Anda di halaman 1dari 6

TUGAS OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERANCANGAN SISTEM OTOMASI Automatic Guided Vehicle


(AGV)

Disusun Oleh :
Fitri Anjani

3333130785

Muhammad Falahuddin

3333130394

Nafila Amalia

3333131683

Nuraini Minati Arafiany

3333132055

Sandria Sandi

3333131751

Winda Dwiana

3333132527

Wisnu Broto Darmawan

3333131494

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON BANTEN
2015

Automatic Guided Vehicle (AGV)


1.1 Latar Belakang
Kegiatan pabrik telah dimulai sejak berabad-abad lalu yang dikenal dengan
istilah revolusi industri. Istilah revolusi industri diperkenalkan untuk pertama
kalinya oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada pertengahan abad
ke-19 sekitar tahun 1850 M. Revolusi industri telah merubah pembuatan produkproduk yang dilakukan pada skala rumah dengan tenaga manusia menjadi skala
pabrik yang digerakkan oleh alat-alat bermesin. Otomasi pada tahun 1930 masih
sangatlah mekanistik, sehingga masih kaku dan tidak ada pilihan. Dengan
munculnya kegiatan rekayasa, inovasi terjadi tidak hanya terhadap produk tetapi
juga terhadap sistem produksi. Sehingga produk semakin menarik, efektif, bisa
dikembangkan dan ditunjang oleh sistem produksi yang semakin fleksibel.
Perkembangan teknologi saat ini telah mencapai era modern, yaitu era
komputerisasi yang berkembang sangat cepat pada semua bidang tanpa kecuali.
Dengan ditemukannya berbagai software, peralatan yang dulu dioperasikan
secara manual kini memungkinkan dioperasikan secara otomatis tanpa operator,
seperti bidang informasi teknologi, robotika dan otomasi industri. Dalam bidang
industri, salah satu perkembangan dapat kita lihat mulai dari proses barang
mentah (raw material), proses manufaktur, proses pengiriman barang (material
handling), pengepakan (packaging) sampai dengan barang tersebut ke tangan
konsumen. Dahulu proses-proses tersebut banyak dilakukan oleh mesin-mesin
manual sehingga diperlukan operator sebagai pengendalinya. Namun saat ini
prosesproses tersebut telah banyak yang dilakukan secara otomatis atau dalam
dunia industri dikenal dengan istilah robotisasi.
Ada keuntungan dan kerugiannya dari sistem otomasi atau robotisasi industri
ini. Meyers (1993) mengemukakan bahwa tujuan dari otomasi adalah
meningkatkan safety atau keamanan pada pekerja, meningkatkan kualitas,
mengeliminasi

pekerjaan

yang

monoton,

mengurangi

setup

time

dan

meningkatkan fleksibilitas, meningkatkan produksi serta menurunkan cost.

Sedangkan kerugiannya yaitu penyerapan tenaga kerja menjadi berkurang karena


semua pekerjaan dilakukan dengan mesin otomatis atau robot-robot.
Salah satu sistem otomasi dalam industri adalah material handling. Sekarang
pemindahan barang tidak lagi hanya menggunakan kendaraan yang di opreasikan
oleh operator, tetapi oleh suatu kendaraan yang bisa berjalan sendiri tanpa
operator yang dikenal dengan mobile robot. Salah satu contohnya adalah
Automatic Guided Vehicle (AGV). AGV adalah salah satu jenis Material
Handling Equipment (MHE) seperti conveyor, crane dan kerekan, elevator dan
lift, sistem penyimpanan dan pengambilan otomatis dan sebagainya yang berfokus
pada proses mentransfer sesuatu barang dari satu tempat ke tempat lain terutama
di sektor industri atau industri gudang (Yaghoubi et al., 2012). Teknologi AGV
pun terus berkembang dari manual dengan operator manusia, tanpa operator
dengan garis pandu pada lantai dan saat ini telah sampai pada teknologi full
otomasi yaitu berjalan tanpa operator dan tanpa garis pandu serta bisa mengenali
sendiri benda atau barang yang ada disekitarnya dan yang akan diambilnya. Salah
satu keuntungan AGV adalah fleksibilias, mampu memindahkan berbagai ukuran
material dari stasiun kerja ke stasiun kerja lain. Sedangkan kelemahanya adalah
membutuhkan investasi yang cukup besar karena harga AGV yang tidak murah.
Karena itulah maka pada penelitian ini akan didesain dan dibuat sebuah AGV
yang memiliki kehandalan dan kecerdasan setara dengan yang ada dipasaran
dengan harga yang lebih terjangkau oleh industri menengah. Keberhasilan dalam
pembuatan AGV sebagai alat yang bisa membantu pekerjaan dengan dikendalikan
secara otomatis tidak terlepas dari faktor desain, pemilihan material, proses
pembuatan (manufaktur) dan sistem kendali. Untuk mendapatkan mobil AGV
yang sesuai dengan harapan seperti kekuatan pengangkuatan, kelincahan gerak,
kehandalan, usia pemakaian dan perawatan dari alat tersebut maka desainnya
harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan, kondisi lingkungan kerja dan
permasalahan yang dihadapi. AGV dalam penelitian ini akan digunakan untuk
mengantarkan barang dari satu lokasi ke lokasi lain (point to point) dalam sistem
tertutup (pabrik/instansi) yaitu pada PT. Dan Liris Sukoharjo yang bergerak dalam
industri garmen. AGV didesain dengan menggunakan roda mecanum dan kontrol

kamera sehingga tanpa jalur khusus pada lantai. Roda mecanum adalah salah satu
jenis desain roda yang dapat mengerakan kendaraan kesegala arah. Roda ini
berbeda dengan roda konvensional karena tidak memerlukan angin akan tapi
berbentuk serangkaian roll yang melekat secara melingkar, yang biasanya
memiliki sumbu rotasi 45o terhadap bidang roda. Pergerakan roda ini dalam
berjalan lurus atau berbelok adalah dengan memvariasikan perbedaan arah putaran
tiap roda dengan melakukan pemrograman terlebih dahulu

