Anda di halaman 1dari 52

E

S
CA

E
R

RT
PO
Ayu Annisahusna
2008730054

Pembimbing :
dr. H. sanoesi, Sp.PD

IDENTITAS
Nama
Umur

: Tn.A
: 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: rawamangun
Agama
Tgl MRS

: Islam
:5 oktober 2015

KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu
hati sejak 5 hari SMRS

Sekara
ng

1 bulan

2 bulan

Keluhan semakin
memburuk,Pasien
memutuskan
untuk dirawat di
Mual,muntah,nyer
RS
i ulu
hati,ikterik,edema
mual, muntah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien seorang Laki-laki berusia 50 tahun ,
sejak 5 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada
ulu hati,nyeri dirasakan sepanjang hari ,pasien
mengatakan nyeri seperti di remasremas,sebelum keluhan nyeri timbul keluhan
didahului dengan mual dan muntah.
sebenarnya keluhan mual dan muntah yang
dialami pasien sudah dirasakan sejak 2 bulan
SMRS, dan selama ini pasien sudah berobat ke
klinik di dekat rumah tetapi tidak terlalu banyak
perubahan, karena pasien masih saja sering
merasa mual dan muntah.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Kemudian 1 bulan SMRS pasien mengatakkan
keluhan mual dan muntah sekarang di sertai
dengan nyeri ulu hati dan tubuh pasien tampak
kuning terutama di daerah mata pasien
tampak jelas berwarna kuning,keluhan juga
disertai bengkak pada kedua kaki, perut
pasien mulai membesar dan terasa kembung.
Akhirnya pasien memutuskan untuk pergi ke dokter
spesialis , kemudian pasien berobat jalan .
Kemudian saat 5 hari SMRS keluhan bertambah
berat dan dirasakan mulai sangat mengganggu
.Akhirnya pasien memutuska untuk di rawat di
rumah sakit.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan batuk disangkal,sesak
disangkal,mudah lelah disangkal, demam
kadang-kadang, Pasien juga mengatakkan 1
minggu SMRS jika pasien BAB keluar
darah,dan BAB cair seperti air,darah
berwarna kehitaman,ampas
disangkal,terdapat lender,dengan frekuensi
BAB lebih dari 10 x perhari ,BAK lancar,
pasien juga mengatakkan berat badan pasien
turun 11kg dalam 2 bulan,pasien juga selalu
merasa lemas.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakkan pernah di diagnosis sakit liver 1 bulan SMRS
Pasien menyangkal adanya riwayat DM
Pasien menyangkal adanya riwayat Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien menyangkal adanya anggota keluarga lain yang sakit seperti
ini,
Pasien menyangkal adanya riwayat DM pada keluarga
Pasien menyangkal adanya riwayat Hipertensi pada keluarga
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat ke dokter, tetapi keluhan masih tetap dirasakan
pasien, Pasien sering mengkonsumsi obat warung (puyer bintang
7)
Riwayat Alergi
Alergi terhadap makanan disangkal
Alergi terhadap obat-obatan disangkal
Alergi terhadap cuaca disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
Pasien tampak sakit sedang, dan tampak lemas. Saat
dilakukan anamnesis, pasien sedang berbaring di
tempat tidur. Pasien tampak terlihat kurus .Pasien
cukup kooperatif dan komunikatif dalam menjawab
pertanyaan.

Tanda-tanda vital
:
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, pada pengukuran
suhu, didapatkan suhu tubuh pasien 36,5 oC. Tekanan
darah 100/70 mmHg, denyut nadi 82 x/ menit reguler,
pernapasan 22 x / menit.

STATUS GENERALIS
Kepala

Kepala Normochepal
Mata

Mata konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik. +/+


Telinga

Telinga tidak ada tanda-tanda keluarnya cairan, dan ketajaman


pendengaran baik.
Hidung

Hidung tidak ditemukan napas cuping hidung, tidak ada nyeri


tekan sinus, tidak ditemukan deformitas septum nasi.
Tenggorok (Mulut)

Tenggorok (mulut) mukosa mulut sedikit kering, lidah tidak


kotor ataupun tremor.
Leher

Leher tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, tidak


teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat peningkatan
JVP.

Thoraks Paru

Thoraks simetris, tidak terlihat adanya retraksi, dan


gerak dinding dada tampak simetris. Pada palpasi
vokal fremitus dekstra sama dengan vokal fremitus
sinistra. Perkusi sonor pada kedua lapang paru.
Bunyi napas vesikular,tidak ditemukan ronki ,tidak
ditemukan wheezing, pada kedua lapang paru.

