Kualitas Udara
Hari/tanggal
Waktu
Dosen
J3M1130
J3M1130
J3M213092
J3M213103
J3M213109
Kelompok 6:
Binuzul Qurani
Nada Annisya
Ciko Firmansyah
Danang Agung`
Rossy Dwi R.
J3M213110
J3M213120
J3M2131
J3M2131
J3M2131
Pendahuluan
Latar belakang
Udara adalah salah satu komponen yang terpenting bagi kehidupan manusia.
Tanpa udara kita tidak dapat hidup. Hewan, tumbuh-tumbuhan pun tidak dapat hidup.
Akan tetapi karena udara terdapat dalam jumlah yang berlebihan, kita tidak
menginsyafi betapa vitalnya udara. Namun udara yang banyak itu sebenarnya
bukanlah tidak terbatas. Hal ini barulah kita insyafi apabila terjadi pencemaran udara
yang berat. pencemaran udara akan terus meningkat dan meluas dengan makin
cepatnya proses industrialisasi dan makin banyaknya kendaraan bermotor.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat
memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan
antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan
tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara
bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam,
seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari
pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar
manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, Pertumbuhan pembangunan
seperti industri, transportasi, dll disamping memberikan dampak positif namun disisi
lain akan memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran
udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar
ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya
penularan penyakit.
Tujuan
Untuk mengetahui kadar NH3, NO2, SO2, H2S, Ozon di udara.
Metode Kerja
Penetapan NH3 di Udara
Larutan kurva standar kalibrasi NH3
pipet larutan standar induk NH3 2 ppm masing-masing 0; 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; dan 5,0
ml kedalam labu ukur 50 ml. Kedalam masing-masing labu tambahkan 10 ml larutan
penyerap NH3 asam sulfat 0,1N, kocok secara homogen dan tambahkan larutan
penyangga, 5ml larutan pereaksi fenol dan 2,5 ml larutan Natrium Hipoklorit.
Lakukan pengenceran hingga 50 ml dengan air suling. Diamkan labu di tempat gelap
selama 30 menit. Ukur absorbsinya dengan spektrometer poada panjang gelombang
630 nm dan gunakan blanko yaitu labu ukur yang berisi 0 ml larutan.
Larutan sampel
Pindahkan larutan penyerap yang telah mengandung sampel NH 3 kedalam labu ukur
50 ml, tambahkan 2ml larutan penyangga, 5 ml larutan pereaksi fenol, dan 2,5 ml
larutan natrium hipoklorit. Encerkan hingga 50 ml dengan air suling. Diamkan labu
selama 5 menit. Ukur dengan spektrofotometer seperti pengukuran kurva standar
kalibrasi NH3
Menghitung kandungan NH3 di udara
g
760
(t+ 273)
NH3 (g/Nm3) = v x
x
p
298 v
g
t
v
P
x 1000
Sediakan 6 buah labu ukur 25 ml kedalam masing-masing labu ukur dipipet secara
berurutan 0 ; 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; dan 0,5 ml larutan induk standar NO2 2 PPM.
Kedalam masing-masing labu tersebut tambahkan 10 ml larutan penyerap NO2.
Kemudian encerkan dengan aquades hingga tanda tera. Kocok dan ukur warnanya
setelah 15 30 menit dengan spektofotometer pada panjang gelombang 50 nm dan
gunakan blanko yaitu labu ukur yang berisi 0 ml larutan standar induk N02.
Larutan sampel
Pindahkan larutan penyerap yang telah mengandung NO2 kedalam labu ukur 25ml.
Encerkan dengan aquades. Ukur dengan spektrofotometer seperti pengukuran larutan
kurva standar kalibrasi NO2.
SO2 (g/N m
g (t +273) 760
x
x
x 1000
v
298
P
Larutan Sampel
Pindahkan penyerap yang telah mengandung O2 kedalam Lbu ukur 25 ml dan
encerkan dengan air suling hi8ngga tanda tera. Ukur dengan Spektrofotometer
seperti pengukuran kurva standar kalibrasi O3.
O3 (g/Nm3) =
absorbansi sample x M
v
760
(t+ 273)
x
p
298 v
x 1000
t
= suhu udara rata-rata selama pengambilan sampel dalam oc
v
= Volume udara dalam L
P
= Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan sampel
dalam mmHg
1000
V
298
P
Keterangan :
W1 = Berat kertas saring setelah berisi partikel (g)
W0 = Berta kertas saring kosong (g)
V = Volume contoh udara dalam L
P = Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan sampel dalam mmHg
t = temperatur udara rata-rata selama pengambilan sampel dalam 0C
PEMBAHASAN
Percobaan kali ini yaitu menentukan partikulat NH3, NO2, SO2, H2S,
Ozon, TSP di udara pada udara ambient. Sampling udara ini dilakukan di dua tempat
yaitu didepan pintu 1 program Diploma, Institut Pertanian Bogor, Cilibende masingmasing selama 1 jam.
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung
dari sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari
pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar
primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh
dari pencemaran udara sekunder.
C. Ammonia (NH3)
Ammonia (NH3) menimbulkan bau yang merangsang dan tidak
berwarna. Konsentrasi alamiah dari gas ini berkisar 6-20 ppm. Gas ini
dihasilkan dari aktivitas bakteri pembusuk dan kegiatan industry kimia
pupuk Sifat-sifat bahaya dari amoniak bagi kesehatan dalam efek jangka
pendek (akut) adalah iritasi terhadap saluran pernapasan, hidung,
tenggorokan dan mata terjadi pada 400-700 ppm. Sedang pada 5000 ppm
menimbulkan kematian. Kontak dengan mata dapat menimbulkan iritasi
hingga kebutaan total. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan luka bakar
(frostbite).
Sedangkan dalam efek jangka panjang (kronis) adalah menghirup uap
asam pada jangka panjang mengakibatkan iritasi pada hidung,
tenggorokan dan paru-paru. Amoniak termasuk bahan teratogenik.
Reaktivitas amoniak stabil pada suhu kamar, tetapi dapat meledak oleh
panas akibat kebakaran. Larut dalam air membentuk ammonium
hidroksida.
H2S
No
N (x)
Absorbansi
(y)
1
2
3
4
5
6
7
0
10.401
20.802
31.203
41.604
52.002
sampel
0
0.0830
0.1200
0.2110
0.2720
0.5850
0.0140
Absorbansi
0.034
0.1170
0.1540
0.2450
0.3060
0.6190
6.000
4.000
2.000
0.000
0 f(x) = 0
R = 0
0.01
0.01
KONSENTRASI (N)
H2S (g/ ml =
0.01
0.01
= 104,0094 g/ml
No
N (x)
Absorbansi
(y)
Absorbansi
1
2
3
4
5
6
7
0
1.3690
2.7379
4.1069
5.4758
6.8448
sampel
0
0.023
0.0640
0.0900
0.1270
0.2310
0.1930
0.171
0.1940
0.2350
0.2610
0.2980
0.4020
0.3640
ABSORBANSI
4.000
2.000
0.000
0 f(x) = 0
R = 0
0.01
0.01
KONSENTRASI (N)
SO2 (g/ ml
= 13,6896 g/ ml
0.01
0.01
6.000
4.000
2.000
0.000
0 f(x) = 0
R = 0
0.01
KONSENTRASI (N)
No
N (x)
Absorbansi
(y)
Absorbansi
1
2
3
4
5
6
7
0
0.001
0.002
0.004
0.006
0.01
0.000
0.013
0.042
0.049
0.077
0.124
0.020
0.0330
0.0620
0.0690
0.0970
0.1440
0.01
0.01
0.01