Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Umum Perusahaan


1.1.1

Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau Perseroan)

didirikan pada tanggal 16 Januari 1985, sebagai hasil penggabungan enam


perusahaan semen yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement
memroduksi semen dan saat ini memiliki beberapa anak perusahaan yang
memroduksi beton siap-pakai (ready-mix concrete/RMC) serta mengelola
tambang agregat dan trass.
Selama 40 tahun beroperasi, Indocement terus menambah jumlah
pabriknya, hingga saat ini mencapai 12 pabrik. Indocement juga terus
meningkatkan kapasitas produksinya dan saat ini merupakan salah satu produsen
semen terbesar di Indonesia. Sebagian besar pabrik Indocement berada di Jawa.
Sembilan pabrik berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dan saat ini
merupakan salah satu kompleks pabrik semen terbesar di dunia. Dua pabrik
berlokasi di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, serta satu pabrik berlokasi di
Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pada 9 Oktober 2013, Indocement
memulai pembangunan Pabrik ke-14 di Citeureup, Bogor.
Pada 31 Desember 2013, Indocement memiliki kapasitas produksi
terpasang per tahun sebesar 18,6 juta ton semen, 4,4 juta meter kubik RMC,
dengan 40 batching plant dan 648 truk mixer, serta 2,5 juta ton cadangan agregat.
Indocement mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal
5 Desember 1989 dengan kode saham INTP. Sejak 2001, mayoritas saham
Perseroan dimiliki oleh perusahaan dalam HeidelbergCement Group, Jerman.
HeidelbergCement merupakan pemimpin pasar global agregat dan pelaku bisnis
1

terkemuka di bidang semen, RMC dan aktivitas hilir lainnya, menjadikannya


salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Group mempekerjakan
sekitar 52.600 personil di 2.500 lokasi di lebih dari 40 negara.
Dengan merek Tiga Roda, Indocement telah menjual 18,2 juta ton
semen pada tahun 2013, yang merupakan penjualan semen terbesar oleh sebuah
entitas tunggal di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite
Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I, Tipe II dan Tipe V, Oil
Well Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Indocement adalah
satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
Selain itu, penjualan RMC yang diproduksi oleh entitas anak Indocement,
PT Pionirbeton Industri, meningkat sekitar 41,6% dibandingkan tahun
sebelumnya, menjadikan Indocement pemimpin pasar bisnis RMC di Indonesia.
Dalam menjalankan usahanya, Indocement berkomitmen untuk fokus pada
pengembangan yang berkelanjutan melalui komitmen terus menerus untuk
mengurangi emisi karbon dioksida dari proses produksi semen yang
dihasilkannya. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang
menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER)
untuk proyek bahan bakar alternatif dalam kerangka Mekanisme Pembangunan
Bersih (Clean Development Mechanism/CDM).
Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16
Januari 1985 oleh Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan anggaran dasar
Perseroan, aktivitas usaha Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha dalam bidang industri pada umumnya, termasuk tetapi
tidak terbatas untuk mendirikan pabrik semen dan bahan bangunan.
b. Menjalankan usaha dalam bidang penambangan pada umumnya.
c. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya.
d. Menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan darat dan laut untuk
pengangkutan hasil industri tersebut di atas.

e. Menjalankan usaha dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana listrik,


termasuk mendirikan pembangkit tenaga listrik, dan penjualan energi listrik.

1.1.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan


1.1.2.1 Visi
Pemain utama dalam bisnis semen dan beton siap pakai, pemimpin pasar di
Jawa, pemain kunci di luar Jawa, memasok agregat dan pasir untuk bisnis
beton siap-pakai secara mandiri.
1.1.2.2 Misi
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan
berkualitas

dengan

harga

kompetitif

dan

tetap

memperhatikan

pembangunan berkelanjutan.
1.1.2.3 Motto
Turut membangun kehidupan bermutu.
1.1.3 Sejarah Perseroan
1985
PT Indocement Tunggal Prakarsa didirikan melalui penggabungan usaha enam
perusahaan yang memiliki delapan pabrik semen.
1989
Indocement menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia.

