Lingkungan adalah kesatuan ruang semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup yang di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya,yang mempengaruhi alam
itu sendiri, bagi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Kondisi lingkungan yang kompleks menandakan bahwa makhluk
hidup khususnya manusia sangat mempengaruhi lingkungan itu sendiri. Oleh karena
itu, untuk mempelajari ilmu-ilmu lingkungan tidak hanya berpatokan pada teori-teori
saja tetapi juga harus diimbangi dengan praktek dan observasi langsung ke lapangan
sebagai kegiatan pembelajaran.
Salah satu kegiatan pembelajaran langsung ke lapangan yang dilakukan
adalah fieldtrip. Fieldtrip adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas
dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat proses-proses mengenai suatu
materi yang sesuai dengan teori yang diajarkan untuk dapat dijadikan sebagai
pengalaman.
Melalui laporan fieldtrip ini kami memaparkan pengetahuan yang kami
dapatkan selama kegiatan fieldtrip ini. Laporan ini merupakan tugas yang diberikan
sebagai syarat wajib yang harus ditempuh untuk menyelesaikan tugas akhir semester
3.
Bogor, 08 Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
Lembar Pengesahan...................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1.
Latar Belakang...................................................................................................1
1.2.
Tujuan................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1
2.1.2
2.2
2.3
PT Holcim........................................................................................................12
2.4
2.4.2
BAB III.......................................................................................................................19
PENUTUP..................................................................................................................19
3.1
Kesimpulan......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iv
LAMPIRAN
Lembar Pengesahan
Mengetahui,
Koordinator Program Keahlian
Teknik dan Manajemen Lingkungan
Dr.Ir. Sulistijorini,MSi.
NIP. 196309201989032001
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan yang
dikenal sebagai
perjalanan kampus. Metode Field Trip merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak mahasiswa kesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel
mobil, took serba ada, peternakan, perkebunan lapangan bermain dan sebagainya
(Roestiyah, 2001:85). Metode karya wisata atau field trip adalah metode belajar dan
mengajar dimana mahasiswa dengan bimbingan dosen diajak untuk mengunjungi
tempat tertentu dengan maksud untuk belajar (Winarno, 1980: 115-116). Berbeda
dengan tamasya dimana seorang pergi untuk mencari hiburan sedangkan field trip
sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh tujuan dan tugas belajar. Metode
field trip dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar
tertentu dan bagian dari integral dari kurikulum kampus. Pendapat tersebut dapat
disimpulka bahwa metode field trip merupakan metode penyampaian materi pelajara
dengan cara membawa langsung mahasiswa ke objek di luar kelas atau di lingkungan
yang berdekatan dengan kampus agar mahasiswa dapat mengamati atau mengalami
secara langsung.
Metode field trip dianggap peneliti sebagai salah satu metode yang efektif
digunakan sebagai metode pembelajaran khususnya dalam melatih keterampilan
menulis karangan deskripsi mahasiswa karena dengan mengamati lingkungan secara
nyata mahasiswa akan lebih bersemangat dalam mengembangkan ide, pendapat, dan
gagasannya kedalam bentuk tulisan. Kelebihan metode karya wisata atau field trip
mempunyai beberapa kelebihan antara lain field trip memiliki prinsip pengajaran
modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, membuat apa yang
1
1.2.
Tujuan
Tujuan dari kunjungan industri meliputi:
1.
2.
Tujuan Umum
Tujuan umum kunjungan perusahaan adalah sebagai kunjungan lapangan serta
mengamati subjek dalam keadaan aslinya.
Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran.
b.
BAB II
PEMBAHASAN
perkantoran dan perumahan melalui instalasi pengolahan air bersih atau Water
Treatment Palnt (WTP) dengan total kapasitas produksi kurang lebih 205 liter/detik.
Pengolahan WTP di Jababeka saat ini telah memenuhi baku mutu yang disyaratkan
oleh pemerintah sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No. 416 /MENKES/1991
maupun kebijakan mutu ISO 9001:2000.
Selain itu Jababeka juga memiliki pengolahan limbah cair yang dihasilkan
oleh industri melalui Waste Water Treatment Plant (WWTP). Beberapa jenis indutri
yang telah ditangani oleh WWTP Jababeka diantaranya industri makanan dan
minuman, elektronik, otomotif, tekstil, garmen dan laundry, industry kaca, plastic,
essense, boneka dan kimia: cat, bahan kimia tambahan, detergen, sabun, sampo dan
kosmetik.
