Oleh:
ABDILLAH
105011000001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. Sebagai suri teladan yang sempurna bagi kita semua.
Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini, banyak
pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Sebagai tanda
syukur atas terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul EFEKTIFITAS
PEMBELAJARAN MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI METAKOGNITIF
TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Pada pelajaran PAI Di SMP
Al Falah Bekasi). Maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bapak Bahrissalim, M. Ag.
3. Dosen pembimbing skripsi Bapak Yudhi Munadi, M. Ag. yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan merupakan suatu kesenangan dan
kebanggaan tersendiri bagi penulis berada di bawah bimbingan beliau.
4. Dosen pembimbing Akademik Dr. Hj. Siti Salmiah M.A. yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan nasehat kepada penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan.
Penulis
ABDILLAH
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
BAB II
E.
F.
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Efektivitas ................................................................. 8
B. Pengertian Teori Belajar.............................................................. 9
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ......... 10
1. Faktor Exsternal siswa ....................................................... 10
2. Faktor Internal Siswa ......................................................... 10
D. Kognitif Dan Metakognitif ....................................................... 11
1. Teori Kognitif ...................................................................... 11
2. Tokoh Dan Pemikiran Ahli Teori kognitif ........................... 12
3. Pengertian Metakognitif ....................................................... 22
E. Media Audio Visual ................................................................. 24
1. Pengertian Media ............................................................... 24
2. Media Audio Visual. .......................................................... 31
3. Vidio .................................................................................. 32
BAB III
METODE PENELITIAN
E. ................................................................................................. Te
knik Analisis Data .................................................................... 44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Informan ........................................................................ 45
B. Interaksi Sosial ........................................................................ 48
C. Kondisi sarana Dan Prasarana .................................................. 49
D. Pelaksanaan Pembelajaran Berbantuan Media Audio Visual .... 52
E.
F.
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 70
B. Saran ......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar menurut aliran psikologi dianggap sebagai suatu proses perubahan
perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan :
"Learning is the process by with an activity, originates or changed through training
procedure (wether in
the laboratory or in
distinguished from changes by factors not atributable to training. " Bagi Hilgard,
belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik
latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.1
Henry Garrett dalam General psikology mengatakan Learning is The
process which, as result of training and experience, leads to new or changed
respon. Menurut Henry Garrett,
dalam jangka waktu yang lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa
kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang
tertentu.2
Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku.
Namun demikian, setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat
manusia, yaitu hakikat manusia menurut pandangan John Locke dan hakikat
manusia menurut Leibnitz.
Menurut John Locke, manusia itu merupakan organisme yang pasif
dengan teori tabularasanya. Locke menganggap bahwa anak yang baru lahir itu
seperti kertas putih bersih yang belum ditulisi, hendak ditulisi apa kertas itu
sangat tergantung pada orang
aliran
behavioristik,
belajar
pada
hakekatnya
adalah
pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap oleh panca indra dengan
kecendrungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon.
Berbeda dengan pandangan locke, Leibnitz menganggap bahwa manusia
organisme yang aktif. Manusia merupakan sumber dari segala kegiatan. Pada
hakekatnya manusia bebas untuk berbuat dan bebas untuk membuat suatu
keputusan dalan situasi tertentu. Pandangan hakekat manusia menurut Leibnitz
ini kemudian melahirkan aliran belajar kognitif.
Menurut aliran kognitif belajar bukan hanya sekedar hubungan antara
stimulus dan respon saja bersifat mekanistik,
belajar juga melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks yang ada di dalam
diri individu yang sedang belajar dan memerlukan pengaturan kegiatan kognitif. 4
Metakognitif merupakan kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui
dan apa yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui
bagaimana untuk belajar, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar
efektif. 5 Kemampuan metakognitif sangat penting dalam proses pembelajaran
2
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta : Uhamka Press, 2003 ),
Cet. III, h. 27.
3
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
1995), Cet. VIII, h. 15.
4
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Proses Pendidikan , h.114
5
http://sahabatguru.wordpress.com/2008/12/11/metakognitif-belajar-bagaimana-untuk-belajar.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, ( Jakarta: Gaung Persada
Press), cet.1, h. 13-114. hlm.
7
Arif S. Sadiman, Dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), cet. I, h.
6-7.
1.
Faktor raw input, yakni faktor siswa itu sendiri, bahwa setiap siswa
memiliki kondisi yang berbeda-beda baik kondisi fisiologis maupun
psikologis.
2.
3.
2.
karakteristik siswa.
3.
4.
Keadaan lingkungan.
5.
Saat ini cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini,
mulai dari yang paling sederhana berupa cetakan sampai kepada yang berteknologi
tinggi seperti komputer.
Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan
metode ceramah dan tidak menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran. Hal ini lebih dirasakan lagi pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara pasif
individu
mengejar tujuan.
Keberhasilan belajar bukan hanya dipengaruhi oleh lingkungan belajar saja,
namun juga di pengaruhi oleh kemampuan siswa dalam mengatur metakognitifnya.
Agar siswa mampu mengatur metakognitifnya dengan baik diperlukan media
pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta di dukung oleh
metode pembelajaran yang baik pula.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI
METAKOGNITIF
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang sudah dikemukakan dapat diidentifikasi masalah
pada pembelajaran PAI antara lain:
1.
2.
Para guru SMP Al Falah kebanyakan tidak menggunakan metode belajar yang
berfareatif.
3.
Para guru SMP Al Falah masih memandang siswa sebagai objek dalam
pembelajaran, sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
4.
5.
Siswa belum mampu melakukan metakognitif dengan baik, karena media dan
metode pembelajaran yang digunakan tidak mendukung siswa untuk mampu
melakukan metakognitif.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah, agar permasalahan tidak meluas penelitian
dibatasi pada:
1.
Media audio visual, yang dimaksud adalah media audio visual yang sudah
jadi dalam bentuk VCD kisah Nabi yusuf AS.
2.
3.
4.
Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas VII SMP Al Falah Bekasi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi
dan
pembatasan
masalah
diatas,
penulis
2.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah terjawabnya
semua permasalahan yang dirumuskan yaitu :
1.
2.
F.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna tidak hanya bagi peneliti tetapi juga untuk
semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah tempat
peneliti melaksanakan penelitian antara lain:
1.
2.
Bagi kepala sekolah SMP Al Falah Bekasi, sebagai bahan evaluasi bagi
pemanfaatan media pembelajaran di sekolah,
3.
Bagi Guru PAI SMP Al Falah Bekasi, sebagai bahan masukan dalam
upaya meningkatkan Profesionalisme khususnya dalam memanfaatkan
metode dan media pembelajaran.
4.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
10
Tim Penyusun Kamus pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta
2006), cet. III, h. 147.
di sekolah yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian. Yaitu faktor
exsternal dan faktor internal siswa.
3. Faktor Exsternal siswa
Faktor exsternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor
exsternal terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan dan instrumental.
Faktor lingkungan terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Lingkungan alam seperti, keadaan suhu, kelembaban udara,
waktu, cuaca, letak gedung sekolah ditempat yang ramai atau tidak dan lain
sebagainya. Lingkungan sosial seperti : interaksi sosial dengan teman sebangku,
interaksi peserta didik dengan guru-guru, dan kebudayaan.