1991
Penyelesaian pembangunan terminal semen Surabaya.
Memulai usaha beton siap-pakai.
1996
Pabrik ke-10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, selesai dibangun dengan
kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.
1997
Pabrik ke-11 di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, selesai dibangun dengan kapasitas
produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun.
1998
Pengambilalihan PT Indo Kodeco Cement (Pabrik ke-12) melalui penggabungan
usaha dengan kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun.
1999
Indocement mengakuisisi Pabrik ke-9 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dengan
kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.
2001
HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui anak
perusahaannya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd.
2003
Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan sahamnya di
Indocement kepada HC Indocement GmbH.
2005

Indocement meluncurkan produk PCC ke pasar Indonesia.


Penggabungan usaha antara HC Indocement GmbH dengan HeidelbergCement
South-East Asia GmbH, dimana yang disebutkan terakhir menjadi pemegang
saham mayoritas langsung Indocement.
2006
HeidelbergCement South-East Asia Gmbh. melakukan penggabungan usaha
dengan HeidelbergCement AG. Dengan demikian HeidelbergCement AG.
menguasai 65,14% saham Indocement.
2007
Indocement membeli 51% saham PT Gunung Tua Mandiri, sebuah perusahaan
tambang

agregat

yang

terletak

di

Rumpin,

Bogor,

Jawa

Barat.

Indocement memodifikasi Pabrik ke-8 di Citeureup untuk menambah kapasitas


produksi

terpasang

sebesar

600.000

ton

semen

per

tahun.

2008
Indocement menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission
Reduction/CER)

untuk

pertama

kalinya

dalam

kerangka

Mekanisme

Pembangunan Bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif.


Indocement menerima Peringkat Hijau Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan (PROPER) untuk periode 2007-2008, untuk Pabrik Citeureup dan
Peringkat Biru untuk Pabrik Palimanan.
Dalam rangka restrukturisasi internal, HeidelbergCement AG pemegang saham
utama Indocement mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada
Birchwood

Omnia

Limited

(Inggris),

yang

dimiliki

100%

oleh

HeidelbergCement Group.
2009
Birchwood Omnia Limited (HeidelbergCement Group), pemegang saham utama

Indocement,

menjual

14,1%

sahamnya

kepada

publik.

Indocement meraih peringkat tertinggi, yaitu Peringkat Emas, pada program


PROPER 2008- 2009. Peringkat tersebut diraih oleh Pabrik Citeureup, Bogor.
Indocement merupakan perusahaan kedua di Indonesia yang meraih Peringkat
Emas sejak program PROPER dimulai tahun 2002. Pabrik Palimanan, Cirebon,
memperoleh Peringkat Hijau pada program PROPER 2008-2009.
Anak

perusahaan

Indocement,

PT

Mandiri

Sejahtera

Sentra

(MSS),

meningkatkan kepemilikannya menjadi 100% atas tambang agregat di


Purwakarta, Jawa Barat, dengan estimasi cadangan sekitar 95 juta ton. Akuisisi
ini memampukan Indocement menjadi pemimpin pasar untuk pasokan agregat
dengan total cadangan sebesar 115 juta ton.
Melalui anak perusahaannya, PT Dian Abadi Perkasa dan PT Indomix Perkasa,
Indocement menguasai 100% saham PT Bahana Indonor, sebuah perusahaan di
bidang transportasi laut.
2010
Dua unit penggilingan-semen baru mulai beroperasi di Pabrik Palimanan,
meningkatkan total kapasitas terpasang sebesar 1,5 juta ton semen menjadi 18,6
juta ton semen per tahun.
Tambahan empat batching plant dan lebih dari 100 truk mixer baru memperkuat
bidang usaha beton siap-pakai guna mengantisipasi peningkatan permintaan
pasar.
2011
Dimulainya pembangunan penggilingan semen di Pabrik Citeureup untuk
meningkatkan kapasitas produksi PCC sebesar 1,9 juta ton semen. Diharapkan
akan selesai pada tahun 2013.
Beroperasinya fasilitas bongkar-muat semen kantong dengan peti kemas di
dermaga Pabrik Tarjun.

