Anda di halaman 1dari 5

Mayang Lenggayu Rarasanti

25-2014-086
Tugas Review Artikel

Penelitian Analisis Dan Optimasi Kinerja Bank Sampah dan Unit Pengolahan Sampah (UPS)
Dalam Mengelola Sampah Di Kelurahan Beji, Depok bertujuan untuk mengetahui timbulan
dan komposisi sampah,mengetahui recycling rate dan recovery rate dari bank sampah dan
UPS di Kelurahan Beji, dan menghitung manfaat ekonomi dan optimasi dari bank sampah
dan UPS. Metodologi penelitian yang digunakan berupa pengambilan data primer dengan
pengukuran timbulan sampah dan komposisi sampah secara langsung berdasarkan SNI-19-
3694-1994 dan melalui wawancara. Untuk mengetahui optimasi pengelolaan sampah
digunakan analisis SWOT dan analisis ekonomi terhadap model pengelolaan sampah dengan
menggunakan rasio B/C dan nilai NPV. Hasil yang didapatkan berupa timbulan sampah
Kelurahan Beji sebesar 0,2147 kg/orang/hari dengan komposisi terbesar adalah sampah
organik. Recycling rate dan recovery rate di bank sampah Kelurahan Beji keduanya adalah
0,17%, sedangkan di UPS Kelurahan Beji adalah 7,7% dan 52%. Dari nilai B/C yang kurang
dari 1 menunjukkan kegiatan bank sampah kurang layak dari segi finiansial (tidak
memberikan manfaat ekonomi) namun layak untuk dilaksanakan berdasarkan nilai NPV yang
lebih besar dari 0. Berdasarkan analisis SWOT untuk mengoptimasi bank sampah dan UPS
antara lain dengan sosialisasi kepada masyarakat dan meningkatkan kerja sama antara bank
sampah dan UPS. (Vincent dkk., 2013).

Penelitian berjudul Evaluasi Kinerja Bank Sampah Kartini Mandiri Desa Pesanggrahan Kota
Batu bertujuan mengevaluasi kondisi eksisting pengelolaan sampah di bank sampah Kartini
Mandiri dari aspek teknis, aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek kelembagaan, aspek
kebijakan dan aspek peran serta. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi kinerja
pelayanan bank sampah terhadap kepuasan nasabah sehingga hasil penelitian ini dapat
menjadi rekomendasi bagi bank sampah dalam perbaikan pelayanan kepada nasabah.
Penelitian terhadap evaluasi kinerja pelayanan bank sampah Kartini Mandiri terhadap
kepuasan nasabah dilakukan dengan metode Important Performance Analysis (IPA), yaitu
metode penelitian dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan
prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal pula sebagai quadrant analysis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada kondisi eksisting aspek yang perlu mendapat
perhatian terkait pengelolaan sampah di bank sampah adalah aspek teknis, aspek ekonomi,
dan aspek peran serta masyarakat. Berdasarkan hasil IPA, faktor yang dianggap oleh nasabah
telah memuaskan, yaitu spesifikasi keterpilahan sampah, proses pendaftaran nasabah, jenis
keanggotaan, meja teller dan bunga tabungan. Sedangkan faktor yang dianggap belum
memuaskan adalah keberagaman jenis sampah, meja penimbangan, meja customer service,
ketersediaan sarana dan prasarana pengolah sampah anorganik, harga jual sampah, tabungan
nasabah, simpan pinjam dan bagii hasil tabungan. (Apriliyanti dkk., 2015).

