Anda di halaman 1dari 6

RESUME PUSDIKLAT MIGAS PART 1

Pada hari kedua tepatnya tanggal 8 Mei 2015 pukul 07.50 WIB kami
mengunjungi lokasi fieldtrip yang keempat yaitu Pusdiklat Migas Cepu. Pusdiklat
Migas Cepu atau Pusat Pendidikan dan Latihan Minyak dan Gas Bumi Cepu
berlokasi di Jalan Sorogo No. 1, Cepu. Pusdiklat Migas merupakan salah satu dari
enam Satuan Kerja milik Badan Diklat yang berada di bawah Kementerian
ESDM. Sejarah berdirinya Pusdiklat Migas telah dimulai sejak abad XIX dengan
nama Dordtche Petroleum Maatschappij (DPM) hingga tahun 2001 mengalami
perubahan nama menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
(Pusdiklat Migas). Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010,
Pusdiklat Migas memiliki tugas pokok untuk: Melaksanakan pendidikan dan
pelatihan di bidang minyak dan gas bumi. Selain itu, fungsi Pusdiklat Migas
menurut Peraturan Menteri tersebut antara lain:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di
bidang pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
2. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas bumi.
3. Pemaantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
4. Pelaksanaan administrasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan
Gas Bumi.
Peralatan penunjang kegiatan pendidikan dan pelatihan antara lain adalah:
simulator pemboran, simulator rig, kilang pengolahan, laboratorium kimia,
laboratorium lindungan lingkungan, dan masih banyak lagi. Perusahaanperusahaan minyak dan gas bumi yang bekerjasama denga Pusdiklat Migas antara
lain: Chevron, CNOOC, Exxon Mobil, Medco, P.T. Pertamina, Petronas, Conoco
Phillips, Star Energy, dan BP Migas.
Pada fieldtrip Geologi Minyak dan Gas Bumi (GMB) kali ini, kami diajak
untuk mengunjungi 3 peralatan penunjang kegiatan Pusdiklat Migas yaitu:
simulator pemboran, simulator rig, dan kilang pengolahan. Berikut deskripsi
ketiganya:
I.
Simulator Pemboran
Pada lokasi simulator pemboran terdapat beberapa contoh
peralatan yang digunakan dalam pemboran. Peralatan tersebut
meliputi 5 sistem yang bekerja bersamaan yaitu sistem: angkat,
putar, sirkulasi, tenaga, dan blow out prevention. Selain peralatan
dari kelima sistem tersebut terdapat pula peralatan pendukung yang
disebut support system. Support system terdiri dari sistem:
cementing, fishing job, logging, dan lumpur. Sistem lumpur
berhubungan dengan circulating system. Seluruh support system ini

Laporan Fieldtrip GMB 2015

ditaruh di luar rig. Namun, khusus yang ada di dalam lokasi ini
hanyalah peralatan yang terdapat di dalam rig saja. Berikut adalah
beberapa foto peralatan yang ada di ruang simulator pemboran

Foto 1. Bagian-bagian Alat Pemboran


Foto 2. Mata Bor yang
Digunakan

Foto 3. Bagian BOP System


Foto 4. Beberapa Jenis Pipa
yang Digunakan

Laporan Fieldtrip GMB 2015

Foto 5. Salah Satu Bagian BOP System Lainnya


II.

Simulator Rig
Di lokasi simulator rig ini kami diajak untuk melakukan
beberapa perhitungan yang umum dilakukan oleh lulusan teknik
perminyakan. Perhitungan tersebut berkaitan dengan hoisting
system berupa perhitungan bagi komponen: travelling block, crone
block, link, elevator, drilling line, dan draw up. Bagian-bagian rig
secara lebih jelas dapat dilihat pada foto-foto berikut:

Foto 6. Rig Dari Kejauhan

Laporan Fieldtrip GMB 2015

Foto 7. Hole pada Rig

Foto 8. Bagian BOP System


pada Rig
III.

