
tersebut dibagi menjadi 2 masa yaitu :
a. Perjuangan sebelum 1908
Perjuangan di masa ini masih bersifat kedaerahan, lokal dan dilakukan oleh
sejumlah kerajaan dengan maksud menghalau penjajah dari wilayahnya.
b. Perjuangan setelah1908
Perjuangan pada zaman

ini

mulai

muncul

kesadaran

untuk

membebaskan bangsa dari penjajah dan mendirikan negara merdeka. Faktorfaktor yang menimbulkan kesadaran nasional yakni faktor dari dalam
(keadaan tertindas, terbelakang, dan penderitaan) dan faktor luar (kemenangan

Jepang atas Rusia dan gerakan merdeka di Negara tetangga) Bangkitnya


kesadaran bangsa Indonesia ditandai dengan tumbuhnya berbagai organisasi
pergerakan antara lain : Budi Utomo, Sarikat Islam, Perhimpunan Indonesia,
Partai Nasional Indonesia.
B. UNSUR UNSUR IDENTITAS NASIONAL
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas,
yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa :
a. Suku Bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada
sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jeniskelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan
tidak kurang 300 dialek bahasa.
b. Agama : bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agamaagama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.
c. Kebudayaan : adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
d. Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsurunsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi
antar manusia.

C. CARA MEMPERTAHANKAN JATI DIRI BANGSA


Berikut ini adalah cara-cara mempertahankan identitas nasional :
a. Mempelajari budaya asli Indonesia
Karena banyaknya budaya yang dimiliki bangsa Indonesia maka sebagai
masyarakat kita perlu untuk mempertahankannya dengan cara mengadakan
pameran

kebudayaan,

event-event

berskala

internasional

untuk memperkenalkan budaya Indonesia sehingga budaya kita tidak diakui


sebagai budaya negara lain.
b. Mencintai produk dalam negeri
Cara terbaik untuk mencintai produk dalam negeri adalah dengan mengurangi
impor dengan cara melakukan swasembada di segala bidang. Dengan
demikian akan merangsang para produsen local untuk meningkatkan
produktivitas mereka untuk memenuhi kebutuhan dalamnegeri.
c. Memupuk kesadaran untuk mengejar ketertinggalan karena Indonesia
merupakan negara berkembang maka masih banyak hal-hal yang perlu
dikembangkan untuk mengikuti pekembangan zaman dan sebagai usaha untuk
menjadi negara maju.

D. HAL HAL YANG MELUNTURKAN JATI DIRI BANGSA


Hal-hal yang melunturkan identitas nasional
a. Globalisasi
Semakin mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia maka akan
mengikis budaya dalam negeri. Maka untuk mencegahnya kita harus
memfilter budaya yang masuk dan yang sesuai dengan budaya lokal.

E. PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN DAN IDENTITAS NASIONAL

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,


memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme
modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup
berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri
bangsa, yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia ,
yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu
Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup
yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai esensial yang terkandung
dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta
Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan
nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa,
antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional
pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan
identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai
pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu
kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia
yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur
identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah
terbentuknya bangsa Indonesia.
F.

Sejarah Paham Kelahiran Nasionalisme Indonesia yg Berwawasan


Parokhial:

1.

1908 Budi Oetomo Berbasis Sub Kultur Jawa

2.

1911 Sarikat Dagang Islam Kaum Entrepeneur Islam Bersifat Ekstrovert Dan

Politis

3.

1912. Muhammadiya Dari Subkultur Islam Modernis Bersifat Introvert Dan

Sosial
4.

1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, Yg Memncerminkan Elemin

Politis
Na-Sionalisme Non rasial dg selogan TEMPAT YANG MEMBERI NAFKAH YANG
MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI TANAH AIRNYA
5.

1913.

Indische

Social

Democratiche

Vereniging

Mengejawantahkan

Nasionalisme Politik Radikal Dan Berorientasi Marxist.


6.

1915. Trikoro Dharmo Sebagai Emberio Yong Java

7.

1918 Yong Java

8.

1925. Manifisto Politik

9.

1926. Nahdatoel Oelama (Nu)Dari Sub Kultur Santri Dan Ulama Serta

Pergerakan Lain Seperti Sub Ethnis Jong Ambon, Jong Sumatwera, Jong Selebes
Yang Melahiorkan Pergerakan Nasionalisme Yg Berjati Diri Indonmesianess
10. 1928 . Soempah Pemoeda 28 Okt 1928
11. 1931. Indonesia Muda
G. KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL
Bangsa memiliki 2 konsep, yaitu Cultural unity (identitas suku bangsa) dan
political unity (identitas kebangsaan)
a. Cultural Unity
Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan
atau bangsa dalam arti sosiologis antropoligis. Cultural unity disatukan
olehadanya kesamaan ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan dan
daerah

asal.

Unsur-unsur

ini

menjadi

identitas

kelompok

bangsa

yang bersangkutan sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain. Identitas


yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang lebih bersifat ascribtife (sudah
ada sejak lahir), bersifat alamiah/bawaan, primer dan etnik. Identitas
kesukubangsaan dapat diketahui dari sisi budaya orang yang bersangkutan.

Setiap anggota cultur unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada


identitasnya. Misalnya, setia pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal
dan bahasanya. Identitas ini sering disebut sebagai identitas kelompok atau
identitas primordial. Dalam hal ini loyalitas pada primodialnya memiliki
ikatan emosional yang kuat serta melahirkan solidaritas erat.
b. Political Unity
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,
yaitu bangsa-negara. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa
tersebut untuk bernegara namun dewasa ini negara yang relatif homogen yang
hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi. Negara baru perlu
menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya yang disebut juga
sebagai identitas nasional. Identitas kebangsaan merupakan kesepakatan dari
banyak bangsa didalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder,
etis dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa nasional,
lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional dan ideologi nasional.

a. Unsur Identitas Pancasila dengan Rohnya Bhineka Tunggal Ika

Nilai-Nilai Yg Hidup Dalam Berbagai Masyarakat


Menyangkut Sopan Santun
Tata pergaulan Termasuk Bidang Agama Serta
Moral
Adat Istiadat
Budaya
b. Pelaksanaan Unsur Identitas Nasional

Menjelang tahun 1997 indonesia terjadi krisis nilai, moral disusul krisis ekonomi dan
politik sehingga indonesia kehilangan orientasi nilai. Dari sisni timbul suatu
pergerakan semacam social terorisme. Lalu 1998 puncak krisis sehingga timbul
penjarahan massal.

Hakikat identitas nasional indonesia adalah pancasila yg diaktualisasikan dalam


bergagai kehidupan dan berbangsa. AKTUALISASI ini untuk menegakkan pancasila
dan uud 45 sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan uud 45 terutama alinea ke 4.
H. Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia
1. Tantangan Globalisasi
Bersifat sentrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal
a.

Eksternal
Berkembangnya

proses

globalisasi

yang

melahirkan

neolibralisme dan kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan


melalui konfrensi internasional : WTO APEC. AFTA dan bentuk
kesepakatan yang lain yang berhubungan dengan perekonomian, sosial
dan politik yg dapat menindas masyarakat lemah baik dari segi
ekonomi, sosial, politik.
b.

Internal
Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh
infra struktur mental yang kondusif. Ernest Renan dalam bukunya
quest ceqyune nation menyatakan bahwa hakikat nasionalisme itu le
desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup bersama) bertumpu pada
kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual une ame,un prinsipe
spirituel yang berakar pada kepahlawanan masa lalu yang tumbuh
karena ada kesamaan penderitaan dan kemuliaan dimasa lalu.

2.

