Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Lingkungan adalah kesatuan ruang semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup yang di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya,yang mempengaruhi alam
itu sendiri, bagi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Kondisi lingkungan yang kompleks menandakan bahwa makhluk
hidup khususnya manusia sangat mempengaruhi lingkungan itu sendiri. Oleh karena
itu, untuk mempelajari ilmu-ilmu lingkungan tidak hanya berpatokan pada teori-teori
saja tetapi juga harus diimbangi dengan praktek dan observasi langsung ke lapangan
sebagai kegiatan pembelajaran.
Salah satu kegiatan pembelajaran langsung ke lapangan yang dilakukan
adalah fieldtrip. Fieldtrip adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas
dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat proses-proses mengenai suatu
materi yang sesuai dengan teori yang diajarkan untuk dapat dijadikan sebagai
pengalaman.
Melalui laporan fieldtrip ini kami memaparkan pengetahuan yang kami
dapatkan selama kegiatan fieldtrip ini. Laporan ini merupakan tugas yang diberikan
sebagai syarat wajib yang harus ditempuh untuk menyelesaikan tugas akhir semester
3.
Bogor, 08 Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
Lembar Pengesahan...................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang...................................................................................................1

1.2.

Tujuan................................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1

PT. Jababeka Persada Tbk................................................................................4


2.1.1

Water Treatment Plant (WTP)...............................................................5

2.1.2

Waste Water Treatment Palnt (WWTP).................................................6


2.1.2.1 Pengolahan Primer...................................................................7
2.1.2.2 Pengolahan Sekunder...............................................................7
2.1.2.3 Pengolahan Tersier...................................................................8

2.2

Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur)...............................................................9

2.3

PT Holcim........................................................................................................12

2.4

PT. Yakult Persada...........................................................................................14


2.4.1

Proses produksi Yakult........................................................................15

2.4.2

Proses distribusi Yakult........................................................................17

BAB III.......................................................................................................................19
PENUTUP..................................................................................................................19
3.1

Kesimpulan......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iv
LAMPIRAN

Lembar Pengesahan

Bogor, 08 Februari 2015


Mahasiswa Program Keahlian
Teknik dan Manajemen Lingkungan 50

Mengetahui,
Koordinator Program Keahlian
Teknik dan Manajemen Lingkungan

Dr.Ir. Sulistijorini,MSi.
NIP. 196309201989032001

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan yang

dikenal sebagai

perjalanan kampus. Metode Field Trip merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak mahasiswa kesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel
mobil, took serba ada, peternakan, perkebunan lapangan bermain dan sebagainya
(Roestiyah, 2001:85). Metode karya wisata atau field trip adalah metode belajar dan
mengajar dimana mahasiswa dengan bimbingan dosen diajak untuk mengunjungi
tempat tertentu dengan maksud untuk belajar (Winarno, 1980: 115-116). Berbeda
dengan tamasya dimana seorang pergi untuk mencari hiburan sedangkan field trip
sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh tujuan dan tugas belajar. Metode
field trip dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar
tertentu dan bagian dari integral dari kurikulum kampus. Pendapat tersebut dapat
disimpulka bahwa metode field trip merupakan metode penyampaian materi pelajara
dengan cara membawa langsung mahasiswa ke objek di luar kelas atau di lingkungan
yang berdekatan dengan kampus agar mahasiswa dapat mengamati atau mengalami
secara langsung.
Metode field trip dianggap peneliti sebagai salah satu metode yang efektif
digunakan sebagai metode pembelajaran khususnya dalam melatih keterampilan
menulis karangan deskripsi mahasiswa karena dengan mengamati lingkungan secara
nyata mahasiswa akan lebih bersemangat dalam mengembangkan ide, pendapat, dan
gagasannya kedalam bentuk tulisan. Kelebihan metode karya wisata atau field trip
mempunyai beberapa kelebihan antara lain field trip memiliki prinsip pengajaran
modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, membuat apa yang
1

dipelajari di kampus lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan masyarakat,


pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreatifias mahasiswa, dan informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:94).
Menurut Saiful Sagala (2006:215) mengemukakan bahwa kelebihan metode field trip
adalah dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beranekaragam dari dekat,
menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu
kegiatan, menjawab masalah-masalah atau peryataan-pernyataan dengan melihat,
mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung, memperoleh informasi
dengan cara mengadakan wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode field trip mempunyai beberapa kelebihan yaitu mengamati kenyataan
yang bermacam-macam dari tempat berkunjung siswa, menghayati pengalamanpengalaman baru, memperoleh informasi langsung yang berasal dari pengalaman
siswa itu sendiri, mempelajari suatu materi secara integral dan terpadu.
Kekurangan metode field trip mempunyai kekurangan antara lain fasilitas
yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh mahasiswa,
sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang, memerlukan koordinasi
dengan dosen agar tidak terjadi tumpang tindih waktu selama kegiatan karya wisata,
field trip sering unsure rekreasi lebih prioritas sedang unsure studi nya menjadi
terabaikan, sulit mengatur mahasiswa yang banyak dalam perjalanan dan sulit
mengarahkan mereka pada kegitan menjadi permasalahan. Kekurangan metode field
trip ini data disimpulkan bahwa biaya yang dipakai dalam proses karya wisata
relative mahal, kadang terjadi kesulitan dalam mengkondisikan mahasiswa, sering
tujuan pembelajaran tidak tersampaikan karena tujuan untuk rekreasi lebih
diprioritaskan, dan memerlukan persiapan yang matang agar tidak terjadi gangguan
selama dalam proses karya wisata berlangsung.

1.2.

Tujuan
Tujuan dari kunjungan industri meliputi:

1.

2.

Tujuan Umum
Tujuan umum kunjungan perusahaan adalah sebagai kunjungan lapangan serta
mengamati subjek dalam keadaan aslinya.
Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran.
b.

Meningkatkan daya ingat mahasiswa terhadap materi pembelajaran.

c. Meningkatkan keakftifan mahasiswa dalam proses pembelajaran.


d.

Meningkatkan pengalaman mahasiswa dalam proses pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PT. Jababeka Persada Tbk.


Pada hari Senin tanggal 19 Januari 2015 jurusan Teknik dan Manjaemen
Lingkungan Institrut Pertanian Bogor melakukan kunjungan pertama ke kawasan
industri Jababeka yang terletak di Cikarang Bekasi, Jawa Barat merupakan salah satu
kawasan industri terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Kata Jababeka
sendiri merupakan kepanjangan dari Jawa Barat Bekasi. Kawasan industri Jababeka
telah menerapkan pengembangan kawasan industri yang berwawasan lingkungan.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan kawasan industri ini telah
memebangun dan mengoperasikan beberapa unit instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) dan beberapa unit Pengolahan Air Bersih (IPA) di lingkungannya.
Kawasan industri Jababeka mampu

memenuhi kebutuhan air bersih

perkantoran dan perumahan melalui instalasi pengolahan air bersih atau Water
Treatment Palnt (WTP) dengan total kapasitas produksi kurang lebih 205 liter/detik.
Pengolahan WTP di Jababeka saat ini telah memenuhi baku mutu yang disyaratkan
oleh pemerintah sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No. 416 /MENKES/1991
maupun kebijakan mutu ISO 9001:2000.
Selain itu Jababeka juga memiliki pengolahan limbah cair yang dihasilkan
oleh industri melalui Waste Water Treatment Plant (WWTP). Beberapa jenis indutri
yang telah ditangani oleh WWTP Jababeka diantaranya industri makanan dan
minuman, elektronik, otomotif, tekstil, garmen dan laundry, industry kaca, plastic,
essense, boneka dan kimia: cat, bahan kimia tambahan, detergen, sabun, sampo dan
kosmetik.

2.1.1

Water Treatment Plant (WTP)

Jababeka merupakan kawasan indusrti besar di Jawa Barat yang telah


menerapkan pengembangan kawasan industri yang berwawasan lingkungan.
Kawasan Jababeka memerlukan banyak air bersih, sehingga untuk memenuhi bagi
kawasan perkantoran dan perumahan, industri di Jababeka telah memiliki dan
mengelola unit instalasi Pengolahan Air Bersih (WTP). WTP merupakan pengolahan
air bersih yang menggunakan sumber air baku untuk pengolahan berasal dari waduk
Jatiluhur dan dialirkan melalui Saluran Induk Tarum Barat. WTP memiliki kapasitas
produksi kurang lebih 205 liter/ detik. Demi mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanan penyediaan air bersih, pihak manajemen kawasan telah melakukan
penyempurnaan teknologi yang digunakan untuk mengelola air baku yang semakin
hari semakin menurun kualitasnya.
Proses WTP Air baku yang digunakan sebagian besar mengandung
mikroorganisme pathogen, zat organik dan lumpur, kemudian dilakukan penambahan
disinfektan. Disinfektan tersebut selain berfungsi untuk membunuh mikroorganisme,
bakteri, dan kuman juga berfungsi untuk oksidasi zat organik dan kandungan logam
agar mudah dipisahkan di proses selanjutnya. Selanjutnya air baku tersebut disalurkan
dengan menggunakan pompa menuju Unit Flokulator.
Unit Flokulator ini terjadi penambahan bahan kimia koagulan untuk proses
destabilisasi muatan koloid dan padatan terlarut oleh alat pengaduk statis sehingga
terjadi proses pengadukan cepat. Setelah itu, air yang telah ditambahkan koagulan
disalurkan menuju Unit Clarifier.
Unit Clarifier ini terjadi proses pengadukan lambat agar terjadi proses
aglomerasi partikel yang telah terkoagulasi untuk membentuk flok kimia yang dapat
mengendap. Secara gravitasi, flok kimia yang terbentuk akan mengendap ke bagian
bawah sedangkan air akan mengalir ke bagian permukaan atas. Endapan lumpur di
dalam bak Clarifier dibuang secara periodik menuju Bak Pengumpul Lumpur,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan unit Filter Press, sedangkan sisa airnya

