Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH METODE FIELD TRIP DALAM MENINGKATKAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN KESADARAN SISWA TERHADAP


LINGKUNGAN PADA MATERI EKOSISTEM

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Seminar Proposal Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Dosen pengampu:
Dr. Amprasto, M.Si
Dr. Wahyu Surakusumah, M.T.

Disusun oleh:

Roro Haptari Ayu Kinanti (1606027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
PENGARUH METODE FIELD TRIP DALAM MENINGKATKAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN KESADARAN SISWA TERHADAP
LINGKUNGAN PADA MATERI EKOSISTEM

A. Latar Belakang Masalah

Manusia selalu berupaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan


teknologi. Adanya kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
tidak lepas dengan perubahan lingkungan. Hal ini sesuai dengan Barlia dalam
Fatkur (2012) yang menyatakan bahwa setiap penambahan dan penemuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baru, akan selalu diikuti oleh perubahan gejala
alam. Munculnya masalah lingkungan diantaranya disebabkan karena
ketidakmampuan masyarakat dalam mengembangkan sistem nilai sosial dan gaya
hidup yang selaras dengan lingkungan (Khanafiyah & Yulianti 2013).
Berdasarkan Oseph (2011) ketidakpedulian masyarakat di zaman sekarang ini
yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam lingkungan dan secara
tidak langsung juga menularkan sikap tidak peduli lingkungan terhadap generasi
selanjutnya.

Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi sumber daya alam dan
lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka mengubah perilaku merupakan
prioritas utama dalam mengatasi krisi lingkungan, yaitu dengan melalui jalur
pendidikan (Mulyana 2009). Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah
dengan menerapkan pendidikan lingkungan hidup di sekolah dengan metode yang
lebih inovatif, interaktif, dan aplikatif. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan
mendekatkan siswanya terhadap alam melalui proses pembelajaran yang
melibatkan lingkungan alam dan sekitarnya (Fatkur 2012). Dengan mendekatkan
siswa dengan lingkungan sekitarnya, diharapkan siswa juga lebih peduli dan peka
terhadap perubahan gejala yang sesungguhnya juga dipengaruhi tangan manusia.
Untuk mengajarkan materi tersebut diperlukan adanya penerapan metode
pembelajaran yang mampu mendekatkan siswa dengan lingkungan. Salah satu
cara untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan lingkungan
adalah dengan menerapkan metode Field Trip. Metode Field Trip merupakan
metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk terjun langsung ke suatu tempat
yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Berdasarkan
hasil penelitian Dohn (2013) menunjukkan bahwa kunjungan lapangan dapat
memberikan pengalaman yang efektif serta dapat meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. Selain itu, metode Field Trip juga mampu menumbuhkan sikap-
sikap yang positif pada siswa terutama pada materi tentang lingkungan.
Menurut Saptono (2011) sikap peduli siswa dapat muncul pada saat siswa
diajak untuk belajar sikap peduli dengan cara bertindak peduli. Dengan kata lain,
mengajak siswa untuk terjun langsung ke lingkungan akan menumbuhkan sikap
peduli siswa terhadap lingkungan. Siswa akan memahami bahwa segala perilaku
manusia yang bersifat merusak alam, akan berakibat buruk yang dirasakan oleh
manusia itu sendiri. Dengan demikian, siswa akan memiliki sikap peduli dan
sadar terhadap lingkungan di sekitarnya. Selain itu menurut Yuliantri et al. (2007)
menyatakan bahwa belajar lingkungan harus mengalami apa yang dipelajari,
bukan mengetahuinya, dalam artian studi kasus dan studi lapangan harus
diperbanyak. Sikap peduli lingkungan merupakan salah satu sikap dari 18 sikap
yang harus dikembangkan dalam pendidikan karakter. Sikap peduli juga
tercermin dalam standar lulusan domain sikap yang harus dipenuhi oleh peserta
didik dalam kurikulum 2013. Sikap peduli lingkkungan tersebut tersurat dalam
kompetensi inti sikap pada kelas X, salah satunya bertujuan untuk
mengembangkan perilaku peduli dan ramah lingkungan (BSNP 2013).