Penelitian Cahyadi, (2017) membahas tentang implementasi kebijakan pengelolaan


sampah melalui bank sampah serta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
kebijakan tersebut. Metode penelitian ini adalah dengan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif menggunakan teori Ripley dan Franklin dimana ada 3 (tiga)
dimensi yang mempengaruhi keberhasilan implementasi yakni tingkat kepatuhan pada
ketentuan yang berlaku, kelancaran rutinitas fungsi, kinerja dan dampak yang diinginkan.
Keberhasilan implementasi dengan aspek tingkat salah satunya adalah kepengurusan
bank sampah, dimana terdapat pengurus bank sampah yang tidak aktif karena tidak ada
mendapat insentif. Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi kebijakan
pengelolaan sampah melalui bank sampah di Kabupaten Purbalingga masih belum
optimal berdasarkan tingkat kepatuhan implementor bank sampah terhadap kebijakan
pengelolaan sampah melalui bank sampah, kelancaran rutinitas fungsi bank sampah,
serta kinerja bank sampah dan dampak yang ditimbulkan dengan adanya bank sampah di
Kabupaten Purbalingga. Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu partisipasi masyarakat
dalam bank sampah, keterlibatan perempuan/ibu-ibu dalam mengelola sampah,
dukungan dan bantuan dari pemerintah desa/kelurahan, jangkauan pelayanan
pengangkutan sampah, dan kondisi sosial politik di wilayah di mana terdapat bank
sampah. (Cahyadi dkk., 2017).

Penelitian Asdiantri (2016) bertujuan menganalisis timbulan dan komposisi sampah


perumahan di Kota Pontianak serta menganalisis potensi dan nilai ekonomi sampah
perumahan di Kota Pontianak. Metode penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel
timbulan dan komposisi sampah berdasarkan SNI-19-3694-1994 dan pengambilan data
sekunder harga jual sampah di bank sampah Rosella. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
total timbulan sampah perumahan Kota Pontianak sebesar 126895,82 kg/hari atau 126,89
ton/hari. Komposisi sampah perumahan Kota Pontianak persentase sampah tertinggi, yaitu
sampah organik dengan jenis sampah organik lainnya dengan presentase sebesar 63,44% dan
sampah anorganik tertinggi dengan jenis sampah anorganik lainnya dengan persentase
sebesar 20,43%. Nilai ekonomi sampah perumahan Kota Pontianak sebesar
Rp163.632.081/hari. Potensi nilai ekonomi sampah perumahan Kota Pontianak pada tahun
2016 sebesar Rp59.725.709.457/tahun. (Asdiantri dkk., 2016).

Penelitian oleh Wiradimadja (2018) menitikberatkan pada pengembangan ecovillage di Desa


Bendungan dari aspek ekonomi, yaitu circullar economy. Penelitian ini menggunakan
metode Mixed Methods dengan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan
wawancara dan kuisioner. Berdasarkan permasalahan yang ada, salah satu program
ecovillage yang berkaitan dengan perbaikan isu lingkungan adalah melalui metode circullar
economy. Parameter circullar economy adalah: peran bank sampah dalam circullar economy;
pendapatan masyarakat melalui bank sampah; pemanfaatan limbah pertanian menjadi
komoditas baru seperti pupuk organik; penggunaan sampah plastik untuk keuntungan
ekonomi desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program tersebut telah membantu
penduduk desa untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari limbah dan juga telah membantu
membersihkan lingkungan. Masalah utama dari praktik circullar economy di desa ini adalah
jumlah sampah plastik yang dibuat oleh penduduk desa terlalu rendah untuk keuntungan
ekonomi sebenarnya, sehingga dapat menjadi ancaman bagi keberlanjutan program
ecovillage secara keseluruhan. (Wiradimadja dkk., 2018).
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pengelolaan sampah melalui bank sampah.
Metode penelitian menggunakan pendekatan positivist untuk mengukur egektivitas proses
pengelolaan sampah berdasarkan indikator kelembagaan, teknik operasional, pembiayaan,
peraturan/hukum, dan peran serta masyarakat.. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan pengelolaan sampah
dengan bank sampah di Kecamatan Sukmajaya tidak efektif, terutama dari indikator
kelembagaan, teknik operasional, peraturan, dan peran serta masyarakat (Damayanti dan
Susilih, 2014).

Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan Bank Sampah Sekolah dalam sistem pengolahan
sampah di Kota Pekanbaru dan mengetahui kendala yang dihadapi sekolah serta upaya
pemerintah dalam mengembangkan program Bank Sampah. Metodologi penelitian dilakukan
dengan observasi dan wawancara untuk mendapatkan data primer serta studi literatur untuk
mendapatkan data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah bank sampah sekolah
menjadikan siswa lebih peduli terhadap lingkungan dan juga memberikan nilai ekonomis dari
hasil tabungan. Kendala yang dihadapi salah satunya adalah pengelolaan sampah di bank
sampah sekolah belum dapat dikelola sendiri sehingga membutuhkan Bank Sampah Pusat
(Ekwarso dan Merdiana, 2015).

Penelitian ini bertujuan meninjau dan mendeskripsi pengelolaan dan penanganan sampah di
wilayah kota Depok dan di Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL),
mengidentifikasi faktor internal, faktor eksternal dan pengaruh SWOT terhadap kegiatan
Bank Sampah WPL, dan merumuskan strategi pengembangan Bank Sampah WPL melalui
pemberdayaan masyarakat agar dapat terus berkelanjutan (sustainable). Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh dari wawancara,
kuisioner, dan focus group discussion (FGD). Seluruh hasil kuesioner diidentifikasi faktor
eksternal (peluang dan ancaman) maupun faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dalam
kegiatan bank sampah dan diberikan bobot, ranking/peringkat dan nilai terboboti
menggunakan matriks EFE, matriks IFE dan matriks IE. Analisa menggunakan metode AHP
untuk menetapkan faktor strategis prioritas dan aktor utama yang berperan dalam
menjalankan prioritas tersebut dan mengambil keputusan sebagai upaya mengembangkan
bank sampah. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan Bank Sampah WPL relatif stabil dan
bertahan serta berpotensi untuk dikembangkan dengan menggunakan faktor internal dan
eksternal yang dimilikinya dengan lebih mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat
khususnya kaum perempuan. Strategi pengembangan yang paling dibutuhkan oleh Bank
Sampah WPL merupakan kolaborasi dari kekuatan internal organisasi dengan peluang serta
perubahan eksternal yang terjadi saat ini di luar kegiatan bank sampah. Menetapkan prioritas
strategi pengembangan pada bidang SDM, produksi, pemasaran dan pendanaan yang menjadi
kendala utama dalam pengembangan Bank Sampah WPL (Hasnam dkk., 2017).

Penelitian ini bertujuan menganalisis peran bank sampah dalam mendukung tata kelola
lingkungan berbasis masyarakat dan menganalisis keterlibatan publik (masyarakat,
pemerintah dan sektor swasta) terhadap implementasi bank sampah dalam menciptakan
manajemen lingkungan yang efektif dan kolaboratif. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitik dengan menggambarkan data dan
menganalisanya dengan teori normatif sebagai perbandingan. Pengumpulan data melalui
studi pustaka dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bank Sampah sebagai
tata kelola lingkungan berbasis masyarakat memiliki instrumen yang dapat membangun
kemandirian dalam masyarakat. Kemandirian ekonomi dibentuk oleh dukungan nasabah dari
keuntungan yang didapatkannya dan kemandirian intelektual dibentuk dengan menyortir dan
mengelola sampah di lingkungan rumah tangga. . Faktor-faktor kunci keberhasilan bank
sampah sebagai pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah instrumen ekonomi,
pendidikan, sosial, dan teknologi yang digunakan dengan baik dalam pemberdayaan
masyarakat, peran pemerintah daerah, kehendak yang kuat dan tata kelola lingkungan, serta
komunitas masyarakat bank sampah yang dilaksanakan dengan memiliki karakter sebagai
budaya lokal, masih memegang tradisi dan terbuka dalam modernitas, dalam membentuk
kehidupan masa depan perkotaan yang berkelanjutan. Pemerintah harus membuat peraturan
lebih lanjut untuk melindungi para pengurus dan nasabah bank sampah seperti dengan
dibentuk Standar Operasional Prosedur. Sehingga, modal dan keuntungan bisa secara
optimal dikelola untuk para pengurus dan kesejahteraan nasabah (Wijayanti dan Suryani,
2015).

