Anda di halaman 1dari 9

A.

PENGERTIAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr% Pada trimester I
dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi
wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II(Sarwono P, 2002).
Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr
%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis.
Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,0045,00% (Mellyna, 2005).

B.

GEJALA ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Ibu mengeluh cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang-kunang,

Nafsu makan turun (anoreksia), mual, muntah

Konsentrasi hilang,

Nafas pendek (pada anemia parah)

Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

Keletihan, malaise, atau mudah megantuk

Pusing atau kelemahan

Sakit kepala

Lesi pada mulut dan lidah

Kulit pucat

Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat

Dasar kuku pucat

Takikardi

perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular

C.

disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.

ETIOLOGI ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :

Kurang gizi (malnutrisi) seperti zat besi, asam folat, dan B12

Kemampuan perombakan sel darah merah yang terlalu cepat

Malabsorpsi

Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain

Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria.

D. Jenis-jenis Anemia
Berdasarkan atas faktor faktor diatas maka anemia dapat digolongkan menjadi :
1.

Anemia Zat Besi (kejadian 62,30%)

Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi.
Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan,
gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
Morfologi terdiri dari SDM hipokrom mikrositik. Zat besi serum menurun dan kapasitas
pengikat zat besi meningkat. Merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena
gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada
trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita hamil 17 mg
2.

Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%)

Anemia megaloblastik adalah penyakit yang ditandai dengan penurunan jumlah SDM (sel
darah merah) dan hipokrom makrositik Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan
karena defisiensi asam folat. Umumnya terkait dengan anemia defisiensi zat besi. Jarang
dijumpai kasus anemia megaloblastik saja

3.

Anemia Hipoplastik (kejadian 80,00%)

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat
sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar
rontgen, racun dan obat-obatan.
4.

Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%)

Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat,
yaitu penyakit malaria.
Suatu defek enzimatik yang terkait-kromosom X dan diturunkan, yang ditandai dengan
ketidak mampuan tubuh memproduksi enzim G6PD, yaitu enzim yang berfungsi sebagai
katalis penggunaan glukosa secara aerob oleh SDM. Anemia ini dapat ditemukan pada
keturunan Afrika-Amerika, Asia, dan Mediterania. Kejadiannya Dua persen dari semua
wanita keturunan Afrika-Amerika menderita penyakit ini.
penyebabnya Infeksi dan beberapa obat oksidik pada kondisi defisiensi G6PD akan memicu
hemolisis SDM yang megakibatkan anemia hemolitik ringan sampai berat.
5.

Anemia Pernisiosa

Anemia pernisiosa disebabkan kekurangan faktor intrinsik pada asam lambung, yang
diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dari makanan . karena B12 tidak dapat diabsorbsi,
SDM tidak matang dengan normal. Kasus ini jarang dijumpai pada individu dibawah usia 35
tahun.
F.

PENGARUH ANEMIA PADA KEHAMILAN DAN JANIN.

a.

Bahaya selama kehamilan

Persalinan Prematur

Mudah terjadinya Infeksi

Ancaman Dekompensasi Cordis (jika HB < 6 gr)

Hiperemesis Gravidarum

Perdarahan Antepartum

KPD ( Ketuban Pecah Dini )

b.

Bahaya saat persalinan

Gangguan his kekuatan mengejan

Pada kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar

Pada kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan

dan sering memerlukan tindakan dan operasi kebidanan.

Pada kala III (Uri) dapat diikuti Retencio Placenta, PPH

karena Atonnia Uteri

Pada kala IV dapat terjadi pendarahan Post Partum Sekunder

dan Atonia Uteri


c.

Bahaya pada saat Nifas

Terjadi Subinvolusi Uteri yang dapat menimbulkan perdarahan

Memudahkan infeksi Puerpurium

Berkurangnya pengeluaran ASI

Dapat terjadi DC mendadak setelah bersalin

Memudahkan terjadi Infeksi mamae

d.

Pengaruh Anemia Terhadap Janin

Meskipun janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari Ibunya tetapi jika anemia akan
mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Pengaruh pengaruhnya terhadap janin diantaranya :

Abortus

Kematian Interauterin

Persalinan Prematuritas tinggi

BBLR

Kelahiran dengan anemia

Terjadi cacat kongenital

Bayi mudah terjadi Infeksi sampai pada kematian

Intelegensi yang rendah

Kekuranganenergi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak

tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14kg. Kekurangan
itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadienergi.

G.

PENGOBATAN ANEMIA

1.

