Identitas Pasien
Nama
: Marsha Sopiana
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 1 tahun 10 bulan
Agama
: Islam
Alamat
: Jalan Sumur Bor,
Kampung Bahari, Jakarta
Pendidikan : Belum sekolah
Ibu
Riwayat penyakit
dahulu
Pasien belum pernah
kejang sebelumnya.
Pasien tidak
mempunyai riwayat
penyakit jantung,
alergi obat dan
makanan, asma, dan
trauma kepala.
Riwayat penyakit
keluarga
Tidak ada anggota
keluarga yang
mengalami keluhan
serupa.
Tidak ada riwayat
asma, flek paru,
kejang, alergi obat &
makanan dalam
keluarga.
2. Kelahiran
Tempat kelahiran : PKM Kebon
Bawang
Penolong persalinan : bidan
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : Cukup bulan
Berat badan lahir : 2.700gram
Panjang badan lahir : 49cm
Lingkar kepala : ibu pasien
tidak tahu
Nilai APGAR : ibu pasien tidak
tahu,
langsung menangis
Kelainan bawaan: Tidak ada
Umur
dasar
Hepatitis B 0
0 bulan
BCG, Polio 1
1 bulan
DPT/HB
1, 2 bulan
Polio 2
DPT/HB
2, 3 bulan
Polio 3
DPT/HB
3, 4 bulan
Polio 4
Campak
9 bulan
RIWAYAT
PERTUMBUHAN
Ibu
pasien
sering
memeriksakan pasien ke
posyandu dan mengaku
setiap
pemeriksaan,
berat badan dan panjang
badan
pasien
selalu
bertambah.
Gangguan pertumbuhan
(-)
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi
pertama : 4 bulan
Gangguan perkembangan
mental dan emosi (-)
Psikomotor
Tengkurap : lupa
Duduk : lupa
Berdiri sendiri: 10 bulan
Berjalan : 18 bulan
Berbicara : ibu bapak saat
12 bulan
ASI
(bulan
)
P.A.S.I
Buah
Nasi
Makan
(Susu
tim
an
Formula bubu
keluar
SGM)
ga
0-2
susu
2-6
6-8
8-10
10-12
12-24
Frekuensi
Nasi
3x/hari
Sayur
Daging
Jarang
Ikan
Sering
Telur
Sering
Tempe / tahu
Susu
Setiap hari
Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak
pertama. Ayah
bernama Tn. Arvan, 31
tahun, dan ibu bernama
Ny. Suci, 29 tahun.
Ayah dan ibu bekerja
sebagai karyawan
swasta dengan
penghasilan @ 2 juta
perbulan.
Data perumahan
Pasien tinggal di
Kampung Bahari
bersama kedua orang
tua di rumah tingkat
satu yang berukuran 6
m x 5 m, dengan 1
kamar mandi dan 1
kamar tidur.
Rumah cukup ventilasi
dan pencahayaan.
Keadaan lingkungan
rumah padat.
S-O-A-P di IGD
S
Demam (+) hari ke-6. Demam muncul hilang timbul
dan dirasakan naik turun, dengan suhu yang semakin
lama semakin tinggi. Demam terutama di sore - malam
hari, dan turun dengan obat penurun panas, namun
suhu tubuh naik kembali beberapa saat kemudian.
kejang (+) 1jam SMRS. Kejang berlangsung lebih
kurang 1 menit, dengan tangan dan kaki terbujur kaku,
mata melirik ke kiri dan kanan. Setelah sadar, os
menangis.
Batuk (-), pilek (-), nyeri perut (-), kembung (+), mual
(-), muntah (-), nafsu makan menurun. BAB dan BAK
(+) tidak ada keluhan.