2.1.1
memiliki 2 unit WWTP dengan kapasitas 208 L/dtk dan 125 L/dtk, untuk kualitas
memenuhi peraturan pemerintah, Kep-03/MENLH/I/2010. Terdapat 3 proses dalam
pengolahan air limbah yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder dan pengolahan
tersier. Berikut penjelasannya:
2.1.2.1
Pengolahan Primer
Equalisasi
Flokulasi
2.1.2.2
Proses
Pengolahan Sekunder
ini
akan
menguraikan
komponen
organic
terlarut
dengan
Proses Anaerob
Pada proses ini mikroba akan menghasilkan gas methan dan CO2. Proses
selanjutnya air limbah akan dimasukan ke dalam aerated lagoon, yang mempunyai
kedalaman 2,5-5 meter dan luas permukaan beberapa ratus m2, dapat mengurangi
BOD < 25 mg/L, persediaan tanah harus luas dan waktu tinggal 1-3 hari.
2.1.2.3
Pengolahan Tersier
Secara umum proses tersier bertujuan memisahkan antara padatan dan kadar
air yang terkandung didalamnya, ada 4 cara proses pengurangan kadar air yaitu:
Secara alamiah
Dengan tekanan/pengepresan
Gaya sentrifugal
Pemanasan (Oven)
Air hasil olahan dari WWTP Jababeka di alirkan ke CBL (Cikarang Bekasi
Laut) yang telah memenuhi baku mutu yang telah ditentukan oleh kawasan industry
jababeka sebagaimana tercatum dalam tata tertib kawasan. Untuk industry di dalam
kawasan industri jababeka yang mempunyai air limbah dengan kualitas yang lebih
buruk dari ketentuan dan standar yang berlaku maka industry harus menurunkan kaar
polutannya sehingga memenuhi standar kualitas yang berlaku dengan membuat dan
mengoperasikan pengolahan pendahuluan (pre treatment).
Pengendalian lingkungan yang dilakukan adalah melakukan pemantauan air
limbah dan saluran air hujan selama 24 jam, pemantauan rutin untuk udara ambien
dan kebisingan, pemantauan dokumen lingkungan dan penerapannya dan pemantauan
terhadap limbah berbahaya. Laboratorium lingkungansudah tersertifikasi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) dengan lingkup pekerjaan: Air bersih, air limbah, udara
ambien, control kebisingan dan mikrobiologi. Sertifikasi dari PT Jababeka
Infrastruktur yang sudah diraih adalah: ISO 9001 untuk standar kualitas, ISO 14001,
OHSAS 18001 standar ISO Integrasi dan ISO 17025 untuk standar laboratorium.
Saguling dan Cirata di hulunya menjadi tinggal 380 km2, yang merupakan 8% dari
keseluruhan daerah tangkapan. Daerah tangkapan (upper Citarum) meliputi wilayah
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi,
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta.
Pada awalnya dirancang memiliki kapasitas tampungan 3 milyar m3, namun
saat ini tinggal 2,44 milyar m3 akibat sedimentasi. Kegunaan utama pembangunan
Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) adalah sebagai pasokan air irigasi untuk lahan
seluas 242.000 ha. Selain digunakan untuk pasokan air irigasi, bendungan ini juga
digunakan untuk berbagai kegunaan dan pemanfaatan yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) dengan daya sebesar 187,5 MW, menyediakan air baku DKI,
pasokan air minum, pengendalian banjir, perikanan darat, dan pariwisata dan
olahraga air.
Pada skala waktu 5 tahunan pihak pengelola bendungan Jatiluhur melakukan
pengeruman sedimen. Pengeruman merupakan proses pengukuran berkurangnya
debit air yang diakibatkan sedimen. Berdasarkan data yang dikemukakan pihak
pengelola Bendungan Jatiluhur menyatakan bahwa selama 24 tahun berlangsungnya
operasi Bendungan Jatiluhur, terdapat pengurangan debit sebesar 500 juta. Adapun
kenaikan sedimen yang terbentuk pada Bendungan Jatiluhur adalah sebesar cm per
tahun. Kenaikan sedimen ini masih terbilang sangat kecil jika dihubungkan dengan
perkiraan waktu operasi Bendungan Jatiluhur (150 tahun). Namun demikian, setelah
dibangun Bendungan Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin
menurun. Bendungan Saguling dan Cirata merupakan bendungan yang diperuntukkan
untuk menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air. Bendungan ini dibangun
dengan perkiraan waktu operasi Bendungan Jatiluhur akan meningkat dua kali lipat
(300 tahun).