Anemiadefisiensi Zat Besi

Penatalaksaan :
a.

Skrining rutin
Pada kunjungan awal, tanyakan tentang riwayat anemia atau masalah pembekuan darah

sebelumnya.

Minta hitung darah lengkap pada kunjungaan awal.

Diskusikan pentingnya mengonsumsi vitamin prenatal (disertai zat besi).

Periksa ulang Ht pada 28 minggu kehamilan.

b. Terapi anemia:

Terapi oral ialah dengan pemberian : fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat.

Bila Hb <10 g/dl dan Ht <30%, lakukan tindakan berikut:

a)

Berikan konseling gizi.

Tinjau diet pasien.

Diskusikan sumber-sumber zat besi dalam diet.

Berikan kepada pasien selebaran mengenai makanan tinggi zat besi.

Rujuk ke ahli gizi.

b) Sarankan suplemen zat besi sebagai tambahan vitamin paranatal. Kebutuhan zat besi saat
kehamilan adalah 60 mg unsure zat besi.

Tablet zat besi time-release merupaka pilihan terbaik, namun lebih mahal. Setiap sediaan

garam zat besi standar sudah mencukupi kebutuhan zat besi.

Minum 1-3 tablet per hari dalam dosis yang terbagi.


Zat besi diabsorbsi lebih baik pada keadaan lambung kosong. Minum 1 jam sebelum

makan atau 2 jam sesudahnya.

Vitamin C membantu absorbs zat besi. Minum zat besi disertai jus yang tinggi vitamin C

atau tablet vitamin C.

Antasid dan produk susu dapat mengganggu absorbs zat bes


Lebih baik mengkonsumsi zat besi bersama antasid atau makanan daripada tidak

mengkonsumsi sama sekali.


c)

Bila Hb <9 g/dl dan Ht <27% pertimbangkan anemia megaloblastik. Kelola pasien ini

menurut panduan terapi anemia.

Bila kadar Hb <9 g/dl dan Ht 27% saat mulai persalinan, pertimbangkan pemberian

cairan IV atau heparin lock saat persalinan.

Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g%/bulan. Efek

samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat
dibandingkan dengan ferosulfat.

Kini program nasional mengajukan kombinasi 60 mg besi dan 50g asam folat untuk

profilaksis anemia.

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)

intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 g
%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi : intoleransi besi pada gastrointestinal,
anemia yang berat, dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk

mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi, dapat diberikan
seluruh dosis.
2.

Anemia Megaloblastik.

Penatalaksanaan
a)

Suplemen

Vitamin prenatal yang mengandung asam folat dan zat besi

Satu sampai dua milligram asam folat per hari untuk memperbaiki defisiens asam folat.

Suplemen zat besi, dengan pertimbangan bahwa anemia megaloblastik jarang terjadi

tanpa anemia defisiensi zat besi.


b)

Konseling gizi

Kaji diet pasien

Rekomendasikan sumber-sumber asam folat dalam diet

Rujuk ke ahli gizi

c)

Hitung darah lengkap

Ulangi hitung darah lengkap dalam 1 bulan.

Perhatikan adanya peningkatan hitung retikulosit sebesar 3-4% dalam 2-3 minggu, dan

sedikit peningkatan pada hitung Hb dan Ht.


3.

Anemia hemolitik didapat (acquired hemolytic anemia)

Penatalaksanaan
a)

Skrining: Pasien keturunan Afrika-Amerika yang mengalami anemia atau kerap

mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang harus menjalani skrining G6PD.
b)

Terapi

Resepkan 1 mg asam folat setiap hari.

Berikan daftar obat-obatan yang perlu dihindari.

Bila pasien hamil, lakukan kultur dan sensitivitas (culture and sensitivity, C&S) urine

bulanan.

Konsultasikan dengan dokter bila pasien dalam keadaan krisis atau mengalami anemia

berat.

4.

Anemia: Pernisiosa

Penatalaksanaan
a)

Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber

vitamin B12 berikan konseling gizi.


b)

Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.

c)

Tawarkan rujukan ke ahli gizi.

d)

Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.

Kondisinya membaik bila

o Morfologi normal
o Kadar Ht meningkat

Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.

5.

Anemia Sel Sabit

Penatalaksanaan
a.

Programkan skrining sel sabit pada semua pasien Afrika-Amerika:

Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.

Bila uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.

Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.

Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal

selama kehamilan dan persalinan.

b.

Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK

selama kehamilan.

c.

Beri konseling kepada pasien:

Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.

Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan

bayinya menderita penyakit ini.

Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.

Anda mungkin juga menyukai