Anda di halaman 1dari 15

Contoh BAB III Metode Penelitian Kualitatif

Postingan ini seluruhnya diambil dari BAB III Disertasi Dr. Yonas Muanley, M.Th.
Disertasi dengan Judul: Pengaruh Kompetensi Pedagogi, Motivasi Berprestasi Dosen,
Integrasi Pendidikan Karakteristik Unggul Berdasarkan Didaktik Yesus Menurut Matius
5 dan Pemanfaatan Free Weblog Sebagai Bahan Ajar Online Terhadap Efektivitas
Proses Pembelajaran di STT IKSM SA, STT Paulus, STT Arrabona dan STT Rahmat
Emmanuel Jakarta (2012).
Saya bersykur karena penemuan dan pemanfaatan ini murni merupakan studi mandiri
saya selama bertahun-tahun, dan akhirnya saya menemukan bentuk metodologi
kualitatif. Tetapi harus dipahami bahwa metode penelitian kualitatif yang dimaksud disini
tidak dalam konteks penelitian teoritik sebagaimana yang pernah saya pakai untuk
skripsi S1, S2 Program M.Div. sedangkan untuk Program M.Th. saya memakai metode
penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif yang dikuantitatifkan. Untuk model
penelitian Kuantitatif kerangka Bab III nya jelas, sedangkan untuk kerangka penelitian
kualitatif (penelitian teoritik/kajian pustaka dan penilitian lapangan) baru saya temukan
tahun 2012 dan saya terapkan pada penelitian Mahasiswa S2 STT IKSM Santosa Asih
yang memakai penelitian kualitatif, salah satu mahasiswa yang hasilnya memuaskan
saya adalah penelitian Evelita Harianja, saya menerapkan teori yang saya dapat,
khususnya BAB III Penelitian Kualitatif pada mahasiswa tersebut, hasilnya dalam ujian
penjaminan mutu diakui oleh salah satu penguji yang diutus oleh pemerintah. Hasil itu
kemudian memotivasi saya untuk kemudian memakai metodologi kualitatif untuk
disertasi saya. Saya sadar bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang
membutuhkan waktu relatif lama ketimbang memakai analisis data secara statistik.
Berikut ini saya publikasikan kepada para pembaca tentang contoh BAB III
PENELITIAN KUALITATIF. Dan sekali lagi saya harus katakan bahwa hasil dari BAB III
yang saya kemukakan berikut ini adalah hasil belajar mandiri. Saya bertindak sebagai
pembimbing dan peneliti dalam disertasi saya. Ada pembimbing tetapi lebih pada
nuansa Kuantitatif/analisis data statistik, jadi praktis saya harus berjuang menemukan
dan mempertahankan dalam ujian Disertasi. Berikut Contoh Bab III metode penelitian
kualitatif. Mohon tidak dikopi paste.
Pada postingan berikutnya saya akan sampaikan Model Analisis Data Kualitatif pada
Bab IV.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini merupakan bagian epistemology yang dilalui penulis untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar tentang objek yang diteliti/realitas. Pengetahuan yang
benar1[1] adalah persesuaian antara apa yang diketahui dengan objek/realitas yang
diteliti (persesuaian antara pengetahuan dengan realitas). Pengetahuan yang dimaksud
dalam disertasi ini yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan variable terikat dan
bebas. Sementara salah satu realitas (bagian ontology) yang diteliti adalah mahasiswa
di STT dalam aspek mahasiswa mengalami proses perubahan dalam domein kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Secara landasan epistemology, pengetahuan yang benar tentang salah satu
realitas (ontology : hakikat kenyataan) dapat diperole melalui metode-metode ilmiah.
Biasanya yang sudah lazim dikenal adalah metode penelitian kuantitatif (realitas itu
tunggal, tidak berubah), dan metode penelitian kualitatif (realitas itu jamak, selalu
berubah). Dalam penelitian mahasiswa (disertasi) ini, penulis mempergunakan metode
penelitian kualitatif dengan maksud mendapatkan teori baru guna sebagai landasan
aksiologi2[2] terhadap tugas didaktik Yesus Kristus di Indonesia.
Di atas telah penulis paparkan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar tentang objek yang diteliti yaitu sejumlah mahasiswa di STT yang melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran, maka penulis memakai metode penelitian kualitatif.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2008), komponen-komponen yang biasa dipakai dalam
1[1]Teori pengetahuan yang benar yang umumnya dikenal adalah teori koherensi,
korespondensi, dan prakmatisme. Isi pengetahuan dalam disertasi inipun dapat dihubungkan
dengan ketiga teori ini, yaitu hasil penelitian itu selain benar karena sesuai dengan realitas yang
diteliti, tetapi juga pernyataan-pernyataan dalam isi disertasi haruslah bersesuaian dengan
pernyataan terdahulu, pengetahuan yang benar adalah sejauh pengetahuan itu berguna secara
praktis. Bandingkan Yonas Muanley, Bahan Ajar Filsafat Ilmu Program Pascasarjana STT IKSM
Santosa Asih (2011), hlm. 30