Faktor instrumental terdiri dari sarana dan
I.
ingatan,
14
h. 59.
13
Muhammad Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I,
14
Aminudin Rasyad. Teori Belajar Dan Pembelajaran ( Jakarta : Uhamka Press, 2003), Cet,
IV. h.103.
15
16
63.
Djaali, psikologi pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008 ), Cet. III, h. 63.
Nety Hartati, Dkk. Islam dan psikologi ( Jakarta : Raja Grafindo persada, 2004 ), Cet. I, h.
unsur
yang
dibutuhkan
untuk
memecahkan
problem
dan
Sri Esti Djiwandono, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Grasindo, 2006 ), Cet. III, h. 149-
18
Akyas Azhar, Psikologi Umum Dan Perkembangan, ( Jakarta PT. Mizan Publika, 2004),
150.
Cet. I, h. 49
Gambar 3
Gambar 2
Gambar 4
Tri Wibowo, Teori Belajar, Terj. Dari Theory Of Learning Oleh BR Hergenhan dan
Matthew H. Olson ( Jakarta : Kencana Prenada Grup ), Cet. I, h. 292-293.
121.
11.
22
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pres, 1990), Cet. IV, h. 298
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Standar Proses Pendidikan..., h.
Yatim Rianto, Pradigma Baru Pembelajaran, ( Jakarta: kencana prenada media group) h.
baru
Menurut teori Kurt Lewin otak manusia bukan penerima pasif dan
gudang penyimpan informasi dari lingkungan. Otak bereaksi terhadap
informasi sensoris yang masuk dan otak melakukan penataan yang membuat
informasi itu lebih bermakna. Karena otak adalah sistem fisik, otak
menciptakan medan yang memengaruhi sesuatu yang masuk ke dalamnya,
seperti medan magnet memengaruhi partikel logam kekuatan inilah yang
mengatur pengalaman sadar. Apa yang kita alami secara sadar adalah
informasi sensoris setelah ia dikelola oleh medan kekuatan dalam otak.23
Kurt lewin juga beranggapan bahwa di dalam diri seseorang terdapat
energi psikis. Energi inilah yang dipergunakannya untuk bermacam-macam
aktivitas, seperti mengamati, mengingat, berfikir, dan sebagainya. 24
c. Teori Konstruktivistik ( Jean Piaget )
Teori konstruktivistik dikembangkan oleh piaget pada pertengahan
abad ke 20.
Tri wibowo, Teori Belajar, Terj. Dari Theory Of Learning Oleh BR Hergenhn dan
Matthew H. Olson..., 291-292
24
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 311.
25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Standar Proses Pendidikan..., h.
123.
antara prinsip penjumlahan yang sudah ada dibenak siswa dengan prinsip
perkalian sebagai informasi baru, inilah yang disebut proses asimilasi. Jika
seseorang diberi sebuah soal perkalian, maka situasi ini disebut akomodasi,
dalam hal ini berarti pemakaian (aplikasi) prinsip perkalian tersebut dalam
situasi yang baru dan spesifik. Agar seseorang dapat terus berkembang dan
menambah ilmunya, maka yang bersangkutan menjaga stabilitas mental
dalam dirinya, untuk itu diperlukan proses penyeimbang. Proses inilah yang
disebut proses equilibrasi proses penyeimbang antara dunia luar dan
"dunia dalam tanpa proses ini, perkembangan kognitif seseorang akan
tersendat-sendat dan berjalan tidak teratur (disorganized).26
Piaget juga berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan
dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui siswa, dalam hal ini
Peaget membaginya menjadi empat tahapan. Masing masing tahap
berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-beda,
tahapan-tahapan kognitif tersebut adalah sebagai berikut.
1.
masing-masing.
Anak
menyadari
bahwa
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara,
2008 ) Cet. III, h.11
familiar.27
3. Tahap Operasional Konkret
Tahap ini dimulai dari sekitar usia 7 - 11 tahun. pemikiran
operasional konkret mencakup operasi. Operasi konkret adalah tindakan
mental yang dapat dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret.
Pada tahap ini Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi
hanya dalam situasi konkret. Kemampuan untuk menggolonggolongkan sudah ada namun belum bisa memecahkan problem-problem
yang abstrak.
4. Tahap Operasional Formal
Tahap ini berlangsung mulai dari usia 11 tahun keatas. Tahap ini
juga disebut sebagai tahap operasi hipotetikdeduktif yang merupakan
tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Maksudnya bila
berhadapan dengan masalah, anak dapat membuat perumusan teori,
merumuskan hipotesis dan menguji hipotesis.28
Secara umum, semakin tinggi tingkat kognitif seseorang akan
semakin abstrak dan teratur cara berfikirnya. Dalam kaitannya dengan
seorang guru seyogyanya memahami tahapan perkembangan kognitif anak
didiknya, serta memberikan materi belajar dalam jumlah dan jenis yang
sesuai dengan tahapan tersebut.
Guru yang mengajar, tetapi tidak memperhatikan tahapan-tahapan
perkembangan kognitif ini akan cenderung menyulitkan siswanya. Misalnya
saja, mengajarkan konsep abstrak tentang matematika kepada siswa kelas
satu SD, tanpa adanya usaha untuk mengkongkretkan konsep tersebut,
maka siswa akan kesulitan untuk memahaminya.
d.
27
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, ( Bandung : Remaja Rosda Karya,
2008 ), Cet. III, h. 97.
28
pemikiran dari tahap rendah kearah yang lebih tinggi dari kegiatan
mental, Enam tahap berfikir yang di kembangkan oleh Bloom adalah
sebagai berikut : 29
1. Mengingat ( C1 )
Adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengingat-ingat
kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumusrumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan
proses berfikir yang paling rendah.
2. Pemahaman ( C2 )
Adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengerti
atau
3. Penerapan ( C3 )
Adalah kemampuan menggunakan informasi, teori, dan
aturan pada situasi baru dalam kehidupan siswa. Salah satu contoh
hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik
mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang
29
kemampuan
seseorang
untuk
merinci
atau
6. Evaluasi ( C6 )
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah
kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilain/evaluasi disini merupakan
kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu
kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik
sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
3. Pengertian Metakognitif
Metakognif adalah kognitif tentang kognitif atau mengetahui tentang
mengetahui ( Flavell, 1999 ).32 Ferrari dan Sternberg mengatakan meta
kognitif adalah kesadaran siswa dalam menyesuaikan dan mengelola strategi
pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan tujuan.
Sri Esti Wuryani Djiwandono mengatakan, Metakognitif adalah
pengetahuan yang berasal dari proses kognitif kita sendiri beserta hasilhasilnya.33
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa metakognitif adalah
kesadaran berpikir tentang apa yang apa yang harus dilakukan, dalam konteks
pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana caranya untuk belajar, dan
mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.