Thoraks Jantung (Cor) :


Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula
sinistra. Bunyi jantung 1 dan 2 murni reguler,
tidak terdengar adanya Murmur, tidak terdengar
adanya Gallop.

Abdomen

Abdomen tampak cembung, dan tidak terlihat


adanya massa. Bising usus normal. Pada perkusi
abdomen redup ke timpani. Abdomen keras,
dan ditemukan nyeri tekan , terutama dibagian
epigastrium,dan perut bagian kanan. Ditemukan
pembesaran hepar 3 jari di bawah arcus
costa,tepi hepar teraba tajam ,teraba keras
,teraba nodul (+) , nyeri (+), spleen, dan ginjal
tidak teraba.

Ekstremitas :
Ekstremitas sedikit dingin dan terdapat edema
pada kedua kaki. Kulit tampak kering. Tidak
ditemukan adanya tanda-tanda deformitas ataupun
ulkus. Rentang gerak baik pada semua sendi.dan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium (5 oktober 2015)
Parameter

Nilai

Flag

Satuan

Nilai Normal

WBC
LY
MO
GR
LY
MO
GR

9,6
8,0
5,5
86,5

H
L

103 / ul

4,8-10,3

20,0-40,0

0,0-11,0

40,0-70,0

103 / ul

1,0-4,3

0,5

10 /ul

0,0-1,2

8,3

103/ul

1,9-7,6

0.8

RBC

1,79

106/ul

4,7-6,1

HGB

5,9

g/dl

14,0-18,0

HCT

18,0

4,2-5,2

MCV

100

Fl

80,0-94,0

MCH

33,0

Pg

27,0-32,0

MCHC

32,8

g/dl

32,0-36,0

PLT

230

103/ul

150-450

RDW

18,7

10,0-15,0

PCT

0,10

0,100-1,000

MPV

1,1

Fl

8,0-1,2

PDW

18,7

10,0-18,0

RESUME
Tn A berusia 50 tahun , sejak 5 hari SMRS mengeluh
nyeri pada ulu hati,nyeri dirasakan sepanjang hari , nyeri
seperti di remas-remas,sebelum keluhan nyeri timbul
keluhan didahului dengan mual dan muntah. sebenarnya
keluhan mual dan muntah yang dialami pasien sudah
dirasakan sejak 2 bulan SMRS,.Kemudian 1 bulan SMRS
pasien mengatakkan keluhan mual dan muntah
sekarang di sertai dengan nyeri ulu hati dan tubuh pasien
tampak kuning terutama di daerah mata pasien tampak
jelas berwarna kuning,keluhan juga disertai bengkak
pada kedua kaki, perut pasien mulai membesar dan
terasa kembung. 1 minggu SMRS pasien BAB keluar
darah,dan BAB cair seperti air,darah berwarna
kehitaman,ampas disangkal,terdapat lender,dengan
frekuensi BAB lebih dari 10 x perhari , pasien juga
mengatakkan berat badan pasien turun 11kg dalam 2
bulan.Pasien juga merasa lemas.

PEMERIKSAAN FISIK
Mata : conjungtiva anemis +/+, skelra ikterik
+/+
Abdomen :
Abdomen tampak cembung. Pada perkusi
abdomen redup ke timpani. Abdomen keras,
dan ditemukan nyeri tekan , terutama dibagian
epigastrium,dan perut bagian kanan.
Ditemukan pembesaran hepar 3 jari di bawah
arcus costa,tepi hepar teraba tajam ,teraba
keras ,teraba nodul (+) , nyeri (+).
Ekstremitas :
Ekstremitas sedikit dingin dan terdapat edema
pada kedua kaki. Kulit tampak kering, dan
terlihat pucat pada semua extremitas.

