Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PARTISIPASI

NAMA : WILDAN SABIL MA’RUFI PURBA


NIM : 858928207
ASAL POKJAR : KALISAT
MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

SOAL
1. Jelaskan karakteristik metode eksperimen!
2. Identifikasi kelebihan dan keterbatasan dari beberapa media visual tIdak diproyeksikan!
3. Jelaskan teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar!
4. Sebutkan komponen-komponen keterampilan bertanya dasar dan lanjut dan berikan contoh
masing-masing!
5. Mengapa dalam mengajar diperlukan keterampilan mengadakan variasi? Jelaskan!

JAWABAN

1) Ada beberapa karakteristik dari penelitian dengan metode eksperimen, seperti yang berikut
ini:

 Manipulasi

Dalam hal ini seorang peneliti akan menjadikan salah satu dari variabel bebas sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh pihak peneliti. Sedangkan variabel lainnya akan dijadikan sebagai
pembanding.

 Pengendalian

Karakter yang selanjutnya adalah pengendalian. Seorang peneliti menginginkan variabel yang dapat
diukur mengalami kesamaan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak peneliti. Hal ini
dilakukan dengan cara menambahkan faktor lain ke dalam variabel. Peneliti juga bisa membuang
faktor lain yang tidak diinginkan dari variabel tersebut.

 Pengamatan

Karakter lainnya adalah pengamatan yang mana seorang peneliti akan melakukan kegiatan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh dari manipulasi variabel tertentu pada variabel yang lain.

2) Kelebihan dan Kekurangan Media Visual


Media Visual adalah semua alat yang digunakan sebagai peraga yang biasanya digunakan
dalam proses belajar mengajar yang dapat dinikmati lewat panca-indera seperti mata. Media
visual sangat memegang peranan yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar.
Media visual dapat mempermudah pemahaman dan memperkuat ingatan bagi orang yang
melihatnya. Media visual dapat pula menumbuhkan minat bagi siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran yang telah diberikan dengan dunia nyata sebgai metode
untuk pembelajaran

Kelebihan Media Visual


1. Harganya lebih murah
2. Dapat ditemukan dimana saja
3. Mudah digunakan
4. Bentuk lebih nyata
5. Dapat dibaca sampai berkali-kali
6. Analisa lebih tajam tentang isi berita dengan analisa yang lebih mendalam
7. Metode pembelajaran yang menggunakan media visual akan lebih efektif, menarik
dan efisien
8. Proses pembelajarannya akan lebih menyenang

Kekurangan Media Visual


1. Ukuran gambar sering kali kurang tepat dalam proses pengajaran
2. Memerlukan ketersediaan sumber daya dan keterampilan
3. Kurang praktis dan lambat
4. Hanya berbentuk gambar saja tidak ada audio visual
5. Media visual yang terbatas media visual ini hanya berisi tulisan saja
6. Media visual hanya dipandang sebagai alat bantu

3) Teknik Menggunakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar


Sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, Nasution 1985:125
menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu: dengan cara membawa sumber-sumber dari masyarakat ke atau lingkungan
ke dalam kelas dan dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya masing- masing
cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metoda, teknik dan bahan tertentu yang
sesuai dengan tujuan pengajaran. Lebih lanjut Nasution 1982:134 menjelaskan ada beberapa
metode yang dapat digunakan dalam rangka membawa siswa ke dalam lingkungan itu
sendiri yaitu metode Karya wisata, service proyek, school camping, surfer dan interview.
Lewat karyawisata umpamanya, siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung,
membangkitkan dan memperkuat belajar siswa, mengatasi kebosanan siswa balajar dalam
kelas serta menanamkan kesadaran siswa tentang lingkungan dan mempunyai hubungan
yang lebih luas dengan lingkungan Menurut Sudjana dan Rivai 2002:212, ada beberapa cara
bagaimana mempelajari menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar: 22 1. Survey
Siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses
sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain- lain. Kegiatan dilakukan siswa melalui
observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau
dokumen yang ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas
bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. 2. Field
trip atau karyawisata. Dalam pengertian pendidikan, karyawisata adalah kunjungan siswa
keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan
kurikuler di sekolah. Namun, karya wisata yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini,
bukan hanya karya wisata yang diprogramkan sekolah tetapi karya wisata yang dilakukan
oleh masing- masing individu, misalnya karya wisata yang dilakukan bersama teman atau
keluarganya. Kedua cara yang dikemukakan diatas tidak hanya bermanfaat bagi proses
belajar siswa, namun lebih dari itu dapat digunakan sebagai media kerjasama sekolah
dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat sangat penting dalam pendidikan
agar memperoleh masukan-masukan bagi program pendidikan agar lebih relevan dengan
kebutuhan masyarakat serta memperkaya lingkungan belajar siswa di sekolah. 23 Dalam
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, tidak hanya dilakukan siswa pada saat jam
pelajaran berlangsung, tetapi siswa juga dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar di luar jam pelajaran sekolah secara individu. Siswa dapat memanfaatkan lingkungan
terdekat mereka untuk dijadikan sumber belajar, seperti lingkungan rumah mereka masing-
masing. Lingkungan rumah masing-masing siswa tentunya berbeda antara satu dengan yang
lainnya, hal ini tentunya akan menambah sumber belajar siswa semakin beragam. Sumber
belajar yang beragam akan membuat siswa mengetahui lebih banyak hal

4) Komponen-komponen Keterampilan Bertanya Lanjut

Keterampilan bertanya lanjut dibentuk di atas landasan penguasaan-penguasaan komponen-


komponen bertanya dasar. Karena itu semua komponen bertanya dasar masih digunakan dan akan
selalu berkaitan dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen
bertanya lanjut itu adalah:
1.   Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab suatu pertanyaan.

