Anda di halaman 1dari 17

HAKEKAT DAN FUNGSI KOMUNIKASI POLITIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Politik Yang Dibina Oeh Romula

OLEH :
Livia Armilliana

(125030100111094)
Kelas:

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Istilah
komunikasi memang sudah menjadi keseharian dalam kehidupan manusia. Inti komunikasi
adalah manusia. Ketika manuisa ada, semua lini kehidupan manusia tersebut adalah komunikasi.
Komunikasi yaitu dianggap sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk membertahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara
lisan maupun tidak langsung melalui media. Seiring berkembangnya waktu, komunikasi
dianggap sebagai disiplin ilmu yang dapat berkembang secara cepat mempengaruhi kajian ilmu
sosial lainnya seperti sosiologi, psikologi, antropologi, hukum dan ilmu politik. Salah satu kajian
yang menarik minat ilmuwan politik dan ilmuwan komunikasi saat ini adalah kajian terhadap
komunikasi politik. Komunikasi politik adalah merupakan proses penyampaian pesan dimana
informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik pada bagian lainnya, dan
diantara sistem-sistem politik. Proses ini berlangsung di semua tingkat masyarakat disetiap
tempat yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara individu-individu dengan
berbagai kelompok. Selain itu komunikasi politik tidak berarti hanya soal proses penyampain
informasi politik tetapi juga bagaimana sistem yang berlangsung dapat dipertahankan dan
dialihgenerasikan. Selain itu juga bagaimana komunikasi dapat digunakan untuk mempengaruhi
negara lain. Dalam menjelaskan ruang lingkup komunikasi politik terdapat beberapa unsure
didalamnya seperti siapa, berkata apa, kepada siapa, melalui saluran apa, dan bagaimana
efeknya. Seperti adanya hubungan antara pemerintah dan media massa saat ini untuk berbagai
pencitraan dan untuk kepentingan lain.
Komunikasi politik sangat erat kaitannya dengan sistem politik dan ideologi politik.
Menurut Almond dan Powell (1966), komunikasi politik sebagai salah satu fungsi politik dalam
sistem politik. Sama halnya dengan ideologi politik. Ideologi dan sistem politik berkaitan erat
dengan komunikasi politik karena ideologi sangat menentukan bentuk sistem politil misalnya
hubungan media massa dengan negara, hubungan media massa dengan partai politik, kebebasan
menyatakan pendapat, dan budaya komunikasi politik bangsa. Ideologi dianggap sebagai

pandangan hidup, sikap dan nilai, orientasi berfikir. Dalam makalah ini, kelompok penyaji akan
menyajikan penjelasan bagaimana hakekat dan fungsi komunikasi politik itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja ruang lingkup Komunikasi Politik ?
2. Bagaimana hubungan antara komunikasi politik dengan sistem politik dan ideologi
politik ?
3. Apa saja fungsi dari Komunikasi Politik ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui ruang lingkup Komunikasi Politik
2. Untuk menjelaskan hubungan antara Komunikasi Politik dengan sistem politik dan
ideologi politik
3. Untuk mengetahui fungsi dari komunikasi politik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi dan Politik


KOMUNIKASI
Secara Etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin Communication
berarti proses penyampaian pernyataan suatu hal. Secara Terminologi komunikasi berarti
proses penyampaian pernyataan oleh seorang kepada orang lain. Secara Pragmatis
komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau mengubah sikap atau pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
maupun tidak langsung melalui media (Effendy, 1992:5). Definisi komunikasi menurut
para ahli :
1. Cangara (2004:18), komunikasi adalah transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama
manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku
orang lain, serta (4) berusaha mengubah sikap dan tigkah laku itu.
2. Carl I.Hovland (dalam Effendy, 1999:12), Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap.
3. Edward Depari (dalam Widjaja,1986:1-2), komunikasi adalah proses penyampaian
gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung
arti, dilakukan oleh penyampaian pesan (source, communicator, sender) ditujukan pada
penerima pesan (receiver, communican atau audience) dengan maksud mencapai
kebersamaan (commoness).
Bedasarkan beberapa definisi komunikasi yang telah dikemukakan oleh beberapa
ahli di atas, dapat disimpulakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku
orang lain, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat atau perilaku
orang lain, apabila komunikasinya itu memang komunikatif. Maka jelas bahwa
komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaiakn
pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Artinya komunikasi hanya bisa terjadi
kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini

bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.


