TINJAUAN PUSTAKA
11
Universitas Sumatera Utara
12
hutan
kota,
rekreasi,
olah
raga
pemakaman,
pertanian,
Pengadaan RTH diutamakan pada kawasan yang secara alami kritis/peka dan
dapat menimbulkan dampak yang luas, seperti daerah pantai, resapan air,
penanaman listrik tegangan tinggi dan sebagainya.
b.
Mengusahakan secara maksimal alternatif tata guna lahan untuk mencapai tujuan
diadakannya RTH dalam menunjang kelestarian lingkungan.
c.
13
14
15
16
17
18
perkantoran tidak bisa ditanami pohon yang rapat atau terlalu menutupi pandangan.
Akan tetapi, jalan protokol menuju luar kota atau permukiman yang tidak terlalu
padat bisa ditanami tanaman yang agak rimbun.
E. Penghijauan Daerah Aliran Sungai
Tepian sungai yang tidak ditanami dapat menjadi daerah yang berbahaya.
Gerusan air yang berlangsung terus menerus, serangan banjir, atau hujan deras yang
datang tiba-tiba membuat lereng sungai menjadi daerah yang mudah sekali longsor.
Apalagi bila sungai belum dibuatkan tebing permanen dari beton atau dinding dari
susunan batu besar maka bahaya longsor akan selalu menjadi ancaman.
Penghijauan daerah aliran sungai tidak hanya bermanfaat untuk penguat
tebing sungai. Sungai yang ditanami pepohonan akan terlihat lebih rapi dan indah
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Pepohonan di sepanjang tepi
sungai juga memberikan pemandangan asri bagi para pengemudi kendaraan bermotor
yang melalui jalan di tepian sungai tersebut (Nazaruddin, 1996).
19
udara; sebagai sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat
untuk membentuk kesadaran lingkungan; sebagai tempat perlindungan plasma nutfah;
sebagai sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro; sebagai pengatur
tata air.
Pembentukan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan bertujuan untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih
dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan dan menciptakan keserasian
lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan mas yarakat
(Zainuddin, 1998).
M anfaat yang dapat diperoleh dari ruang terbuka hijau kota antara lain:
memberikan kesegaran, kenyam anan dan keindahan lingkungan; m emberikan
lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota; memberikan hasil produksi
berupa kayu, daun, bunga dan buah.
M enurut Departemen Kehutanan (2005), adapun manfaat dan fungsi Ruang
Terbuka Hijau adalah s ebagai berikut :
a. Sebagai paru-paru kota.
Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam
(O2 ) yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan dan
mengambil CO2 dalam proses Fotosintesis.
20
21
22
adanya tajuk hutan kota ini adalah menjadikan udara yang lebih bersih dan
sehat, jika dibandingkan dengan kondisi udara pada kondisi tanpa tajuk dari hutan
kota.
Hasil penelitian Zoeraini (1994) menunjukkan bahwa hutan kota dapat
menurunkan kadar debu sebesar 46,13% di siang hari pada permulaan musim
hujan.
a. Keindahan (estetika). Dengan terdapatnya unsur-unsur penghijauan yang
direncanakan secara baik dan menyeluruh akan menambah keindahan kota.
Vegetasi dapat memberikan keindahan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur
yang ada maupun aroma. Unsur-unsur penghijauan yang direncanakan secara baik
dan menyeluruh akan menambah keindahan kota. Vegetasi tidak hanya
memberikan kesan lembut terhadap lingkungan keras, akan tetapi dengan
ketidakteraturannya akan membuat lingkungan yang harmonis.
b. Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga dan buah.
c. Kesehatan (hygiene), misalnya untuk terapi mata.
d. Rekreasi dan pendidikan (edukatif). J alur hijau dengan aneka vegetasi
mengandung nilai-nilai ilmiah.
23
24
Tabel 1. Faktor Emisi untuk Bahan Bakar
gram CO2/gallon
8,9
10,1
gram CO2/liter
2,3
2,7
Sumber : World Recources Institute (WRI) and World business council for Sustainable Development
(WBCSD, 2001)
tanaman
pot
di
tengah
kota,
serta
aneka
kegiatan lainnya
(Nazaruddin,1996).
Pemerintah daerah umumnya memiliki dinas pertamanan untuk mengatur
kegiatan penghijauan kota. Tugas pokok yang harus dilakukannya di antaranya ialah
membangun, menata, serta memelihara dan mengamankan taman-taman, jalur hijau,
dan tata hias kota. Selain itu, dinas pertamanan wajib melakukan bimbingan kepada
masyarakat dalam bidang pertamanan dan keindahan kota agar terwujud kota yang
indah, teduh, sehat dan terencana baik.