Menurut Uno (2008) salah satu penyebab anak tidak terangsang untuk peduli
lingkungan karena sumber pendidikan satu-satunya adalah teks. Pada penelitian
ini penerapan metode Field Trip pada materi ekosistem diharapkan dapat
meningkatkan tanggung jawab sosial dan kepedulian siswa terhadap lingkungan.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh metode field trip dalam meningkatkan tanggung jawab


sosial dan kesadaran siswa terhadap lingkungan pada materi ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode field trip
dalam meningkatkan tanggung jawab sosial dan kesadaran siswa terhadap
lingkungan pada materi ekosistem.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dibuat penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode field
trip dalam meningkatkan tanggung jawab sosial dan kesadaran siswa terhadap
lingkungan pada materi ekosistem.

E. Batasan Masalah

1. Penelitian hanya terbatas pada konsep ekosistem dengan sub konsep


pencemaran lingkungan.

2. Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode field trip untuk kelas
eksperimen dan inkuiri untuk kelas kontrol.

3. Tanggung jawab sosial siswa yang diukur yaitu kepedulian dan empati.

4. Kesadaran lingkungan yang diukur yaitu mencakup dimensi egoistic,altruistic


dan biosperic.

F. Dasar Teori

1.Pengertian Metode Field Trip

Metode Field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko
serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan bermain dan sebagainya (Roestiyah,
2001:85). Winarno (1980: 115-116) mengatakan bahwa metode karyawisata atau
field trip adalah metode belajar dan mengajar di mana siswa dengan bimbingan
guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu dengan maksud untuk belajar.
Berbeda halnya dengan tamasya di mana seseorang pergi untuk mencari hiburan
semata, field trip sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh tujuan dan
tugas belajar. Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006: 214) metode field trip
ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi
pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum
sekolah.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode field
trip merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan caramembawa
langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan dengan
sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung. Dalam
pembelajaran Biologi khususnya dalam pelajaran Ekosistem dibutuhkan
metodologi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Metode
field trip dianggap peneliti sebagai salah satu metode yang efektif digunakan
sebagai metode pembelajaran khususnya dalam melatih tanggung jawab sosial
dan kesadaran siswa terhadap lingkungan, karena dengan mengamati lingkungan
secara nyata siswa akan lebih peka terhadap kondisi lingkungan sekitar.

2.Kelebihan Metode Field Trip

Metode karyawisata atau field trip mempunyai beberapa kelebihan antara lain
(Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 94):

a.Field trip memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan


lingkungan nyata dalam pengajaran.

b.Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan masyarakat.

c.Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.

d.Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.


Menurut syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwa kelebihan metode
field trip adalah:

a. Anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam


dari dekat.

b. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan


mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.

c.Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataan-pernyataan


dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung.

d. Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan


wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.

e. Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara intensif dan komprehensif.

Sedangkan menurut Roestiyah (2001: 87) menyatakan kelebihan metode


karyawisata atau field trip yaitu:

a.Siswa memperoleh pengalaman belajar yang tidak didapatkan di sekolah,


sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau
keterampilan siswa.

b.Siswa dapat melihat berbagai kegiatan di lingkungan luar sehingga dapat


memperdalam dan memperluas pengalaman siswa.

c.Dengan obyek yang ditinjau langsung, siswa dapat memperoleh bermacam-


macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi dan tidak terpisah-pisah
dan terpadu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode field trip
mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:

a.Siswa dapat mengamati kenyataan yang bermacam-macam dari tempat


bekunjung siswa.
b.Siswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru.

c.Siswa dapat memperoleh informasi langsung yang berasal dari pengamatan


siswa itu sendiri.

d.Siswa dapat mempelajari suatu materi secara integral dan terpadu.

3.Kekurangan Metode Field Trip

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 94) mengemukakan bahwa metode


field Trip mempunyai kekurangan, yaitu :

a.Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk


disediakan oleh siswa atau sekolah.

b.Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.

c.Memerlukan koordinasi dengan guru agar tidak terjadi tumpang tindih


waktu selama kegiatan karyawisata.

d.Dalam field trip sering unsur rekreasi lebih prioritas, sedang unsur studinya
menjadi terabaikan.

e.Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan sulit mengarahkan
mereka pada kegiatan yang menjadi permasalahan.

Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwa


metode field Trip mempunyai kekurangan, yaitu :

a.Memerlukan persiapan oleh banyak pihak.

b.Jika karyawisata sering dilakukan akan menganggu kelancaran pelaksanaan


pembelajaran, apalagi jika tempat-tempat yang dikunjungi jauh dari sekolah.

c.Kadang-kadang terjadi kesulitan dalam pengangkutan.

d.Jika tempat yang dikunjungi itu sukar untuk diamati, akibatnya siswa
menjadi bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.
e.Memerlukan pengawasan yang tepat.

f.Memerlukan biaya yang relatif tinggi.