Unsur unsur komunikasi :

1. Sumber adalah semua peristiwa komunikasi yang melibatkan sumber sebagai


pembuat atau pengirim informasi
2. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima.
3. Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima.
4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikrim oleh sumber.
5. Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan
6. Tanggapan baik ialah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima.
7. Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya komunikasi.

Proses komunikasi :

SUMBER

PESAN

MEDIA

PENERIMA

EFEK

LINGKUNGAN

Kekhasan komunikasi sama dengan politik, yaitu serbahadir dan multimakna. Semua definisi
komunikasi yang memberi perhatian utama kepada kontrol sosial atau upaya untuk
mempengaruhi, sesungguhnya telah mangandung makna politis karena aspek pengaruh

merupakan salah satu unsur utama politik. Pengertian yang memberi perhatian pada pengaruh itu
telah menempatkan komunikasi bukan saja sebagai kontrol sosial, tetapi juga menurut ilmua
politik David V.J Bell (1975:15,69), secara definisi telah mengandung noda politik. Artinya,
komunikasi telah melintasi bidang kajian politik karena politik juga meliputi pengaruh
disamping kekuasaan dan wewenang.

POLITIK
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang
berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu

antara lain:
1. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles).
2. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.
3. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat.
4. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
Politik bersifat serbahadir dan multimakna. Pada umumnya politik dapat dikatakan bahwa
politik adalah bermacam kegiatan dalam suatu sistem politi atau negara yang menyangkut proses
menentukan tujuan tersebut. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang
menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas tujuan yang dipilih. Untuk melaksanakan kebijaksanaan itu, perlu
dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) yang akan dipakai baik untuk membina
kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik. Cara yang dipakai dapat bersifat persuasif
(menyakinkan) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion). Politik selalu menyangkut tujuan
seluruh masyarakat (public goods), dan bukan tujuan perseoranagn (private goods). Berdasarkan
uraian diatas, konsep pokok politik adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Negara (state)
Kekuasaan (power)
Pengambilan keputusan (decision making)
Kebijakan (policy)
Pembagian (distribution).

2.2 Komunikasi Politik


Di Indonesia terdapat dua istilah yang dalam penggunaannya mempunyai arti yang
sinonim, yaitu istilah komunikasi dan publisistik. Menurut Soesanto (1974:1-2) selalu
menghubungkan dengan kegiatan yang mempengaruhi penduduk suatu negara atau
masyarakat yang menduduki suatu wilayah negara. Istilah publisistik lebih menitikberatkan
pada segi efek politik disbanding dengan proses sosialnya.
Dengan demikian, pendekatan tentang komunikasi mencakup politik dan politik
mencakup komunikasi. Kedua bidang kajian itu kemudian menyatu dalam subdisiplin
Komunikasi Politik. Kajian ini baru berkembang dalam tahun 1970-an.
Pada mulanya studi yang dirangkum dalam komunikasi politik, baik di Amerika Serikat
maupun di Eropa berakar pada kajian mengeni pendapat umum, propaganda, persuasi serta
berkembangnya teori media media kritis. Sejalan dengan berkembangnya ilmu komunikasi
dan ilmu politik serta studi pembangunan sejak tahun 1950-1960, studi mengenai komunikasi
UMPAN BALIK
dan politik banyak dikaitkan dengan pembangunan.
Ilmuwan komunikasi Indonesia A. Muis (1990), menjelaskan bahwa istilah komunikasi

