Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TECHNOPRENEURSHIP

JASA SERVIS TV

NAMA : SANDI MAZARI


NIM : 1704105010055
PRODI : TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pentingnya Jasa Servis TV


Televisi merupakan alat penangkap siaran bergambar berupa audio visual dan
penyiaran videonya disiarkan secara broadcasting. Kata televisi berasal dari bahasa
yunani yaitu dari kata “Tele” yang berarti jauh dan “Vision” yang berarti melihat. Jadi,
jika disimpulkan secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari
studio televisi. (Ilham Z, 2010:255). Menurut Adi Badjuri (2010:39), televisi merupakan
media pandang sekaligus media pendengar berupa audio-visual, sehingga penonton tidak
hanya melihat gambar yang ditayangkan televisi, tetapi juga mendengar ataupun
mencerna narasi dari gambar tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa televisi adalah salah satu media massa elektronik yang menyiarkan
siarannya dalam bentuk gambar (video) dan suara (audio) yang berfungsi memberikan
informasi serta hiburan kepada publik.
Gejala dan penyebab kerusakan TV bermacam-macam. Gejala yang timbul dapat
berupa mati total, tidak ada suara atau gambar yang dihasilkan jelek. Sementara itu,
kerusakan TV dapat pula disebabkan oleh komponen yang sudah dimakan usia atau
hubungan antar komponen yang kurang sempurna, berikut ini adalah beberapa gejala-
gejala kerusakan pada TV berwarna:
1. Tidak ada Gambar dan Suara
2. Cacat (Distorsi) Pola Raster
3. Layar Timbul Flek (Warna Pelangi)
4. Dan lain-lain.
Ketika TV mengalami gejala kerusakan seperti yang telah disebutkan diatas,tentu saja
para pemilik TV tersebut belum tentu akan membuang dan beli baru dari toko. Selain
karena harga barunya mahal, kadang alasan nilai historis membuat orang memilih
memperbaikinya. Sudah pasti jasa servis elektronik dibutuhkan untuk mereparasinya dan
mengatasi maupun menangani kerusakan-kerusakan tersebut,dalam hal ini lebih tepatnya
ialah jasa servis TV. Demikian adanya jasa service atau maintenance service memang
sangat membantu sekali untuk menangani masalah dan kerusakan yang dialami pada TV
kita. Meskipun yang kita ketahui bahwa jasa servis sudah beredar dimana-mana,
mempermudah kita untuk mencari jasa service TV, cukup hubungi jasa servisnya. Maka
selang beberapa hari kemudian jasa servis tersebut mengunjungi rumah kita dan langsung
mengatasi kerusakan yang dialami oleh TV kita.

1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini dibentuk ialah untuk dapat menyusun dan merancang secara
matang strategi bisnis online yang menyediakan layanan dalam bentuk jasa,yang lebih
tepatnya jasa servis TV. Sedangkan bisnis online dalam bentuk jasa ini dirancang dan
direncanakan agar para konsumen atau pengguna jasa mendapatkan kemudahan dalam
menyelesaikan dan mencari solusi untuk permasalahan kerusakan pada TV yang mereka
miliki serta dapat mengefisiensi waktu dan biaya.
BAB II
TERMINOLOGI PENTING DALAM TEORI TECHNOPRENEURSHIP

Kata “Technopreneurship” merupakan gabungan dari “Technology” dan


“Entrepreneurship” yang dapat disimpulkan sebagai proses pembentukan dan kolaborasi
antara bidang usaha dan penerapan teknologi sebagai instrumen pendukung dan sebagai
dasar dari usaha itu sendiri, baik dalam proses, sistem, pihak yang terlibat, maupun
produk yang dihasilkan. Sedangkan Technopreneur merupakan orang yang menjalankan
technopreneurship atau sesorang yang menjalankan usaha yang memiliki semangat
entrepreneur dengan memasarkan dan memanfaatkan teknologi sebagai nilai jualnya.
Istilah technopreneur mungkin sudah banyak diperbincangkan dan sudah mulai dikenal
saat ini sejak kemunculannya di banyak surat kabar, majalah, dan televisi disaat teknologi
bukan hanya sebagai pendukung kerja saja namun juga dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan keuntungan.