Dari kedua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode field Trip
mempunyai kekurangan-kekurangan, yaitu :

a.Biaya yang dipakai dalam proses karyawisata relatif mahal.

b.Kadang terjadi kesulitan dalam mengkondisikan siswa.

c.Sering tujuan pembelajaran tidak tersampaikan karena tujuan untuk rekreasi


lebih diprioritaskan.

d.Memerlukan persiapan yang matang agar tidak terjadi gangguan selama


dalam proses karyawisata berlangsung.

G. Definisi Operasional
Variabeldalampenelitianinididefinisikansecaraoperasionalsepertiberikut:

1. Penalarankritisdankreatifadalahdidasarkan padanormadan harus memenuhi


standar dan kriteria yang relevan, memanfaatkan dan berkontribusi untuk
pengetahuan disiplin.
2. Kemampuanberpikirkreatifadalahkemampuanmenyelesaikanmasalahsehingga
menciptakanataumenghasilkanjawaban yang barudaninovatif.
kemampuanberpikirkreatifditandaidenganBerpikirlancar,
yaitukemampuanyang menghasilkangagasandanBerpikirelaborasi,
yaitukemampuanmengembangkanataumemperkayagagasansuatujawaban.kema
mpuansiswadalambelajarsainsinidiukurmenggunakanwawancara.
H. Asumsi
I. Hipotesis
J. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (Quasy Experiment). Eksperimen semu merupakan desain
penelitian yang memiliki kontrol tetapi tidak dapat berfungsi mengontrol
variabel-variabel luar yang memengaruhi hasil eksperimen. (Sugiyono, 2012).

2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Equivalent
Control Group Design. Pada desain penelitian ini digunakan satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuannya
yaitu pembelajaran ekosistem dengan metode field trip sedangkan pada kelas
kontrol pembelajaran ekosistem menggunakan metode ceramah biasa. Setelah
kegiatan pembelajaran selesai, kedua kelas tersebut diberikan post test untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran tersebut.

Tabel I.1 Tabel Desain Penelitian


Kelompok Test- awal Perlakuan Test-akhir
C1 O1 X O2
C2 O1 - O2
Keterangan :
C1 : kelas eksperimen
C2 : kelas kontrol
O1, O1 : siswa diberikan pre-test berupa tes konsep
O2, O2 : siswa diberikan post-test berupa tes konsep
X : pembelajaran ekosistem dengan menggunakan metode field
trip
- :pembelajaran ekosistem dengan menggunakan metode
ceramah.
K. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 SMA yang berada di
Kota Bandung dan berasal dari jurusan MIPA.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X yang mengikuti pembelajaran
ekosistem dan berasal dari jurusan MIPA. Kelas X dipilih karena disesuaikan
dengan kurikulum dimana materi ekosistem dipelajari. Teknik pengambilan
sampel diambil secara random sampling dengan jumlah sampel secara
keseluruhan yaitu enam puluh siswa (60 siswa) dari 30 siswa kelas X MIPA A
dan enam puluh siswa (60 siswa) dari 30 siswa kelas X MIPA B.
L. Instrumen Penelitian
1. Jenis instrumen
Jenis instrument yang digunakan yaitu yang
digunakanuntukmengukurketerampilanberpikirkritissiswaadalahdenganmengg
unakanobservasi, danwawancara, dalambentukdiagram, dangambar,serta
videodenganmemperhatikanaspek yang diukuryaitukemampuananalisissiswa.
2. Kisi-Kisi
Kisi-kisiinstrumen yang merujukpadapenelitian yang dilakukanoleh(Waldrip
& Prain, 2017)
Tabel 1.
Kisi-kisiInstrumenKeterampilanBerpikirKritis

No Indikator NomorItem Jumlah


1 Tanggapaningintahusebuahpertanyaan 1-2 2
2 Tekunmelakukanpekerjaan 3-4 2
3 Mencaricarasendiriuntukmelakukansesua 5-6 2
tu agar
mencapaitujuandanmelaksanakantugasda
nkewajiban
4 Menambahpengetahuandanwawasan agar 7-8 2
dapatmenyelesaikanmasalah
5 Memperkuatpemahamansiswadanmempe 9-10 2
rtimbangkanketepatandankemudahandala
mmengambilkeputusan