Pemeriksaan Laboratorium : 5 oktober 2015


LY %
:8,0 % (menurun)
GR %
:86,5 % (meningkat)
LY #
: 0,8 (menurun)
GR %
: 8,3 (meningkat)
RBC
: 1,79 x 106/ ul (menurun)
HB : 5,9 g/dl(menurun)
HCT
: 18,0 g/dl (menurun)
MCV
: 100 (meningkat)
MCH
: 33,0 (meningkat)
RDW
:18,7 % (meningkat)
PCT
:4,4 % (menurun)
MPV
: 6,5 fL (menurun)
PDW
:18,7 % (meningkat)

DAFTAR MASALAH

Dengue Fever

Gastropaty
e.c
Susp Hepatoma
FC II - III
Susp DC
Hepatitis

Anemia e.c melena

GASTROPATY E.C SUSP HEPATOMA


SUSP HEPATITIS
Assessment
Dari anamnesis didapatkan sejak 5 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada ulu hati , nyeri seperti
di remas-remas, pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 2 bulan SMRS.Kemudian 1 bulan
SMRS pasien mengatakkan keluhan mual dan muntah sekarang di sertai dengan nyeri ulu hati
dan tubuh pasien tampak kuning terutama di daerah mata pasien tampak jelas berwarna kuning,
perut pasien mulai membesar dan terasa kembung. Pasien juga mengatakkan berat badan pasien
turun 11kg dalam 2 bulan.

Dari Pemeriksaan Fisik :


Mata

: skelra ikterik +/+

Abdomen:
Abdomen tampak cembung. Pada perkusi abdomen redup ke timpani. Abdomen keras, dan ditemukan
nyeri tekan , terutama dibagian epigastrium,dan perut bagian kanan. Ditemukan pembesaran
hepar 3 jari di bawah arcus costa,tepi hepar teraba tajam ,teraba keras ,teraba nodul (+) , nyeri
(+).
Planning:
Medikamentosa:
Dextrose 5 %
Ranitidine 2 x 1 amp
Trovensis 3 x 1 amp
Hepa balance 2 x 2 Po
Rencana pemeriksaan : USG hat

Rujukan (Referensi) yang mendukung Assessment


Berdasarkan :

Hepatoma fase klinis :

Hepatoma fase klinis tergolong hepatoma stadium sedang,


lanjut, manifestasi utama yang sering ditemukan adalah:
(1) Nyeri abdomen kanan atas: hepatoma stadium sedang dan
lanjut sering datang berobat karena kembung dan tak nyaman atau
nyeri samar di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya bersifat
tumpul(dullache) atau
menusuk intermiten atau kontinu,
sebagian merasa area hati terbebat kencang,disebabkan tumor
tumbuh
dengan cepat hingga menambah regangan pada
kapsul hati. Jika nyeri abdomen bertambah hebat atau timbul
akut abdomen harus pikirkan ruptur hepatoma.

(2) Massa abdomen atas: hepatoma lobus kanan dapat


menyebabkan batas atas hati bergeser ke atas, pemeriksaan fisik
menemukan hepatomegali di
bawah arkus kostae berbenjol
benjol; hepatoma segmen inferior lobus kanan sering dapat
langsung teraba massa di bawah arkus kostae kanan; hepatoma
lobus kiri tampil sebagai massa di bawah prosesus xifoideus atau

(3) Perut kembung: timbul karena massa tumor sangat


besar, asites dan gangguan fungsi hati
(4) Anoreksia:
timbul karena fungsi hati terganggu,
tumor mendesak saluran gastrointestinal, perut tidak
bisa menerma makanan dalam jumlah banyak karena
terasa begah.
(5) Letih, mengurus: dapat disebabkan metabolit dari
tumor ganas dan berkurangnya masukan makanan dll,
yang parah dapat sampai kakeksia.
(6) Demam: timbul karena nekrosis tumor, disertai
infeksi dan metabolit tumor, jika tanpa bukti infeksi
disebut demam kanker, umumnya tidak disertai
menggigil.

(7)Ikterus: tampil sebagai kuningnya sclera


dan kulit, umumnya karena gangguan fungsi
hati, biasanya sudah stadium lanjut, juga dapat
karena sumbat kanker di saluran empedu atau
tumor mendesak saluran empedu hingga timbul
ikterus obstruktif.
(8) Asites: juga merupakan tanda stadium lanjut.
Secara klinis ditemukan perut membuncit dan
pekak bergeser, sering disertai udem kedua
tungkai.