Selain dinas pertamanan, bisa saja pemerintah daerah melimpahkan tanggung
jawab pelaksanaan penghijauan kota kepada bagian pemeliharaan keindahan dan
kebersihan kota, dinas pekerjaan umum, dinas pertanian, dinas kehutanan, ataupun
instansi lain yang ditunjuk. Hal ini ditentukan berdasarkan situasi dan kondisi daerah
tersebut. Bahkan jika memungkinkan, pelaksanaan penghijauan dilakukan oleh
beberapa instansi terkait sekaligus.
Universitas Sumatera Utara
25
perencanaan,
malaksanakan,
mengawasi,
dan
mengendalikan
26
Manajemen
Tradisional atas
Sistem Sosial
- Informasi
- Pengalaman
- Penilaian
Kom puter
Cybernetics
Prinsip
Pemilihan
Prinsip
Struktur
M odel
Simula si
Komputer
Komputasi
Perilaku Dinamis
dan Kebijakan
Perbaikan
27
Manajemen Tradisional
M anajemen tradisional adalah dunia nyata dari praktisi manajerial yang
mengandalkan pengalaman dan penilaian dari para manajer. Dasar utama dari
manajemen tradisional adalah basis data mental dan model mental dengan kekuatan
utama pada kekayaan atas informasi kualitatif yang didapat dari pengamatan
langsung dan pengalaman (Sushil, 1993).
Cybernetics
Cybernetics adalah ilmu mengenai komunikasi dan kontrol yang didasari oleh
umpan balik. Kekayaan informasi yang terkandung dalam basis data mental tidak
dapat digunakan secara efektif tanpa adanya prinsip tentang pemilihan informasi yang
relevan dan prinsip tentang strukturisasi informasi. Dengan adanya cybernetics maka
informasi yang ada dapat difiltrasi dan dihubungkan satu sama lain untuk membentuk
struktur kausal dan umpan balik dalam sistem (Sushil, 1993).
Simulasi Komputer
Simulasi
konsekuensi
yang
dihasilkan oleh perilaku dinamis dari suatu sistem. Perkembangan yang amat pesat
dalam dunia simulasi komputer membuat simulasi dari konsekuensi yang dihasilkan
oleh perilaku dinamis ini dapat dilakukan dengan biaya yang rendah. Simulasi
komputer memberikan sumbangan besar dalam perancangan kebijakan-kebijakan
yang akan diterapkan dalam suatu sistem dengan kemampuan untuk memberikan
konsekuensi yang akan ditimbulkan atas setiap kebijakan tersebut (Sushil, 1993).
28
terjadinya
perubahan-perubahan
yang dapat
mempengaruhi sistem. Syarat awal untuk memulai berpikir sistemik adalah adanya
kesadaran untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem
(systemic approach). Kejadian apapun baik fisik maupun non-fisik, dipikirkan
sebagai unjuk kerja atau dapat berkaitan dengan unjuk kerja dari keseluruhan
interaksi antar unsur sistem dalam batas lingkungan tertentu (Susanty, 2002).
M enurut Muhammadi et al. (2001), ada lima langkah yang dapat ditempuh
untuk menghasilkan bangunan pemikiran (model) yang bersifat sistemik, yaitu :
i)
Identifikasi proses
29
i)
ii)
iii) Analisis kebijakan yaitu menyusun alternatif tindakan atau keputusan (policy)
yang akan diambil untuk mempengaruhi proses nyata (actual transformation)
sebuah sistem dalam menciptakan kejadian nyata (actual stateI). Keputusan
tersebut dimaksudkan untuk mencapai kejadian yang diinginkan (desired state).
M enurut Nasution (2001), suatu sistem dipelajari karena adanya kebutuhan
untuk mengkaji hubungan antar berbagai komponen atau memprediksi performansi
sistem terseut pada berbagai kondisi yang berbeda. Cara mempelajari suatu sistem
dapat dilihat pada gambar 3.
Sistem
Eksperimen dengan
Menggunakan
Sistem Nyata
Eksperimen dengan
Menggunakan
Mod el Sistem
Model Fisik
Mo del Matematis
Solusi Analitis
Simulasi
30
31
M odel yang dibangun haruslah merupakan gambaran yang sahih dari sistem
yang nyata, realistik dan informatif. Model yang tidak sahih akan memberikan hasil
simulasi yang sangat menyimpang dari kenyataan yang ada, sehingga akan
memberikan informasi yang tidak tepat. Model yang dianggap baik apabila model
dapat menggambarkan semua hal yang penting dari dunia nyata dalam sistem tersebut
(Winardi, 1989).