3. ValiditasdanReabilitas
Validitasadalahsuatuukuran yang
menunjukantingkatkevalidanataukesahihansuatuinstrumen.
Prinsipvaliditasadalahpengukuranataupengamatan
yang berartiprinsipkeandalaninstrumendalammengumpulkan data.
Instrumenharusdapatmengukurapa yang seharusnyadiukur.
Jadivaliditaslebihmenekankanpadaalat pengukuranataupengamatan.
Reliabilitasadalahkesamaanhasilpengukuranataupengamatanbilafaktaatauk
enyataanhiduptadidiukurataudiamatiberkali – kali dalamwaktu yang berlainan.
Alatdancaramengukur atau mengamati sama–
samamemegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan.
ValiditasdanReabilitasmemilikidayapembedadengantingkatkesukaransoal
yang berbeda pula yang diukurdenganbantuanpendekatan didaktik tradisional
di mana guru cenderung menunjukkan bukti klaim, dan dimana pekerjaan
praktis digunakan untuk ilustrasi klaim lebih lanjut.
M. Prosedur Penelitian

Berikutadalahskemaalurpenelitian, disajikanpadagambar 1:
Gambar 1. SkemaAlurPenelitian

TahapPersiapan

TahapPelaksanaan

Reduksi Data MasaPengumpulan


Data

PascaPenelitian

PenarikanKesimpulan/
Verifikasi

Penelitianinidilakukanmelaluitigatahappenelitianyaitu:
1. TahapPersiapan
Mencarijurnal-jurnalutamadanpendukungdalammembuat proposal
penelitiandanmengkonsultasikannyadengandosenmatakuliahPenelitianPendidi
kanBiologi.
2. TahapPelaksanaan
Proposal penelitian yang
telahdisahkanolehdosenmatakuliahPenelitianPendidikanBiologikemudiandike
mbangkan instrument penelitiannya.
3. PascaPenelitian
Melaksanakanpenelitian di SMAN 7 Bandung
danperguruantinggiUniversitasPendidikanIndonesia. Mengumpulkan data
denganmengobservasidanmewawancaraisiswa SMAN 7 Bandung
danmahasiswaUniversitasPendidikan Indonesia prodiPendidikanBiologi. Serta
mengolahdanmenganalisis data hasilpenyebaran instrument
untukmemperolehkriteriaberfikirsiswa. Penyempurnaan program
berdasarkanhasildiskusidanpenilaian yang telahdilakukan, sehingga program
tersebutmemilikikelayakanuntukdilaksanakan.
Penarikankesimpulandisusunberdasarkanpola-
polainduktifselamapenelitianberlangsungdan data yang
perludiujikebenarannya, kekokohannya, dankecocokannya.
Dalampenelitianinipenelitimengambil data berdasarkanfakta proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas.
N. Analisis Data
Analisis data dilakukandalamduatahap, yaitu:
1. Analisis Video

Analisis video oleh masing-masing peneliti secara independen dan


kemudian melalui kesepakatan bersama tentang kategori yang
diidentifikasi, dan komponen non-linguistik dari proses penalaran.
2. Kasusinterpretasi

Interpretasi kasus lebih lanjut, denganmelihat semua video di ruang kelas


di mana siswa atau guru menggunakan permintaan atau tindakan kreatif.
Misalnya siswa diminta untuk membuat dan menjelaskan model ion yang
bisa diterapkan, menunjukkan pemahaman mereka tentang konsep kepada
seseorang yang tidak memahaminya, menjelaskan mengapa zat larut atau
tidak, dan berspekulasi tentang apa yang terjadi dalam proses peluruhan
radioaktif. Dengan cara ini mereka diminta untuk menerapkan
pengetahuan saat ini dengan alasan tentang konteks baru atau generalisasi
dari pengalaman masa lalu. Kami mencatat penggunaan representasi oleh
siswa sebagai alat untuk menunjukkan alasan dan pemahaman yang
muncul. Kami membandingkan dua studi kasus untuk mengidentifikasi
kesamaan dan perbedaan dalam upaya guru untuk memperoleh alasan
kreatif siswa, dan untuk mengidentifikasi kemungkinan penjelasan untuk
pola-pola ini.

DAFTAR PUSTAKA

Murphy, C., Smith, G., & Broderick, N. (2019). A Starting Point: Provide Children
Opportunities to Engage with Scientific Inquiry and Nature of Science. Research
in Science Education. https://doi.org/10.1007/s11165-019-9825-0

Anda mungkin juga menyukai