ANEMIA E.C MELENA


Assessment
Dari anamnesis didapatkan 1 minggu SMRS pasien BAB
keluar darah,dan BAB cair seperti air,darah berwarna
kehitaman,ampas disangkal,terdapat lender,dengan
frekuensi BAB lebih dari 10 x perhari . Pasien merasa
lemas.
Dari Pemeriksaan Fisik :
Mata : conjungtiva anemis +/+
Ekstremitas :
Ekstremitas sedikit dingin dan terlihat pucat pada semua
extremitas.
Pemeriksaan Laboratorium :
HB : 5,9 g/dl
Planning :
Periksa MDT
Taxegram 2 x 1 vial


RUJUKAN (REFERENSI) YANG MENDUKUNG
ASSESSMENT
BERDASARKAN :
Kriteria
Parameter yang paling umum untuk
menunjukkan penurunan massa eritrosit
adalah kadar hemoglobin, disusul oleh
hematokrit dan hitung eritrosit. Harga
normal hemoglobin sangat bervariasi
secara fisiologis tergantung jenis kelamin,
usia, kehamilan dan ketinggian tempat
tinggal.

Kriteria anemia menurut WHO adalah:


NO

KELOMPOK

KRITERIA ANEMIA

1.

Laki-laki dewasa

< 13 g/dl

2.

Wanita dewasa tidak hamil

< 12 g/dl

3.

Wanita hamil

< 11 g/dl

FOLLOW UP
06-10-2015
S: nyeri ulu hati (+),
mual (+) , muntah
(+) ,lemas(+)
O : TD: 110/70mmhg,
RR:20x/mnt, N:
84x/mnt, suhu : 36,50C
Sclera ikterik +/+
,edema dorsum pedis
+/+
A : 1. Gastropaty e.c susp
Hepatoma
Susp Hepatitis
2.Anemia e.c Melena

Planing :
Dextrose 5 %
Taxegram 2 x 1 vial
Ranitidine 2 x 1
amp
Trovensis 3 x 1 amp
Hepa balance 2 x 2
Po
Tranfusi PRC

FOLLOW UP

07-10-2015
S: nyeri ulu hati (+), mual
(+) , muntah (-) ,perut
terasa selalu kenyang
walaupun makan sedikit,
lemas(+),BAB darah (-)
O : TD: 130/80mmhg,
RR:22x/mnt, N:
80x/mnt, suhu : 36,30C
Sclera ikterik +/+ ,edema
dorsum pedis +/+
A : 1. Gastropaty e.c susp
Hepatoma
Susp Hepatitis
2.Anemia e.c Melena

Planing :
Dextrose 5 %
Taxegram 2 x 1 vial
Ranitidine 2 x 1 amp
Trovensis 3 x 1 amp
Hepa balance 2 x 2
Po
Lapibroz 1x1 Po
Allopurinol 1x1 Po
Tranfusi PRC

Lab 07-10-2015:
kolesterol total = 252
Trigliserida = 364
As.Urat = 7,6
Bil direk = 3,06
Indirek = 1,45
SGOT = 174
SGPT = 54
HbsAg (-)
HB = 7,4

FOLLOW
08-10-2015

UP

S: nyeri ulu hati (+), mual


(-) , muntah (-) ,perut
terasa selalu kenyang
walaupun makan sedikit,
lemas(+),BAB darah (-)

Planing :

O : TD: 100/70mmhg,
RR:22x/mnt, N: 80x/mnt,
suhu : 36,90C

Taxegram 2 x 1 vial

Sclera ikterik +/+ ,edema


dorsum pedis +/+
Lab 07-10-2015 :

RBC=3,01

HB = 8,9
PLT = 138
A : 1. Gastropaty e.c
Hepatoma
2.Anemia e.c Melena

Dextrose 5 %
Ranitidine 2 x 1 amp
Trovensis 3 x 1 amp
Hepa balance 2 x 2 Po
Lapibroz 1x1 Po
Allopurinol 1x1 Po
Tranfusi PRC

09-10-2015
FOLLOW

UP

S: nyeri ulu hati (+), mual


(+) , muntah (-) ,perut
terasa selalu kenyang
walaupun makan sedikit,
lemas(+),sulit tidur (+),
BAB darah (-).
O : TD: 140/100 mmhg,
RR:22x/mnt, N: 88x/mnt,
suhu : 36,70C
Sclera ikterik +/+ ,edema
dorsum pedis +/+
Lab 08-10-2015 :

RBC=3,08

Planing :
Dextrose 5 %
Taxegram 2 x 1 vial
Ranitidine 2 x 1 amp
Trovensis 2 x 1 amp
Hepa balance 2 x 2 Po
Lapibroz 1x1 Po

HB = 9,1

Allopurinol 1x1 Po

PLT = 135

Tranfusi PRC

A : 1. Gastropaty e.c
Hepatoma
2.Anemia e.c Melena

Terima Kasih
^_^

Anemia

DEFINISI
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan
jumlah massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer
Parameter yang paling umum untuk menunjukkan
penurunan massa eritrosit adalah kadar hemoglobin,
hematokrit dan hitung eritrosit.