Metakognitif merupakan suatu kemahiran tersendiri. Orang yang
memiliki kemampuan metakognitif tinggi ia akan mampu mengontrol dan
menyalurkan aktivitas kognitif yang berlangsung dalam dirinya sendiri,
31
32
Http://Massofa.Wordpress.Com/2008/08/04/aspek-penilaian-dalam-ktsp-bag-1-aspek-kognitif/
Tri Wibowo, Psikologi Pendidikan, Terj. Dari Educational Psychology Oleh John W. Santrck
( Jakarta : Kencana Prenada Group, Edisi II ), Cet. II, h. 340.
33
Sri Esti Djiwandono, Psikologi Pendidikan, h.168.
J.
Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : PT Refika
Aditama, 2007), Cet. I, h. 65.
36
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h. 3-5
37
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Ciputat Pres, 2002),
h. 124.
Kegiatan
belajar
mengajar
dikelas
merupakan
suatu
dunia
Abstrak
Kongkret
38
dari
boneka-boneka
yang
diberi
pakaian,
drama
guru
jangan
merasa
bosan
menggunakannya.
Untuk
3. Sasaran Program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan
menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat
usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai
kemampuan tertentu pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya,
kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka
media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat
perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-sirnbol yang
digunakan,
cara
dan
kecepatan
penyajiannya,
ataupun
waktu
penggunaannya.
4. Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam
menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan.
Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan
dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, ventilasi udara dan
pencahayaannya.
Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran
mengenai jumlahnya, motivasi dan kegairahannya. Anak didik yang
sudah melakukan praktek yang berat, seperti praktek olah raga, biasanya
kegairahan belajarnya sangat menurun.
5. Kualitas Teknik
Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu
diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekarnan
audionya atau gambar-gambar atau alat-alat bantunya yang kurang jelas
atau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelum digunakan.
Suara atau gambar yang kurang jelas bukan saja tidak menarik, tetapi jugs
dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6. Keefektifan Dan Efesiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan
efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan
dalam penggunaan media meliputi apakah dengan menggunakan media
tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan opti-
Audio visual murni yaitu media yang memberikan unsur suara dan
gambar yang berasal dari satu sumber seperti film, dan video.
2.
Audio visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan unsur
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai
suara yang unsur gambarnya bersumber dari tape recorder.41
3. Vidio
Video merupakan salah satu dari jenis media audio visual. Karena
video mampu menyampaikan materi pelajaran melalui gambar dan suara.
Video merupakan suatu system penyimpanan informasi yang berupa gambar
atau suara pada piringan (disk). Ada dua sistem yang dikembangkan dalam
vidio disc ini, yaitu sistem optical dan sistem capacitance.
Sistem optical adalah menggunakan laser untuk menjajaki informasi
encode electric yang direkam dipermukaan piringan, dan sistem capacitance
adalah penjajakan informasi gambar dan suara dengan menggunakan
tracking arm dan stylus sebagaimana layaknya pada turn table audio.42
a. Karakteristik Vidio
Vidio mempunyai beberapa karakteristik di antaranya adalah:
1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
40
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta
2006), cet. III, h. 147.
41
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 141.
42
Arif S. Sadiman, DKK, Media pendidikan, 280.
mampu
membenagkitkan
motivasi belajar
siswa
dan
video
dalam
proses
pembelajaran
hendaknya
secara
visual
terhadap
kemampuan
mereka
mencobakan
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, ( Jakarta: Gaung Persada
Press), cet.1, h. 127-128.
visual. Media ini mampu mengaktifkan indra penglihatan dan pendengaran sehingga
diharapkan mampu
membantu
siswa dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari
lokasi dan waktu penelitian, metode penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
Penelitian ini dilaksanakan selama semester ganjil tahun pelajaran 20102011 dimulai sejak bulan September 2010 sampai dengan Februari 2011 dengan
September
2010
Oktober
2010
November
2010
Desember
2010
Januari
2011
Februari
2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I
Pemantapan Bab I
Tinjauan Pustaka
Penyusunan Alat
Pengumpulan Data
Pelaksanaan
Pengumpulan Data
5
6
Triangulasi dan
verifikasi data
Pengolahan dan
Analisis Data
Penyusunan hasil
penelitian
Penyerahan Laporan
Penelitian
b. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan cara ilmiyah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan penelitian itu sendiri sering
diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis
untuk mewujudkan kebenaran.45 Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau
upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan suatu
kebenaran.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha membuat deskripsi
dari fenomena yang diselidiki dengan cara mengklasifikasikan karakteristik
fenomena tersebut secara faktual dan cermat, kemudian menuangkannya dalam
bentuk gambaran yang jelas dan akurat tentang fenomena yang diselidiki. Dengan
45
2.
Satudi lapangan (field reseach), yaitu penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkaji data-data yang diperoleh dari SMP Al Falah Bekasi.
Dari segi penulisan, penulis berpedoman pada buku Panduan penulisan
Skripsi, yang telah diterbitkan oleh Tim Penyusun UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
c.
Subyek Penelitian
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. 48 Dengan demikian dalam penelitian ini yang menjadi objek
penelitian adalah siswa SMP Al Falah kelas VII A dan VII B yang berjumlah 50
siswa, 25 siswa kelas
46
VII A
dan
25
d.
Data Primer, yang dirnaksud dengan data primer disini adalah datadata pokok yang diperoleh dari pihak SMP Al Falah, Meliputi
wawancara terstruktur terhadap siswa, observasi terstruktur terhadap
rekaman kegiatan belajar dengan menggunakan form observasi.
b.
2.
50
juga
melakukan
pencatatan
data
meliputi:
Pertama,
49
50
utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antar
pencari informasi (interviewer) dengan sumber informasi (interviewee).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan tatap muka langsung untuk
memperoleh data skunder dan data primer. Untuk mendapatkan data
skunder peneliti memanfaatkan wawancara tidak berstruktur, Artinya,
wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
secara lebih luas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang
telah disiapkan sebelumnya. Biasanya pertanyaan muncul secara spontan
sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi ketika melakukan
wawancara tersebut. Dengan teknik ini di harapkan terjadi komunikasi
langsung, luwes, fleksibel dan terbuka, sehingga informasi yang didapat
lebih banyak dan luas. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 3-5
November 2010, bertempat diruangan guru, kantor dan kepala sekolah.
Dipilihnya tempat tersebut karena cukup kondusif untuk melaksanakan
wawancara. Wawancara ini dilakukan terhadap kepala sekolah, guru
Pendidikan Agama Islam, guru Bahasa Inggris, siswa dan staf tata usaha.
kegiatan belajar.
2. Reduksi,
langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan
51
ataupun tabel.
4. Tahap akhir adalah manarik kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Profil Informan
Profil informan dari penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru
bidang studi Pendidikan Agama islam. dan siswa-siswa kelas VII A dan VII B
SMP Al Falah. Informasi mengenai para informan dengan menggunakan nama
samaran untuk menjaga kode etik penelitian. Adapun para informannya adalah
sebagai berikut:
1. Bapak Hasan Basri, adalah informan yang menjabat sebagai kepala SMP Al
Falah. Bapak Hasan Basri berasal dari Pondok gede Bekasi, ia adalah salah
seorang putra pemilik yayasan Al Falah yaitu Bapak H. Saiman. Bapak
Hasan Basri telah menamatkan pendidikan Sarjana Pendidikan (S.Pd.). la
menjadi kepala sekolah SMP Al Falah sejak tahun 2000 sampai sekarang,
menggantikan kepala sekolah sebelumnya yakni Drs. Rahmat Efendi.