akan Direcycle kembali ke flokulator.Air jernih yang mengalir ke permukaan atas


kemudian disalurkan ke unit Sand Filter. Di unit Sand Filter ini terjadi proses
penyaringan (filtrasi) dimana lumpur yang masih terikut dalam badan air akan
tersaring di media filter pasir menggunakan system Gravity Sand Filter. Penyaringan
menjadi kurang sempurna dan efektif, apabila filter telah jenuh oleh kotoran, maka
proses. Oleh karena itu, untuk menjaga performance filter, diterapkan system
otomatisasi Backwash, dimana Filter di cuci dengan menggunakan air bersih. Air
cucian proses Backwash kemudian diresirkulasi menuju Flokulator agar dapat
digunakan kembali. Sedangkan air hasil Filtrasi ditampung di Reservoir dan siap
didistribusikan ke konsumen.
Pada setiap tahap proses pengolahan dilakukan pengambilan sample dan
analisa kualitas baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Unit Laboratorium
agar kualitas hasil proses selalu terjaga setiap saat. Unit Laboratorium yang tersedia
telah memperoleh akreditasi ISO 17025-2005 oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN) sejak 2005. Adapun aktivitas dan dokumentasi pengendalian dan pemantauan
kualitas ini sesuai dengan Pedoman kebijakan Mutu ISO 9001:2008 yang
sertifikasinya telah diperoleh sejak tahun 2002. Dalam operasionalnya untuk menjaga
kualitas lingkungan dan keselamatan kerja, proses pengolahan air bersih juga
berpedoman pada ISO 14001 dan OHSAS 18001 yang sertifikatnya diperoleh pada
tahun 2011.
2.1.2

Waste Water Treatment Palnt (WWTP)

Sistem WWTP Jababeka menggunakan pengolahan biologis secara aerobic


(lumpur aktif dalam kolam oksidasi) dibantu proses fisik dan mekanik. Dimana air
limbah mengalami proses aerasi selama 20-24 jam untuk mendapatkan oksigen
sebagai kebutuhan dasar dalam proses oksidasi biologis. Pengolahan dengan
menggunakan system tersebut dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu
karakteristik air limbah, biaya dan efisiensi, kehandalan sistem & fleksibel,
operasional dan pemeliharaan, dan kapasitas: module system. Saat ini Jababeka

memiliki 2 unit WWTP dengan kapasitas 208 L/dtk dan 125 L/dtk, untuk kualitas
memenuhi peraturan pemerintah, Kep-03/MENLH/I/2010. Terdapat 3 proses dalam
pengolahan air limbah yaitu pengolahan primer, pengolahan sekunder dan pengolahan
tersier. Berikut penjelasannya:

2.1.2.1

Pengolahan Primer

Pengolahan primer bertujuan untuk mengurangi fluktuasi aliran air buangan


dan dapat mengurangi zat-zat pencemar, diantaranya adalah:
Screening

: Untuk menghilangkan zat padat ukuran besar

Equalisasi

: Untuk mengurangi beban mendadak aliran dari waktu ke waktu dan

perbedaan komposisi yang mencolok


Netralisasi

: Untuk membuat air limbah mejadi netral

Flokulasi

: Proses penggabungan partikel kecil menjadi besar

Sedimentasi : Untuk mengendapkan zat padat tersuspensi


Flotasi : Untuk mengurangi kadar oil, grease dan material yang mudah
mengapung/mengambang

2.1.2.2
Proses

Pengolahan Sekunder
ini

akan

menguraikan

komponen

organic

terlarut

dengan

memanfaatkan bakteri dan mikroorganisme yang lain, proses biologis dibedakan


menjadi 2 macam yaitu:
Proses aerob
Di proses ini air limbah diaerasi dan mikroba akan merubah organic karbon
menjadi CO2 dan cell mikroba baru. Pada proses aerob, bakteri terbagi menjadi 2
yaitu: bakteri aerob mutlak dan bakteri fakultatif aerob.