O
(Pemeriksaan dilakukan tanggal
29 Juli 2015 pk. 17.00 WIB)
Data antropometri
Berat badan : 11
Panjang badan: 80
IMT :
11/(0,8)2 = 17,2
kg
cm
KU : Tampak sakit
sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi: gizi baik
Tanda-tanda vital
Suhu : 38,8oC
Nadi : 126x/menit, regular, isi
cukup
Laju Nafas : 38x/menit,
abdomino-thoracal
Kepala:
normocephali, tidak teraba benjolan, tidak ada kelainan di kulit kepala
Rambut:
hitam, tampak terdistribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata:
kedudukan bola mata simetris, edema periorbital (-/-), conjungtiva anemis
(-/-), sclera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, diameter +/- 3mm, reflex cahaya
(+/+)
Telinga:
bentuk dan ukuran normal, liang telinga lapang, sekret (-/-), serumen (-/-),
nyeri tekan aurikel (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Hidung:
bentuk normal, simetris, sekret (-/-)
Mulut:
bibir kering (+), sianosis perioral (-), sariawan (-), lidah kotor(-),
faring hiperemis (-), sekret (-), tonsil tenang tidak hiperemis
Leher:
simetris, trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
Thoraks dinding thorax normal dan simetris
Cor :
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCLS
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo :
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan simetris kanan-kiri saat
inspirasi dan ekspirasi, retraksi dinding dada (-)
Auskultasi : suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru,
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor baik, hepar dan lien
tidak teraba membesar
Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
Pemeriksaan Neurologis
Rangsang meningeal
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I dan II (-)
Kerniq (-)
Laseque (-)
Refleks fisiologis : (+)
Refleks patologis : (-)
Pemeriksaan Penunjang
29 Juli 2015 di IGD
Hematologi
Nilai
Nilai normal
Leukosit
27,2
Eritrosit
3,90
Hb
9,7
Ht
29
35 43 %
Trombosit
247
MCV
75
73 101 fL
MCH
25
23 31 pq
MCHC
33
26 34 g/dL
74-106 mg/dl
Serologi
(-)/negatif Negatif
(-)/negatif Negatif
Observasi febris
konvulsi (kejang
demam sederhana)
IVFD RL 30 cc/jam
Ceftriaxon IV 2x500mg
Paracetamol syr PO 3x
1 Cth
Diazepam PO 3x2mg
Follow Up
Tanggal 30/7/2015
(Rawat hari-1, sakit hari -7) pk 08.00
S
Demam (+) hari ke-7 naik turun sejak kemarin malam, pagi ini kejang (-), batuk (-),
pilek (-), nyeri perut (-), kembung (+), mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun.
BAB cair 6x sejak kemarin malam sampai pagi ini, ampas (+), lendir (+), darah
(-),warna kuning kecoklatan. BAK (+) tidak ada keluhan.
KU / KES : TSS / CM
Nadi : 136 x/menit RR
: 50 x/menit
Suhu : 38,6oC
Mata : CA - / -, SI - / - ; Hidung : sekret - / Mulut
: bibir kering (+), bagian dalam tidak dapat dinilai karena
os tidak mau membuka mulut.
Leher
: pembesaran KGB (-)
Thorax
: Cor : BJ I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
: SDV + / +, rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, supel, timpani, BU (+) meningkat, NT (-), turgor
kembali cepat. Hepar dan lien tidak teraba.
Ekstermitas: akral hangat (+) , edem (-), CRT<2
Kulit : turgor kembali cepat
IVFD RL 30 cc/jam
Ceftriaxon IV 2x500mg hari ke-2
Paracetamol syr PO 3x 1 Cth prn suhu 38 oC
Diazepam PO 3x2mg
L-Bio 2x1 sachet
Diet makanan lunak
Hasil lab
Tanggal 31/7/2015
(Rawat hari-2, sakit hari -8) pk 08.00
S
Demam (+) hari ke-8 naik turun, kejang (-), batuk (+) kadang-kadang,
dahak (+),namun tidak bias dikeluarkan, pilek (-), nyeri perut (-),
kembung (+), mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun. BAB cair 56x ganti pempers penuh, ampas (+), lendir (+), darah (-), warna kuning
kecoklatan. BAK (+) tidak ada keluhan.
KU / KES : TSS / CM
Nadi
: 140 x/menit RR : 40 x/menit Suhu : 38,5oC
Mulut
: bibir kering (+),oral thrush (+).