2. Ibu Nur Laila . Adalah informan yang merupakan guru bidang studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas V11 A dan VII B. Ia berasal dari
Pondok Gede Bekasi. Ia telah menamatkan pendidikan Sarjana Pendidikan
Islam (S.Ag). ibu Nur Laila menjadi tenaga pengajar sejak tahun 2005
sampai sekarang.
3. Ibu suci lestari ST. Ia adalah informan yang merupakan guru bidang studi
telah menamatkan
pendidikan Sarjana Teknik (ST) dan telah menjadi tenaga pengajar sejak
tahun 2006 sampai sekarang.
4. Muhammad Irfan, adalah informan siswa kelas VII A berasal dari Ujung
Aspal Pondok Gede Bekasi. la bersekolah di SMP Al Falah angkatan tahun
2010. la termasuk siswa yang berprestasi di sekolah. Kepribadiannya yang
santun serta rajin belajar ia dikenal baik terhadap guru dan teman satu
kelasnya.
5. Rahmat hidayat, ia adalah informan siswa kelas VII A berasal dari Pondok
Gede Bekasi. Ia bersekolah di SMP Al Falah angkatan tahun 2010. Ia
termasuk siswa cukup berprestasi di sekolah, kepribadiannya yang pendiam
dan bertanggung jawab, karena ia menjabat sebagai ketua kelas ia sering
berkomunikasi dengan para guru terutama wali kelasnya.
6. Dwi Sartika, adalah informan siswi kelas VII B berasal dari kota Tasik
Jawabarat, ia tinggal di pesantren yang letaknya tidak jauh dari sekolah. la
bersekolah di SMP Al Falah angkatan tahun 2010. Ia termasuk siswi
berprestasi di sekolah ia juga memiliki kepribadian yang santun dan
disenangi oleh para guru dan teman-temannya.
7. Muhammad Fikri, adalah informan siwa kelas VII B berasal Pondok Gede
Bekasi. la bersekolah di la bersekolah di SMP Al Falah angkatan tahun
2010, ia termasuk siswa yang cukup berprestasi di sekolah, sifatnya yang
suka membantu tanpa pamrih membuat ia cukup dikenal oleh guru dan siswa
disekolah.
8. Saipul anwar, adalah informan siswa kelas VII B. Ia berasal dari Pondok
Gede Bekasi. la bersekolah di SMP Al Falah angkatan tahun 2010. Ia
termasuk siswa berprestasi di sekolah ia juga memiliki prestasi dalam bidang
olahraga membuat ia cukup dikenal oleh para guru dan teman-temannya.
9. Herul, adalah informan siswa kelas VII A, ia berasal dari kota Tasik
Jawabarat, ia tinggal di pesantren yang letaknya tidak jauh dari sekolah. la
bersekolah di SMP Al Falah angkatan tahun 2010. Ia termasuk siswa
berprestasi di sekolah ia juga memiliki kepribadian yang santun dan
disenangi oleh para guru dan teman-temannya.
10. Zulfikar, ia adalah informan siswa kelas VII B, yang berasal dari Pondok
Gede Bekasi. Siswa tersebut mengalami gangguan penglihatan dan kurang
berprestasi. Ia terkenal dengan kepribadiannya yang ramah dan mudah
bergaul dengan siapa saja baik teman-temannya, para guru maupun peneliti.
Berikut ini adalah rangkuman daftar informan pada penelitian Efektifitas
Pembelajaran Media Audio Visual Melalui Metakognitif.
Tabel 2
Informan Penelitian
No
Nama
Jabatan
Hasan Basri
Nur Laila
Suci Lestari
Kepala sekolah
Pendidikan
Sarjana Pendidikan(S.Pd)
Daerah Asal
Pondok gede
Pondok Gede
4 Muhammad irfan
Siswa
Kelas VII. A
Pondok Gede
5 Rahmat hidayat
Siswa/ketua kelas
Kelas VII. A
Pondok Gede
6 Dewi sartika
Siswa
Kelas VII. B
Tasik
7 Muhammad fikri
Siswa
Kelas VII. B
Pondok Gede
8 Saiful anwar
Siswa
Kelas VII. B
Pondok Gede
9 Herul
Siswa
Kelas VII. A
Tasik
10 Zulfikar
Siswa
Kelas VII. B
Pondok Gede
Pondok Gede
B. Hubungan Sosial
Yang dimaksud hubungan sosial ini adalah interaksi sosial yang terjalin
antara guru dan siswa di SMP Al Falah. Hubungan sosial ini dibagi menjadi empat
bagian yaitu : hubungan sosial guru dengan sesama guru, hubungan sosial siswa
dengan guru, hubungan sosial siswa dengan teman sebaya.
Perta
ma, hubungan sosial guru dengan guru. Hubungan sosial antara sesama guru terjalin
dengan baik, ini ditunjukkan dengan adanya saling tegur sapa dan komunikasi
antara sesama guru di sisa-sisa waktu mengajar, para guru juga membesuk bila ada
salah seorang guru yang sakit atau melahirkan.
Kedua, hubungan sosial siswa dengan guru. Hubungan sosial antara
guru dan siswa terlihat cukup baik, ini terlihat dari sikap hormat siswa terhadap
guru seperti bersalaman bila bertemu dengan salah seorang guru. Hubungan
sosial antara guru dan siswa terbagi menjadi dua bagian yakni hubungan sosial
formal yang diwujudkan dalam bentuk pembelajaran didalam kelas dan
hubungan sosial nonformal yakni tegursapa yang dilakukan guru terhadap siswa
di luar jam pembelajaran.
Ketiga, Hubungan sosial siswa dengan teman sebaya. Hubungan
sosial terhadap sesame siswa ini terjalin dengan baik, ini ditunjukkan dari
adanya tegursapa dan kegembiraan saat bersama dengan teman-temannya.
hubungan sosial ini terlihat lebih erat pada waktu kegiatan tour, pramuka,
perkemahan olahraga dan perlombaan-perlombaan.
guru dan siswa, kantin, jalan dan transportasi yang menghubungkan antara
masyarakat dengan sekolah.
Penulisan sarana dan prasarana bertujuan untuk mengetahui apakah sarana
dan prasarana di SMP Al Falah mendukung dalam proses pembelajaran atau tidak.
Sarana dan prasaran di SMP Al Falah sudah cukup memadai untuk
penggunaan media pembelajaran, ada apa saja, bahan bacaan, media
pembelajaran, lab computer, OHP, VCD, peralatan musik, lapangan olahraga,
pokoknya lengkap dah ada apa saja, kamu lihat saja sendiri52
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap kepala sekolah, sarana
dan prasarana di SMP Al Falah adalah sebagai berikut.
Ruang kelas tempat siswa belajar berjumlah 6 kelas. Masing-masing ruangan
kelas dilengkapi dengan 30 set kursi dan meja, 1 set kursi dan meja guru, 1 set
papantulis white board, lampu 40 watt sebanyak 2 buah, 1 buah saklar serta colokan
listrik dan masing-masing kelas dilengkapi dengan jendela yang cukup besar
disebelah kanan dan kiri kelas untuk pencahayaan dan ventilasi udara.
