Anda di halaman 1dari 9

BREATHING

Teknik yang digunakan untuk memberikan


bantuan pernafasan yaitu:
a. Menggunakan mulut penolong:
1. Mulut ke masker RJP
2. Mulut ke APD
3. Mulut ke mulut / hidung
b. Menggunakan alat bantu:
- Masker berkatup
- Kantung masker berkatup (Bag Valve Mask / BVM)
Frekuensi pemberian nafas buatan:
Dewasa : 10 - 12 x pernafasan / menit, masing-masing 1,5 - 2 detik
Anak (1-8th) : 20 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik
Bayi (0-1th) : lebih dari 20 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5
detik
Bayi baru lahir : 40 x pernafasan / menit, masing-masing 1 - 1,5 detik

Bahaya bagi penolong yang melakukan bantuan pernafasan


dari mulut ke mulut:
- Penyebaran penyakit
- Kontaminasi bahan kimia
- Muntahan penderita
Saat memberikan bantuan pernafasan petunjuk yang dipakai
untuk menentukan cukup tidaknya udara yang dimasukkan
adalah gerakan naiknya dada. Jangan sampai memberikan
udara yang berlebihan karena dapat mengakibatkan udara
juga masuk dalam lambung sehingga menyebabkan muntah
dan mungkin akan menimbulkan kerusakan pada paru-paru.
Jika terjadi penyumbatan jalan nafas maka lakukan kembali
Airway Control seperti yang dijelaskan diatas.

Beberapa tanda-tanda pernafasan:


Adekuat (mencukupi)
- Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernafasan
- Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut / hidung
- Korban tampak nyaman
- Frekuensinya cukup (12-20 x/menit)
Kurang Adekuat (kurang mencukupi)
- Gerakan dada kurang baik
- Ada suara nafas tambahan
- Kerja otot bantu nafas
- Sianosis (kulit kebiruan)
- Frekuensi kurang atau berlebihan
- Perubahan status mental

Tidak Bernafas
- Tidak ada gerakan dada dan perut
- Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
- Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung

Mulut ke mulut
Diberikan sebanyak 12-20 kali/menit sampai dada
nampak terangkat.
Diberikan bila nafas abnormal, tidak usah menunggu
sampai apnea dulu
Berikan tambahan oksigen bila tersedia.
Jika udara masuk ke dalam lambung, jangan
dikeluarkan dengan menekan lambung karena akan
berisiko aspirasi.
Nafas buatan dilakukan denganin-line
immobilisation(fiksasi kepala-leher) agar tulang leher
tidak banyak bergerak.
Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut

Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke hidung

Cara ini direkomendasikan jika pemberian nafas


buatan melalui mulut korban tidak dapat dilakukan
misalnya terdapat luka yang berat pada mulut
korban, mulut tidak dapat dibuka, korban di dalam
air atau mulut penolong tidak dapat mencakup
mulut korban.
Cara memberikan nafas buatan dari mulut ke
stoma (lubang trakeostomi)
Cara ini diberikan pada pasien trakeostomi.
Caranya sama dengan mulut ke mulut hanya saja
lubang tempat masuknya udara adalah lubang
trakeostomi

ambubag (bag-valve-masker)
Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa
oksigen udara bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang
menutupi mulut dan hidung penderita. Penggunaan ambu bag
atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri.
Penolong seorang diri dalam menggunakan amb bag harus dapat
mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan mengangkat
rahang bawah, menekan sungkup ke muka korban dengan kuat
dan memompa udara dengan memeras bagging. Penolong harus
dapat melihat dengan jelas pergerakan dada korban pada setiap
pernafasan.
Ambu bag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong
yang berpengalaman. Salah seorang penolong membuka jalan
nafas dan menempelkan sungkup wajah korban dan penolong
lain memeras bagging. Kedua penolong harus memperhatikan
pengembangan dada korban

Cara menggunakan ambubag


Ambu bag digunakan dengan satu tangan penolong
memegang bag sambil memompa udara sedangkan
tangan lainnya memegang dan memfiksasi masker. Pada
Tangan yang memegang masker, ibu jari dan jari telunjuk
memegang masker membentuk huruf C sedangkan jari-jari
lainnya memegang rahang bawah penderita sekaligus
membuka jalan nafas penderita dengan membentuk huruf
E.
Konsentrasi oksigen yang dihasilkan dari ambu bag sekitar
20 %. Dapat ditingkatkan menjadi 100% dengan tambahan
oksigen.
Untuk kondisi yang mana penderita mengalami henti nafas
dan henti jantung, dilakukan resusitasi jantung-paru-otak

Anda mungkin juga menyukai