2.   Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat.

3.   Penggunaan pertanyaan pelacak.

4.   Peningkatan terjadinya interaksi.

1.   Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab suatu pertanyaan

Pengubahan ini artinya agar seorang guru dalam mengajukan pertanyaan dapat berusaha mengubah
tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu pertanyaan dari tingkat yang rendah ke tingkat
kognitif yang lebih tinggi.

Seperti: tingkat pemahaman, penerapan, analisis, sintesis maupun tingkat evaluasi.

2.   Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat

Dalam memberikan urutan pertanyaan seorang guru harus memberikannya secara terurut, misal:
pertama seorang guru mengajukan pertanyaan pemahaman penerapan, analisis, sintesis dan yang
terakhir lanjut ke pertanyaan evaluasi. Dan seorang guru hendaknya memberikan waktu yang cukup
untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.

3.   Penggunaan pertanyaan pelacak

Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh seorang guru.

1.   Klarifikasi

Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang tepat, maka guru
memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan atau dengan kata-kata lain
sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik atau menyuruh siswa untuk mengulang jawabannya
dengan kata yang lebih lugas.

Contoh pertanyaan:

–   Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud?

2.   Meminta siswa memberikan alasan

Guru dapat meminta siswa untuk memberikan bukti yang menunjang kebenaran suatu pandangan
yang diberikan dalam menjawab pertanyaan. Contoh pertanyaan:
–   Mengapa kamu mengatakan demikian?

3.   Meminta kesepakatan pandangan

Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau
penolakan siswa serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu pandangan yang diungkapkan
oleh seorang siswa, dengan maksud agar diperoleh pandangan yang benar dan dapat diterima oleh
semua pihak.

Contoh pertanyaan:

–   Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa/

4.   Meminta ketepatan jawaban

Jika jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban itu
agar diperoleh jawaban yang tepat atau guru dapat menggunakan metode pemberian pertanyaan
dengan sistem bergilir.

5.   Meminta jawaban yang lebih relevan

Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali jawabannya atau


mengemukakan kembali jawabannya menjadi lebih relevan.

6.   Meminta contoh

Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat meminta siswa untuk memberikan
ilustrasi atau contoh yang konkret.

Contoh: dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu.

7.   Meminta jawaban yang lebih kompleks

Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih kompleks dan mampu menemukan
ide-ide penting lainnya.

Contoh: dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide yang dikatakan tadi?

4.   Peningkatan terjadinya interaksi

Ada 2 cara guru untuk menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral.


1.   Guru mencegah pertanyaan dijawab langsung oleh seorang siswa tetapi siswa diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya untuk didiskusikan.

2.   Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab pertanyaan dari murid, tetapi
melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk didiskusikan.

Komponen ini akan dapat membantu siswa memberikan komentar yang wajar dan mampu
mengembangkan cara berfikir siswa.

5) Mengadakan variasi adalah ketrampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran,
untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipan.
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan
(Mulyasa:2013)

TUJUAN

Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa.
Tujuan mengadakan variasi menurut (Syaiful Bahri Djamarah:2013) adalah:

Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa terhadap Relevansi Proses Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan sangat
dituntut. Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk mempertahankan
agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan. Misalnya faktor penjelasan guru
yang kurang mengenai sasaran, situasi diluar kelas yang dirasakan siswa lebih menarik daripada
materi yang diberikan guru, siswa kurang menyenangi materi pelajaran yang diberikan guru.

Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan
pembelajaran. Karena itu guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat
meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.

Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Didalam diri siswa sudah ada motivasi, yaitu
motivasi instrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri memperhatikan
penjelasan guru. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi
ekstrinsik yang merupakan dororngan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini peran guru
berfungsi sebagai motivasi. Yaitu sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi
sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan untuk menyeleksi perbuatan.

Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah

Suatu kenyataan yang tidak bisa dipunkiri bahwa dikelas ada siswa dan siswi yang kurang senang
terhadap seorang guru. Konsekuensinya bidan studi yang dipegang oleh guru tersebut juga tidak
disenangi. Kurang senangnya siswa terhadap guru disebabkan gaya belajar mengajar yang kurang
bervariasi. Misalnya, hanya menggunakan metode ceramah. Guru kurang dapat mengusai kelas dan
gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa.

Guru bijaksana adalah guru yang mampu menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa serta
menggunakan gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa. Variasi
mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa.

Memberikan Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual

Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung tugasnya
dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar, penguasaan bagaimana menggunakan media, dan
penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam mengajar di kelas. Penguasaan ketiga ketramplan
tersebut memudahkan bagi guru melakukan pengembangan variasi mengajar.

Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah. Fungsinya berguna sebagai alat
bantu pengajaran. Fungsinya sebagai alat peraga. Fasilitas dijadikan sebagai alternatif dalam
menunjang sebuah pembelajaran. Jika terbatasnya fasilitas yang ada di sekolah maka cenderung
lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk melakukan pemilihan. Misalnya, kurangnya tersedianya
buku bidang studi menyebabkan metode mencatat lebih dominan dan sulit bagi guru untuk
melakukan pendekatn individual.

Mendorong Anak Didik untuk Belajar

Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru sedangkan kewajiban belajar adalah tugas
anaka didik. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong
anaka didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Untuk hal ini cara
akurat yang mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya
mengajar, dalam penggunaan media dan bahan pengajaran, maupun interaksi guru dengan anak
didik.
Memberikan Kesempatan bagi Perkembangan Bakat Peserta Didik terhadap berbagai hal Baru
dalam Pembelajaran. (Mulyasa:2013)

Memberikan Kesempatan kepada Peserta Didik untuk Belajar sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuannya. (Mulyasa:2013

Anda mungkin juga menyukai