metode penelitian kualitatif yaitu metode dan alasan menggunakan metode kualitatif,
tempat penelitian, instrument penelitian, sampel sumber data penelitian, tehnik
pengumpulan data, tehnik analisa data,dan pengujian keabsahan data. Pokok-pokok itu
diuraikan sebagai berikut.
A. Metode dan alasan penggunaan metode
Sub judul ini terdiri atas dua pokok. Pokok pertama menyangkut metode yang akan
dipakai dalam penelitian, dan pokok kedua adalah alasan penggunaan metode dalam
penelitian tesis ini. Kedua sub pokok bahasan bab III akan dibahas sebagai berikut.

1. Metode Penelitian
Metodologi adalah cara-cara yang dipakai dalam penelitian ilmiah untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar adalah kesesuaian
antara pengetahuan dengan objek yang diteliti. 3[3] Pengetahuan yang dimaksud di sini
yakni pengetahuan yang telah dibangun dalam kajian teori, sedangkan objeknya adalah
2[2]Pengetahuan yang benar selalu berguna, hanya saja sering menjadi masalah dalam
aksiologinya. Ilmu pengetahuan yang benar dapat dipakai untuk kebaikan manusia, tetapi
sering juga terjadi bahwa ada penyimpangan dalam penggunaan ilmu untuk memusnakan
manusia, seperti bom atom, bom-bom yang dipasang oleh para teroris untuk memusnakan
sekelompok manusia yang menjadi sasaran kebencian. Dalam pertimbangan aksiologi yaitu
kegunaan isi penelitian mahasiswa (disertasi) ini, jelas memberi kegunaan yang sangat berarti
bagi penulis dalam hal: memikirkan, merumuskan tujuan pembelajaran, motivasi berprestasi
dalam tugas didaktik di STT sebagai bagian dari kesadaran akan panggilan dan pelaksanaan
Instruksional Yesus Kristus, Dia yang memberi perintah mengajar (Mat. 28) maka mengajar
yang dilaksnakan di manapun dan kapanpun adalah sebuah ketundukan terhadap perintah
sang guru Agung yaitu Yesus Kristus, memanfaatkan teknologi tinggi (halaman-halaman
website dari blog yang bersifat gratis) untuk tercapainya tujuan pembelajaran dari setiap mata
kuliah di STT, dengan muara bahwa peserta didik di STT mengalami kompetensi dalam aspek
kognitif (mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi/segenap kognitif), aspek afektif
(mengasihi Tuhan dengan segenap hati/segenap afektif), aspek psikomotorik (mengasihi Tuhan
dengan segenap kekuatan).

situasi sosial penelitian. Menurut Sugiyono, latar social adalah sampel dan populasi
penelitian4[4] Dalam hal ini yang menjadi situasi sosial (sampel dan populasi) penelitian
tesis ini adalah para orangtua Kristen yang bertempat tinggal di Kelurahan Pinang Ranti
Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Jadi, metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif.