1.2 Prototype Automatic Guided Vehicle (AGV)


Prototype Automatic Guided Vehicle (AGV) adalah temasuk mobil robot yang
dabat berjalan berdasar jalur yang telah ditentukan dan sesuai dengan kebutuhan.
Prototype Automatic Guided Vehicle (AGV) ini dibuat dengan tujuan
mengembangkan teknologi indusri khususnya di Indonesia. Mobil robot ini
digunakan untuk mengangkut barang dari satu tempat ke tempat tertentu. Selain
itu tujuan lain dibuatnya mobil robot ini adalah untuk mengurangi angka
kecelakaan kerja yang disebabkan kelalaian pekerja.
Prototype Automatic Guided Vehicle (AGV) ini dibuat dengan rancang
bangun. Perangkat pendukung mobil robot ini adalah mekanik mobil robot,
sistem kendali mobil robot, sensor, dan actuator mobil robot. Bagian mekanik
mobil robot adalah roda penggerak, dan kerangka utama mobil robot terbuat dari
bahan acrylic dan alumunim. Sedangkan sistem kontrol mobil robot menggunakan
sebuah mikrokontroler ATMega16 sebagai master, sistem sensor menggunakan 8
buah fotodioda yang berfungsi sebagai pembaca garis, sensor ultrasonik SRF04
yang difungsikan untuk membaca ketika ada benda yang menghalangi sesuai
dengan jarak yang telah ditentukan. Aktuator mobil robot menggunakan 2 buah
motor power window sebagai penggerak utama mobil robot, LCD digunakan
untuk menampilkan data sensor yang ada, dan dibuat gerbong tambahan sebagai
tempat meletakkan barang yang akan diangkut

1.3 Prinsip Sistem Informasi Tempat Parkir


Pemanfaatan prototype Automatic Guided Vehicle (AGV) ini merupakan
suatu sisem yang dibuat untuk mengoptimalkan produktifitas industr dan untuk
meminimalisir kecelakaan atau keracunan gas buang yang dihasilkan oleh forklift.
Sistem ini terdiri dari beberapa komponen dan software yang terdiri dari
CodevisionAVR yang digunakan untuk memprogram dari sistem ini. Sebagai
sensor pembaca jalur menggunakan rangkaian fotodioda, data sensor yang terbaca
akan ditampilkan di LCD dan akan mengontrol pergerakan roda untuk lurus,
belok kiri, belok kanan, maupun berhenti. Sistem ini juga dilengkapi dengan
sensor ultrasonik, yang tujuannya adalah sebagai keamanan ketika ada benda
atapun orang yang menghalangi. Jarak minimal yang diizinkan adalah 10 cm, jika
sensor membaca jarak kurang dari 10 cm, maka sistem akan otomatis berhenti
sampai benda yang menghalangi tak menghalangi lagi.
1.4 Perancangan Alat
1. Blok Sistem
Prototipe Automatic Guided Vehicle (AGV) terdiri dari tiga elemen
penting yaitu masukan, kendali, keluaran. Disamping ketiga elemen
tersebut, ada catu daya yang berfungsi sebagai sumber tegangan untuk
mikrokontroler ATMega 16, LCD dan driver motor.
2. Catu Daya
Catu daya merupakan komponen pokok yang harus ada, tanpa bagian ini
rangkaian elektronika tidak akan bekerja. Catu daya berfungsi sebagai
penyedia sumber tegangan ke rangkaian elektronik sesuai dengan
kebutuhannya. Misalkan rangkaian catu daya menggunanakan IC LM7805
ini akan menghasilkan tegangan 5 volt.
3. Driver Motor
Rangkaian driver motor ini akan digunakan untuk meggerakkan motor
power window sebagai rodanya. Driver motor ini menggunakan rangkaian
optocoupler dengan IC 74LS139.

1.5 Perbandingan Manual Handling dengan Mobile Robot


Ada keuntungan dan kerugiannya dari sistem otomasi atau robotisasi industri
ini. Meyers (1993) mengemukakan bahwa tujuan dari otomasi adalah
meningkatkan safety atau keamanan pada pekerja, meningkatkan kualitas,
mengeliminasi

pekerjaan

yang

monoton,

mengurangi

setup

time

dan

meningkatkan fleksibilitas, meningkatkan produksi serta menurunkan cost.


Sedangkan kerugiannya yaitu penyerapan tenaga kerja menjadi berkurang karena
semua pekerjaan dilakukan dengan mesin otomatis atau robot-robot. Dengan
mengunakan mobile robot ini tentunya dapat mempermudah pekerjaan manusia
sehingga resiko kecelakaan kerja dapat diminimalisir, selain itu dapat
meningkatkan produksi.

Anda mungkin juga menyukai