Abdomen: BU (+) meningkat,
IVFD RL 30 cc/jam
Ceftriaxon IV 2x500mg hari ke-3
Paracetamol syr PO 3x 1 Cth prn suhu 38 oC
Diazepam PO 3x2mg prn suhu 38 oC
L-Bio 2x1 sachet
Kandistatin 4 x 1 ml
OAT (INH dan Rifampisin 1x1)
Diet makanan lunak
Hasil lab
Tanggal 1/8/2015
(Rawat hari-3, sakit hari -9) pk 07.30
S
Os masih demam (+) hari ke-9 naik turun, kejang (-), batuk (+), pilek
(-), nyeri perut (-), kembung (+), mual (-), muntah (-). BAB cair 6x,
ampas (+), lendir (+), darah (-), warna kuning kecoklatan. BAK (+)
tidak ada keluhan. Nafsu makan masih menurun.
KU / KES : TSS / CM
Nadi : 120 x/menit RR: 36 x/menit Suhu: 38,5 oC
Mulut
: bibir kering (-), oral thrush (+)
Abdomen: BU (+) meningkat
IVFD RL 30 cc/jam
Ceftriaxon IV 2x500mg hari ke-4
Paracetamol syr PO 3x 1 Cth prn suhu 38 oC
Diazepam PO 3x2mg prn suhu 38 oC
L-Bio 2x1 sachet
Kandistatin 4 x 1 ml
OAT (INH dan Rifampisin 1x1)
Diet makanan lunak
Hasil lab
L =9,8
Hb=10,2gr/dl
Ht=31%
Tanggal 2/8/2015
(Rawat hari-4, sakit hari -10) pk 07.30
S
Os masih demam (+) hari ke-10 naik turun, kejang (-), batuk (-), pilek
(-), nyeri perut (-), kembung (-), mual (-), muntah (-). BAB mulai padat,
3x, ampas (+), lendir (-), darah (-), warna kuning kecoklatan. BAK (+)
tidak ada keluhan. Nafsu makan mulai baik.
KU / KES : TSS / CM
Nadi : 106 x/menit ; RR: 28 x/menit; Suhu: 38,6 oC
Mulut
: oral thrush (+) minimal
Abdomen: BU (+) normal
IVFD RL 30 cc/jam
Ceftriaxon IV 2x500mg hari ke-5
Paracetamol syr PO 3x 1 Cth prn suhu 38 oC
Diazepam PO 3x2mg prn suhu 38 oC
L-Bio 2x1 sachet
Kandistatin 4 x 1 ml
OAT (INH dan Rifampisin 1x1)
Diet makanan lunak
Hasil lab
L= 9,5
Hb=9,8gr/dl
Ht=30%
Tanggal 3/8/2015
(Rawat hari-5, sakit hari -11) pk 07.30
S
Os masih demam (+) hari ke-11 naik turun, kejang (-), batuk (-), pilek
(-), nyeri perut (-), kembung (-), mual (-), muntah (-). BAB mulai padat,
1x kemaren sore, ampas (+), lendir (-), darah (-), warna kuning
kecoklatan. BAK (+) tidak ada keluhan. Nafsu makan baik.
KU / KES : TSS / CM
Nadi : 136 x/menit;
PF dbN
RR: 36 x/menit;
Suhu
: 37,3oC
IVFD RL 30 cc/jam
Paracetamol syr PO 3x 1 Cth prn suhu 38 oC
Diazepam PO 3x2mg prn suhu 38 oC
L-Bio 2x1 sachet
Kandistatin 4 x 1 ml
OAT (INH dan Rifampisin 1x1)
Diet makanan lunak
Cek lab Leptospira
( Konsul ke dr. Sri Sulastri, Sp.A advis : Cek DR, IgM Salmonella,
kultur
darah)
Hasil lab
Tanggal 4/8/2015
(Rawat hari-6, sakit hari -12) pk 08.30
S
Demam (-) sejak tadi pagi, kejang (-), batuk (-), pilek (-), nyeri perut (-),
kembung (-), mual (-), muntah (-). BAB baik, 1x pagi ini, dan BAK (+)
tidak ada keluhan. Nafsu makan baik.
O : KU / KES
Nadi
RR
: 36
Suhu
PF dbN
Hasil lab
L= 9,4
: TSS / CM
: 102 x/menit
x/menit
: 37,1oC
Ht=33%
Tanggal 5/8/2015
(Rawat hari-7, sakit hari -13) pk 08.00
S
Demam (-) sejak kemarin, kejang (-), batuk (+) kadang-kadang dahak
(+) tapi susah dikeluarkan, pilek (-), nyeri perut (-), kembung (-), mual
(-), muntah (-). BAB baik, 1x kemarin malam, dan BAK (+) tidak ada
keluhan. Nafsu makan baik.
KU / KES : TSS / CM
Nadi
: 122 x/menit
RR
: 30 x/menit
Suhu
: 36,2oC
PF dbN
Ket
Resume
Telah diperiksa seorang anak perempuan dengan
usia 1 tahun 10 bulan, dari anamnesa didapat:
Kejang sejak 1 jam SMRS. Kejang berlangsung
lebih kurang 1 menit, dengan tangan dan kaki
terbujur kaku, mata melirik ke kiri dan kanan.
Setelah sadar, os menangis. Kejang disertai
demam tinggi (39C)
Demam tinggi sejak 6 hari SMRS. Demam muncul
hilang timbul dan dirasakan naik turun, dengan
suhu yang semakin lama semakin tinggi. Demam
terutama di sore - malam hari, dan turun dengan
obat penurun panas, namun suhu tubuh naik
Resume
Tidak ada batuk, pilek, mual, muntah.
Pasien tidak ada keluhan mimisan, gusi
berdarah.
Buang air besar dan buang air kecil tidak ada
keluhan.
Nafsu makan dan minum pasien menurun
semenjak sakit.
Pasien dalam pengobatan OAT bulan ke-4.
Pasien tidak pernah keluar kota 1 bulan terakhir.
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit sedang; kesadaran compos
mentis; tanda-tanda vital frekuensi nadi 126
kali/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat; suhu
38,80C (aksila); frekuensi nafas 38x/menit, sifat
torakoabdominal;
mulut: bibir kering(+), oral thrush (+)
abdomen: BU (+) meningkat
Status gizi: gizi baik.
Resume
Tanggal
Jam
Leukos
Hb
Ht
Lain-lain
29Juli
17.0
it
27,2
9,7
29
GDS: 141
2015
30 Juli
0
13:0
2015
1
1
11:0
9,8
10,2
31
Agustus
2015
2
11:2
9,5
9,8
30
Agustus
2015
3
12:3
IgM Salmonella
Agustus
2015
4
12:1
Agustus
typhi (+)
9,4
10,6
33
Resume
Diagnosa Utama : Kejang demam sederhana e/c
demam tifoid
Diagnosa Banding : -
Resume
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa :
Tirah baring
Asupan makanan dan minuman yang adekuat (Diet makanan lunak)
Jika demam dikompres
Medikamentosa :
IVFD RL 30 cc/jam
Ceftriaxon IV 2x500mg sampai hari ke-5 (2/8/2015) 4/8/2015
Biothicol syr PO 3 x 1 Cth
Paracetamol syr PO 3x 1 Cth prn suhu 38 oC
Diazepam PO 3x2mg prn suhu 38 oC
L-Bio 2x1 sachet
Kandistatin 4 x 1 ml
OAT (INH dan Rifampisin 1x1)
Resume
Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad funtionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Analisa Kasus
KEJANG DEMAM
Kejang demam
Teori
Kejang
Kasus
demam
kenaikan
(suhu
rektal
di
suhu
atas
neurologis
pada
terjadi
berumur
5tahun.1
pada
6
2-4% saluran
ini
terjadi
pencernaan
infeksi
oleh
Kejang demam
Teori
Kejang
Kasus
demam
adalah
sederhana Kejang
kejang
yang kurang
berlangsung
1
menit,
lebih
dengan
atau
gerakan
klonik,
fokal),
serta
Kejang demam
Teori
Kasus
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan Pemeriksaan yang dilakukan pada
untuk mencari penyebab demam / pasien:
kejang, seperti:
-Darah rutin
-Darah rutin
-Gula darah
-Gula darah
-Urin lengkap
-Elektrolit
-Feses lengkap
-Urin lengkap
-Feses lengkap
-IgM Salmonella
-Punksi lumbal
Kejang demam
Teori
Kasus
Antipiretik
Pasien diberi:
Paracetamol 10-
Paracetamol syr PO 3x 1
15mg/kgBB/kali dapat
diberikan 3-4x sehari bila
Anti kejang
Diazepam rektal 0,5mg/kgBB
setiap 8 jam atau diazepam
oral 0,3mg/kgBB setiap 8 jam
suhu 38 oC
Kejang demam
Teori
Kasus
Indikasi rawat inap
Hiperpireksia
Terdapat kelainan
neurologis
DEMAM TIFOID
DEMAM TIFOID
Teori
Kasus
Epidemiologi
Demam
tifoid
merupakan Pasien
kejadian
900/100.000/tahun
satu
di
Asia.
merupakan
salah
negara
endemis
tifoid
di
merupakan
angka
Indonesia
tinggal
Indonesia
negara
DEMAM TIFOID
Teori
Kasus
Etiologi
sembarangan.
makanan
DEMAM TIFOID
Teori
Demam
tifoif
Kasus
Gejala klinik
dipertimbangkan Ibu os mengatakan os mengalami
sejak
hari
SMRS.
ditandai
timbul
insidius,
dengan
dirasakan
kemudian
naik tinggi.
setelah
itu
turun,
dengan
naik
DEMAM TIFOID
Teori
Kasus
banyak
demam
dilaporkan naik
lebih
turun,
tinggi tinggi
dengan
mengalami
saat
dirasakan
sore
hari
lebih
menjelang
dan
demam
turun
DEMAM TIFOID
Teori
Nyeri kepala
Kasus
Nyeri kepala (-)
Malaise
Os tampak lemah
Anoreksia
Nausea
Muntah
Myalgia
Myalgia (-)
Nyeri perut
Kembung
Kembung (+)
Gejala
gastrointestinal,
kasus
demam
sejak sakit
bervariasi.
tifoid
Pasien
pada
sangat
dapat
warna
obstipasi
kemudian
disusul
kuning
coklat
ampas
DEMAM TIFOID
Teori
Kasus
Pemeriksaan Fisik
-Kondisi
anak
tampak
lemah.
lidah
kotor
-Hepatomegali
hepatosplenomegali.
-Spenomegali
-Hepatomegali (-)
-Bradikardi relatif
-Spenomegali(-)
-Rose spot
-Bradikardi relatif(-)
-Rose spot (-)
maupun
DEMAM TIFOID
Teori
Untuk
Kasus
Pemeriksaan Penunjang
menegakkan
diagnosa Pemeriksaan yang bermakna pada
demam
tifoid,
gold
pemeriksaan
standar pasien:
adalah Darah
tepi
:
pada
anemia
pemeriksaan
aneosinophilia,
leukopenia,
trombositopenia,
anemia
Serologi :
-IgM Salmonella (+)
-Tes Widal (+) bila titer O aglutinin
dan
DEMAM TIFOID
Teori
DOC 1st
Kasus
Tatalaksana2
line : kloramfenikol 50- Pada pasien diberi :
2nd
line
Kesimpulan
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam
terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan-5tahun. Kejang demam
dapat dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang
demam kompleks. Kejang demam sederhana merupakan 80%
diantara seluruh kejang demam.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan manifestasi
klinis berupa demam, gangguan pencernaan, dan dapat pula
mengakibatkan gangguan kesadaran. Pada os ini terjadi demam
yang semakin hari semakin tinggi, dirasakan lebih tinggi saat
sore menjelang malam hari dan turun menjelang pagi hari. Os
juga mengalami gangguan pencernaan yang berupa diare.
Daftar Pustaka
1. IDAI. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI. 2006.
2. IDAI. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2009.
3. Soedarmo SSP, Garna H, Hardinegoro SRS, Satari HI. Demam Tifoid.
Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Ke-2.Jakarta: Badan Penerbit
IDAI. 2010; hal.338-46.
4. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta:
WHO Indonesia. 2009.
5. Kejang Demam FK USU/RS Adam Malik Medan
6. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin; edisi bahasa
Indonesia: A Samik Wahab; Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ed.15.
Jakarta: EGC ; 2000.
7. Pawitro UE, Noorvitry M, Darmowandowo W. Demam Tifoid. Dalam :
Soegijanto S, Ed. Ilmu Penyakit Anak : Diagnosa dan
Penatalaksanaan, edisi 1. Jakarta : Salemba Medika, 2002:1-43.