2. Alasan penggunaan metode


Adapun alasan penulis menggunakan metode kualitatif yakni ingin mendapat data
secara alami (apa adanya) tentang situasi social yang diteliti yaitu para mahasiswa dan
dosen di STT IKSM Santosa Asih Jakarta Timur, STT Paulus Cigelam-Bekasi, STT
Arrabona Cilengsi, STT Rahmat Emmanuel Kelapa Gading, Jakarta Utara yaitu
pengaruh beberapa variable bebas seperti motivasi berprestasi dosen, kompetensi
paedagogi dosen teologi, pendidikan karakteristik unggul berdasarkan didaktik Yesus,
pemanfaatan free weblog sebagai bahan ajar online terhadap efektivitas proses
pembelajaran di empat STT tersebut di atas. Artinya penulis ingin mendapat data
secara alami bagaimana para mahasiswa menilai perubahan yang mereka alami dalam
ranah kognitif, afektif, serta psikomotorik akibat proses pembelajaran yang telah
diikutinya pada setiap mata kuliah. Penilaian akan perubahan ini menjadi salah satu
sebab bagi penulis menggunakan metode kualitatif.
3[3]Yonas Muanley, Bahan Ajar Filsafat Ilmu (Jakarta : Pascasarjana STT IKSM Santosa Asih,
2010), hlm. 20, bnd. http://muanleyyonas.wordpress.com
4[4]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung : Alfabeta, 2008), hlm.399

Metode yang dipakai untuk mendapat data dalam disertasi ini adalah metode
kualitatif maka ada komponen-komponen metode kualitatif yang harus diperhatikan oleh
peneliti. Sugiyono mengemukakan bahwa komponen-komponen penelitian yang dikenal
dalam metode penelitian kualitatif yaitu. metode dan alasan menggunakan metode
kualitatif, tempat penelitian, instrument penelitian, sampel sumber data penelitian,
tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data,dan pengujian keabsahan data
Alasan selanjutnya adalah penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini karena:
1. Masalah yang diteliti belum jelas, holistic dan kompleks, dinamis dan penuh makna
sehingga tidak mungkin data pada situasi social tersebut dijaring dengan metode
penelitian kuantitatif dengan instrument seperti test, kuesioner, pedoman wawancara.
2. Peneliti bermaksud memahami situasi social secara mendalam, menemukan pola,
hipotesa dan teori.5[5] Bagian ini menjadi focus penulis untuk mendapatkan sebuah
teori tentang efektivitas proses pembelajaran di STT.
Selain alasan di atas, alasan penggunaan metode kualitatif karena data penelitian
yang akan dipaparkan dalam disertasi ini dianalisis tidak menggunakan tehnik analisis
statistic melainkan data dianalisis secara kualitatif. 6[6]

B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian untuk penelitian kualitatif atau penelitian naturalistic yang
bermaksud mendapatkan data secara alamiah itu dapat terjadi di sekolah, perusahan,

5[5] Sugiyono, Ibid.


6[6] Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta : PPM,
2007). 191

lembaga pemerintah, di jalan, rumah,7[7] gereja dan lain-lain. Dengan demikian maka
situasi social di mana dilaksanakan penelitian ini yaitu di Sekolah Tinggi Teologi IKSM
Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel yang letak masingmasing STT berbeda, ada yang di Bekasi, Ada pula yang di Cilengsi, dan di Jakarta
Timur dan Jakarta Utara.
Pemilihan situasi social (para mahasiswa dan dosen di STT) ini disebabkan
karena para mahasiswa dan dosen STT yang ada di wilayah Bekasi, Jakarta Timur dan
Utara lebih banyak memiliki waktu dengan peserta didik yaitu dalam proses
pembelajaran di STT.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dapat dipakai peneliti untuk mendapatkan data.
Dalam penelitian kuantitatif instrument penelitian itu berupa test, kuesioner, pedoman
wawancara dan lain-lain.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif instrument utama

dalam penelitian adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti. 8[8] Bagian terakhir ini
dimungkinkan bila penelitian dilakukan secara tim. Jadi, instrument utama dalam
penelitian ini yaitu peneliti sendiri. Selain itu peneliti juga menggunakan instrument lain
seperti kuesioner dan wawancara terhadap objek yang diteliti. 9[9]

