Anda di halaman 1dari 34

REFERAT HEPATITIS C

Pembimbing
dr. Wigati, Sp. PD
Di susun oleh
Yolanda Theresia Sanjaya (406147038)
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA
PERIODE 12 APRIL 20 JUNI 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Virologi Molekular
1.Virus RNA, beruntai tunggal,
selubung glikoprotein.
2.Kelas
Flaviviridae,
genus
Hepacivirus.
3.Menghasilkan 10 triliun partikel
virus baru / hari.
4.Masa inkubasi 15 160 hari
(puncak 50 hari).
5.Replikasi > cepat dari HBV dan
HIV.

Virologi Molekular
1. Terdiri dari 6 genotipe.
2. Indonesia genotipe 1 (1a dan 1b)
3. Genotipe 1 punya kecepatan
replikasi yang besar dan prognosis
yang lebih buruk.
4. Genotipe 1 dan 4 perlu terapi lebih
lama yaitu 48 minggu.
5. Genotipe 2 dan 3 perlu terapi 24
minggu.
6. Menyerang sel hati dan limfosit B.

Virologi Molekular

Patogenesis Virus Hepatitis C

Definisi Hepatitis C
1. Peradangan pada hati karena infeksi virus hepatitis C
(HCV)
2. Virus membunuh sel hati dan memancing kekebalan
tubuh untuk melakukan perlawanan.
3. Reaksi perlawanan ini berakibat peradangan dan
terbentuknya jaringan parut (fibrosis) pada hati.
4. Hepatitis kronis terjadi dimana sistem kekebalan tubuh
sudah tidak bisa lagi memerangi virus.
5. 85% orang yang terinfeksi akan berkembang menjadi
hepatitis C kronis.

Transmisi Virus Hepatitis C

Transmisi Virus Hepatitis C

Epidemiologi Hepatitis C
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tahun 1999 kira kira 170 juta orang terinfeksi.


3% populasi dunia sirosis hepar dan kanker hati.
Wilayah Asia Tenggara 30 juta orang merupakan carrier dari
hepatitis C.
Indonesia peringkat ke 3 setelah India dan China.
WHO memperkirakan 7 juta orang terkena hepatitis C.
90% orang tidak menyadari infeksi mereka.

Epidemiologi Hepatitis C

Epidemiologi Hepatitis C

Histopatologi Hepatitis C
1. Gambaran khas pada hepatitis
C kronis terdapat agregat
limfosit di lobulus hati.
2. Pada hepatitis C akut terdapat
eosinofil di lobulus hati.
3. Gambaran
histopatologi
sangat
berperan
untuk
menentukan prognosis.

Skoring Metavir
Sistem skoring Metavir digunakan untuk menilai pasien dengan
hepatitis C berdasarkan gambaran histopatologisnya. Tingkatan
tersebut berdasarkan derajat inflamasi yang terjadi pada hepar.
0
1
2
3
4

: tidak ada luka.


: luka minimal.
: luka yang meluas ke area hepar & pembuluh darah.
: fibrosis mulai menyebar + terhubung area lain.
: sirosis dengan luka tingkat lanjut.

Manifestasi Klinis Hepatitis C Akut


1.
2.
3.
4.

Fase inkubasi.
Fase prodromal (pra ikterik).
Fase ikterus.
Fase konvalesen (penyembuhan).

Manifestasi Klinis Hepatitis C Akut


1. Sekitar 70-80% orang yang terinfeksi HCV menjadi
carrier hepatitis C kronis dengan morbiditas dan mortalitas
yang signifikan.
2. serta merupakan penyebab utama sirosis hati, penyakit
hati stadium akhir dan kanker hati. Sering kali proses ini
tidak menimbulkan gejala apapun walaupun proses
kerusakan hati berjalan terus.
3. Pada pasien dimana ALT selalu normal, 18-20% sudah
terdapat kerusakan hati bermakna, sedangkan diantara
pasien dengan peningkatan ALT, hampir semua sudah
mengalami kerusakan hati sedang sampai berat.

Progresivitas Hepatitis C Kronis


1. Umur dan jenis kelamin.
2. Konsumsi alkohol.
3. Koinfeksi dengan HIV atau
HBV.
4. Narkoba suntik.
5. Perilaku seks beresiko.

Hepatitis C Kronis
1. Merupakan sindrom klinis yang berlangsung terus menerus
tanpa penyembuhan paling sedikit enam bulan.
2. Sirosis hati merupakan stadium akhir hepatitis kronis dan
ireversibel yang ditandai oleh fibrosis yang luas dan
menyeluruh pada jaringan hati disertai dengan pembentukan
nodulus.
3. Dibagi menjadi :
Hepatitis Kronis Persisten
Hepatitis Kronik Lobular
Hepatitis Kronik Aktif
Tipe ringan
Tipe berat

Diagnostik Hepatitis C
1.
2.
3.
4.

Tes Antibodi Anti HCV.


Tes PCR HCV RNA Kualitatif.
Tes PCR HCV RNA Kuantitatif.
Tes Genotipe HCV.

Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.

SGOT
SGPT
Gamma GT
Alkali fosfatase

Pengobatan Hepatitis C
Tujuan pengobatan dari hepatitis C adalah menghilangkan
virus dari tubuh sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan menjadi stadium akhir
penyakit hati. 3 senyawa yang sering digunakan yaitu :
1.Interferon alfa.
2.PEG-interferon.
3.Ribavirin.