Menjadi seorang technopreneur jika dilihat dari dua peranan yang dibebankan bagi
seorang technopreneur untuk memahami teknologi sekaligus menanamkan jiwa
entrepreneurship bukanlah sebuah perkara yang mudah, untuk menjadi seorang
technopreneur yang berhasil, setidaknya harus menguasai:

1. Teknologi
Teknologi memegang peranan penting dalam perkembangan dunia modern seperti saat
ini, kemunculan teknologi baru secara terus menerus dan penerapan teknologi yang
semakin banyak dan menyebar membutuhkan inovasi yang berkelanjutan agar
penggunaan teknologi dapat tepat guna dan mencapai sasarannya. Pembelajaran tentang
teknologi membutuhkan dukungan dari sumber daya manusia, dalam hal ini bisa
dipelajari di universitas atau perguruan tinggi dan perlu adanya kerja praktek yang
dilakukan secara rutin. Teknologi merupakan cara untuk mengolah sesuatu agar terjadi
efisiensi biaya dan waktu sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan
memperhatikan kebutuhan pasar, solusi untuk permasalahan, perkembangan aplikasi,
perbaikan efektivitas dan efisiensi produksi serta modernisasi. Seorang technopreneur tak
pernah hanya cukup mempelajari satu atau dua teknologi saja, melainkan harus peka
terhadap inovasi teknologi dan dibutuhkan ide kreatif untuk mendukungnya.

2. Entrepreneurship
Entrepreneurship adalah proses dalam mengorganisasikan dan mengelola resiko untuk
sebuah bisnis dengan rajin mengidentifikasi dan mengevaluasi pasar, menemukan solusi –
solusi untuk mengisi peluang pasar, mengelola sumber daya yang diperlukan, dan
mengelola resiko yang berhubungan dengan bisnisnya.

3. Business Skill
Merupakan dimensi yang penting dalam rangka mencapai tujuan wirausaha dan sebagai
indikator untuk mengukur keterampilan dalam berwirausaha. Dalam bisnis jasa servis
TV,keterampilan berwirausaha sangatlah penting,guna memajukan serta
mempertahankan jalannya bisnis tersebut dan juga untuk memperoleh keuntungan yang
besar.
4. Produk dan Jasa
Merupakan barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan/badan usaha agar dapat
dibeli dan dikonsumsi sehingga mampu memenuhi kebutuhan. Dalam hal ini yang
ditawarkan ialah dalam bentuk jasa,yaitu jasa servis TV.

5. Promosi
Promosi merupakan aktivitas mengkomunikasikan sebuah produk dengan tujuan dengan
tujuan membujuk target pasar ataupun konsumen untuk membeli produk atau
menggunakan jasa tersebut. Promosi merupakan tombak utama dalam strategi bisnis jasa
servis TV ini agar konsumen tau adanya bisnis jasa servis TV yang nantinya akan
dirancang berbasis online dan mau menggunakan jasa ini.

6. Invensi dan Inovasi


Invention dan inovation adal sebuah penemuan baru yang bertujuan untuk
mempermudah kehidupan. Inovasi adalah proses adopsi sebuah penemuan oleh
mekanisme pasar. Dalam bisnis ini,invensi dan inovasi dibutuhkan agar pelanggan
semakin tertarik dan tetap menggunakan jasa servis TV ini dengan perubahan-perubahan
terbaru (unik).

7. Bisnis Online
Bisnis online adalah kegiatan menjual barang atau jasa untuk mendapatkan keuntungan
melalui internet, televisi, website atau jaringan komputer lainnya. Dalam jasa servis TV
ini diterapkan bisnis online agar bisa lebih memudahkan para pelanggan.

8. Customer Need
Custumer Need (kebutuhan pelanggan) adalah tentang kebutuhan konsumen,yang
dimana dalam bisnis jasa servis TV ini akan memenuhi kebutuhan para pelanggannya.

9. Headlines
Headlines adalah pembarian nama website yang menarik agar konsumen tertarik dan
lebih mudah mengingat juga mengenali bisnis jasa ini,sehingga para pelanggan tidak
sulit dalam mencari bisnis jasa servis TV ini.
BAB III
TAHAPAN PENERAPAN PENGETAHUAN TECHNOPRENEURSHIP
PADA JASA SERVIS TV

Entrepreneurship adalah proses dalam mengorganisasikan dan mengelola resiko


untuk sebuah bisnis dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi pasar, menemukan solusi-
solusi untuk mengisi peluang pasar, mengelola sumber daya yang diperlukan, dan
mengelola risiko yang berhubungan dengan bisnisnya. Untuk mengembangkan jiwa
entrepreneurship dibutuhkan beberapa tahapan :

1) Internallization, adalah tahapan penanaman jiwa entrepreneurship melalui


konstruksi pengetahuan tentang jiwa entrepreneurial serta medan dalam usaha.
Dalam tahap ini lebih menekankan tentang kewirausahaan dan pengenalan tentang
urgensinya.

2) Paradigm Alteration, yang berarti perubahan paradigma umum. Pola pikir


pragmatis dan instan harus diubah dengan memberikan pemahaman bahwa unit
usaha riil sangat diperlukan untuk menstimulus perkembangan perekonomian
negara dan jiwa entrepreneurship berperan penting dalam membangun usaha
tersebut.

3) Spirit Initiation. Setelah pengetahuan dan paradigma telah terbentuk, diperlukan


sebuah inisiasi semangat untuk mengkatalisasi gerakan pembangunan unit usaha
tersebut. Inisiasi ini dengan memberikan bantuan berupa modal awal yang disertai
monitoring selanjutnya.

4) Competition. Tentunya dunia bisnis tak dapat dilepaskan dari kompetisi dengan
para pesaing yang selalu berlomba-lomba dalam menghadirkan nilai tambah dan
produk baru untuk bersaing. Seorang entrepreneur harus sigap dalam sebuah
kompetisi untuk tidak ketinggalan.
BAB IV
ASPEK TECHNOPRENEURSHIP PADA JASA SERVIS TV

Technopreneurship merupakan pengembangan dari enterpreneur. Dimana


entrepreneur sebagai objek utama yang didukung dengan teknologi yang mapan untuk
meciptakan lapangan kerja baru. Technopreneurship berbeda dengan entrepreneurship.
Technopreneurship harus sukses pada dua tugas utama, yaitu menjamin bahwa teknologi
berfungsi sesuai kebutuhan target pelanggan, dan teknologi tersebut dapat dijual dengan
mendapatkan keuntungan. Sedangkan enterpreneur mengutamakan keuntungan tanpa
diharuskan menggunakan teknologi.

Ada empat aspek dasar dari technopreneurship yaitu :


1. Technoprenuership adalah proses penciptaan suatu bisnis menggunakan media
teknologi. Dalam bisnis jasa servis TV ini,segalanya mengedepankan dan
mengutamakan teknologi. Karna dengan teknologi yang ada sekarang,suatu
permasalahan yang tadinya memakan waktu yang lama untuk
menyelesaikannya,akan menjadi lebih cepat dan tepat untuk diselesaikan.
2. Technopreneurship memerlukan waktu dan daya. Segala usaha pasti
membutuhkan waktu dan tenaga,baik itu waktu yang lama,waktu yang cepat,dan
tenaga yang banyak ataupun sedikit.
3. Adanya penilaian terhadap resiko. Jenis resiko bermacam-macam tetapi umumnya
dalam bentuk keuangan, fisik, dan sosial.
4. Penghargaan dari menjadi enterpreneurship. Penghargaan dapat berupa
kebebasan, kepuasan pribadi, maupun uang. Dalam berbisnis,ada waktu dimana
kita mendapatkan yang namanya penghargaan. Contoh kecil dalam bisnis jasa
servis TV ini yaitu,misal kita telah selesai memperbaiki TV pelanggan,dan
pelanggan mengatakan kepada kita bahwa mereka merasa puas dengan kinerja dan
skill yang kita miliki,itu sudah termasuk salah satu penghargaan yang kita dapat
dari menjadi enterpreneurship.

Wirausaha berbasis teknologi informasi merupakan cara yang cepat dan tepat,
karena dengan menjalankan strategi bisnis dan mengembangkan bisnis di bidang
technopreneurship dapat meningkatkan hasil dan kualitas dari usaha bisnis yang dijalani.
Kini dengan menggunakan website, sebuah toko akan lebih mudah dijangkau oleh orang
banyak daripada toko yang hanya jualan di daerah setempat. Promosi melalui website
juga lebih memungkinkan dilihat banyak orang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Teknologi merupakan satu hal terpenting bagi kita dalam


merancang,menyusun,serta menciptakan suatu peluang bisnis apabila kita
ingin menjadikan bisnis tersebut bisnis yang efisien terhadap waktu maupun
biaya,serta berpengaruh besar bagi kita dan juga pelanggan yang nantinya
akan merasakan.
2. Dalam berbisnis,seorang technopreneur harus berani mengambil dan
menerima resiko dari apa yang akan diciptakannya. Karna apabila seseorang
tersebut tidak berani mengambil dan menerima resiko,maka tidak akan ada
yang namanya puncak kesuksesan dalam bisnisnya tersebut.
3. Kepuasan pelanggan dalam berbisnis juga perlu dikedepankan,untuk
menciptakan loyalitas pelanggan. Hal ini jauh lebih penting daripada berusaha
untuk mendapatkan pelanggan baru, karena biaya yang diperlukan untuk
mendapat pelanggan baru jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mempertahankan pelanggan lama.
4. Kepuasan pelanggan dapat memberikan keuntungan bagi kita dalam berbisnis
dalam bentuk shopperan yang lebih besar dan kemungkinan menjadi
pelanggan dalam jangka panjang.
5. Seorang technopreneur harus memiliki tekad yang kuat. Tekad kuat
merupakan modal dalam menjalankan suatu usaha,karena apabila usaha yang
dilakukan gagal,itu bukan berarti akhir dari usaha kita,tapi itu merupakan
rintangan untuk kita menggapai kesuksesan dalam berusaha,karna perlu
diketahui bahwa tidak ada usaha yang mencapai kesuksesan dalam waktu
sekejap.
DAFTAR PUSTAKA