Ronny Kountur

menyatakan: instrument dimaksudkan sebagai alat pengumpul data. Misalnya, untuk


penelitian sosial instrument penelitian berupa kuesioner, sedangkan untuk penelitian

7[7] Sugiyono, Ibid.399


8[8]Ibid, 400
9[9]Ibid

eksakta, instrument penelitian yang dipakai bermacam-macam, seperti: thermometer


(alat mengukur suhu panas pada tubuh manusia), timbangan (alat pengukur berat), dan
lain-lain.10[10]
D. Sampel Sumber Data
Sugiyono menyatakan bahwa sampel sumber data yang biasanya dipakai dalam
penelitian kualitatif adalah purposive dan snowball sampling. Sampel sumber data pada
tahap awal memasuki lapangan adalah memilih orang yang memiliki power dan otoritas
pada situasi sosial atau objek yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk mampu
membukakan pintu atau jalan masuk kemana saja peneliti akan melakukan
pengumpulan data.11[11] Jadi, sampel dan sumber data dalam penelitian ini diarahkan
pada:
1. Para mahasiswa di STT yang mengalami proses pembelajaran dan para dosen yang
melakukan kegiatan mengajar yang memahami tentang sesuatu, yaitu efektivitas
proses pembelajaran. Dalam hal ini sesuatu di sini berhubungan dengan pengenalan
mahasiswa akan ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dialami oleh mereka
melalui proses enkulturasi,sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga
dihayati.
2. Para mahasiswa dan dosen STT yang tergolong masih sedang berkecimpung atau
terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti, yaitu efektivitas proses pembelajaran dengan
beberapa variable bebas yang mempengaruhinya

10[10]Ronny Kountur, Ibid. 116


11[11] Ibid

3. Para mahasiswa dan dosen STT yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
informasi, informasi disini berkenaan dengan pengetahuan akan efektivitas proses
pembelajaran yaitu tercapainya perubahan dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik pada mahasiswa
4. Para mahasiswa dan dosen STT yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
kemasannya sendiri.
5. Para mahasiswa dan dosen di empat STT yang pada mulanya tergolong cukup asing
dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
nara sumber.
Siapa yang dapat dijadikan sampel sumber data, dan berapa jumlahnya dapat diketahui
setelah penelitian selesai. Jadi tidak dapat disiapkan secara awal. 12[12]
E. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui dua sumber utama, yaitu: (1) sumber
sekunder atau data sekunder. Data sukender adalah data yang bersumber dari
penelitian orang lain yang dibuat untuk tujuan yang berbeda. Data ini berupa fakta,
table, gambar, dan lain-lain. Walaupun dibuat untuk maksud yang berbeda, data-data ini
dapat dimanfaatkan peneliti lain untuk variable yang sedang diteliti. (2) Sumber primer
atau data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari
sumber utamanya. Misalnya, peneliti yang ingin mengetahui persepsi warga gereja
tentang mutu tamatan sekolah teologi maka sumber utama data adalah dari sekolah
teologi

yang

bersangkutan.