Dimulainya pembangunan terminal semen untuk menyediakan fasilitas bongkarmuat semen kantong dan curah di Samarinda, Kalimantan Timur, guna
memenuhi permintaan serta meningkatkan pangsa pasar di wilayah Kalimantan.
2012
Mulai digunakannya kereta api sebagai moda transportasi untuk pengiriman
semen kantong dari Palimanan ke Purwokerto.
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)
menerbitkan CER untuk Indocement atas keberhasilannya mengurangi emisi dari
proyek blended cement untuk periode 2006-2007.
Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Banyuwangi, Jawa Timur guna
memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.
Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Samarinda, Kalimantan Timur guna
memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.
1.1.4 Produk Indocement
Portland Composite Cement (PCC)
PCC dibuat untuk penggunaan umum seperti rumah, bangunan
tinggi, jembatan, jalan beton, beton pre-cast dan beton prestress. PCC mempunyai kekuatan yang sama dengan Portland
Cement Tipe I.
Ordinary Portland Cement (OPC)
OPC juga dikenal sebagai semen abu-abu, terdiri dari lima tipe
semen standar. Indocement memproduksi OPC Tipe I, II dan V.
OPC Tipe I merupakan semen kualitas tinggi yang sesuai untuk
berbagai penggunaan, seperti konstruksi rumah, gedung tinggi,
jembatan, dan jalan. OPC Tipe II dan V memberikan
perlindungan tambahan terhadap kandungan sulfat di air dan

tanah.
Oil Well Cement (OWC)
OWC adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan
gas baik di darat maupun lepas pantai. OWC dicampur menjadi
suatu adukan semen dan dimasukkan antara pipa bor dan
cetakan sumur bor dimana semen tersebut dapat mengeras dan
kemudian mengikat pipa pada cetakannya.
White Cement
Semen putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior
gedung. Sebagai satu-satunya produsen semen putih di
Indonesia, saat ini Indocement dapat mencukupi kebutuhan
semen putih pasar domestik.
Acian Putih TR30
Acian Putih TR30 sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat.
Komposisi Acian Putih TR30 antara lain Semen Putih Tiga
Roda, kapur (Kalsium Karbonat) dan bahan aditif khusus
lainnya. Keuntungan menggunakan Acian TR30 antara lain,
permukaan

acian

lebih

halus,

mengurangi

retak

dan

terkelupasnya permukaan, karena mempunyai sifat plastis


dengan daya rekat tinggi, cepat dan mudah dalam pengerjaan,
hemat karena acian lebih tipis, serta dapat digunakan pada
permukaan beton dengan menambahkan lem putih.
Ready-Mix Concrete (diproduksi anak perusahaan)
Beton Siap-Pakai diproduksi dengan mencampur OPC dengan
bahan campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air dan
kemudian dikirimkan ke tempat pelanggan menggunakan truk
semen untuk dicurahkan. Sebagai nilai tambah produk, Beton
Siap-Pakai mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi dari
produk semen lainnya. Mayoritas yang signifikan dari Beton

Siap-Pakai Indocement adalah dijual di daerah Jakarta dimana


industri pembangunannya sangat baik.
Agregat (diproduksi anak perusahaan)
Tambang aggregates (batu andesit) di Rumpin dan Purwakarta,
Jawa Barat dengan total cadangan 130 juta ton andesit, melalui
anak

perusahaan

Indocement

akan

memperkuat

Indocement sebagai pemasok bahan bangunan.