politik menunjukkan pada pesan sebagai objek formalnya sehingga titik berat konsepnya
terletak pada komunikasi dan bukan pada politik. Pada hakikatnya komunikasi politik
mengandung informasi atau pesan tentang politik.
Selain itu, Astrid S. SOesanto (1986) mengartikan komunikasi politik sebagai komunikasi
yang diarahkan pada pencapaian pengaruh sedemikian rupa sehingga masalah yang dibahas
oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui sanksi yang
ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik. Dengan demikian melalui kegiatan
komunikasi politik terjadi pengaitan masuarakat social dengan lingkup negara sehingga
komunikasi politik merupakan sarana untuk pendidikan politik/kesadaran warga dalam
hubungan kenegaraan.
Kemudian Muller merumuskan komunikasi politik sebagai hasil yang bersifat politik dari
kelas social, pola bahasa, dan pola sosialisasi. Sedangkan Galnoor (1980) menyebutkan
kombinasi dari berbagai interaksi social di mana informasi yang berkaitan dengan usaha
bersama dan hubungan masuk ke dalam peredaran.
Almond dan Powell (1966) justru menempatkan komunikasi politik sebagai fungsi politik
sebagai fungsi politik, bersama-sama dengan fungsi artikulasi, agregasi, sosialisasi, dan
rekruitmen yang terdapat dalam system politik tertentu. Menurut kedua pakar tersebut justru

komunikasi politik merupakan prasyarat yang diperlukan bagi berkelangsungnya fungsifungsi yang lain.
Dari perpektif yang berbeda, Nimmo (1999) memandang inti komunikasi sebagai proses
interaksi social dan inti politik sebagai konflik sosial. Nimmo merumuskan komunikasi
politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktual dan potensial yang
menata perilaku dalam konsisi konflik.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi politik mempunyai lingkup pembahasan
yang sangat luas, tidak hanya membahas bagaimana komunikasi dapat dipergunakan dalam
mencapai kekuasaan dan tujuan politik secara internal tapi juga bagaimana sistem yang
berlangsung dapat dipertahankan dan dialihgenerasikan. Secara eksternal, bagaimana
komunikasi dapat digunakan dalam upaya mempengaruhi negara lain dalam mencapai tujuan
politik negaranya atau ecara minimal dapat terwujudnya hubungan yang saling
menguntungkan diantara dua atau lebih negara yang mengadakan komunikasi.
2.3 Lingkup Komunikasi Politik
Model asswell: Siapa, berkata apa, kepada siapa, melalui saluran apa, dan bagaimana
efekn ya, digunakan Nimmo (1999:13-20) dalam menjelaskan ruang lingkup komunikasi
politik. Dengan rumusan itu, Nimmo melakukan analisis tentang partai politik, yaitu
komunikator politik (siapa), analisis isi (berkata apa), khalayak politik (kepada siapa),
analisis media (melalui saluran apa), khalayak politik (kepada siapa), dan efek politik
(bagaimana efeknya).
Dalam penelitian komunikasi, model lasswell itu telah melahirkan model penelitian yang
dikenal dengan model lasswell. Model Lasswell menunjukkan pada model analisis, yaitu
analisis sunber (siapa), analisis isi (berkata apa), analisis khalayak (kepada siapa), analisis
media (melalui saluran apa), khalayak politik (kepada siapa), dan efek politik (bagaimana
efeknya). Dalam kaitan dengan kajian dan penelitian komunikasi politik, model Lasswell
tersebut banyak diapakai dalam rangka paradigma atau persfektif mekanisme, sebagaimana
dilakukan oleh Nimmo diatas.
Berdasarkan ruang lingkup itu, terliohat bahwa, terlihat bahwa Nimmo memasukkan
hubungan pers dengan pemerintah sebagai hubungan antara wartawan dengan pejabat
pemerintah, keduanya digolongkan sebagai komunikator politik (Arifin, 2003:10). Studi
tentang media massa dan media lainnya juga tercakup di dalamnya. Demikian juga tentang

pernyataan politik, prototipe kelompok-kelompok kepentingan, dan pendapat umum, dapat