Lebih lanjut Pramudya (1989) menyatakan bahwa ada empat keuntungan
penggunaan model dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu:
(1)
(2)
dapat
melakukan
eksperimentasi
terhadap
sistem
tanpa
mengganggu
(4)
dapat dipakai untuk menduga (meramal) perilaku dan keadaan sistem pada
masa yang akan datang.
Penggunaan model sistem dinamis merupakan salah satu cara untuk
32
Muhammadi
et
al.
(2001) dan
Eriyatno
(2003),
model
model ikonik (model fisik) yaitu model yang mempunyai bentuk fisik sama
dengan barang yang ditirukan, meskipun skalanya dapat diperbesar atau
diperkecil,
(2)
model analog (model diagramatik) yaitu model suatu proses atau sifat, model
ini sifatnya lebih sederhana dan sering dipakai pada situasi khusus, seperti pada
proses pengendalian mutu industri, dan
(3)
model simbolik (model matematik) yaitu model yang menggunakan simbolsimbol matematika.
Untuk memahami struktur dan perilaku sistem, yang membantu dalam
powersim. Program
ini
33
Kinerja pada model dinamis ditentukan oleh kekhususan dan struktur dari
model yang dibangun. Melalui simulasi akan didapatkan perilaku dari suatu gejala
atau proses yang terjadi dalam sistem yang dikaji, sehingga dapat dilakukan analisis
dan peramalan perilaku dari gejala atau proses tersebut di masa depan. Empat tahapan
dalam melakukan simulasi model (Muhammadi et al. 2001), yaitu:
(a) Penyusunan konsep, pada tahap ini dilakukan identifikasi unsur-unsur yang
berperan dalam menimbulkan gejala atau proses. Dari unsur-unsur dan
keterkaitannya dapat disusun gagasan atau konsep mengenai gejala (proses) yang
akan disimulasikan,
(b) Pembuatan model, gagasan atau konsep yang dihasilkan pada tahap pertama
selanjutnya dirumuskan sebagai model yang berbentuk uraian, gambar atau
rumus,
(c) Simulasi model; pada model kuantitatif, simulasi dilakukan dengan memasukkan
data ke dalam model, sedangkan pada model kualitatif, simulasi dilakukan
dengan menelusuri dan melakukan analisis hubungan sebab akibat antar variabel
dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan untuk memahami
perilaku gejala atau proses model,
(d) Validasi hasil simulasi; validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara
hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan
baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses
yang terjadi di dunia nyata relatif kecil.
34
Variabel
Level
Rate
Auxiliary
Aliran Fisik
:
Aliran Informasi :
35
Variabel Level
Variabel level merepresentasikan akumulasi atau integrasi suatu aliran dari
waktu ke waktu. Dalam sistem nyata pada dasarnya terdapat dua jenis level
bergantung pada jenis subsistem yang terlibat, subsistem fisik atau subsistem
informasi.
Subsistem fisik berkaitan dengan aliran sumber-sumber fisik. Jika aliranaliran ini diakumulasikan maka akan merepresentasikan level fisik. Level fisik ini
dipengaruhi oleh aliran masuk rate dan atau aliran keluar rate. Subsistem informasi
berkaitan dengan aliran informasi dalam sistem yang menghubungkan entitas-entitas
fisik. Jika suatu rate fisik dirata-ratakan menurut waktu maka ini akan
merepresentasikan level informasi.
Variabel Rate
Variabel rate dalam sistem pada dasarnya adalah variabel keputusan yang
diatur oleh satu atau lebih struktur kebijakan. Rate akan menentukan aliran
masuk/keluar baik dari/menuju suatu level. Keputusan yang diambil adalah
menentukan besar pengaruh rate dalam suatu waktu terhadap level dan informasi
tentang sistem. Rate tidak dapat diukur secara langsung pada suatu titik waktu
melainkan diukur oleh kebijakan yang diterjemahkan dalam bentuk aliran-aliran
informasi yang mempengaruhi variabel rate tersebut. Selanjutnya variabel rate pada
dasarnya diatur secara endogen oleh variabel level atau secara eksogen sebagai
konstanta atau fungsi.
36
Variabel Auxiliary
Variabel auxiliary hanya merupakan variabel pelengkap secara teoritis, yang
merepresentasikan suatu struktur kebijakan secara lebih baik dan jelas. Jika variabel
auxiliary dihilangkan maka rincian dari struktur kebijakan tidak dapat tergambar
dalam model.