Berdasarkan hasil observasi tentang kelas Di SMP Al Falah sudah cukup
memadai untuk pelaksanaan pembelajaran.
Untuk keberlangsungan pelayanan akademik dan administrasi, sekolah SMP
Al Falah memiliki 3 ruangan dan masing-masing ruangan terpisah. Pertama ruang
kantor yang diisi oleh 3 staf yaitu : Tata usaha (TU), kesiswaan dan kurikulum.
Adapun pelayanan yang dilakukan adalah oleh stap petugas kantor yakni pelayanan
pembayaran SPP, gaji para guru dan petugas sekolah, penjadwalan proses
pembelajaran, absensi, surat menyurat, bimbingan konseling dan evaluasi hasil
belajar. Fasilitas di ruang kantor terdiri dari 3 set computer, 3 set bangku dan meja,
3 lemari File, 2 set kipas angin, dan 1 dispenser. Kedua ruang kepala sekolah
sekaligus merangkap menjadi ruang tamu, fasilitas di ruang kepala sekolah 1 set
computer, 5 set bangku dan 2 meja tamu, 3 lemari File, 1 set kipas angin, dan 1
kulkas. ketiga ruangan untuk para guru 10 set bangku dan I meja besar, 10 lemari
untuk guru, 1 buah cermin, 1 dispenser dan I televisi.
Berdasarkan hasil observasi tentang ruangan para guru dan administrasi di
SMP Al Falah sudah cukup memadai untuk pelaksanaan administrasi.
52
Hasil wawancara dengan informan kepala SMP Al Falah pada tanggal 29 Oktober 2010.
Prasarana lain yang dimiliki oleh SMP Al Falah adalah ruang serbaguna.
Kondisi gedung serbaguna SMP Al Falah mempunyai panjang 15 M dan lebar 9 M,
maka luas gedung serbaguna tersebut adalah 135 M2. Keadaan gedung serbaguna
terdiri dari 2 pintu keluar masuk, 1 buah kamar kecil, 3 buah ventilasi cahaya dan
udara di sebelah kanan dan sebelah kiri, tiga lampu neon 40 watt, Televisi 29 inchi,
1 DVD player, speker aktif, dan 1 set peratan musik.
Sekolah juga mempunyai beberapa peralatan media pembelajaran yang
disimpan di kantor, di antaranya, peralatan olahraga, alat peraga matematika, patung
organ tubuh bagaian dalam manusia, kerangka tengkorak manusia, bola dunia, OHP,
dam mikroskop.
Kebanyakan dari peralatan media yang ada di SMP Al Falah nampak sangat
jarang digunakan oleh para guru dan masih kurang dalam perawatan. Hal ini dapat
diketahui dari banyaknya debu yang menempel pada peralatan media pembelajaran
tersebut sehingga menyebabkan para guru enggan untuk menggunakan peralatan
media tersebut karena berdebu.
Berdasarkan sarana dan prasarana diatas menunjukkan bahwa peralatan
untuk pemanfaatan media pembelajaran telah disediakan oleh pihak sekolah, namun
sangat disayangkan belum dimanfaat secara maksimal oleh guru Pendidikan Agama
Islam dengan alasan tidak tidak adanya biaya untuk membeli dan tidak sempat
merancang media. Seperti yang peneliti kutip pada hasil wawancara terhadap guru
Pendidikan Agama Islam.
Ya, selama mengajar PAI saya belum pernah menggunakan media
pelajaran, kalau saya harus membeli harus media pakai uang pribadi, gajinya saja
sudah habis hanya untuk ongkos, kalau saya harus merancang tidak sempat karena
saya perempuan jadi kalau sudah pulang kerumah sibuk dengan urusan rumah
tangga 53
Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana di SMP Al Falah,
penulis menggambarkannya pada tabel dibawah ini.
Tabel 3
53
Hasil wawancara dengan informan Guru PAI kelas VII SMP Al Falah pada tanggal 29
Oktober 2010.
JENIS BARANG
A
1
2
3
4
LAHAN
Lahan Terbangun
Lahan Terbuka
Lahan Krg. Praktik
Lahan Pengembang
B
1
A
B
C
D
E
F
G
RUANG
RUANG PENDIDIKAN
Ruang Teori/Kelas
5
Ruang Lab IPA
Ruang Lab Komputer
1
Ruang Olahraga
Ruang Perpustakaan
1
Ruang Kesenian
1
Ruang Serbaguna
-
2
A
B
C
RUANG ADM
Ruang Kep Sek
Ruang Guru
Ruang TU
3
A
B
C
D
E
JML
WAS (M2)/
KEPEMILIKAN
KEADAAN
1.500 M2
1.500 M2
1.500 M2
2.190 m2
Milik
Milik
Milik
Milik
Baik
Baik
Baik
Baik
7x9M
14 x 7 M
7x9M
25 x 14 M
4x4M
4x4M
15 X 9 M
Milik
Milik
Milik
Baik
Rusak
Baik
Milik
Milik
Milik
Ringan
Rusak
Baik
Baik
1
1
1
3x7M
3x7M
4x4M
Milik
Milik
Milik
Baik
Baik
Baik
RUANG PENUNJANG
Ruag Ibadah
Ruang OSIS
Ruang BP/BK
WC
UKS
1
3
-
14 x 7 M
Milik
Baik
3x3M
2x2M
Milik
Milik
Baik
Baik
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2
1
2
1
1
1
1
1
1
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Milik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
BUKU
1
1
PEMBAGIAN
1
2
3
Buku Pelajaran
Pelajaran Pelengkap
Buku Bacaan
16
130
Semua
Milik
Milik
Rusak
baik
Secara umum saran dan prasarana di SMP Al Falah dapat dikatakan telah
cukup memadai, karena telah didukung dengan peralatan yang cukup modern.
2.
Ke
tika nabi yusuf beranjak dewasa ia tumbuh semakin tampan sehingga banyak
menarik perhatian para wanita, terutama istri raja yang bernama dzulaikha,
sehingga pada akhirnya dzulaikha tidak mampu lagi menahan nafsunya dan
ia mengajak yusuf untuk berbuat selingkuh, namun karena keimanannya
kepada Allah yusuf menolak ajakan tersebut. Karena penolakannya tersebut
yusuf dipenjara atas tuduhan telah mengajak istri raja untuk berbuat
selingkuh. Namun didalarn penjara yusuf justru tumbuh semakin dewasa dan
mempunyai keimanan yang semakin baik. Didalam penjara juga Nabi Yusuf
AS mampu menafsirkan mimpi dari salah seorang penghuni penjara dengan
keakuratan mimpi 100%.
3.
merusak diri orang yang mendengkiki tapi juga membahayakan bagi orang
yang didengkikan dan perbuatan dengki itu adalah perbuatan syaitan, dan
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
b. Tidak boleh berbohong, karena sebaik-baiknya menutupi kebohongan pasti
akan ketahuan, dan ingatlah Allah itu maha mengetahui.
c. Hendaklah kita bersabar dan berdoa' ketika menghadapi cobaan/ kesulitan,
jangan berputus asa karena setelah menghadapi kesulitan kita akan menemui
kemudahan.
d. Hendaklah kita memiliki sifat pemaaf dan jangan memiliki sifat pendendam,
seperti yusuf yang telah memaafkan perbuatan saudara-saudaranya.