dimasukkan ke dalam lignkup komunikasi politik.
Krans dan Davis (1987) melukiskan komunikasi politik sebagai proses komunikasi
massa dan elemen di dalamnya yang mungkin mempunyai dampak terhadap perilaku politik.
Dalam hal ini Davis membagi komunikasi politik menjadi komunikasi massa dan sosialisasi
politik, komunikasi dan informasi politik, penggunaan media dan proses politik, dan
konstruksi realitas politik, dalam masyarakat. Dalam semua segi itu tercakup di dalamnya
masalah hubungan media massa dengan pemerintahan.
Rivers et.c al (1980), dengan tegas menunjukkan hubungan media massa dengan
pemerintah sebagai bagian penting dari studi komunikasi politik. Mereka menyebutkan
empat bidang penelitian komunikasi politik yang penting. Pertama, pengaruh pemerintah
terhadap media. Yakni studi tentang peraturan, hukum, pengendalian ekonomi, aturan-aturan
pengumpulan berita, dan penyensoran. Kedua, sistem informasi pemerintahan yang meliputi
saluran informasi formal maupun informal mengenai personel pemerintahan. Ketiga,dampak
media terhadap pemerintah seperti penggunaan media oleh para pejabat, dan dampak
pemberitaan terhadap perilaku pejabat. Keempat,terpusat pada media, kelembagaan, isi berita
dan aspek-aspek lain yang dipelajari melalui analisis isi.
Berdasarkan paparan diatas, perlu diingat bahwa komunikasi politik, dapat disebut
sebagai himpunan berbagai kajian yang sudah lama ada, yaitu retorika politik, agitasi politik,
propaganda politik, dan pendapat umum (Arifin, 2003:11). Semuanya itu saat ini menjadi
cakupan komunikasi politik public relation politik.
2.4 Komunikasi Politik dan Sistem Politik
Almond dan Powell (1966) menempatkan komunikasi politik sebagai salah satu fungsi
politik dalam sistem politik. Bahkan komunikasi politik merupakan prasyarat yang
diperlukan bagi berlangsungnya fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi artikulasi, agregasi,
sosialisasi dan rekruitmen. Berarti, komunikasi politik berkaitan erat dengan sistem politik
Sedangkan sistem politik dirumuskan oleh Robert Dahl (1977:12) sebagai tiap pola
tentang hubungan manusia yang mencakup secara luas kontrol, pengaruh, dan kekuasaan
atau wewenang, demokrasi, dan kediktatoran. Politik meliputi bermacam-macam kegiatan
dalam suatu negara, menyangkut proses penentuan tujuan dan pelaksanan tujuan itu sehingga
politik meliputi negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan pembagian atau
alokasi.

Rush dan Althof (1986:3) mengakui bahwa kekuasaan dapat dipandang sebagai titik
sentral studi politik sehingga proses politik adalah serentetan peristiwa yang hubungannya
satu sama lain didasarkan atas kekuasaan. Dengan adanya proses politik maka akan timbul
dinamika politik yang mencakup semua gerak dan perubahan yang menyangkut kekuasaan.
Perjuangan memperoleh kekuasaan akan menimbulkan konflik yang harus diselesaikan
dengan kompromi dan konsensus oleh para pihak yang saling berkepentingan.

2.5 Komunikasi Politik dan Ideologi Politik


Ideologi politik suatu bangsa selain sebagai sumber dinamika politik, juga sangat
menentukan bentuk sistem politik negara. Ideologi dan sistem politik berkaitan erat dengan
komunikasi politik. Misalnya hubungan media massa dengan negara, hubungan media massa
dengan partai politik, kebebasan masyarakat menyatakan pendapat, dan budaya komunikasi
politik bangsa.
Seperti dipaparkan Arifin (2003;14-23), ideologi digunakan untuk mencerminkan
pandangan hidup atau sikap mental tertentu. Secara khusus ideologi diartikan sebagai nilai
perangkat pandangan, serta sikap dan nilai, atau orientasi berfikir tentang manusia dan
masyarakat. Ideologi dapat dimiliki oleh seseorang, juga dapat dimiliki bersama anggota
masyarakat.
Alfian (1980;109) merumuskan ideologi secara umum sebagai pandangan hidup atau
sistem

nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang masyarakat

tentang bagaimana cara yang baik mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi
kehidupan duniawi. Dalam hal ini Wijaya (1986;3) mengartikan ideologi itu lebih kurang
sama dengan budaya politik. Itulah sebabnya ideologi politik seringkali disamakan dengan
filsafat politik.
Istilah ideologi pancasila, filsafat politik pancasila, atau budaya politik pancasila banyak
dipakai untuk maksud yang sama, yaitu pandangan hidup atau sistem nilai secara
menyeluruh dan mendalam, yang dipunyai atau dipegang oleh masyarakat, dalam kehidupan
berpolitik atau berkenegaraan.
Dalam ideologi tertentu, menurut Alfian (1980;109) tercermin kilasan subideologi yang
bersumber dari kelompok-kelompok kepentingan yang dilahirkan oleh adanya perbedaan
sosial, ekonomi, agama, etnis dan ras. Ideologi politik suatu bangsa tampak sebagai hasil
penjelmaan konsensus bersama dari berbagai kelompok atau golongan kepentingan. Dalam

proses mencapai konsensus terjadi pertarungan subideologi atau dikenal juga dengan aliran
politik.
Berarti ideologi menyangkut masalah nilai atau pandangan dalam bidang-bidang tertentu,
seperti politik, ekonomi, agama, dan pendidikan. Tetapi Istilah ideologi lebih banyak
dikaitkan dengan bidang politik sehingga lebih berarti sebagai filsafat politik, budaya politik,
pandangan politik, pemikiran politik, dan aliran politik atau paham (isme) politik. Ideologi
selalu menjadi dasar pokok dalam komunikasi politik, baik sebagai sistem maupun sebagai
konteks budaya
Ideologi atau filsafat politik suatu negara-bangsa tidak sama antara negara satu dengan
negara yang lainnya. Demikian juga dengan sistem politik dan sistem komunikasi politik
suatu negara, juga berbeda, antar satu negara dengan negara lain.
Filsafat politik atau ideologi politik otoritarian misalnya, melahirkan sistem otoriter, yang
mempengaruhi sistem komunikasi poltik, dimana tidak adanya kebebasan dalam menyatakan
pendapat dalam negara, terutama yang berkaitan dengan politik. Ideologi politik yang
berkaitan dengan demokrasi, telah melahirkan sistem politik yang demokratis, dimana
terjamin adanya kebebasan dalam menyatakan pendapat, terutama dalam menyatakan
pendapat dalam bidang politik.
Filsafat politik pancasila telah melahirkan sistem politik pancasila dan sistem komunikasi
politik pancasila. Di dalamnya terdapat kebebasan dan tanggung jawab dalam mengeluarkan
pendapat yang berkaitan dengan politik. Pancasila menurut Bung Karno adlah sublimasi dari
filsafat otoritas dan filsafat demokrasi.
Perbedaan tersebut dilatarbelakangi perbedaan sejarah dan budaya yang melahirkan
budaya filsafat sosial. Misalnya masyarakat Barat pada umunya memiliki filsafat sosial atau
paham yang biasa disebut sebagai idividualisme, yang sangat mengutamakan kepentingan
individu (perseorangan) ketimbang kepentingan sosial (masyarakat). Itulah sebabnya sistem
ekonomi

negara-bangsa

yang

menganut

individualisme

mengembangkan sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi

dan

liberalisme

lebih

ini (kapitalis) menghargai

persaingan bebas dalam ekonomi dan menghargai pentingnya modal (kapital) dalam
persaingan itu.
Di negara demokrasi liberal, komunikasi politik tumbuh secara demokrasi, dari bawah
(rakyat) ke atas (penguasa). Media massa diletakkan jauh dari kekuasaan dan dekat dengan
rakyat. Kebebasan media massa dan individu dijamin oleh negara untuk melakukan kontrol
dan koreksi terhadap jalannya pemrintahan. Media massa tidak perlu memiliki izin terbit, dan