Pengumpulan

data

dari

sumber

sekunder

tidak

membutuhkan instrument. Sedangkan pengumpulan data dari sumber primer


membutuhkan instrument. Untuk penelitian social termasuk penelitian Pendidikan

12[12]Sugiyono, Ibid. 400-401

Agama Kristen, biasanya instrument yang dipakai adalah peneliti dan kuesioner. Bila
instrument yang yang digunakan adalah peneliti maka metode metode pengumpulan
data yang dipergunakan adalah wawancara atau observasi, bila menggunakan
instrument berupa kuesioner maka metode pengumpulan data yang dipakai antara lain
melalui pos, membawa langsung, atau melalui e-mail ke responden. 13[13]
Cara mengumpulkan data primer dapat dilakukan melalui cara-cara: (1)
wawancara, (2) observasi, (3) kuesioner. Penggunaan tiga cara ini disesuaikan dengan
informasi apa yang diperoleh, waktu yang tersedia, dana yang tersedia, dan tenaga
peneliti yang akan melakukakan penelitian. Apabila instrument yang dipakai adalah
peneliti maka informasi yang akan dicari adalah informasi kualitatif maka pilihan yang
terbaik adalah memakai wawancara atau observasi. Bila informasi yang akan dicari
adalah informasi kuantitatif maka pilihan yang terbaik adalah menggunakan kuesioner.
Observasi adalah cara mengamati obyek yang merupakan sumber utama data.
Misalnya, peneliti inging mengetahui cara ibu-ibu memilih barang yang akan dibeli,
maka yang dapat dilakukan oleh peneliti yakni mengamati ketika ibu-ibu memilih
barang, waktu ibu-ibu memilih barang, atau segera setelah ibu-ibu memilih barang.
Berdasarkan pengamatan itu, banyak informasi yang dapat diketahui. Informasi yang
ingin diketahui dapat dilakukukan pada waktu ibu-ibu akan memilih barang, dapat juga
diketahui di rak mana letak barang yang terbaik, apakah di atas, di tengah, atau di
bawah. Demikian pula lokasi terbaik di mana barang ditempatkan, apakah di depan

13[13]Ronny Kountur, Ibid. 177 -182

pintu masuk, atau bagian belakang ruangan, akan menentukan ibu-ibu membeli
barang.14[14]
Dalam pengamatan sebagaimana yang di maksud di atas, Ronny Kountur
menyatakan beberapa peran peneliti sebagai pengamat, yakni: (1) pengamat
mengamati tetapi tidak berpartisipasi dalam kegiatan orang-orang yang diamati dan
tidak teridentifikasi oleh mereka yang diamati. (2) pengamat mengamati dan tidak
terlibat dalam aktivitas mereka yang diamati, namun ada diantara mereka sehingga
dapat dikenali tetapi bisa juga tidak dikenali jika tidak diperhatikan. (3) sambil
mengamati, pengamat berpartisipasi pada kegiatan orang yang diamati dan mereka
juga mengetahui jika mereka sedang diamati. (4) sambil mengamati, pengamat
berpartisipasi pada aktivitas mereka yang diamati, namun mereka tidak tahu sedang
diamati.15[15]
Tehnik pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah
observasi participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan
ketiganya atau trianggulasi.
Observasi dipakai untuk mengobservasi apa yang diobservasi pada para
mahasiswa di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat
Emmanuel. Apa yang diobservasi, yang diobservasi adalah pengaruh beberapa variable
bebas terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT. Dalam observasi ini akan
dilakukan wawancara tidak berstruktur dan berstruktur untuk melihat dan menganalisis
sejauh mana pengaruh variable bebas terhadap efektivitas proses pembelajaran
14[14] Ibid. 184-185
15[15] Ibid

Wawancara di sini adalah orang-orang yang dijadikan sebagai nara sumber


(kepada siapa akan melakukan wawancara. Wancara dilakukan melalui wawancara
terstruktur (pewawancara menyiapkan daftar pertanyaan sebelum wawancara dilakukan
dan pertanyaan didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya), dan wawancara tidak terstruktur (pewawancara dan yang diwawancarai
berbicara dengan santai dan pertanyaan bisa muncul ketika sedang dalam
pembicaraan.Tidak ada daftar pertanyaan yang harus diikuti dengan ketat). 16[16]