Berdasarkan data presentasi yang dikemukakan oleh pihak pengelola waduk
Jatiluhur, dikemukakan bahwa bangunan pelimpah waduk Jatiluhur berbentuk
silinder dengan diameter 90 meter dan tinggi 110 meter. Bangunan pelimpah ini
memiliki 2 katup hallowjet dengan debit flow sebesar 270 m3/s. Spillway yang
digunakan dinamakan morning glory. Adapun bendungan Jatiluhur terbuat dari batu
10
klimatologi, derajat keasaman, DO, dan variable lingkungan lainnya. Selain itu juga
dilakukan pemantauan kala tahunan yaitu pemantauan deformasi tubuh bendungan.
Dalam hal ini dilakukan tindakan pengecetan beberapa tubuh bendungan.
Pemantauan juga dilakukan dengan mengukur tekanan pori rembesan air waduk
Jatiluhur menggunakan alat ukur inklinometer. Hal unik yang dapat dilihat dari
morning glory adalah semua turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air dikontrol diruang
bawah tanah. Jadi, turbin dan pompa air berada di bawah permukaan air.
Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) terdiri dari beberapa bendungan yaitu :
1. Tower Spillway yang berbentuk morning glory atau sering disebut berbentuk
bunga kecubung, bendungan utama, pasir gombong saddle dam, Ciganea
saddle dam, dan ubrug saddle dam. Bendungan utama merupakan tipe rock fill
with inclined Clay Core, dengan panjang puncak 1.220 m, tinggi 100 m, dan
elevasi puncak +114,5 m di atas permukaan air laut.
2. Bendungan utama terdiri dari diversion structure, downstream cofferdam,
upstream cofferdam, dan main dam. Penampang bendungan utama melalui
menara terdiri dari lapisan material kedap air (impervious material ),
penyaring ( filter), selected rockfill, dumped rockfill, dan claystone and
compacted and compacted sandstone.
3. Menara berfungsi sebagai pelimpah, power house dan pengaturan air ke hilir.
Menara Spillway berbentuk silinder dengan diameter 90 m dan tinggi 110 m.
Elevasi puncak pelimpah dengan ketinggian +107 m. Tinggi 110 m, dia. 90 m
dan elevasi puncak +114,5 m.Tipe morning glory, elevasi mercu +107,0 m,
panjang pelimpah 151,5 m, jendela 14 buah. Kapasitas maks 3.000 m3/s di
TMA +111,6 m. Memiliki 2 buah pintu/katup hollowjet berkapasitas 270
m3/s untuk suplesi irigasi.
11
2.3 PT Holcim
Pada hari Rabu tanggal 21 Januari 2015 kunjungan berlanjut ke kawasan PT
Holcim yang dikenal sebagai pelopor dan inovator di sektor industri semen yang
tercatat sebagai sektor yang tumbuh pesat seiring pertumbuhan pasar perumahan,
bangunan umum dan infrastruktur. PT holcim merupakan produsen yang
menyediakan produk dan layanan terintegrasi yang meliputi 10 jenis semen, beton
dan agregat. PT Holcim telah mengembangkan usaha waralaba yang unik, yakni
Solusi Rumah, yang menawarkan solusi perbaikan dan pembangunan rumah dengan
biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari 49.000 ahli bangunan binaan Holcim,
waralaba yang hingga 2013 telah mencapai 437 gerai, dan staf penjualan via telepon
yang jumlahnya terus bertambah.
Perusahaan Holcim mengoperasikan tiga pabrik semen masing-masing di
Narogong, Jawa Barat, di Cilacap, Jawa Tengah, Tuban 1 di Jawa Timur dan fasilitas
penggilingan semen di Ciwandan, Banten dengan total kapasitas gabungan per tahun
11 juta ton semen. PT Holcim mengoperasikan banyak batching plant beton, dua
tambang dan jaringan logistik lengkap yang mencakup pula gudang dan silo.
Holcim Indonesia memiliki produksi tahunan sekitar 11 juta ton klinker dan
semen yang merupakan kombinasi dari semen berkualitas tinggi dalam berbagai sak
dan curah baik untuk pelanggan domestic maupun pasar ekspor di regional.
Pembuatan semen beragam macamnya, salah satunya dengan menggunakan bahan
yang paling dasar dalam permbuatan semen.