Kemudian penulis membuat Rancangan Proses Pembelajaran (RPP)
merupakan acuan guru sebelum proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Dalam penelitian ini penulis membuat RPP yang disesuaikan dengan materi
pembelajaran. Adapun isi RPP tersebut terdiri dari : alokasi waktu, standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
indicator,
materi
pelajaran,
metode
pada
bagian
sarana
dan
prasarana.
Sebelum
pelaksanaan
2010.
Hasil wawancara dengan informan siswa kelas VII SMP Al Falah pada tanggal 14 Oktober
Ternyata selama ini guru PAI dalam menagajarkan kisah para nabi hanya
dengan menceritakannya saja tanpa menggunakan media pembelajaran sehingga
tingkat pemahaman siswa masih rendah, motivasi belajar siswa menjadi
berkurang, dan cenderung terjadi verbalisme.
Selama mengajar saya belum pernah menggunakan media
pembelajaran, kalau saya harus membeli harus pakai uang pribadi, gajinya saja
sudah habis hanya untuk ongkos, kalau saya harus merancang tidak sempat
karena saya perempuan jadi kalau sudah pulang kerumah sibuk dengan urusan
rumah tangga. Untuk pelajaran yang memerlukan paraktek ya.. saya
peraktekkan saja, sedangkan untuk yang cerita ya.. saya ceritakan saja apa
yang ada dibuku.56
Pada pertengahan waktu penayangan video penulis menghentikan
tayangan video tersebut, lalu memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa
mimpi dari Nabi Yusuf dan apa arti mimpinya tersebut ?... Kemudian salah
seorang siswa menjawab.
Nabi yusuf bermimpi sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud
kepadanya artinya sebelas bintang itu adalah saudaranya sedangkan bulan dan
matahari adalah ayah dan ibunya mereka semuanya bersujud kepada nabi
yusuf. Ini merupakan isyarat bahwa ia akan menjadi seorang nabi .57
Dari jawaban siswa menunjukkan mereka mampu menjawab dan
mengingat tayangan vidio kisah Nabi Yusuf AS dengan baik. Setelah itu
pemutaran video dilanjutkan kembali.
Setelah penayangan video kisah Nabi Yusuf AS selesai, siswa dibagi
menjadi
enam
kelompok.
Dalam
pembentukan
kelompok
penulis
Hasil wawancara dengan informan siswa kelas VII SMP Al Falah pada tanggal 14
Oktober 2010.
56
Hasil wawancara dengan informan Guru PAI kelas VII SMP Al Falah pada tanggal 29
Oktober 2010.
57
Salah satu jawaban yang disampaikan oleh informan pada waktu peneliti bertanya tentang
mimpi dan tafsir mimpi Nabi Yusuf AS.
pendendam
terhadap
perbautan
buruk
yang
telah
dilakukan
saudaranya60
nabi yusuf seorang nabi yang sangat tampan ian mengalami banyak
ujian yang berat dalam hidupnya, mulai dari dibuang oleh saudara-saudaranya,
menolak berjina, difitnah dan dipenjara namun ia menerimanya dengan
sabar61
Berdasarkan pada deskripsi tentang kegiatan pembelajaran berbantuan
media audio visual, menunjukkan bahwa telah terdapat keefektifan dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual.
58
Salah satu kesimpulan hasil diskusi yang disampaikan oleh informan pada waktu
berdiskusi yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2010.
59
Salah satu kesimpulan hasil diskusi yang disampaikan oleh informan pada waktu
berdiskusi yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2010
60
Salah satu kesimpulan hasil diskusi yang disampaikan oleh informan pada waktu
berdiskusi yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober .
61
Salah satu kesimpulan hasil diskusi yang disampaikan oleh informan pada waktu
berdiskusi yang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober
media audio visual. Uji efektifitas tersebut dilakukan dalam bentuk tes tertulis,
soal tersebut berjumlah 30 butir soal dalam bentuk pilihan ganda.
Soal ini diberikan setelah siswa melihat video dan berdiskusi. Selama
mengerjakan soal siswa tampak tenang, dan tidak ada yang mencontek ini dapat
dibuktikan melalui hasil rekaman handycam, setelah kurang lebih 25 menit
siswa telah selesai mengerjakan soal yang penulis berikan, kemudian jawaban
siswa di input kekomputer untuk di analisis atau dikoreksi. koreksian soal
pilihan ganda menggunakan program yang di buat oleh Bapak Sudibyo yaitu
Pengawas Pendidikan Kota Bekasi untuk SMP. Hasil belajar siswa dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4
Efektifitas Hasil Belajar Siswa
No. Urut
NAMA/KODE PESERTA
Abdurahman Haris
2
3
L/P
SKOR PG NILAI
CATATAN
CB-BC-A-ACA-CCADAD-CBAC--AAAAA
23
77
Tuntas
BCBCBABACABCCADADBCBACACAAAAA
30
100
Tuntas
CBCB-BABACAB--ADA--CBACACAAAAA
25
83
Tuntas
Ahmad Mushowwir
CBCBCBA-ACABCC-DADBCBACA-AAAA-
26
87
Tuntas
Ahmad Sofyan
CBCBCBABACAB-CADADBCBAC-CAAAAA
28
93
Tuntas
Ajeng Restu
CBCBCBABACABC-A-ADBCBACA-AAA--
25
83
Tuntas
Aldi Risaldin
CBCBCBA-ACABCC-DADBCBACACAAAAA
28
93
Tuntas
Andi A
CBCBCBABACAB-CADAD-CBACACAAAAA
28
93
Tuntas
Arif febrian
CBCBC--BAC---CADAD-CBACA--AA--
20
67
Tidak tuntas
10
As'ab taki
CBC--B-BA--B-CADAD-CBACA-A-A--
19
63
Tidak tuntas
11
Asep s
CBCBCBA-ACABCCA-AD-CBACA-AA-AA
25
83
Tuntas
12
CBCB-BA-ACAB--A-AD-CBACA-AAAA-
22
73
Tuntas
13
Deni
CBCB-BA-ACABCCADAD-CBACA-AAAAA
26
87
Tuntas
14
CBCB-BA-A-----AD--B--ACA-AAA--
16
53
Tidak tuntas
15
Diah d. L
CBCBCBA-ACAB-CAD-D-C-ACACAA-AA
24
80
Tuntas
16
Dinda Zulfa W
CBCBCBABACAB--ADADBCB-CACAAAAA
27
90
Tuntas
17
CBCBCBABACAB--ADAD-CBACACAAAAA
27
90
Tuntas
18
Eka Yulianah
CBCB-BA-ACABCCA--D-CBACACAAAAA
25
83
Tuntas
19
Fadli Salam
CBC--B-BA--B-CADAD-CBACA-A-A--
19
63
Tidak tuntas
20
Hadi Muhamad
CBCBCBABACAB--ADADBCBA-A-A-AAA
25
83
Tuntas
21
Hamidah
CBCBCBAB-CABCCADADBCBACACAAAAA
29
97