KRITERIA MENURUT WHO

NO

KELOMPOK

KRITERIA ANEMIA

1. Laki-laki dewasa

< 13 g/dl

2. Wanita

< 12 g/dl

dewasa

tidak hamil
3. Wanita hamil

< 11 g/dl

MENURUT ETIOLOGINYA, ANEMIA DAPAT


DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 3 MACAM :
1. Hipoproliferatif
Hipoproliferatif penyebab anemia yang
terbanyak. Dapat disebabkan karena:
Kerusakan sumsum tulang.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh obat-obatan,
penyakit infiltratif (contohnya: leukemia, limfoma),
dan aplasia sumsum tulang.
Defisiensi besi
Stimulasi eritropoietin (EPO) yang inadekuat.
Keadaan ini terjadi pada gangguan fungsi ginjal
Supresi produksi EPO yang disebabkan oleh sitokin
inflamasi (misalnya: interleukin 1)
Penurunan kebutuhan jaringan terhadap oksigen
(misalnya pada keadaan hipotiroid)

2. Gangguan pematangan
kadar retikulosit yang rendah,
gangguan morfologi sel
(makrositik atau mikrositik), dan
indeks eritrosit yang abnormal.
Gangguan pematangan dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam
yaitu:
a. Gangguan pematangan inti
biasanya ditemukan kelainan
morfologi berupa makrositik.
Penyebab dari gangguan
pematangan inti adalah defisiensi
asam folat, defisiensi vitamin
B12, obat-obatan yang

b. Gangguan pematangan sitoplasma


Pada keadaan ini biasanya ditemukan
kelainan morfologi berupa mikrositik
dan hipokromik. Penyebab dari
gangguan pematangan sitoplasma
adalah defisiensi besi yang berat,
gangguan sintesa globin (misalnya
pada thalasemia), dan gangguan
sintesa heme (misalnya pada anemia
sideroblastik)

- Kehilangan darah dapat terjadi


secara akut maupun kronis. Pada fase
akut, belum ditemukan peningkatan
retikulosit yang bermakna karena
diperlukan waktu untuk terjadinya
peningkatan eritropoietin dan
proliferasi sel dari sumsum tulang.
Sedangkan pada fase kronis
gambarannya akan menyerupai anemia
defisiensi besi.
- Gambaran dari anemia hemolitik
dapat bermacam-macam, dapat akut
maupun kronis. Pada anemia hemolisis
kronis, seperti pada sferositosis
herediter, pasien datang bukan karena
keadaan anemia itu sendiri, melainkan
karena komplikasi yang ditimbulkan
oleh pemecahan sel darah merah

KLASIFIKASI
N

Morfologi

Sel

Keterangan

Bentuk eritrosit
yang besar
Anemia
dengan
1. makrositik konsentrasi
normokromik
hemoglobin yang
normal
Bentuk eritrosit
yang kecil
Anemia
dengan
2. mikrositik konsentrasi
hipokromik
hemoglobin yang
menurun

Jenis Anemia
- Anemia Pernisiosa
- Anemia defisiensi
folat

- Anemia defisiensi
besi
- Thalasemia
- Anemia pada
penyakit kronis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Complete Blood Count (CBC)
Eritrosit
Hemoglobin (N : 12-16 gr/dl ; :
14-18 gr/dl)
Hematokrit (N : 37-47% ; : 4252%)
Mean Cell Hemoglobin (MCH) =
hemoglobin x 10
Jumlah eritrosit x 10 6
(N: 30 + 3 pg)
Mean Cell Hemoglobin
Indeks eritrosit
Concentration (MCHC) = hemoglobin
x 100
Hematokrit
(N: 33 + 2%)
Mean Cell Volume (MCV) =
hematokrit x 10
Jumlah
eritrosit x 10 6

Berdasarkan
Morfologi
Besarnya sel:
- anemia normositik:
MCV 80 - 96 3 (fl)
- anemia mikrositik : MCV
<
76 3 (fl)
- anemia makrositik: MCV
>
96 3 (fl)
Konsentrasi hemoglobin:
- anemia normokrom: MCHC 32 - 38
% / MCH 27 - 32 pg
- anemia hipokrom : MCHC
< 32 %