tidak ada sensor dan pembredelan. Selain itu, kegiatan propaganda dan agitasi sangat dibenci
dan tidak boleh dipakai. Sebaliknya, yang lebih disukai ialah kegiatan public relations
politik, mengandakan kekuatan persuasif (positif). Iitulah sebabnya pendapat umum dapat
tumbuh sebagai kekuasaan keempat , selain kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Komunikasi ototarian, maupun sistem komunikasi libertarian, berkembang masingmasing dua variasi. Dalam libertarian muncul koreksi terhadapnya, yakni sistem pertanggung
jawaban sosial (social responsibility) dari media. Sistem inipun kemudian dikoreksi lagi,
dengan munculnya gagasan tentang sistem media demokratik partisipan. Dalam sistem
ototarian muncul dua varian versi, yaitu sistem media Soviet-Komunis di Uni Soviet dahulu,
dan sitem media pembangunan di negara yang baru berkembang (sedang membangun)
Di negara pancasila komunikasi politik sangat lentur (flexible) dan berkembang sesuai
keadaanya. Komunikasi politik berlangsung dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
dengan konsep kebebasan yang bertanggung jawab. Media massa dan individu dijamin
kebebasannya oleh negara, namun harus memiliki tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha
Esa, keselamatan negara, tata-susila bangsa, itulah sebabnya media massa diletakkan antara
rakyat dan penguasa. Pers harus memiliki surat terbit (SIT) atau surat izin usaha penerbitan
pers (SIUPP), sering disensor, dan dikenakan pembredelan.
Sejak 1999 (era reformasi) media massa memiliki kebebasan yang luas dalam melakukan
kotrol dan koreksi terhadap jalannya pemerintahan. Penerbitan pers di Indonesia tidak perlu
lagi memiliki izin (SIUPP) dan tidak lagi dikenalkan adanya sensor dan pembredelan. Pers
sangat memiliki kebebasan , saking bebasnya seringkali teras banyak surat kabar dan majalah
yang meyalahgunakan kebebasan itu.
Kini telah dikembangkan konsep Pers Pancasila, yaitu pers yang berasal dari ideologi
Pancasila. Salah satu esensi dari konsep Pers Pancasila ialah diperkenankannya dosa dalam
jurnalistik. Hal ini berarti bahwa redaktur dan wartawan akan merasa berdosa kepada Tuhan,
jika ia menyiarkan berita bohong, sensasi, kekerasan, dan/atau gambar cabul (pornografi)
kepada khalayak. Konsep dosa ini merupakan implementasi dari sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dalam Pancasila.
Pers pancasila merupakan salah satu ciri khas dari negara-negara yang memiliki ideologi
pancasila, dimana komunikasi politik dikembangkan berdasarkan paradigma kebebasan
positif, yaitu kebebasan untuk kepentingan dan kemaslahatan rakyat dengan landasan
moralitas dan nilai-nilai agama yang kuat. Selain itu, kegiatan komunikasi politik seperti
agitasi, propaganda, dan public relations di negara Pancasila, berjalan bersama-sama.

Demikian pula pendapat umum, kadang-kadang semu dan kadang-kadang menjadi kekuatan
yang prima dalam kehidupan politik.
2.6 Fungsi Komunikasi Politik
Michael J Jucius (dalam soesanto 1974:57) fungsi sebagai aktifitas yang dilakukan oleh
manusia dengan harapan dapat tercapai apa yangdiinginkan. (function are the activities by
the performence of which it is hopedto attain desired goals). Michael J Jucius lebih menitik
beratkan pada aktivitas manusia dalam pencapaian tujuan. Berbeda dengan Victor A
Thomson dalam batasn yang lebih lengkap tidak hanya memperhatikan pada kegiatannya
saja tapi juga memperhatikan terhadap nilai dan menghargai nilai serta memeliharanya dan
meningkatkan nilai tersebut.