Tuntas
22
Hilman Kadarusman
CBCBCBABACAB-CADAD--BACACAA-AA
26
87
Tuntas
23
Hilda Syarifah
CBCBCBABACAB-C-DADBC-A-ACA---A
23
77
Tuntas
24
Husain Mubarok
CBCBCBA-ACABCCADADBCBACACAAAAA
29
97
Tuntas
REKAPITULASI
REKAP.DLM (%)
25
Indriyani
CBCBCBA-ACABCCADADBCBA-ACAAAAA
28
93
Tuntas
26
Maryani
CBCBCBA-ACA--CADADBCBACACAAA--
27
Maulida Fitria
BCBCBABACABCCADADBCBACACAAAAA
25
83
Tuntas
30
100
Tuntas
28
Medi Sulastika
29
Mitha Y.A
CB-BCBA-ACABC-A-ADBCBACACAAAAA
26
87
Tuntas
CBCB--ABACAB--ADADBCBACACAAAAA
26
87
Tuntas
30
Muhamad Bustomi
31
Muhamad Irpan
CBCBCBABACAB-CADADBCBACACAAAAA
29
97
Tuntas
CBCBCBABACABC-A-ADBCBACA-AAA--
25
83
Tuntas
32
33
Muhamad Mukhlis
CBCBC-A-ACABCCA-AD-CBA----AAA-
21
70
Tuntas
Muhamad Ridwan
CBCBCBABACAB--ADADB-BACACA-A-A
25
83
Tuntas
34
Mulyana
CBCBCBABACABCCADADBCBACA-AAAAA
29
97
Tuntas
35
Neni
CBCBCBABA-AB-CAD--BCBACACAAAAA
26
87
Tuntas
36
Priyanti
CBCBCBA-ACABCCADADBCBACACAAAAA
29
97
Tuntas
37
Putri Ayu M
CB-BC-A-ACA-CCADAD-CBAC--AAAAA
23
77
Tuntas
38
Reza M
CBCBCBABACAB-CADADBCBACACAAAAA
29
97
Tuntas
39
Rizki Ardianti
CBCBCBA-ACABC-ADADBCBACACAAA-A
27
90
Tuntas
40
Rudayah
BCBCBABACABCCADADBCBACACAAAAA
30
100
Tuntas
41
CBCB-BA-ACABCCA-AD-CBA-A-AAA--
22
73
Tuntas
42
Shella Irawan
CBCBCBABACAB-CADAD-CBACACAAAAA
28
93
Tuntas
43
Syifa Fauzia
CBCBCBABACAB-CADADBCBACACAAAAA
29
97
Tuntas
44
Tessa Mustikawati
CBCBCBABACAB-CADAD-CBACA-AA-AA
26
87
Tuntas
45
Tia Septiani
CBCBCBABACAB-CADAD-CBACACAAAAA
28
93.33
Tuntas
46
BCBCBABACABCCADADBCBACACAAAAA
30
100
Tuntas
47
Valeria Alina
CBCB-BABACAB-CADAD-CBACACAAAAA
27
90
Tuntas
48
BCBCBABACABCCADADBCBACACAAAAA
30
100
Tuntas
49
Yolanda Septiani P
CBCB-BA-ACAB--ADAD-CB-CA-AAAAA
23
76.67
Tuntas
50
Zulfikar
C--B-BA-A----------C--CA-----A
30
Tidak tuntas
: 50 siswa
JML.TOT.NIL.:
4250
: 45 siswa
NIL.T.KECIL :
0.00
30.00
: 5 siswa
NIL.T.BESAR :
0.00
100.00
: 29 siswa
RATA-RATA
#DIV/0!
85.000
: 21 siswa
SIMPNG. BAKU :
#DIV/0!
13.355
: 100 %
: 90%
: 10%
: 58%
: 42%
Remidial Tugas
62
Hasil wawancara dengan informan Guru PAI kelas VII SMP Al Falah pada tanggal 29
Oktober 2010.
63
Hasil wawancara dengan informan Guru B. Inggris kelas VII SMP Al Falah pada tanggal 5
november 2010.
Saya memang mengalami rabun jauh pak, bila melihat dari jarak
jauh tulisan atau gambarnya menjadi pudar64
Berdasarkan hasil pengamatan melalui rekaman handycam dan
wawancara yang peneliti lakukan terhadap informan menunjukkan bahwa
penyebab siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran itu karena adanya
beberapa faktor penghambat yang bersumber dari internal siswa sendiri seperti :
1.
Gangguan penglihatan seperti rabun jarak jauh sehingga siswa tidak dapat
melihat dengan jelas.
2.
Tingkat IQ yang rendah( debil ), siswa pernah mengalami tidak naik kelas
sebanyak dua kali dan merasa kesulitan untuk memahami pelajaran.
3.
Autis, siswa suka berbuat sekehendak hatinya dan sulit diatur, bila diatur
dia akan mengamuk dan mengacaukan kegiatan belajar .
4.
F.
Sintesis ), dan 5 soal C6 ( Analisis ). Bobot nilai per butir soal adalah 1,
sehingga total nilai setiap tingkat kognitif adalah 5 (lima). Hasil uji kognitif
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
64
Hasil wawancara dengan informan siswa kelas VII A SMP Al Falah pada tanggal 5
november 2010.
Tabel 5
Pencapaian Tingkat Kognitif Siswa
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Abdurahman Haris
Adilla Nur Faizah
Agus Tri Hendratno
ahmad mushowwir
Ahmad Sofyan
Ajeng Restu
Aldi Risaldin
Andi a
Arif Febrian
As'ab Taki
Asep S
Ayu Kartika Sari
Dea Avanda Putri
Deni
Diah d. l
Dinda Zulfa w
Dwi Ayu Rosmalasari
Eka Yulianah
Fadli Salam
Hadi Muhamad
Hamidah
Hilman Darusman
Hilda Syarifah
Husain Mubarok
Indriyani
Maryani
Maulida Fitria
Medi Sulastika
Mitha Yanti
Muhamad Bustomi
Muhamad Irpan
Muhamad Mukhlis
Muhamad Ridwan
Mulyana
C1
4
5
4
4
5
5
5
5
4
3
5
5
5
3
5
5
5
4
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
TINGKAT KOGNITIF
C2 C3 C4 C5
4
4
3
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
5
3
3
3
4
4
3
3
3
4
5
3
4
3
4
3
3
5
3
4
4
2
3
3
2
3
5
3
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
2
5
3
4
3
4
5
3
4
4
5
4
5
5
4
4
5
4
3
4
3
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
3
5
5
5
5
3
4
5
4
4
3
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
3
4
3
3
4
4
5
4
5
4
5
5
C6
4
5
4
4
4
3
4
5
3
3
4
4
5
3
4
4
5
4
3
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
3
3
5
JUMLAHRATA-RATA
23
30
25
26
28
25
28
28
20
19
25
22
26
16
24
27
27
25
19
25
29
26
23
29
28
26
30
26
26
29
26
21
25
29
3.83
5.00
4.17
4.33
4.67
4.17
4.67
4.67
3.33
3.17
4.17
3.67
4.33
2.67
4.00
4.50
4.50
4.17
3.17
4.17
4.83
4.33
3.83
4.83
4.67
4.33
5.00
4.33
4.33
4.83
4.33
3.50
4.17
4.83
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Neni
Priyanti
Putri ayu m
Reza M
Rizki Ardianti
Rudayah
Selvi Antika Sari
Shella Irawan
Syifa Fauzia
Tessa Mustikawati
Tia Septiani
Tiara Eka Hasanah
Valeria Alina
Vina Siti Royani
Yolanda Septiani p
Zulfikar
JUMLAH
RATA-RATA
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
3
3
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
2
3
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
3
4
4
4
4
2
2
0
2
2
1
233 213 204 206 213 208
4.66 4.26 4.08 4.12 4.26 4.16
26
29
23
29
27
30
22
28
29
26
28
30
27
30
23
9
1277
25.54
4.33
4.83
3.83
4.83
4.50
5.00
3.67
4.67
4.83
4.33
4.67
5.00
4.50
5.00
3.83
1.50
212.83
4.26
Skor nilai tertinggi untuk soal C1, C2, C3, C4, dan C5 adalah 5,00.