HITUNG RETIKULOSIT

RI =(% retikulosit x kadar


hematokrit/45%) x (1/ fk. koreksi)
Faktor koreksi untuk:
Ht 35% : 1,5
Ht 25% : 2,0
Ht 15% : 2,5
Keterangan:
RI < 2-2,5% : produksi atau pematangan eritrosit yang tidak
adekuat
RI > 2,5% : penghancuran eritrosit yang berlebihan

Klasifikasi anemia
berdasarkan indeks
retikulosit

PEMERIKSAAN SUMSUM
TULANG

Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk


menilai apakah ada gangguan pada
sumsum tulang misalnya myelofibrosis,
gangguan pematangan, atau penyakit
infiltratif.
Peningkatan atau penurunan perbandingan
dari suatu kelompok sel (myeloid atau
eritroid) dapat ditemukan dari hitung
jenis sel-sel berinti pada suumsum tulang
(ratio eritroid dan granuloid).

DEFINISI

Anemia penyakit kronik adalah anemia yang timbul


setelah terjadinya proses infeksi atau inflamasi kronik.
Biasanya anemia akan muncul setelah penderita
mengalami penyakit tersebut selama 12 bulan.

ETIOLOGI
N
O

Infeksi Kronik

Infeksi paru :
Abses, emfisema,
1 tuberkulosis,
bronkiektasis,
empiema
Endokarditis
2
bakterial
3

Infeksi saluran
kemih kronik
Infeksi jamur

Lain -lain

Idiopatik

Arthritis
Peyakit hati
reumatoi
alkoholik
d
Gagal
Demam
jantung
reumatik
kongestif
Tromboplebi
SLE
tis
Penyakit
Trauma

Anemia
pada GGK terutama
PATOFISIOLOGI
diakibatkan oleh
berkurangnya produksi
Eritropoietin (EPO). EPO
merupakan hormon yang
dapat merangsang sumsum
tulang untuk memproduksi sel
darah merah. Anemia yang
terjadi pada GGK biasanya
jenis normokrom normositer
dan non regeneratif. Anemia
merupakan kendala yang
cukup besar bagi upaya
mempertahankan kualitas

DIAGNOSIS ANEMIA PENY.KRONIK


Tanda dan gejala klinis anemia yang
mungkin dapat dijumpai, misalnya muka
pucat, konjungtiva pucat, cepat lelah,
lemah,
Anemianya ringan sampai dengan sedang,
dimana hemoglobinnya sekitar 711 gr/dL
Gambaran morfologi darah tepi: biasanya
normositik-normokromik atau mikrositik
ringan
Volume korpuskuler ratarata (MCV: Mean
Corpuscular Volume): normal atau
menurun sedikit ( 80 fl).

PENATALAKSANAAN

Tidak ada terapi spesifik yang dapat kita


berikan untuk anemia penyakit kronik,
kecuali pemberian terapi untuk penyakit
yang mendasarinya. Biasanya apabila
penyakit
yang
mendasarinya
telah
diberikan pengobatan dengan baik, maka
anemianya juga akan membaik. Pemberian
obatobat hematinik seperti besi, asam
folat, atau vitamin B12 pada pasien anemia
penyakit kronik, tidak ada manfaatnya

Rekombinan eritropoetin (Epo)


Dapat diberikan pada pasienpasien anemia
penyakit kronik yang penyakit dasarnya
artritis reumatoid, Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS), dan
inflamatory bowel disease. Dosisnya dapat
dimulai dari
50100
Unit/Kg,
3x seminggu,
Prednisolon
dosis
rendah
yang diberikan
pemberiannya
secara intra venous (IV) atau
dalam
jangka panjang
subcutan (SC)
Diberikan pada pasien anemia penyakit
kronik dengan penyakit dasarnya artritis
temporal, reumatik dan polimialgia
Transfusi darah berupa packed red cell (PRC)
Anemianya telah memberikan keluhan atau
gejala. Tetapi ini jarang diberikan oleh
karena anemianya jarang sampai berat

PRINSIP PENGOBATAN
PENGOBATAN ANEMIA
ANEMIA
PRINSIP
Anemia merupakan gejala
Pengobatan penyebab / etiologi
Transfusi darah Subsitusi
INDIKASI :

1. Perdarahan akut & masif mengancam jiwa


2. Penyebab anemia kongenital
transfusi darah periodik
dg indikasi ketat
3. Tanda-tanda anoksia akut & berat

R
E
T

A
IM

H
I
S
A
K

_^

Anda mungkin juga menyukai