Ciputra. 2009. Ciputra Quantum Leap Entrepreneurship: Mengubah Masa Depan Bangsa dan
Masa Depan Anda (edisi ke-4). Jakarta: Elex Media Komputindo.
Depositario D. P. T., Aquino N. A., & Feliciano K.C. 2011. Entrepreneurial Skill Development
Needs Of Potential Agri-Based Technopreneurs. ISSAAS, 17(1): 106-120.

Harjono, Ardi Widyatmoko, dan Nurhidayat, Taufik. 2013. Pembelajaran Kewirausahaan


Politama. Prosiding KNIT RAMP-IPB: 27-32.
Islam, Md. Aminul, Khan. M. A., & Obaidullah,
A. Z. 2011. Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the Business Success of Small
and Medium Enterprises (SMEs) in Bangladesh. International Journal of Business and
Management, 6(3): 289-299.
Kementerian Perdagangan RI. 2014. Menjadi Pemenang pada Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Makalah disampaikan pada Edukasi Publik AEC Grand Q Hotel Gorontalo 23 April 2014.
Kumar, Santosh A. N. & Vinay K. B.. 2011. Technology Business Incubators – India’s Rejuvenating
Scenario in Entrepreneurship Development. Journal of Information, Knowledge and Research in
Business Management and Administration, 1(2): 9-14.
Mintardjo, Christoffel. 2008. Teknopreneur sebagai Entrepreneur Abad 21: Suatu Pengantar. Jurnal
FORMAS, 1(4): 228-237.

Mopangga, Herwin et al. 2013. Komoditas Unggulan Lokal sebagai Sumber Inovasi dan
Wirausaha Mahasiswa; Pengalaman dari Gorontalo. Prosiding KNIT RAMP-IPB: 195-202.
NCIIA. 2006. Invention to Venture: Workshop in Technology Entrepreneurship. Madison:
National Collegiate Inventors and Innovators Alliance.
Niode, I. Y. 2007.Wirausaha Sebagai Alternatif Solusi Masalah Pengangguran. Jurnal Inovasi, 4(1):
91-99. Nur, N. et al. 2014. Entrepreneurship Orientation, Market Orientation, Business Strategy,
Management Capabilities On Business Performance; Study
At Small And Medium Enterprise Printing In Kendari. International Journal of Business and
Management Invention, 3(12): 8-17.
Okorie N. N. et al. 2014. Technopreneurship: An Urgent Need in The Material World for
Sustainability in Nigeria. European Scientific Journal, 10(30): 1857-7881.

Ono, Suparno et al. 2013. Peningkatan Minat Technopreneurship Melalui Workshop Satu Hari.
Prosiding KNIT RAMP-IPB: 131-139.
Sambodo, Amir. 2006. Makalah Seminar Pengembangan Technopreneurship. Jakarta.
Setiadi, U. 2008. Suatu Pemikiran Mengenai Pendekatan Kembali Antara Dunia Pendidikan S1
Manajemen Dengan Dunia Kerja. Prosiding Konferensi Merefleksi Domain Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis. Salatiga.
Soegoto, Eddy Soeryanto. 2009. Entrepreneurship; Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Sosrowinarsidiono. 2010. Membangun Sinergi Teknologi Dengan Kemampuan Kewirausahaan
Guna Menunjang Kemandirian Bangsa. Munas Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Informatika.
Bandung: Politelkom.
Sudarsih, Endang. 2013. Pendidikan Technopreneurship: Meningkatkan Daya Inovasi
Mahasiswa Teknik dalam Berbisnis. Prosiding KNIT RAMP-IPB: 56-63.
Wiklund, Johan & Shepherd, Dean. 2005. Entrepreneurial Orientation and Small Business
Performance: A Configurational Approach. Journal of Business Venturing, 20(1): 71-91.

Drucker, Peter F. Innovation and Entrepreneurship. New York: Harper Business, 1985.

Hills, G E, G T Lumpkin, & R P Singh. 1997. Opportunity Recognition: Perceptions and


Behaviors of Entrepreneurs, Frontiers of Entrepreneurship Research.

Anda mungkin juga menyukai