Berdasarkan tabel diatas nilai rata-rata untuk soal tingkatan kognitif CI sebesar
4, 66, C2 sebesar 4, 26, C3 sebesar 4, 08, C4 sebesar 4,12, C5 sebesar 4, 26, dan
C6 sebesar 4, 16. Nilai rata-rata keseluruhan adalah 4, 26. Berdasarkan rata-rata
pencapaian kognitif siswa dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan bantuan
media audio visual membuat pencapaian tingkat kognitif siswa sangat baik.
ditunjukkan dengan besarnya rasa antusias, rasa ingin tahu, dan ketertarikan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Saya termotivasi untuk mengikuti pelajaran dengan video, karena
baru pertamakali belajar seperti ini65
Kedua fase konsentrasi, berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan
terhadap rekaman hanydcam menunjukkan bahwa siswa tampak berkonsentrasi
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui media audio visual. Hal ini
ditunjukkan melalui tingkahlaku siswa dalam memfokuskan penglihatannya
pada tayangan video,
65
Hasil wawancara dengan informan siswa kelas VII A SMP Al Falah pada tanggal 5
november 2010.
66
Hasil wawancara dengan informan siswa kelas VII A SMP Al Falah pada tanggal 5
november 2010
Berikut ini adalah tabel daftar hasil pengamatan metakognitif siswa yang
direkam melalui handycam.
Tabel 5
Form Pengamatan Metakognitif
No.
Ya
Tidak
Keterangan
1 Fase Motivasi
a. Siswa antusias untuk
melihat vidio
Siswa sungguh-sungguh
ketika melihat video dan
berdiskusi
Fase Konsentrasi
Siswa memfokuskan
penglihatannya pada
tayangan vidio
Siswa tidak mengalihkan
penglihatannya pada yang
lain
a. Siswa mengamati
pemutaran vidio
b. Siswa memusatkan
penglihatannya
e. Siswa fokuskan
pendengarannya
a. Siswa menyimpan
informasi
Memperhatikan, terdiam
sejenak dan mencatat
b. Siswa mengingat
informasi
Fase Pengolahan
Siswa mampu
menyimpukan
a. Siswa mampu
menyampaikan
pertanyaan
b. Siswa mampu
menjawab pertanyaan
Sarana dan prasarana adalah berbagai alat yang dapat mendukung dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Sarana dan prasarana di SMP Al Falah sudah
dapat dikatakan cukup memadai karena kualitas televisi, DVD player, pengeras
suara, tempat duduk, luas ruangan, pencahayaan dan suhu udara sudah sangat
baik dan mendukung untuk pemanfaatan media pembelajaran.
Contoh yang menunjukkan bahwa media berhubungan dengan sarana dan
prasarana adalah apabila guru telah merancang atau membeli media
pembelajaran dan hendak menggunakannya dalam pelaksanaan pembelajaran
tetapi disekolah tidak tersedia peralatan yang mendukung untuk pemanfaatan
media pembelajaran tersebut maka media tersebut tidak akan dapat digunakan.
Terlebih lagi pemanfaatan media audio visual yang membutuhkan peralatan
elektronik.
4. Waktu
Waktu penayangan media audio visual juga harus diperhatikan, waktu
yang yang terlalu lama, atau terlalu sebentar tentu akan mempengaruhi terhadap
hasil pemanfaatan media pembelajaran. Contoh waktu penayangan yang terlalu
lama akan menghabiskan banyak waktu pembelajaran sehingga waktu
pembelajaran sudah habis hanya untuk melihat video, selain itu penayangan
vidio yang terlalu lama juga akan mempengaruhi terhadap motivasi dan
konsentrasi belajar siswa.
5. Tipe mengajar guru
Gaya mengajar guru, gaya mengajar guru juga mempengaruhi dalam
keberhasilan media pembelajaran, seperti guru yang otoriter, demokkratis,
apatis. Bila gaya mengajar guru yang otoriter komunikasi hanya akan terjadi
pada satu arah yaitu hanya dari guru saja. Bila gaya mengajar guru yang
demokrasi maka komunikasi akan menjadi dua arah, baik siswa ataupun guru
sama-sama dapat menyampaikan pendapatnya sehingga suasana belajar menjadi
lebih menarik. Sedangkan gaya apatis akan menyebabkan siswa menjadi tidak
terkontrol.
Untuk pemanfaatan media audio visual akan sengat efektif bila
menggunakan metode diskusi, karena siswa akan menjadi lebih aktif dan dapat
menyampaikan komentar atau pendapatnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di jelaskan pada bab IV dapat di paparkan
beberapa kesimpulan diantaranya yaitu :
4. Belajar bukan hanya terjadi karena hubungan stimulus dan respon saja, tetapi
belajar juga melibatkan proses metakognitif yang terjadi dalam diri individu
yang sedang belajar.
B. Saran-saran
untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
pemanfaatan media
1. Sekolah
Kepada pihak sekolah hendaknya meningkatkan kemampuan para
guru khususnya dalam memanfaatkan fungsi media pembelajaran, mengingat
dalam penelitian ini telah membuktikan tentang efektifitas pembelajaran
dengan bantuan media audio visual.
Selanjutnya pihak sekolah juga menyediakan fasilitas penunjang
untuk mengoptimalkan pemanfaatan media pembelajaran di sekolah seperti
menyediakan proyektor dan bangku untuk kenyamanan duduk siswa ketika
menyaksikan media pembelajaran.
2. Guru
a. Kepada para guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam hendaknya
menggunakan berbagai macam metode dan
harus
meningkatkan
pengetahuannya
tentang
psikologi
sehingga
Daftar Pustaka
S. Sadiman, Dkk.,
guru.Wordpress.Com/2008/12/11/metakognitif-belajar-
bagaimana-untuk-belajar
11. Muhammad Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu
Jaya, Cet. I, 1996.
12. Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Professional Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2005, Edisi. II, Cet. XIV.
13. Nety Hartati, Dkk. Islam dan psikologi Jakarta : Raja Grafindo persada,
2004, Cet. I.
14. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis Bandung :
Remaja rosdakarya, 1995, Cet. VIII,
Jakarta: