Anda di halaman 1dari 5

Soal : Apakah Tujuan Diciptakannya Manusia ?

[i]

Beliau Rohimahullah manjawab :

Setelah Beliau rahimahullah membaca basmalah dan membuka jawaban Beliau


dengan pujian kepada Allah Subhanahu wa Taala dan bershalawat kepada Nabi
Muhammad Shollallahu alaihi wa Sallam, Beliau mengatakan sebelum saya
menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu saya akan memberitahukan sebuah
kaidah yang sifatnya menyeluruh terhadap semua apa yang Allah Azza wa Jalla
ciptakan demikian juga apa yang Allah Azza wa Jalla syatiatkan dan kaidah ini
adalah sebuah kaidah yang diambil dari firman Allah Subhanahu wa Taala :

Dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [ At Tahrim
[66] : 2 ]

Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Taala :

Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [ Al Ahzab


[33] : 1 ]

Demikian juga pada ayat-ayat yang lain yang demikian banyak yang
menunjukkan penetepan adanya shifat hikmah/bijaksana bagi Allah Subhanahu
wa Taala terhadap apa yang Allah Subhanahu wa Taala ciptakan dan syariatkan.
Maka tidaklah satupun dari ciptaan Allah Azza wa Jalla kecuali padanya ada
hikmah dari penciptaan tersebut sama saja penciptaan ini dengan mengadakan
sesuatu mahluk ataupun meniadakannya. Demikian juga setiap yang Allah

1 | Page

Subhanahu wa Taala syariatkan kecuali padanya ada hikmah sama saja hal
tersebut berkaitan dengan adanya sebuah perintah yang hukumnya wajib,
pengharaman tentang sesuatu ataupun bolehnya sesuatu tersebut dikerjakan
(perkara yang mubah, pent.)

Akan tetapi perlu diketahui pula bahwasanya hikmah/tujuan dari penciptaan ini
ada yang bersifat kauniyah dan syariyah[ii]. Hal ini dapat saja kita ketahui
(dengan pengetahuan kita, pent.) ataupun diluar pengetahuan kita, dapat juga
hikmah tersebut diketahui oleh sebagian orang sedangkan sebagian yang lain tidak
mengetahuinya hal ini tergantung dari pengetahuan/ilmu yang Allah I berikan
kepadanya.

Maka jika hal ini telah kita sepakati, maka saya katakan : Sesungguhnya Allah
Subhanahu wa Taala menciptakan jin dan manusia untuk tujuan yang agung dan
terpuji yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Taala. Sebagaimana
yang Allah Azza wa Jalla firmankan :

Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan Manusia melaikan untuk beribadah
kepadaku. [Adz Dzariyat [51] : 56].

Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Taala :

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu


secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami? [Al Muminuun [23] : 115 ]

2 | Page

Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Taala :


Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa


pertanggung jawaban)[iii]? [Al Qiyamah [75] : 36].

Dan begitu seterusnya sebagimana Allah Subhanahu wa Taala sebutkan dalam


ayat-ayat yang lain dalam Al Quranul Karim yang menunjukkan bahwasanya
hikmah dari Allah ciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepadaNya.

Sedangkan pengertian ibadah adalah ketundukan kepada Allah Subhanahu wa


Taala dengan penuh rasa cinta, pengagungan dengan melaksanakan perintahnya
dan menjauhi larangannya dengan cara sebagaimana yang Allah Azza wa Jalla
ajarkan dalam syariat yang dibawa oleh utusanNya. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman :


Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh
dari syirik). [Al Bayyinah [98] :5 ]

Maka inilah hikmah/tujuan diciptakannya jin dan manusia. Maka barangsiapa


yang durhaka terhadap Robbnya dan enggan dari beribadah kepada Robbnya
maka sesungguhnya dia telah melanggar/keluar dari tujuan penciptaannya yang
Allah Azza wa Jalla menciptakan mereka untuk tujuan beribadah kepadaNya.
Dan jadilah apa yang dia lakukan berupa ia bersaksi bahwa Allah Subhanahu wa
Taala yang menciptakannya menjadi sebuah perbuatan yang sia-sia. Dan hal
tersebut telah jelas baginya akan tetapi dia mengingkari dan enggan dari taat
kepada Allah Azza wa Jalla .

3 | Page

Selesai diterjemahkan dan diberikan tambahan footnote pada Sabtu, 04 April


2009.

Abu Halim Budi bin Usman As Sigambali

[Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala mengampuni dosa-dosanya, orang tuanya


] dan seluruh kaum muslimin
[i] Dari kitab Fiqhul Ibadah li Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholeh Al
Utsaimin Rohimahullah hal. 11-12.

[ii] Sehingga dapat saja ada dianatara ciptaanNya yang melanggar dari tujuan
penciptaan ini akan tetapi hal tersebut tidaklah mengurangi sedikitpun dari
kekuasaan Allah Subhanahu wa Taala, sebagaimana dalam hadits yang telah
sering disampaikan :

- -






















.


. Dari Abu Dzar Al-Ghifari rodhiallohu anhu dari Nabi sholallahu alaihi wa
sallam bersabda meriwayatkan firman Alloh azza wa jalla, bahwa Dia berfirman,
Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diriKu dan Aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling
menzalimi. Wahai hamba-hambaKu, kalian semua tersesat, kecuali orang yang
4 | Page

Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah itu kepada-Ku, niscaya kuberikan
hidayah itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian lapar,
kecuali orang-orang yang aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku,
niscaya Aku berikan makanan itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu,
sesungguhnya kalian adalah orang-orang tidak berpakaian, kecuali orang-orang
yang telah Kuberi pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku
berikan pakaian itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian
senantiasa berbuat dosa di malam dan siang hari sedangkan Aku akan
mengampuni semua dosa, maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni
kalian semua. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian tidak dapat
mendatangkan kemanfaatan bagi-Ku sehingga tidak sedikit pun kalian bermanfaat
bagi-Ku. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian semua tidak akan dapat
mendatangkan bahaya bagi-Ku sehingga tidak sedikit pun kalian dapat
membahayakan-Ku. Wahai hamba-hambaKu, andaikan kalian semua dari yang
awal sampai yang terakhir, baik dari bangsa manusia maupun jin, semuanya
bertakwa dengan ketakwaan orang yang paling takwa di antara kalian, hal itu
tidak menambah sedikit pun dalam Kerajaan-Ku. Wahai hamba-hambaKu,
andaikan kalian semua dari yang awal sampai yang terakhir, baik dari bangsa
manusia maupun bangsa jin, berdiri di atas satu dataran lalu meminta apa pun
kepada-Ku, lalu aku penuhi semua permintaan mereka, hal itu sedikit pun tidak
mengurangi kekayaan yang Aku miliki, hanya seperti berkurangnya air samudra
ketika dimasuki sebatang jarum jahit (kemudian diangkat). Wahai hambahambaKu, semua itu perbuatan kalian yang Aku hitungkan untuk kalian,
kemudian Aku membalasnya kepada kalian. Maka barang siapa mendapatkan
kebaikan, hendaklah ia memuji Alloh, dan barang siapa mendapatkan selain itu,
hendaklah ia tidak mencela kecuali dirinya sendirinya.[ HR. Muslim no. 6373]

[iii] Al Imam Asy Syafii Rohimahullah mengatakan, berarti tidak diperintah


dan tidak dilarang. [lihat Ar Risalah lil Imam Asy Syafii rahimahullah hal. 3940, cetakan Dar Nafais, Beirut Lebanon.]

5 | Page

Anda mungkin juga menyukai