posisi

10

1.1.5 Kapasitas Produksi


Tahun

Pabrik

Lokasi

1975

Pabrik ke-1

Citeureup, Jawa Barat

1976

Pabrik ke-2

Citeureup, Jawa Barat

1979
1980
1981

Pabrik ke-3
Pabrik ke-4
Pabrik ke-5

Citeureup, Jawa Barat


Citeureup, Jawa Barat
Citeureup, Jawa Barat

1983
1984
1986
1991
1996
1999
2000

Pabrik ke-6
Pabrik ke-7
Pabrik ke-8
Pabrik ke-9 *)
Pabrik ke-10
Pabrik ke-11
Pabrik ke-12
**)

Citeureup, Jawa Barat


Citeureup, Jawa Barat
Citeureup, Jawa Barat
Cirebon, Jawa Barat
Cirebon, Jawa Barat
Citeureup, Jawa Barat
Tarjun, Kotabaru,
Kalimantan Selatan
Jumlah Seluruhnya

Produk
PCC / OPC
Tipe II
PCC / OPC
Tipe II
PCC
OPC
OWC / WC /
OPC Tipe V
PCC
PCC
PCC
PCC
PCC
PCC
PCC

Kapasitas
Produksi Semen
(Juta Ton/Tahun)
0,7
0,6
1,1
1,1
0,2
1,6
1,9
1,9
2,05
2,05
2,6
2,6
18,6

Table 1.1 Kapasitas Produksi

*) Melalui Akuisisi tahun 1999


**) Melalui merger dengan PT Indo Kodeco Cement ( IKC ) pada tanggal 29
Desember 2000
OPC

: Ordinary Portland Cement

OWC : Oil Well Cement


WC

: White Cement

PCC

: Portland Composite Cement

11

1.1.6 Proses Produksi


Produksi semen membutuhkan bahan baku yang bersifat kering,
proporsional, dan homogen sebelum ditransfer ke dalam tanur pembakaran. Hasil
pencampuran ini dikenal dengan nama klinker, yang kemudian dihaluskan
dengan campuran gipsum di dalam penggilingan semen untuk menghasilkan
OPC atau dicampur dengan bahan aditif lainnya untuk menghasilkan tipe semen
yang lain. Rata-rata, sekitar 960 kg klinker menghasilkan satu ton OPC.
Penambangan
Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi semen adalah
batu kapur, pasir silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum. Batu kapur, tanah liat
dan pasir silika di tambang dengan cara pengeboran dan peledakan dan kemudian
dibawa ke mesin penggiling yang berlokasi tidak jauh dari tambang. Bahan yang
telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan atau dengan menggunakan
truk.
Dalam sistem proses basah, bahan baku dimasukkan ke dalam tanur
dengan wujud aslinya yang masih basah, sehingga membutuhkan konsumsi
panas yang relatif tinggi. Dalam sistem proses kering, bahan baku telah
dikeringkan dan dimasukkan ke tanur dalam bentuk bubuk. Ini memberikan
keuntungan sehingga digunakan oleh produsen semen saat ini. Indocement
menggunakan proses tanur kering, yang mengkonsumsi panas lebih sedikit dan
lebih efisien dibandingkan proses tanur basah.
Pengeringan dan Penggilingan
Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering
yang berputar untuk mencegah pemborosan panas.Kadar air dari material
tersebut menjadi turun sesuai dengan kontrol kualitas yang telah ditentukan
sesuai standar yang telah ditetapkan.Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins,
campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan ke dalam

12

penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan


setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap
konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur itu
dikirimkan ke tempat penyimpanan.
Pembakaran dan Pendinginan
Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material
yang telah halus itu dikirim ke tempat pembakaran yang berputar dan
bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker.Setelah klinker ini
didinginkan, dikirim ke tempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung,
peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang
diawasi secara terus menerus dari Pusat Pengendalian. Bahan bakar yang
dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement
digunakan gas alam.
Penggilingan Akhir
Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang
masih diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini
dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang
tinggi. Semen yang telah siap untuk dipasarkan ini kemudian dipompa ke dalam
tangki penyimpanan.
Pengantongan
Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ke tempat
pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan
menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong
yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat
ke truk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat ke lori khusus

13

untuk diangkut ke tempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke


Tanjung Priok untuk disimpan atau langsung dikapalkan.
1.1.7 Struktur Organisasi
CIREBON OPERATION
GENERAL MANAGER
PPC GROUP
ASSISTANT TO GMO
SR. ADMIN OFFICER
ADMINITRASTION OFICER
AD
ADMINISTRATION OFFICER

PLANT 9 / 10
PLANT MANAGER
MINING DEPT.