Fungsi komunikasi Sean Mac Bride (1980:14)

a. fungsi informasi
pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,data gambar,fakta dan
pesan, opinidan komentar dibutuhkan agar dapat dipahami dan bereaksi secra jalas
terhadap kondisi internasional,nasional, lingkungan dan orang lain agar dapat
menggambil keputusan yang tepat
b. fungsi sosialisasi
peneyedia sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak
sebagai anggota masyarakat yangefektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan
dapat aktif dalam masyarakat.
c. fungsi motivasi
menjelaskan tujuan tiap masyarakat dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Mendorong individu menentuka pilihan dan keinginannya.
d. fungsi debat dan diskusi
menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik.
e. fungsi pedidikan
pengalihan ilmu pengetahuan yang dapat mendorong perkembangan intelektual ,
pembentukan watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan dalm
seluruh bidang kehidupan.
f. Memajukan kebudayaan
Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksudmelestarikan warisan masa
lampau.
g. Hiburan

Penyebarar luasan

lambang, tari, kesenian musik, komedi, imej drama olehraga

pemainan dan sebagainya.


h. Integrasi
Menyediakan bangsa , kelompok dan individu, kesempatan memperoleh berbagai pesam
yang meraka perlukan agar terwududnya saling pengertian dan saling menghargai
kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

fungsi politik
Pengertian fungsi poltik adalah pemenuhan tugas dan tujuan struktur politik,
yaitustruktur yang ada pada masyarakat dan struktur yang ada pada sektor
pemerintah(budiarjo, 1997:163-164). Fungsi poltik lebih cenderung fungsi politik yang
ada pada suprastruktur yang telah digariskan berdasarkan konstitusi yang berlaku dan
sesuai dengan garis strategi pemerintah dalam upaya mensejahterakan masyarakatnya.
Fungsi politik ada dua fungsi utama dilihat dari proses dan sifatmya yaitu:
a. Agregasi kepentingan (interest aggregation function)
Pada fungsi ini terdapat proses penggabungan kepentingan, untuk kemudian
dirumuskan dan disalurkan kepemegang kekuasaan atau pemerintah yang memegang
kekuasaan atau yang berwenang untuk dijadikan kebijaksanaan umum.
b. Fungsi artikulasi kepentingan (interest articulation function)
Pada fungsi ini terjadi proses sintesis aspirasi individu-individu manusia sebagai
anggota kelompok berupa ide,pendapat yang kemudian dijadika pola dan program
politik.
Fungsi yang ada pada pemrintah, komunikasi politik berisikan informasi yang

menyangkut seluluh kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Isi komunikasi ditujukan
keupaya mewujudkan loyalitas dan integritas nasional untuk mencapai tujuan negara yang lebih
luas. Hal inin dapat dilihat dari fungsi komunikasi yang dikemukakan Mac Bride. Orientasi
politik pemerintah tidak memtingkan salah satu kelompok atau golongan atau asosiasi tertentu,
tetapi pemerintah selalu berorientasi pada kepentingan umum yang disesuaikan dengan
aspirasi,cita-cita, dan harapan masyarakatnya atau warga negaranya.

Fungsi komunikasi politik


Komunikasi politik merupakan jalan mengalirnya informasi melalui masyarakat
dan melalui berbagai struktur yang ada sistempolitik Masoed dan Andrew, (1990:130).
Fungsi komunikasi politik adalah struktur politik yang menyerap berbagai aspirasi,
pandangan, dan gagasan yang berkembang dalam masyarakat dan menyalurkannya