Proses Anaerob
Pada proses ini mikroba akan menghasilkan gas methan dan CO2. Proses
selanjutnya air limbah akan dimasukan ke dalam aerated lagoon, yang mempunyai
kedalaman 2,5-5 meter dan luas permukaan beberapa ratus m2, dapat mengurangi
BOD < 25 mg/L, persediaan tanah harus luas dan waktu tinggal 1-3 hari.
2.1.2.3

Pengolahan Tersier

Secara umum proses tersier bertujuan memisahkan antara padatan dan kadar
air yang terkandung didalamnya, ada 4 cara proses pengurangan kadar air yaitu:

Secara alamiah
Dengan tekanan/pengepresan
Gaya sentrifugal
Pemanasan (Oven)
Air hasil olahan dari WWTP Jababeka di alirkan ke CBL (Cikarang Bekasi
Laut) yang telah memenuhi baku mutu yang telah ditentukan oleh kawasan industry
jababeka sebagaimana tercatum dalam tata tertib kawasan. Untuk industry di dalam
kawasan industri jababeka yang mempunyai air limbah dengan kualitas yang lebih
buruk dari ketentuan dan standar yang berlaku maka industry harus menurunkan kaar
polutannya sehingga memenuhi standar kualitas yang berlaku dengan membuat dan
mengoperasikan pengolahan pendahuluan (pre treatment).
Pengendalian lingkungan yang dilakukan adalah melakukan pemantauan air
limbah dan saluran air hujan selama 24 jam, pemantauan rutin untuk udara ambien
dan kebisingan, pemantauan dokumen lingkungan dan penerapannya dan pemantauan
terhadap limbah berbahaya. Laboratorium lingkungansudah tersertifikasi oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) dengan lingkup pekerjaan: Air bersih, air limbah, udara
ambien, control kebisingan dan mikrobiologi. Sertifikasi dari PT Jababeka
Infrastruktur yang sudah diraih adalah: ISO 9001 untuk standar kualitas, ISO 14001,
OHSAS 18001 standar ISO Integrasi dan ISO 17025 untuk standar laboratorium.

2.2 Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur)


Pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 jurusan Teknik dan Manjaemen
Lingkungan Institrut Pertanian Bogor melakukan kunjungan ke Waduk Jatiluhur.
Kunjungan ini dilakukan untuk menambah wawasan mahasiswa terkait dengan mata
kuliah tertentu. Dalam hal ini mahasiswa dapat mengetahui bentuk dan ukuran
spillway, jenis spillway yang digunakan pada waduk Jatiluhur serta beberapa
komponen yang digunakan dalam pengoperasian waduk Jatiluhur.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung fungsi utama
Bendungan Jatiluhur. Adapun beberapa hal yang diperoleh mahasiswa tergambar
dalam beberapa penjelasan dalam artikel ini. Mahasiswa juga diberi kesempatan
untuk menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan Bendungan Jatiluhur. Saat
diskusi telah usai, rombongan berjalan menuju area morning glory. Di kawasan
waduk tersebut, rombongan mahasiwa mendapatkan penjelasan singkat sistem
operasi waduk dari salah satu pengelola Bendungan Jatiluhur.
Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) dibangun pada tahun 1957 s.d. tahun
1967. Bendungan ini dibangun berdasarkan gagasan dari Prof. Dr. Ir. WJ. Van
Blommestein pada tahun 1948. Gagasan tersebut kemudian dikaji ulang oleh Ir. Van
Schravendijk pada tahun 1955. Sedangkan pada tahun 1960 Abdullah Angudi
melakukan pengkajian ulang mengenai Bendungan Ir. H. Djuanda. Diresmikan 26
Agustus 1967 oleh Presiden Soeharto.
Bendungan Jatiluhur berjarak kurang lebih 100 km arah Tenggara Jakarta,
yang dapat dicapai melalui jalan tol Jakarta Cikampek serta jalan tol Cipularang (ruas
Cikampek Jatiluhur), dan 60 km arah Barat Laut Bandung, yang dapat dicapai
melalui jalan tol Cipularang (ruas bandung Jatiluhur). Kota Purwakarta sekitar 7
km arah barat. Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia,
membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta
Provinsi Jawa Barat, membentuk waduk dengan genangan seluas 84 km2 dan
keliling waduk 150 km pada elevasi muka air normal +107 m di atas permukaan laut
(dpl). Luas daerah tangkapan Bendungan Jatiluhur adalah 4.500 km2. Sedangkan
luas daerah tangkapan yang langsung ke waduk setelah dibangun Bendungan