PT Holcim menjual produk yang dijual di lebih dari 8.000 toko bangunan di
seluruh Indonesia. Holcim Beton adalah perusahaan yang pertama memasarkan
SpeedCrete, produk beton cepat kering untuk membantu menghemat waktu perbaikan
jalan dan proyek pembangunan, sementara layanan pemesanan via telepon MiniMix
memudahkan konsumen mendapatkan produk beton jadi pada hari yang
sama.MiniMix merupakan gebrakan dari truk semen yang dapat digunakan kepada
masyarakat yang memiliki pengasilan menengah, dengan dapat dibawa ke tempat
tempat yang memiliki jalan yang lumanyan kecil.Perusahaan holcim pula perusahaan
pertama yang mengembangkan fasilitas batching plant keliling.
12
13
14
Dalam proses
internasional secara higienis dengan cara-cara yang ramah lingkungan untuk menjaga
kualitas produk. Produksi yakult menggunakan mesin otomatis dengan sistem
tertutup dengan perlengkapan produksi seluruhnya menggunakan bahan stainless
steel yang terbaik.
Proses produksi yakult menganut sistem management keamanan pangan yang
sesuai standar ISO 22000:2005. Selain itu, perusahaan telah mendapatkan sertifikat
ISO 9001:2008 untuk management kualitas.
Proses produksi Yakult menggunakan prosedur operasi yang dibakukan
seperti pintu masuk karyawan yang dilengkapi dengan pembersih sepatu otomatis,
pintu hanya dibuka apabila karyawan telah mencucihamakan kedua tangan. Sebelum
memasuki ruang produksi, karyawan harus melalui air shower untuk membersihkan
pakaian dari kotoran yang menempel.
Berikut proses produksi Yakult
1. Proses pembuatan SEED STARTER (Proses A)
15
Skim Milk Powder dan glukosa dilarutkan dengan air kemudian disterilisasi dan
difermentasi dengan penambahan lactobacillus casei strain dalam tangki pembibitan
(Seed tank).
2. Proses pembuatan susu fermentasi (Proses B)
Susu bubuk skim dan glukosa dituang ke dalam silo. Kemudian susu bubuk skim dan
glukosa dilarutkan menggunakan air panas didalam Disolving tank. Setelah proses
pelarutan sempurna, larutan difilter dan ditransfer ke mesin Ultra High Temperature
(UHT) untuk sterilisasi pada temperatur 120oC. Kemudian susu yang steril ditransfer
ke Culture Tank. Susu dipanaskan dengan suhu sekitar 98oC untuk mendapatkan
warna khas Yakult. Susu yang sudah memenuhi standar mutu selanjutnya
dihomogenisasi menggunakan mesin homogenizer.
3. Proses pembuatan sirup (Proses C)
Sukrosa dituang kedalam silo tank, kemudian dilarutkan menggunakan air panas
didalam Disolving tank , setelah sempurna sirup ditransfer ke mesin High
Temperature Short Time untuk disterilisasi.
4. Proses Mixing-1 (Proses D)
Merupakan proses dimana susu fermentasi dari homogenizer ditransfer ke Storage
Tank yang telah berisi sirup steril hasil proses C. Hasil proses ini disebut sebagai
Yakult Consentrate.
5. Proses sterilisasi air pencampur (Proses E)
Air yang sudah mendapatkan perlakuan awal, disterilisasi dengan mesin ultraviolet
dan ditampung sebagai air steril dalam Water tank.
6. Proses Mixing-2 (Proses F)
Merupakan proses pencampuran antara Yakult consentrate dengan air steril di mesin
Blending.
7. Proses pembotolan dan pengepakan
Botol Polistyrene dihasilkan oleh mesin Moulding. Produk dibotolkan secara otomatis
oleh mesin pengisi dan ditutup dengan alumunium foil dengan volume 65 ml.
Selanjutnya dikemas menjadi kemasan multi yang terdiri dari 5 botol per pack dan
dikemas lagi dalam kemasan repack yang terdiri dari 10 pack multi/pack = 50 botol.
8. Penyimpanan dingin
Yakult yang sudah dikemas, selanjutnya disimpan dalam Cold Storage.
16
2.4.2
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Simpulan kunjungan perusahaan yaitu penggunaan metode persentasi dan tanya
jawab dapat meningkatkan pengetahuan, daya ingat serta keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran secara teori dengan mengamati subjek dalam keadaan aslinya
serta penggunaan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa
pada mata kuliah yang telah dilakukan yang dapat menjadi bekal praktik kerja.
19
DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabet: Bandung.
Winarno. 1980. Metode Pengajaran Nasional. Jemmars: Bandung.
Syaiful, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
LAMPIRAN
Water Treatment Plant Jababeka
Sludge Collector