Hilangnya Identitas Nasional Yang Tidak Pernah Ada

Dua orang penguasa Indonesia yang paling kuat, Sukarno (1945-1966) dan
Suharto (1966-1998) berupaya keras merumuskan identitas Indonesia dari segi
kebudayaan. Keduanya secara sederhana memformula hal itu dalam Pancasila.
Penguasa-penguasa Indonesia berikutnya, Habibie (1998-2000), Abdurrahman
Wahid (2000-2001), Megawati (2001-kini) tidak sempat memformula identitas
bangsa karena periiode kekuasaannya yang singkat, lagipula mereka didera oleh

masalah krisis kekuasaan. Sebagai penguasa seumur jagung sungguh tak banyak
yang mereka dapat lakukan. Jika bangsa Irak sekarang dapat mengidentifikasi
dirinya pada peradaban Babylonia, tidaklah demikian halnya dengan kita karena
subjek identifikasi itu yang tidak pernah ada. Mr. Muhammad Yamin tergila-gila
pada Majapahit, Sukarno menfavoritkan Sriwijaya dan Majapahit, Suharto
terobsesi pada Mataram pasca Giyanti 1755. Namun sesungguhnya kerajaankerajaan yang mereka jadikan acuan itu, apalagi Mataram, tidak pernah
mengendalikan Nusantara.
Di zaman Menpora Abdul Gafur siswa-siswa sekolah disuruh menangis
tersedu sedan seraya membaca teks Sumpah Pemuda, tetapi di Kongres Pemuda
II sumpah itu disusun dalam suasana biasa-biasa saja, dan tidaklah pula dapat
dikatakan itu adalah saat kelahiran jabang bayi Indonesia. Penyatuan teritori
Hindia Belanda sendiri baru tercapai setelah korte verklarieng van Hentz tahun
1904. Proses penyatuan teritori lewat kekerasan. Tentu saja Indonesia sebagai
suatu entitas kebudayaan di luar jangkauan korte verklarieng van Hentz.
Mencari puncak Ki Hajar
Identitas Nasional sulit dikenali, apakah pada gedung-gedung di Jakarta,
ataukah pada cara berpakaian kaum elit, atau pada lagu-lagu pop Indonesia.
Mungkin pada koreografi Inul kita dapatkan asli pesisir, tapi itu Jawa, bukan pula
Indonesia. Formula ini verbalistik belaka, tak dapat lagi diperjelas, apalagi
dirinci. Tingallah formula ini sebagai mantra yang dituliskan di pelbagai makalah
kebudayaan, dan dibaca-baca dalam setiap pidato kebudayaan. Syahdan,
budayawan pun terstratifikasi menjadi budayawan Nasional dan budayawan
daerah. Budayawan daerah terpromosi sebagai budayawan Nasional bila secara
phisik pindah ke Jakarta atau banyak menulis, atau diwawancara, oleh media
Jakarta. Biasa pusat-daerah mestinya tak layak mengemuka lagi dalam era
reformasi. Jauh mendaki namun puncak Ki Hajar tak kunjung bersua. Karena
tidaklah begitu mudah mengidentifikasi gunung kebudayaan daerah, mana
yang puncak, mana yang tebing, dan mana pula kakinya bukan sesuatu yang

sederhana untuk ditentukan, lagi pula apa keperluannya. ornamen politik (dan
kebudayaan) Manipol-Usdek, tinggallah yang tersisa sampai sekarang sebuah
nama gang di Kampung Duri, Jakarta-Barat, yaitu Gg. Usdek.
I. SEJARAH IDENTITAS NASIONAL
Sejarah pembentukan identitas nasional tidak dapat dilepaskan
dengan perkembangan nasionalisme yang berkembang di Barat yang kemudian
mengalir sebagai sebuah semangat baru bagi bangsa-bangsa terjajah di Asia dan
Afrika. Kontribusi kaum terpelajar Indonesia yang sempat
mengenyam pendidikan di Barat telah menambah energi bagi pergerakan
nasional Indonesia yang berujung pada terbentuknya kesadaran bersama sebagai
bangsa Indonesia.
Sadar atas penderitaandan penindasan memunculkan bentuk-bentuk perlawanan
bangsa yang mulanya bersifat lokal kemudian bersifat nasional. Perjuangan
tersebut dibagi menjadi 2 masa yaitu :
c. Perjuangan sebelum 1908
Perjuangan di masa ini masih bersifat kedaerahan, lokal dan dilakukan oleh
sejumlah kerajaan dengan maksud menghalau penjajah dari wilayahnya.
d. Perjuangan setelah1908
Perjuangan pada zaman