Saguling dan Cirata di hulunya menjadi tinggal 380 km2, yang merupakan 8% dari
keseluruhan daerah tangkapan. Daerah tangkapan (upper Citarum) meliputi wilayah
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi,
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta.
Pada awalnya dirancang memiliki kapasitas tampungan 3 milyar m3, namun
saat ini tinggal 2,44 milyar m3 akibat sedimentasi. Kegunaan utama pembangunan
Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) adalah sebagai pasokan air irigasi untuk lahan
seluas 242.000 ha. Selain digunakan untuk pasokan air irigasi, bendungan ini juga
digunakan untuk berbagai kegunaan dan pemanfaatan yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) dengan daya sebesar 187,5 MW, menyediakan air baku DKI,
pasokan air minum, pengendalian banjir, perikanan darat, dan pariwisata dan
olahraga air.
Pada skala waktu 5 tahunan pihak pengelola bendungan Jatiluhur melakukan
pengeruman sedimen. Pengeruman merupakan proses pengukuran berkurangnya
debit air yang diakibatkan sedimen. Berdasarkan data yang dikemukakan pihak
pengelola Bendungan Jatiluhur menyatakan bahwa selama 24 tahun berlangsungnya
operasi Bendungan Jatiluhur, terdapat pengurangan debit sebesar 500 juta. Adapun
kenaikan sedimen yang terbentuk pada Bendungan Jatiluhur adalah sebesar cm per
tahun. Kenaikan sedimen ini masih terbilang sangat kecil jika dihubungkan dengan
perkiraan waktu operasi Bendungan Jatiluhur (150 tahun). Namun demikian, setelah
dibangun Bendungan Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin
menurun. Bendungan Saguling dan Cirata merupakan bendungan yang diperuntukkan
untuk menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air. Bendungan ini dibangun
dengan perkiraan waktu operasi Bendungan Jatiluhur akan meningkat dua kali lipat
(300 tahun).
Berdasarkan data presentasi yang dikemukakan oleh pihak pengelola waduk
Jatiluhur, dikemukakan bahwa bangunan pelimpah waduk Jatiluhur berbentuk
silinder dengan diameter 90 meter dan tinggi 110 meter. Bangunan pelimpah ini
memiliki 2 katup hallowjet dengan debit flow sebesar 270 m3/s. Spillway yang
digunakan dinamakan morning glory. Adapun bendungan Jatiluhur terbuat dari batu

10

andesit. Pihak pengelola waduk Jatiluhur juga melakukan pemantauan terhadap


operasi bendungan

Adapun pemantauan tersebut berupa pengambilan data

klimatologi, derajat keasaman, DO, dan variable lingkungan lainnya. Selain itu juga
dilakukan pemantauan kala tahunan yaitu pemantauan deformasi tubuh bendungan.
Dalam hal ini dilakukan tindakan pengecetan beberapa tubuh bendungan.
Pemantauan juga dilakukan dengan mengukur tekanan pori rembesan air waduk
Jatiluhur menggunakan alat ukur inklinometer. Hal unik yang dapat dilihat dari
morning glory adalah semua turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air dikontrol diruang
bawah tanah. Jadi, turbin dan pompa air berada di bawah permukaan air.
Bendungan Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) terdiri dari beberapa bendungan yaitu :
1. Tower Spillway yang berbentuk morning glory atau sering disebut berbentuk
bunga kecubung, bendungan utama, pasir gombong saddle dam, Ciganea
saddle dam, dan ubrug saddle dam. Bendungan utama merupakan tipe rock fill
with inclined Clay Core, dengan panjang puncak 1.220 m, tinggi 100 m, dan
elevasi puncak +114,5 m di atas permukaan air laut.
2. Bendungan utama terdiri dari diversion structure, downstream cofferdam,
upstream cofferdam, dan main dam. Penampang bendungan utama melalui
menara terdiri dari lapisan material kedap air (impervious material ),
penyaring ( filter), selected rockfill, dumped rockfill, dan claystone and
compacted and compacted sandstone.
3. Menara berfungsi sebagai pelimpah, power house dan pengaturan air ke hilir.
Menara Spillway berbentuk silinder dengan diameter 90 m dan tinggi 110 m.
Elevasi puncak pelimpah dengan ketinggian +107 m. Tinggi 110 m, dia. 90 m
dan elevasi puncak +114,5 m.Tipe morning glory, elevasi mercu +107,0 m,
panjang pelimpah 151,5 m, jendela 14 buah. Kapasitas maks 3.000 m3/s di
TMA +111,6 m. Memiliki 2 buah pintu/katup hollowjet berkapasitas 270
m3/s untuk suplesi irigasi.

