PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hati merupakan organ intraabdomen yang paling sering terkena trauma setelah limpa.
Perlukaan pada hati dapat bersifat superficial dan ringan, tetapi dapat pula bersifat laserasi
dalam yang berat, yang menimbulkan kerusakan pada sistem saluran empedu intrahepatik.
Berdasarkan lokasinya hepar merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh, menepati hampir
seluruh regio hypocondrica dextra, sebagian besar epigastrium dan seringkali meluas sampai
ke regio hypocondricasinistra sejauh linea mamilaria.1
Hati adalah organ metabolik terbesar ditubuh. Hati mempunyai berat sebesar 2% berat
badan pada orang dewasa yaitu sekitar 1500 gram. Hati terdapat langsung dibawah diafragma
mengisi bagian kubah kanan ruang abdomen dan sebagian di kubah kiri. Fungsi hati antara
lain sebagai metabolisme karbohidrat,lemak, dan protein, pembentukan dan sekresi empedu,
penimbunan dan vitamin mineral, detoksifikasi dan sintesis protein dan faktor pembekuan
darah. 3
Trauma hepar adalah perlukaan hepatobilier dapat disebabkan oleh trauma tumpul
atau luka tembus dinding perut yang mungkin berupa trauma tajam. Mekanisme yang
menimbulkan kerusakan hepatobilier pada trauma tumpul adalah efek kompresi dan
deselerasi. Sedangkan pada trauma tajam dapat disebabkan oleh tusukan benda tajam atau
oleh peluru. Berat ringannya kerusakkkan akibat trauma pada sistem hepatobilier bergantung
pada jenis trauma, penyebab, kekuatan, dan arah datangnya trauma. Lebih dari 50% trauma
berat hepatobilier disertai trauma organ intraabdominal lain. Mortalitas berbanding lurus
dengan jumlah organ lain yang terkena. Yang paling sering cedera bersama dengan hati
adalah organ intrathoraks yaitu; jantung, paru, atau diafragma, disusul berurutan oleh
lambung, usus halus, ginjal, usus besar, limpa, pankreas, dan pembuluh darah besar.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat trauma hepatobilier adalah perdarahan, infeksi,
kebocoran empedu, dan hemobilia.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Organ Hepar
2.1.1
Anatomi. 4
Bentuk hepar seperti suatu pyramid berisi tiga dengan basis menunjuk kekanan sedangkan
apeks (puncak)nya ke kiri. Pada laki-laki dewasa beratnya 1400- 1600 gram, perempuan
1200-1400 gram, ukuran melintang (transversal) 20-22,5 cm, vertikal 15-17 cm, sedangkan
ukuran dorsoventral yang paling besar adalah 10-12,5 cm.2
PERMUKAAN HEPAR
Pars anterior
Pars superior
Pars posterior
Pars dextra
Disisi kanan pars anterior dipisahkan oleh diafragma dari costae dan cartilago
costaeVI-X, sedangkan disisi kiri dari costae dan cartilago costae VII-VIII. Seluruhnya
tertutup oleh peritoneum kecuali disepanjang perlekatannya dengan ligamentum falciforme
hepatis.2
Bagian dari pars superior dekat jantung mempunyai cekungan yang dinamakan
impresio (fossa) cardiaca. Disebelah kanan, pars posterior lebar dan tumpul sedangkan
disebelah kiri tajam. Agak kekanan bagian tengah terdapat sulcus venae cavae (ditempati oleh
venacava inferior). Kira-kira 2-3 cm ke sebelah kiri vena cava inferior terdapat fissura
ligamenta vensosi (ditempati oleh ligamentum veenosum arantti) diantara keduanya terdapat
lobus quadratus.2Disebelah kanan vena cava inferior terdapat suatu daerah berbentuk segitiga
yang dinamakan impressio suprarenalis. Disebelah kiri fissura ligamenti venosi terhadap
sulcus oesohagealis yang ditempati oleh cardiacum oesophagei.2
2. Facies viseralis (fascia inferior ) hepar
Cekung dan menghadap ke dorsocaudal kiri, ditandai oleh adanya alur dan bekas alat
yang berhubungan dengan hepar. Fascia viseralis tertutup peritoneum kecuali
ditempat vesica fellea. Alur- alur memberikan gambaran huruf H dan dibentuk oleh:
fossae sagitalis dextra et sinistra, dan porta hepatis (bagian yang melintang).