Pengobatan Hepatitis C
ALT
ALT >> normal
normal
atau
atau
ALT
ALT >> 2x
2x normal
normal

Lakukan
Lakukan
terapi
terapi

ALT
ALT normal
normal

Monitoring
Monitoring tiap
tiap
bulan
bulan (4
(4 55 x)
x)

Berfluktuasi
Berfluktuasi

Lakukan
Lakukan
terapi
terapi

Persisten
Persisten

ALT
ALT tetap
tetap
normal
normal

Biopsi
Biopsi hati
hati

Pengobatan Hepatitis C
Tidak
Tidak fibrosis
fibrosis (F0)
(F0)
atau
atau
Fibrosis
Fibrosis ringan
ringan (F1)
(F1)

Tidak
Tidak di
di
terapi
terapi

Biopsi
Biopsi hati
hati
F2
F2 F4
F4

Lakukan
Lakukan
terapi
terapi

Pengobatan Hepatitis C
Kontraindikasi interferon alfa & ribavirin adalah :
Umur > 60 tahun
Hb <10 g/dL
Lekousit darah <2500/uL
Trombosit <100.000/uL
Gangguan jiwa yang berat
Hipertiroid
Gangguan fungsi ginjal

Pengobatan Hepatitis C
Kontraindikasi PEG-Interferon alfa adalah :
1. Depresi berat
2. Psikotik/riwayat psikotik
3. Kejang yang tidak terkontrol
4. Sirosis hati dekompesata
5. Riwayat depresi
6. DM tidak terkontrol
7. Retinopati
8. Psoriasis
9. Autoimun tiroditis

Pengobatan Hepatitis C
1. Ribavirin
BB <50 kg : 800 kg mg/hari
BB 50 70 kg : 1000 mg/hari
BB >70 kg : 1200 mg/hari
2. Interferon alfa konvensional
3 kali seminggu dengan dosis 3 5 juta unit subkutan
setiap kali pemberian selama 6 bulan.
3. Peg-Interferon
180 ug 1x seminggu selama 12 bulan untuk (genotip 1
& 4 ) dan 6 bulan (genotip 2 & 3)
1,5 ug/kgBB/kali selama 12 atau 6 bulan tergantung
genotip.

Pengobatan Hepatitis C Akut


1. Terapi ditunda 8 16 minggu untuk menunggu
terjadinya reaksi spontan.
2. PEG-Interferon (monoterapi) selama 24 minggu.

Pengobatan Hepatitis C
Keberhasilan terapi dinilai 6 bulan setelah pengobatan
dihentikan dengan memeriksa RNA HCV kualitatif.
Mereka yang tergolong kambuh diberikan Interferon dan
ribavirin nantinya dengan dosis > besar atau bila
sebelumnya menggunakan Interferon konvensional, Peg
Interferon mungkin akan bermanfaat.
Beberapa peneliti menganjurkan pemeriksaan RNA HCV
kuantitatif 12 minggu setelah terapi dimulai untuk
menentukan prognosis keberhasilan terapi dimana
prognosis dikatakan baik bila RNA HCV turun >2 log.

ESO
1. ESO IFN adalah :
demam dan gejala-gejala menyerupai flu (nyeri otot,
malaise, tidak nafsu makan, dsb)
Depresi dan gangguan emosi
kerontokan rambut lebih dari normal
depresi sumsum tulang
hiperurisemia
kadang-kadang timbul tiroiditis.

ESO
2. ESO ribavirin adalah :
penurunan Hb
pada awal pemberian dilakukan pemantauan klinis
laboratories (Hb, lekousit, trombosit, asam urat dan ALT)
setiap 2 minggu yang kemudian dapat dilakukan setiap
bulan.
Terapi tidak boleh dilanjutkan bila :
Hb <8 gr/dL
Lekousit <1500/uL atau kadar neutrofil <500/uL
trombosit <50.000/uL
depresi berat yang tidak teratasi dengan pengobatan anti
depresi
timbul gejala-gejala tiroiditis yang tidak teratasi

Pemantauan Terapi
1. Pemantauan ESO harus di perhatikan setiap kali pasien
kontrol.
2. Cek lab pada minggu 1, 2 dan 4 sejak awal terapi dan
selanjutnya diulang setiao 4 8 minggu.
3. Hentikan peg-IFN kalau :
Neutrofil <500/mm3
Trombosit <25.000/mm3
4. Hb <10 g/dL dosis ribavirin diturunkan 200 mg dan
lakukan penyesuaian dosis. Hb <8,5 d/dL ribavirin
STOP!

Diagnosis Banding
Hepatitis B

Komplikasi Hepatitis C

Prognosis Hepatitis C

Prognosis Hepatitis C
10 20% pasien hepatitis C akan menjadi sirosis
dalam 20 tahun.
1 5% kasus sirosis dengan hepatitis C
berkembang jadi karsinoma hepatoseluler (KHS)
setiap tahunnya, khususnya >30 tahun.
Mortalitas akibat komplikasi penyakit sirosis hati
terkait hepatitis C mencapai 4%/tahun.
Kematian pada KHS terjadi pada 1 5%/tahun.

Anda mungkin juga menyukai