F. Tehnik Analisisa Data


Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah
data yang tidak dapat dianalisis dengan tehnik statistic. Sedangkan data kuantitatif
adalah data yang dianalisis dengan teknik statistic. Jadi, ada dua analisis data yaitu
dengan metode non statistic untuk data kualitatif, dan dengan metode stattistik untuk
data kuantitatif.
Data kualitatif pada umumnya dalam bentuk pernyataan kata-kata atau
gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk penjelasan dengan kata-kata
atau tulisan. Yang menjadi perhatian di sini adalah bagaimana menganalisis pernyataan
dalam bentuk kata-kata atau tulisan tersebut. 17[17] Tehnik analisa data dalam penelitian
kualitatif dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapannya yaitu:
Tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya
dengan analisis domain.
16[16] Ibid. 186
17[17] Ibid. 191-192

Tahap kedua adalah menentukan focus, tehnik pengumpulan data dengan minitour
question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi.
Tahap seleksi, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan structural, analisis data
dengan analisis kompensial. Setelah anaisis kompensial dilanjutkan analisis tema.
Analisis data kualitatif meliputi proses identifikasi apa yang menjadi perhatian dan apa
yang merupakan persoalan. Proses identifikasi di sini yakni pengaruh beberapa variable
bebas terhadap variable terikat disertasi ini yaitu: efektivitas proses pembelajaran di
STT. Sedangkan persoalan adalah kecendrungan mahasiswa dan dosen di STT yang
menekankan satu aspek dalam proses pembelajaran yaitu perubahan kognitif tetapi
masih pada tingkat yang rendah. Sedangkan perubahan pengetahuan bukanlah satusatunya ukuran tercapainya tujuan pembelajaran karena masih ada ranah yang lain
yaitu afektif dan psikomotorik
Proses identifikasi sebagaimana yang dimaksud di atas dilakukan dalam
beberapa proses yaitu proses kategorisasi, proses prioritas, dan proses penentuan
kelengkapan. Ketiga prose situ dapat diuraikan sebagai berikut.
Pertama. proses kategorisasi yaitu proses menyusun kembali catatan dari hasil
observasi atau wawancara menjadi bentuk yang lebih sistematis. Laporan dibuat dalam
beberapa kategorisasi yang sistematis. Untuk menentukan proses kategorisasi
sistematis ini, diakui oleh peneliti bahwa tidak ada standar yang baku. Oleh karena itu
diperlukan keahlian dan intuisi peneliti. Artinya semakin sering melakukan kategorisasi
maka peneliti akan semakin mahir. Beberapa panduan dalam membuat kategori sasasi,
yaitu perhatikan regularity. Regularity adalah hal-hal yang sering muncul. Hal-hal yang
sering muncul ini dapat dijadikan sebagai suatu kategori. Setelah penentuan kategori,

maka selanjutnya perlu diperiksa atau dicek secara sistematis (systematic checks)
apakah benar apa yang dianggap sebagai suatu kategori dapat dianggap sungguhsungguh benar sebagai suatu kategori. Pemeriksaan secara sistematis dilakukan
dengan melihat hal-hal yang dianggap menjadi suatu kategori jika memiliki kesamaan
dan berbeda kategori jika memiliki perbedaan. Kategori tersebut diusakan untuk tidak
terlalu luas atau terlalu sempit. Karena jika kategori terlalu luas maka tidak akan tampak
apa yang menjadi perhatian (concern) dan persoalan (issue). Dan bila terlalu sempit
akan kehilangan gambaran secara keseluruhan. 18[18]
Kedua. Proses prioritas yaitu bila terdapat banyak kategori maka perlu prioritas
terhadap kategori mana yang dapat ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan
karena terlalu banyak kategori yang akan menyulitkan dalam interpretasi. Kategorikategori yang diperioritaskan adalah: (1) kategori yang sering muncul, (2) oleh
beberapa orang dianggap sebagai yang paling dapat dipercaya, (3) merupakan hal
yang unik atau memiliki cirri khas tersendiri, (4) membuka peluang adanya
kemungkinan penyelidikan lebih lanjut, dan (5) material atau berharga. 19[19]
Ketiga. Proses penentuan kelengkapan yaitu bilamana atau kapan proses
kategorisasi dianggap telah lengkap? Apakah jumlah kategori yang telah terkumpul
sudah cukup? Atau, apakah kategori yang dikumpulkan telah menjawab semua
perhatian (concerns) maupun persoalan (issues) yang diharapkan? 20[20]