Fossa sagitalis sinstra (fissura longitudinal) memisahkan lobus dextra dan lobus
sinistra hepatis. Porta hepatis memotong tegak lurus dan membaginya menjadi dua
bagian, yaitu fissura ligamenti teretis, dan duktus venosus.2
Porta hepatis (fissura transversa) panjangnya kira-kira 5 cm, memisahkan
lobus Quadratus disebelah ventral serta lobus caudatus dan proc. Caudatus di dorsal.
Porta hepatis ditempati oleh ;
3
Vena porta
Arteri hepatica
Ductus choledochus
Nervus hepaticus
Ductus lymphaticus
Vena porta dan arteri hepatica, dan ductus choledochus terbungkus oleh
ligamentum hepatoduodenale. Biasanya hepar dianggap mempunyai lobus, yaitu
lobus dextra dan lobus sinistra hepar.
Lobus Dextra Hepatica
Lobus dextra 6 kali lebih besar daripada lobus sinistra hepatis dan mempunyai
regio hypocondriaca dextra. Pada lobus dextra terdapat lobus quadratus dan lobus
cuadatus. Lobus quadratus terdapat diantara vesica fellea dan fissura ligamenti testis,
batasnya adalah :
Ventral : margo inferior hepar yaitu bagian yang tipis, tajam dan ditandai oleh
adanya incissura ligamenti teretis.
Dorsal : porta hepatis
Kanan : fossa vesica fellea
Kiri : fissura ligamentum teretis
Lobus Sinistra Hepatica
Lebih kecil dan lebih rata dari lobus dextra, terletak diregio epigastrica dan regio
hypochondrica sinistra.
Ligamentum Hepatica
Merupakan lipatan peritoneum yaitu ;
Arteri hepatica
Vena porta
Vena hepatica
HISTOLOGI HEPAR.4
2.1.2
-
Kelenjar tebesar.
Organ yang terbesar ke-2 setelah kulit
Letak: di dalam perut di bawah diafragma.
Hepar dibungkus oleh kapsula glisson: jaringan ikat padat yang mengandung sabutsabut kolagen dan elastis yang membungkus seluruh permukaan hepar.
Porta hepatis
- Tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah.
- Fisura pada hati: tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika dan tempat keluarnya
duktus hepatika.
- Mempunyai hilus: jaringan ikat yang mengikuti pembuluh darah masuk ke hepar dan
membagi hepar menjadi 2, yaitu: lobus dan lobulus.
- Lobulus pada manusia tidak jelas. Yang jelas terdapat pada babi, beruang, dan unta.
- Hepar terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Parenchyma hepar, yang terdiri atas:
a. Sel-sel hepar (hepatosit)
- Bentuk: polihedral, diameter: 20-30 m.
- Jumlah inti: 1 atau lebih dari 1, bulat.
Empedu
Membran luar diselubungi oleh Jaringan Epitel Selapis Pipih
Ada 3 lapisan :
a. Lamina Propia => terdapat papil-papil propia, Crypts dan Arteriol dan Venule
b. Jaringan Otot Polos => terdapat jaringan ikat elastis
c. Serosa => terdapat jaringan ikat perimuskular, nervus dan arteri dan vena
a.Duktus hepatikus
b.Duktus cystikus
c.Duktus choleodochus
2.2
Trauma Hepar
2.2.1
Defenisi
Trauma hepar adalah cedera pada hati dapat bersifat superfisial dan ringan, tetapi
dapat pula bersifat laserasi dalam yang berat, yang menimbulkan kerusakan.3
2.2.2
Etiologi
a) Trauma tumpul
Merupakan suatu trauma yang disebabkan suatu pukulan langsung, terbentur
benda tumpul, tabrakan, yang bisa menyebabkan trauma kompresi terhadap
organ viscera.2
b) Trauma tajam
Merupakan luka tusuk ataupun luka tembak yang mengakibatkan kerusakan
jaringan karena laserasi atau terpotong. 2
2.2.3
Epidemiologi .1
a. Lebih kurang 80% cedera hepar disebabkan oleh trauma tajam
b. 15-20 % terjadi disebabkan karena trauma tumpul
c. 10-15% mengakibatkan kematian
d. Laki-laki > perempuan
e. Usia lebih sering 14-30 tahun
2.2.4
Patofisiologi
1)
Trauma tumpul hepar sebagian besar terjadi karena kompresi pada costa,
vetebra, atau posterior dinding abdomen
2)
3)
Trauma hepar sering terjadi karena kompresi costa, lebih sering pada anak
karena costa fleksibel dan kontak pada hepar lebih mudah, selain itu hepar
anak lebih lemah connective tissuenya dibandingkan dewasa
4)
Berdasarkan penyebabnya,
Trauma tumpul
Hantaman langsung, seperti kontak dengan pengemudi kendaraan akibat suatu
kecelakaan, dapat menyebabkan kompresi dan cidera crushing terhadap vicera abdomen.
