OLEH :
MUH. NURHIDAYAT
F1G1 12 013
KENDARI
2015
a. Nama spesies
b. Diameter batang, dengan cara mengukur kelilingnya, untuk mengetahui luas bidang dasar
untuk menduga volume pohon dan tegakan
3.3.2. Pengolahan data lapang
Data mengenai spesies, diameter batang, dan jumlah tegakan diolah lebih lanjut untuk
mendapatkan kerapatan jenis, frekuensi jenis, luas area penutupan, dan indeks nilai penting.
Nilai penting suatu jenis berkisar antara 0 dan 300. Nilai penting ini memberikan suatu
gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu jenis tumbuhan mangrove dalam komunitas
mangrove.
3.3.3. Pemrosesan data citra
Citra QuickBird diproses dengan menggunakan software ER Mapper 5.5 dan Arc View 3.1,
sedangkan analisis visual dilakukan berdasarkan hasil identifikasi objek. Beberapa tahap
yang akan dilakukan dalam pengolahan citra antara lain : pemulihan citra, penajaman citra
dan klasifikasi citra. Dari tahapan inilah informasi mengenai kerapatan dan distribusi
mangrove didapatkan.
3.3.3.1. Pemulihan citra
Pemulihan citra dilakukan dengan tujuan untuk memulihkan data citra yang
mengalami distorsi ke arah gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan aslinya. Proses
pemulihan citra ini terdiri dari koreksi geometrik dan koreksi radiometrik. Distorsi geometrik
terjadi karena adanya pergeseran piksel dari letak yang sebenarnya. Distorsi tersebut
disebabkan oleh kurang sempurnanya sistem kerja Scan Deflection System dan
ketidakstabilan sensor atau satelit, dimana untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan
koreksi geometrik yang melalui dua tahap, yaitu : transformasi koordinat dan resampling.
Transformasi koordinat dilakukan dengan menggunakan Ground Control Point atau
disebut juga GCP. GCP (titik kontrol tanah) adalah suatu kenampakan geofrafis yang unik
dan stabil sifat geometrik dan radiometriknya serta lokasinya dapat diketahui dengan tepat,
misalnya : persimpangan jalan, sudut dari suatu bangunan ataupun tambak dan sebagainya.
GCP yang telah ditentukan ditempatkan pada citra dan pada peta topografi dengan tingkat
akurasi satu pixel. Penempatan GCP yang benar akan menghasilkan matriks transformasi
hubungan titik-titik pada citra dan system proyeksi yang terpilih.
3.3.3.6. Gabungan citra hasil klasifikasi dengan indeks vegetasi
Penutupan lahan berdasarkan hasil klasifikasi meliputi distribusi, genus, dan luasan
mangrove, sedangkan kerapatan mangrove diperoleh dari klasifikasi indeks vegetasi. Proses
selanjutnya adalah citra penutupan lahan hasil supervised classification dengan metode
maximum likelihood ditumpang-tindihkan (overlay) dengan citra hasil analisis indeks
vegetasi. Hasil overlay ini memberikan informasi mengenai genus mangrove dan tingkat
kerapatannya.