Foto 9. Drill Pipes

Kilang Pengolahan

Foto 10. Unit Pengolahan Migas di Pusdiklat Migas Cepu


Lokasi kilang pengolahan termasuk ke dalam wilayah ring
1 dikarenakan banyak terdapat gas yang mudah terbakar. Crude oil
yang diproses pada kilang pengolahan Pusdiklat Migas Cepu
berasal dari 2 lapangan minyak di Cepu, yaitu Lapangan Ledok
dan Kalengan. Produk akhir kilang pengolahan ini antara lain:
pertasol, solar, kerosin, dan residu. Namun, kerosin sudah tidak
diproduksi lagi akibat adanya konversi. Kapasitas terpasang pada
Unit Distilasi Pusdiklat Migas Cepu adalah 600 K Liter/ hari atau
sekitar 3.700 BBL/ day. Namun saat ini hanya dioperasikan sekitar
400 K Liter/hari, sesuai dengan volume crude oil yang dihasilkan
oleh Lapangan Ledok dan Kalengan.
Crude oil atau minyak mentah yang merupakan bahan
campuran kompleks antara senyawa-senyawa hidrokarbon dengan
sedikit unsur S, N, O, dan logam serta garam mineral lainnya.
Laporan Fieldtrip GMB 2015

Crude oil dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu crude oil:


paraffinis, asphaltis, dan mixed. Crude oil yang diolah pada lokasi
ini berupa mixed crude oil. Crude oil jenis tersebut memiliki
senyawa campuran antara asphaltis, paraffins, dan aromatis.
Prinsip dasar distilasi di kilang pengolahan Pusdiklat Migas
merupakan prinsip dasar distilasi atmosferis. Distilasi atmosferis
merupakan pemisahan fraksi-fraksi hirokarbon yang dikehendaki
atas dasar titik didih setiap fraksi tersebut pada tekanan sedikit di
atas atmosfer. Untuk terlaksanya distilasi dibutuhkan beberapa
peralatan pokok yang terdiri atas: pompa, alat penukar panas (heat
exchanger/ HE), dapur pemanas (furnance), evaporator, kolom
fraksinasi, kolom stripper, kondensor, pendingin (cooler),
separator, serta tangki. Jalannya proses distilasi pada kilang secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Crude oil dari tangki dihisap oleh pompa umpan dan
dipompakan ke HE, furnance, serta evaporator. Di
furnance, crude oil dipanaskan hingga 330oC.
Sementara di evaporator dipisahkan antara residu
(minyak) dan uap-nya. Residu selanjutnya dialirkan ke
dalam residu stripper, HE, cooler, dan ke tangki
penampung residu.
2. Dari bagian atas evaporator, uap minyak (campuran
pertasol, kerosin, dan solar) dimasukkan ke dalam
kolom fraksinasi C-1 untuk dipisahkan sesuai fraksinya. Dari bagian atas kolom fraksinasi C-1, uap pertasol
dimasukkan ke dalam kolom fraksinasi C-2 untuk
dipisahkan menjadi pertasol ringan dan sedang. Pertasol
ringan akan dialirkan dari top kolom C-2 ke kondensorcooler-separator-tangki penampung.
3. Kemudian dari bottom kolom C-2 pertasol sedang
dialirkan ke cooler-separator-tangki penampung.
4. Dari bagian paling atas kolom C-1 diambil produk
pertasol berat yang kemudian dialirkan ke dalam cooler
dan tangki penampung.
5. Lalu dari bagian tengah aliran kolom C-1 diambil
kerosin yang kemudian dimasukkan ke dalam stripper
kerosine. Dari bottom stripper kerosine dialirkan ke
cooler-separator-tangki penampung.
6. Dari bagian bawah aliran kolom C-1 diambil solar yang
kemudian dimasukkan ke dalam stripper solar. Dari
bottom stripper tersebut dialirkan ke dalam coolerseparator-tangki penampung.

Laporan Fieldtrip GMB 2015

7. Dan dari bagian sangat bawah kolom C-1 dihasilkanlah

lilin atau wax yang kemudian dialirkan ke dalam tangki


penampung.

Laporan Fieldtrip GMB 2015

Anda mungkin juga menyukai