Artikel ini bertujuan melihat potensi penguatan Bank Sampah Malang (BSM) sebagai salah
satu inovasi mengurangi timbunan sampah di TPA. Metodologi penelitian ini mengacu pada
metode IPCC Tier 2 terkait dengan metode perhitungan emisi dari sampah perkotaan.
Penggunaan metode Tier 2 didasarkan pada ketidaklengkapan data yang didapatkan dari
pengumpulan lapangan, sehingga sebagian variabel lainnya menggunakan pendekatan default.
Hasil dari penelitian ini adalah keberadaan BSM di Kota Malang mampu mereduksi sampah
yang dibuang ke TPA sebesar 3,956 ton pada tahun 2020 atau setara 2% dari total sampah
Kota Malang. Jika ditotal selama kurun waktu 2012 -2020, maka volume sampah yang
direduksi sebesar 12.291 ton. Melalui optimalisasi BSM dengan strategi pendekatan
diversifikasi produk maupun ekspansi afiliasi BSM, didapatkan peningkatan kinerja
persampahan menjadi 2.5% dengan jumlah 4.730 ton pada tahun 2020. Jika ditotal selama
kurun waktu 2012-2020, maka besarnya reduksi sampah melalui strategi optimalisasi BSM
sebesar 22,702 ton. Strategi untuk memaksimalkan peran BSM adalah dengan komposting dan
ekspansi afiliasi di tiap sekolah (Pratama dan Ihsan, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Apriliyanti, P. D., Soemarno, dan Meidiana, C. (2015). Evaluasi Kinerja Bank Sampah
Kartini Mandiri Desa Pesanggrahan Kota Batu. Jurnal Pembangunan dan Alam
LEstari, 6(2), 143-152.
Asdiantri, A., Fitrianingsih, Y., dan Fitria, L. (2016). Analisis Potensi Nilai Ekonomi
Sampah Perumahan Kota Pontianak. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 1(1).
Cahyadi, A., Sriati, dan Fatih, A. A. (2017). Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah
Melalui Bank Sampah di Kabupaten Purbalingga. Paper presented at the Seminar
Nasional Kependudukan & Kebijakan Publik.
Damayanti, R., dan Susilih, S. (2014). Efektivitas Pengelolaan Sampah melalui Bank
Sampah (Studi tentang Bank Sampah di Kecamatan Sukmajaya, Depok).
Ekwarso, H., dan Merdiana. (2015). Peranan Bank Sampah Sekolah di Kota Pekanbaru.
JOM FEKON, 2(1).
Hasnam, L. F., Syarief, R., dan Yusuf, A. M. (2017). Strategi Pengembangan Bank Sampah
di Wilayah Depok. Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, 3(3), 407-4016.
Pratama, R. A., dan Ihsan, I. M. (2017). Peluang Penguatan Bank Sampah untuk Mengurangi
Timbulan Sampah Perkotaan (Studi Kasus: Bank Sampah Malang). Jurnal Teknologi
Lingkungan, 18(1), 112-110.
Vincent, G. S. B., Kristanto, A., dan Novita, E. (2013). Analisis Dan Optimasi Kinerja Bank
Sampah Dan Unit Pengolahan Sampah (UPS) Dalam Mengelola Sampah Di
Kelurahan Beji, Depok.
Wijayanti, D. R., dan Suryani, S. (2015). Waste Bank as Community-based Environmental
Governance: A Lesson Learned from Surabaya. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 184, 171-179. doi:https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.05.077
Wiradimadja, D. D., Megantara, E. N., Husodo, T., Sunardi, Mutiara, R. A., dan Mulyani, T.
(2018). Circular Economy Practices in An Ecovillage (An Overview of Circular
Economy Practices in Bendungan Village, West Java, Indonesia). Ensains, 1(2), 71-
76.

Anda mungkin juga menyukai