ini

mulai

muncul

kesadaran

untuk

membebaskan bangsa dari penjajah dan mendirikan negara merdeka. Faktorfaktor yang menimbulkan kesadaran nasional yakni faktor dari dalam
(keadaan tertindas, terbelakang, dan penderitaan) dan faktor luar (kemenangan
Jepang atas Rusia dan gerakan merdeka di Negara tetangga) Bangkitnya
kesadaran bangsa Indonesia ditandai dengan tumbuhnya berbagai organisasi
pergerakan antara lain : Budi Utomo, Sarikat Islam, Perhimpunan Indonesia,
Partai Nasional Indonesia.
J. UNSUR UNSUR IDENTITAS NASIONAL

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.


Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas,
yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa :
e. Suku Bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada
sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jeniskelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan
tidak kurang 300 dialek bahasa.
f. Agama : bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agamaagama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.
g. Kebudayaan : adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
h. Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsurunsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi
antar manusia.
K. CARA MEMPERTAHANKAN JATI DIRI BANGSA
Berikut ini adalah cara-cara mempertahankan identitas nasional :
a. Mempelajari budaya asli Indonesia
Karena banyaknya budaya yang dimiliki bangsa Indonesia maka sebagai
masyarakat kita perlu untuk mempertahankannya dengan cara mengadakan

pameran

kebudayaan,

event-event

berskala

internasional

untuk memperkenalkan budaya Indonesia sehingga budaya kita tidak diakui


sebagai budaya negara lain.
b. Mencintai produk dalam negeri
Cara terbaik untuk mencintai produk dalam negeri adalah dengan mengurangi
impor dengan cara melakukan swasembada di segala bidang. Dengan
demikian akan merangsang para produsen local untuk meningkatkan
produktivitas mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
c. Memupuk kesadaran untuk mengejar ketertinggalan karena Indonesia
merupakan negara berkembang maka masih banyak hal-hal yang perlu
dikembangkan untuk mengikuti pekembangan zaman dan sebagai usaha
untuk menjadi negara maju.
L. HAL HAL YANG MELUNTURKAN JATI DIRI BANGSA
Hal-hal yang melunturkan identitas nasional
b. Globalisasi

Semakin mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia maka akan


mengikis budaya dalam negeri. Maka untuk mencegahnya kita harus
memfilter budaya yang masuk dan yang sesuai dengan budaya lokal.
c. Perkembangan Teknologi

Semakin canggihnya teknologi yang berkembang dewasa ini. Maka jika


perkembangan teknologi tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan
mengikisidentitas nasional yang dimiliki bangsa Indonesia.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah
sistem hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada empat, yaitu faktor
primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Keempat faktor tersebut
pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa
Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Adapun cara mempertahankan jati diri bangsa yaitu dengan mencintai budaya
asli Indonesia, menggunakan produk dalam negeri dan menanamkan dalam diri untuk
membawa Indonesia lebih maju. Adapun hal yang dapat melunturkan identitas
nasional ialah globalisasi dan perkembangan teknologi yang belum mampu disikapi
dengan bijak.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta :


Paradigma, Edisi pertama.

Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006; Membangun Karakter dan


Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU University Press,
Jakarta.

Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar


Terbatas Pengembangan Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY,
Yogyakarta.

Ismaun, 1981, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia, Carya


Remadja, Bandung.

NN, 2009; Kompetensi Demokrasi yang Beradab melalui Pendidikan


Kewarganegaraan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

IDENTITAS NASIONAL
Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh :
A. Moh. Hosni Mubarak

D311 14

011
Ifan Hidayat Rusdi
013

D311 14

Muh. Girang Perkasa

D311 14

015
Muh. Faisal M

D311 14 018

Ammar Yusnan

D311 14

021

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

Anda mungkin juga menyukai