11

2.3 PT Holcim
Pada hari Rabu tanggal 21 Januari 2015 kunjungan berlanjut ke kawasan PT
Holcim yang dikenal sebagai pelopor dan inovator di sektor industri semen yang
tercatat sebagai sektor yang tumbuh pesat seiring pertumbuhan pasar perumahan,
bangunan umum dan infrastruktur. PT holcim merupakan produsen yang
menyediakan produk dan layanan terintegrasi yang meliputi 10 jenis semen, beton
dan agregat. PT Holcim telah mengembangkan usaha waralaba yang unik, yakni
Solusi Rumah, yang menawarkan solusi perbaikan dan pembangunan rumah dengan
biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari 49.000 ahli bangunan binaan Holcim,
waralaba yang hingga 2013 telah mencapai 437 gerai, dan staf penjualan via telepon
yang jumlahnya terus bertambah.
Perusahaan Holcim mengoperasikan tiga pabrik semen masing-masing di
Narogong, Jawa Barat, di Cilacap, Jawa Tengah, Tuban 1 di Jawa Timur dan fasilitas
penggilingan semen di Ciwandan, Banten dengan total kapasitas gabungan per tahun
11 juta ton semen. PT Holcim mengoperasikan banyak batching plant beton, dua
tambang dan jaringan logistik lengkap yang mencakup pula gudang dan silo.
Holcim Indonesia memiliki produksi tahunan sekitar 11 juta ton klinker dan
semen yang merupakan kombinasi dari semen berkualitas tinggi dalam berbagai sak
dan curah baik untuk pelanggan domestic maupun pasar ekspor di regional.
Pembuatan semen beragam macamnya, salah satunya dengan menggunakan bahan
yang paling dasar dalam permbuatan semen.
PT Holcim menjual produk yang dijual di lebih dari 8.000 toko bangunan di
seluruh Indonesia. Holcim Beton adalah perusahaan yang pertama memasarkan
SpeedCrete, produk beton cepat kering untuk membantu menghemat waktu perbaikan
jalan dan proyek pembangunan, sementara layanan pemesanan via telepon MiniMix
memudahkan konsumen mendapatkan produk beton jadi pada hari yang
sama.MiniMix merupakan gebrakan dari truk semen yang dapat digunakan kepada
masyarakat yang memiliki pengasilan menengah, dengan dapat dibawa ke tempat
tempat yang memiliki jalan yang lumanyan kecil.Perusahaan holcim pula perusahaan
pertama yang mengembangkan fasilitas batching plant keliling.

12

Kebanyakan perusahaan biasanya mengadakan seminar. Sama halnya juga


dengan PT Holcim, Seminar selenggarakan untuk kalangan industri seputar prosedur
pengecoran beton skala besar untuk pendirian pondasi gedung tinggi merupakan yang
pertama di sini. Mempelopori pembangunan Akademi Holcim yang merupakan pusat
pendidikan profesi yang menawarkan program pengembangan ketrampilan teknik dan
manajemen kepada para siswa dari negara-negara Asia Tenggara.
Tim Geocycle PT Holcim menyediakan solusi total pembuangan limbah
industri, perkotaan dan pertanian bagi konsumen yang tidak ingin terbebani masalah
pengumpulan, penyimpanan dan pembuangan limbah berbahaya maupun limbah
tidak berbahaya. Reputasi perusahaan kian meningkat, dan seiring dengan itu
semakin banyak perusahaan besar di sektor industri maupun pemerintah yang
memanfaatkan jasa kami.Konsultan kami bekerja dengan prinsip kurangi, pakai
kembali dan daur ulang dalam membantu perusahaan menekan produksi limbah
mereka.Geocycle mempelopori pembangunan instalasi pemusnahan gas perusak
ozon, CFC, dengan cara yang aman fasilitas yang pertama di kawasan Asia
Tenggara. Kami memperoleh kredit karbon dalam program Mekanisme Pembangunan
Bersih UNFCCC dengan memanfaatkan biomassa dalam proses produksi semen
karena langkah ini dapat mengurangi emisi CO2 yang muncul dalam proses
pembusukan jika limbah pertanian tersebut dibiarkan begitu saja.
Adanya pemikiran perusahaan peduli akan lingkungan, Pada tahun 2013
pabrik semen PT Holcim di Cilacap menjadi salah satu dari sedikit badan usaha di
Indonesia yang berhasil meraih penghargaan PROPER Emas dari Kementerian
Negara Lingkungan Hidup penghargaan tertinggi di bidang manajemen limbah dan
lingkungan hidup di Indonesia, yang dicapai untuk keempat kalinya. Pada perusaan di
cilacap hamper semua lingkungan sekitar perusahaan di tamanami tanaman hijau
untuk meminimalisir terdapatnya pencemaran. Pabrik PT Holcim di Narogong
berhasil memperoleh peringkat PROPER Hijau untuk ketiga kalinya berturut-turut.