18[18] Ronny Kountur, ibid. 191 -193


19[19]Ibid. 193-194
20[20]Ibid

Dalam konteks penelitian ini tiga kategorisasi di atas dipahami dalam proses
perhatian dan persoalan. Yang menjadi perhatian penelitian ini adalah pemahaman
orangtua Kristen tentang kecerdasan majemuk pada anak, sementara persoalan adalah
pengembangan kecerdasan anak. Sedangkan jenis penelitian yang dipakai adalah
penelitian korelasi yang mencari hubungan sebab akibat yaitu pengaruh variable bebas
terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT. Artinya bila dosen dan mahasiswa
hanya memiliki pemahaman bahwa efektivitas pembelajaran itu hanya perubahan
kognitif maka aspek yang diutamakan adalah kognitif, sementara efektivitas proses
pembelajaran melibatkan afektif dan psikomotorik.
Proses kategorisasi tersebut dalam penelitian ini mencari tahu pengaruh
kompetensi paedagogi, motivasi berprestasi dosen, pendidikan karakteristik unggul
berdasarkan ajaran Yesus, pemanfaatan free weblog sebagai bahan ajar online/media
pembelajaran online (perubahan di dalam ruang kelas = belajar bersama di ruang
kuliah, dan di luar ruang kelas/akses blog dosen yang berisi kontrak pembelajaran,
silabus, materi kuliah, dll) terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM
Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel. Apakah variablevariabel bebas itu mempengaruhi variable teribat dalam ukuran: sangat efektif, efektif,
kurang efektif, tidak efektif21[21] dalam hubungan dengan efektivitas pembelajaran yang
terjadi pada peserta didik. Berdasarkan uraian ini, kategorisasi penelitian ini didasarkan
pada upaya mencari tahu pengaruh variable bebas yang akan dihasilkan dari hasil
21[21]Penilaian didasarkan pada skala Likert. Skala ini dipakai untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala social. Gejala
social dalam penelitian ini adalah karakteristik orangtua Kristen dalam hubungan dengan
kecerdasan majemuk. Penjelasan skala Liker dapat dilihat dalam Riduwan, Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2003). 12-13

penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh variable bebas terhadap efektivitas proses
pembelajaran di STT.22[22]
Jadi, analisis data yang dipakai yaitu dilakukan secara beruntun/bersama-sama,
melalui proses analisis domain, taksonomi, kompensial, dan tema budaya. 23[23]
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: uji kredibilitas data
(validitas internal), uji dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas
eksternal/generalisasi), dan uji konfirmabilitas (objektivitas). Namun yang utama adalah
uji kredibilitas data. Uji kredibilitas data dilkukan melalui:
(1) Perpanjangan pengamatan,
(2) Meningkatkan ketekunan,
(3) Triangulasi,
(4) Diskusi dengan teman sejawat,
(5) Member check,
(6) Analisis kasus negative.24[24]
Dari enam pengujian keabsahan data di atas, penulis memakai triangulasi.

22[22]Perbandingan contoh proses kategorisasi dapat dilihat dalam Ronny Kountur, halaman
195
23[23] Sugiyono, Ibid. 401
24[24] Sugiyono, Ibid. 401-402

Anda mungkin juga menyukai