sebagai bahan dalam penentuan kebijakan. Dengan demikian fungsi membawakan arus
informasi balik dari masyarakat ke pemerintah dan dari pemerintah ke masyarakat
Fungsi yang secara langsung terkait dengan pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan (Masoed dan Andrew, 1990:31) yaitu:
a. Fungsi artikulasi kepentingan
Upaya mewujudkan pola hubungan baru yang menampung seluruh kepentingan melalui
proses sintesis aspirasi banyak orang itulah yang dinamakan artikulasi kepentingan.
Artikulasi juga dikatakan sebagai proses yang mengolah aspirasi masyarakat yang
bercorak ragam yang disaring dan dirumuskan dalam bentuk rumusan yang teratur.
Berartiaspirasi yang beraneka ragam itu dapat dipahami lalu di cerminkan dalam
kebijakan.
b. Fungsi agregasi kepentingan
Pendapat atau aspirasi seseorang atau kelompok dapat hilang ditelan oleh hiruk pikuk
kehidupan modern apabila tidak dilakukan pengabungan antara beberapa pendapat dan
aspirasi yang sama atau hampir sama. Fungsi menggabungkan berbagai kepentingan
sama atau hampir sama untuk disatukan dalam rumusan kebijaksanaan lebih lanjut inilah
yang dinamakan agregasi kepentingan ini, yang muncul bukan lagi kepentingankelompok
orang saja tapi juga masyarakat.
c. Fungsi pembuatan kebijakan
Fungsi pembuatan kebiajakn merupakan fungsi yang dijalankan oleh legislatif. Untuk
menjalankan fungsi itu legislatif bisa bekerja sama dengan lembaga eksekutif. Untuk
melaksanakan fungsi tersebut badan perwakilan rakyat yang memiliki sejumlah hak,
seperti hak prakarsa, hak amandemen, hak budget, hak interplasi, dan hak angket.
d. Fungsi penerapan kebijakan
Fungsi penerapan kebijakan atau peraturan dijalankan oleh lembaga eksekutif beserta
jajran birokrasinya. Fungsi penerapan tidak hanya berartipembuatan rincian dan pedoman
pelaksanaan peraturan. Malah dalam banyak hal harus membeebrkan penafsiran atas
peraturan tersebut sehingga mudah dipahami dan ditaati oleh warga negara. Dengan
demikian kembag eksekutif dapat membuat berbagai keputusan yang sifatnya merupakan
penyebaran aturan-aturan pokok yang telah digariskan lembaga legislatif.
e. Fungsi penghakiman kebijakan
Merupakan fungsi untuk menyelesaikan pertikaian atau persengketaan yang menyangkut
persoalan peraturan, pelanggaran peraturan, dan penegasan fakta-fakta yang perlu
mendapatkan keadilan. Fungsi penghakiman ini merupakan fungsi untuk membuat
keputusan yang mencerminkan rasa keadilan apabila terjadi penyelenggaraan atau

penentangan terhadap peraturan perundangan. Penghakiman peraturan pada dasarnya


bertujuan menjamin kepastian hukum tercapinya suasana tertib dalam masyarakat
Fungsi komunikasi secar totalitas yaitu mewujudkan kondisi negara yang stabil terhindar
dari faktor-faktor negatif yang mengganggu keutuhan nasional. Fungsi komunikasi politik dalam
hubungan supra dengan infrastruktur politik berfungsi sebagai jembatan penghubung antara
kedua suasana tersebut dalam totalitas nasional yang bersifat interdependensi dalam
berlangsungnya suatu sistem ruang lingkup negara

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi politik (political communication) adalah suatu proses dan kegiatankegiatan membentuk sikap dan perilaku politik yang terintegrasi ke dalam suatu sistem
politik dengan menggunakan seperangkat simbol-simbol yang berarti yang melibatkan
pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,
pemerintahan, dan kebijakan pemerintah."
Fungsi dari komunikasi politik sendiri adalah Fungsi artikulasi kepentingan,
Fungsi

agregasi

kepentingan,Fungsi

pembuatan

kebijakan,Fungsi

penerapan

kebijakan,Fungsi penghakiman kebijakan.


Jadi Hakekat komunikasi politik sendiri adalah tentang komunikator politik
(siapa),Analisis isi (berkata apa),Analisis Khalayak(kepada siapa), Analisis Media
(melalui saluran apa), dan Efek politik( bagaimana efeknya.)
3.2 Saran
Kebesaran suatu bangsa bergantung pada kemampuan rakyat, masyarakat umum,
dan massa untuk menemukan simbol dalam orang pilihan, karena orang pilihanlah yang
mampu membimbing massa. Kita sebagai mahasiswa sekaligus masyarakat umum harus
jeli dalam memilih calon pemimpin bangsa. Ajang pemilihan umum merupakan pesta
demokrasi bagi rakyat, adalah salah satu jalan untuk menentukan orang pilihan yang
mampu memimpin bangsa dan membimbing rakyat. Untuk itu, gunakan hak pilih kita
dengan sebaik-baiknya. Karena satu suara sangat menentukan nasib bangsa kita ke
depannya. Sehingga kita dapat menggunakan fungsi komunikasi politik secara tepat dan
cermat.

Anda mungkin juga menyukai