13

2.4 PT. Yakult Persada


PT. Yakult Indonesia Persada merupakan perusahaan yang mempunyai lisensi
atas nama Yakult Honsha Co., Ltd., yang berada di Jepang sejak tahun 1990. Pabrik
yang memiliki luas tanah sebesar 50.000 m2 ini mulai dioperasikan pada tahun 1997
dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 3.300.000 botol per harinya. Yakult
original pertama kali ditemukan oleh Dr. Minoru Shirota pada tahun 1930 di Kyoto
Imperial University. Beliau menemukan sebuah bakteri baik yang berguna bagi usus
tubuh dan dinamakan sebagai L. casei Shirota strain. Bakteri L. casei Shirota strain
mempunyai banyak manfaat bagi tubuh seperti, menjaga keseimbangan bakteri baik
di dalam usus, menjaga kondisi tubuh, dan memperbaiki sistem pencernaan tubuh.
Hal yang kami dapatkan dari kunjungan industri ini salah satunya kami dapat
melihat proses produksi PT. Yakult Indonesia Persada secara langsung mulai dari
proses fermentasi hingga pembuatan botol dan kemasannya dan akhirnya produk siap
untuk dipasarkan. Selain itu, kami memperoleh informasi mengenai manajemen yang
dilakukan perusahaan mulai dari sumber daya manusia sampai bahan yang akan
digunakan untuk membuat produk Yakult. Perusahaan tersebut menerapkan peraturan
yang ketat bagi para karyawan yang bekerja pada pabrik Yakult, terutama mengenai
kebersihan kuku dan pakaian. Setiap harinya, supervisor dari PT. Yakult Indonesia
Persada akan melakukan pengecekan kepada setiap karyawan yang akan memasuki
lingkungan pabrik, apakah sudah memenuhi persyaratan dalam peraturan yang telah
ditetapkan. Selain itu, PT. Yakult Indonesia Persada juga sangat menjaga kebersihan
dan kesegaran produk Yakult yang telah dihasilkan dengan melakukan quality
control, menyimpan bakteri pada ruangan higienis dan steril pada suhu 0-10 oC,
pengawasan mutu dan pengujian mikrobiologi secara fisika dan kimia.
Selain manajemen bahan baku dan sumber daya manusia, dijelaskan pula
bahwa Yakult juga memiliki sistem distribusi produk yang bagus. Yakult melakukan
distribusi langsung ke toko-toko yang telah melakukan pemesanan kepada pabrik
Yakult, tanpa meminta bantuan orang kedua untuk melakukan distribusi kepada toko
tersebut. PT. Yakult Indonesia hanya akan mengizinkan toko yang memenuhi
persyaratan dari PT. Yakult Indonesia Persada untuk menjual produknya ke

14

masyarakat. Beberapa persyaratan tersebut diantaranya adalah tersedianya tempat


penyimpanan memiliki suhu yang tepat supaya dapat menjaga kualitas produk Yakult
tetap segar dan baik saat sampai di tangan konsumen. PT. Yakult Indonesia Persada
juga menggunakan bantuan Yakult Lady yang terdiri dari mayoritas ibu rumah tangga
untuk mengirim Yakult secara langsung ke tangan para konsumen yang sulit
dijangkau oleh PT. Yakult Indonesia. Selain mengirimkan Yakult, Yakult Lady juga
bertugas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya
menjaga kesehatan tubuh, dengan salah satunya mengkonsumsi Yakult setiap hari.
Pada akhirnya, dari kunjungan industri ini kami mendapatkan banyak wawasan dan
ilmu yang baru tentang PT. Yakult Indonesia Persada khususnya dalam pengelolaan
sumber daya dan proses produksi dan diharapkan dari informasi yang kami peroleh
dapat membantu untuk lebih memahami penerapan mata kuliah yang berkorelasi
dengan manajemen khususnya manajemen sumber daya dan manajemen produksi.
2.4.1

Proses produksi Yakult

Dalam proses

produksi yakult, produksi ini telah memenuhi standar

internasional secara higienis dengan cara-cara yang ramah lingkungan untuk menjaga
kualitas produk. Produksi yakult menggunakan mesin otomatis dengan sistem
tertutup dengan perlengkapan produksi seluruhnya menggunakan bahan stainless
steel yang terbaik.
Proses produksi yakult menganut sistem management keamanan pangan yang
sesuai standar ISO 22000:2005. Selain itu, perusahaan telah mendapatkan sertifikat
ISO 9001:2008 untuk management kualitas.
Proses produksi Yakult menggunakan prosedur operasi yang dibakukan
seperti pintu masuk karyawan yang dilengkapi dengan pembersih sepatu otomatis,
pintu hanya dibuka apabila karyawan telah mencucihamakan kedua tangan. Sebelum
memasuki ruang produksi, karyawan harus melalui air shower untuk membersihkan
pakaian dari kotoran yang menempel.
Berikut proses produksi Yakult
1. Proses pembuatan SEED STARTER (Proses A)