Kekuatan hantaman dapat merusak organ solid maupun organ berrongga dan dapat
menyebabkan ruptur dengan perdarahan sekunder. Cidera shearing adalah suatu bentuk cidera
crushing yang mungkin disebabkan oleh penggunaan seat belt yang kurang sempurna. Pasien
mengalami kecelakaan kendaraan bermotor dapat menderita cedera deselerasi, sebagai akibat
dari perbedaan differensial dari gerakan organ yang terfiksasi dengan organ yang tidak
terfiksasi.5
Trauma tajam
Luka tusuk dan luka tembak kecepatan rendah dapat menyebabkan kerusakan jaringan
dengan cara laserasi dan memotong. Luka tembak kecepatan tinggi mentransfer energi
kinetik lebih banyak. Kerusakan lateral dari jalur peluru dapat terjadi karena adanya kavitasi
temporer.5
2.2.5
Gejala Klinis.3
a) Perdarahan intraabdominal
b) Tanda sistemik : hipovolemia, pucat, takikardi, hipotensi, kesadaran
menurun, syok
c) Tanda lokal : nyeri perut difus, defans muskular, nyeri tekan, peristaltik
menurun
2.2.5.1
Grade
Kerusakan Subcapsular
Laserasi
hematoma
Grade I
Grade II
1-3 cm
Grade III
> 3cm
>10cm in depth
2.2.6
Grade IV
Grade V
Grade VI
Hepatica avulsion
Diagnosis. 3
1) Anamnesis :
Kesadaran menurun
Mual, muntah
2) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Palpasi
nyeri lepas
3) Pemeriksaan penunjang
- DR : leukosit,eritrosit, hb, ht
- SGOT , SGPT
- Ureum, kreatinin
- X-ray AP thoraks, abdomen
10
WAKTU
DPL
5-15 menit
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
Diagnosis awal
Invasive
dilakukan
CT-ABDOMEN
30-50
98% sensitiive
MENIT
Sensitive 92%-98%
trauma
retroperitoneal,diafr
agma
cedera
-
KEGUNAAN
yang lama
-
posterior
diafragma, usus,
dan pankreas
11
5-10 MENIT
USG
ABDOMEN
FAST
Diagnosis awal
Tidak invasif
Tergantung pada
operator
-
trauma tumpul.
diafragma, usus,
mudah dilakukan
organ padat
LAPARASKOPI
20-60
DIAGNOSTIK
MENIT
Invasif
Untuk diagnosa
trauma tembus paada
beberapa cedera
hemiperitoneum,
Sensitif dengan
Cidera diafragma
sensitif
2.2.7
Terapi.3
a) Konservatif
o
Trauma tumpul
Trauma tajam
: Eksplorasi abdomen
b) Operatif
o
Indikasi Laparotomi.5
1
Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi dan FAST positif atau terdapat
bukti klinis perdarahan intraperitoneal
Peritonitis
2.2.8
Komplikasi.3
Perdarahan
Infeksi
Kebocoran empedu
Hemobilia traumatik
Adalah perdarahan ke dalam saluran empedu karena cedera. Trias hemobilia ;
a) Tanda perdarahan saluran cerna bagian atas (hematemesis dan melena)
b) Ikterus
c) Nyeri perut kanan atas
2.2.9
Abses hati
Obtruksi usus
Prognosis
o
2.2.10
Kesimpulan
1
Lebih dari 50% trauma berat hepatobilier disertai trauma organ intraabdominal
lain. Yang paling sering cedera bersama dengan hati adalah organ intrathoraks
yaitu; jantung, paru, atau diafragma
Daftar Pustaka
1
R, Sjamsuhidajat,de-jong "Buku Ajar Ilmu Bedah" Edisi :3. Jakarta , EGC : 2010
Sugito. W, Editor, dkk . "Buku Ajar Anatomy, Histologi, ". Jakarta: DR; 2003
Moore EE,coghill th, jurkovich,dkk. "Organ Injury scaling, spleen, liver trauma".
Jakarta :1995
14
15