15

Skim Milk Powder dan glukosa dilarutkan dengan air kemudian disterilisasi dan
difermentasi dengan penambahan lactobacillus casei strain dalam tangki pembibitan
(Seed tank).
2. Proses pembuatan susu fermentasi (Proses B)
Susu bubuk skim dan glukosa dituang ke dalam silo. Kemudian susu bubuk skim dan
glukosa dilarutkan menggunakan air panas didalam Disolving tank. Setelah proses
pelarutan sempurna, larutan difilter dan ditransfer ke mesin Ultra High Temperature
(UHT) untuk sterilisasi pada temperatur 120oC. Kemudian susu yang steril ditransfer
ke Culture Tank. Susu dipanaskan dengan suhu sekitar 98oC untuk mendapatkan
warna khas Yakult. Susu yang sudah memenuhi standar mutu selanjutnya
dihomogenisasi menggunakan mesin homogenizer.
3. Proses pembuatan sirup (Proses C)
Sukrosa dituang kedalam silo tank, kemudian dilarutkan menggunakan air panas
didalam Disolving tank , setelah sempurna sirup ditransfer ke mesin High
Temperature Short Time untuk disterilisasi.
4. Proses Mixing-1 (Proses D)
Merupakan proses dimana susu fermentasi dari homogenizer ditransfer ke Storage
Tank yang telah berisi sirup steril hasil proses C. Hasil proses ini disebut sebagai
Yakult Consentrate.
5. Proses sterilisasi air pencampur (Proses E)
Air yang sudah mendapatkan perlakuan awal, disterilisasi dengan mesin ultraviolet
dan ditampung sebagai air steril dalam Water tank.
6. Proses Mixing-2 (Proses F)
Merupakan proses pencampuran antara Yakult consentrate dengan air steril di mesin
Blending.
7. Proses pembotolan dan pengepakan
Botol Polistyrene dihasilkan oleh mesin Moulding. Produk dibotolkan secara otomatis
oleh mesin pengisi dan ditutup dengan alumunium foil dengan volume 65 ml.
Selanjutnya dikemas menjadi kemasan multi yang terdiri dari 5 botol per pack dan
dikemas lagi dalam kemasan repack yang terdiri dari 10 pack multi/pack = 50 botol.
8. Penyimpanan dingin
Yakult yang sudah dikemas, selanjutnya disimpan dalam Cold Storage.

16

2.4.2

Proses distribusi Yakult

Dalam menjaga mutu terbaik dari produk yakult, perusahaan menangani


langsung produk sejak dari selesai produksi hingga sampai ke konsumen. Berikut
proses pendistribusiannya :
1. Yakult Lady
Agar produk sampai ke tangan konsumen dalam kualitas terbaik diciptakan
sistem pengiriman melalui yakult lady, yang langsung mengantarkan produk ke
konsumen walau hanya satu botol. Selain itu, yakult lady disebut sebagai pusat
informasi berjalan karena mereka melakukan komunikasi dengan memberikan
informasi kesehatan kepada pelanggan.
2. Direct sales
Pendistribusian yakult di supermarket, minimarket, toko, kantin, dan lainnya
menggunakan kendaraan pendingin. Pendistribusian ini mencakup Pulau Jawa,
Madura, Bali, Lombok, Sumatera, Batam, Bangka, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain
itu, dilakukan juga penempatan Sales Promotion di supermarket untuk memberikan
penjelasan kepada konsumen.
Proses pengolahan air limbah Yakult
Dalam usaha melesatrikan lingkungan, yakult telah membangun sistem
pengolahan air limbah yang menggunakan teknologi hasil ciptaan yakult Jepang.
Sistem pengolahan ini menggunakan botol yakult tanpa dasar yang diletakkan dalam
tangki pengolahan limbah, kemudian berbagai macam mikroorganisme aerob dan
anaerob menempati bagian dalam dan luar botol yakult. Mikroorganisme ini
berfungsi untuk mengurai dan mengolah zat-zat organik yang menyebabkan
kekeruhan pada air sehingga menghasilkan air yang jernih.
Berikut proses pengolahan air limbah dengan menggunakan botol yakult.

17

18

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Simpulan kunjungan perusahaan yaitu penggunaan metode persentasi dan tanya
jawab dapat meningkatkan pengetahuan, daya ingat serta keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran secara teori dengan mengamati subjek dalam keadaan aslinya
serta penggunaan alat peraga dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa
pada mata kuliah yang telah dilakukan yang dapat menjadi bekal praktik kerja.

19

DAFTAR PUSTAKA
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabet: Bandung.
Winarno. 1980. Metode Pengajaran Nasional. Jemmars: Bandung.
Syaiful, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

LAMPIRAN
Water Treatment Plant Jababeka

Coagulant Storage Tank

Sludge Collector

Unit Sand Filter

Anda mungkin juga menyukai