TECHNICAL SERVICE DEPT.

PLANT ACC. DEPT.

PRODUCTION DEPT.

SUPPLY DEPT.

AUDIT

MECHANICAL DEPT.

HUMAN RESOURCES DEPT.

MIS

ELECTRICAL DEPT.

GENERAL AFFAIRS DEPT.

DELIVERY

QUALITY CONTROL DEPT.


PACKING HOUSE SECTION

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.


Plant Cirebon

PAPER BAG

14

Struktur organisasi electrical department

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Electrical Department

1.2 Latar Belakang


Kerja Praktek (KP) merupakan mata kuliah wajib di Program D3 Politeknik
Negeri Bandung (POLBAN). Pada kurikulum pendidikan D3-POLBAN, mata
kuliah KP ditempatkan di semester V, tetapi pelaksanaannya dilakukan pada saat
liburan setelah semester IV selesai. Mata kuliah KP ini memiliki bobot 2 SKS
praktek, yang ekuivalen dengan 6 jam pertemuan per minggu.
Dengan adanya kegiatan kerja praktek diharapkan memberikan nilai tambah
kepada mahasiswa untuk lebih mengetahui, mengerti serta memahami berbagai
proses yang terjadi dalam dunia industry.

15

1.2.1 Alasan Pemilihan Tempat


PT Indocement Tunggal Prakasa merupakan salah satu industri semen terbesar di
Indonesia. Dengan produksi semen lebih dari per hari, PT Indocement membutuhkan
suplai catudaya yang besar dan berkelanjutan. Berbagai macam mesin listrik
digunakan dalam proses produksi hingga pengemasan. Dengan demikian pada PT
Indocement terdapat beerbagai macam materi yang dapat diterapkan sesuai dengan
program studi D3-Teknik listrik POLBAN.
1.2.2Alasan Pemilihan judul
PT Indocement merupakan industry yang harus beroprasi Non-stop. Suplai catu
daya otomatis tidak boleh terganggu apalagi sampai terhenti (Black Out). Salah satu
gangguan yang sering terjadi adalah Undervoltage, dimana tegagan yang diterima
kurang dari yang dibutuhkan. Gangguan tersebut dapat diatasi dengan pemasangan
On-Load Tap Changer (OLTC). On-Load Tap Changer sendiri dapat dioprasikan
dalam keaadaan berbeban dan juga OLTC dapat memperbaiki kualitas catu daya.
Dalam kegiatan kerja peraktek ini penulis berkesempatan untuk melihat
bagaimana OLTC yang terpasang di trafo utama 01 PT Indocement. Hal ini menarik
minat penulis untuk menganalisa mekanisme oprasi OLTC yang dapat melindungi
sistem dari gangguan Undervoltge.
1.3 Tujuan
Pada kegiatan kerja praktek terdapat 2 tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Adapun tujuan-tujuan tersebut antara lain sebagai berikut:

16

1.3.1 Tujuan Umum


Pelaksanaan mata kuliah Kerja Praktek (KP) bertujuan untuk:
Memberikan pengalaman kerja secara nyata sebelum memasuki dunia
kerja
Memberikan kesempatan untuk membandingkan dan menerapkan
pengetahuan akademis yang telah didapatkan, dengan memberikan
kontribusi pengetahuan pada perusahaan
Lebih memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis di dunia
kerja nyata, seperti hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama kolega,
penerapan lapangan yang terkadang tidak sesuai dengan teori akademis,
dan lain sebagainya.
Memberikan pengalaman dalam mengambil data, menyusun laporan
suatu kegiatan, dan mempresentasikannya dalam bentuk seminar.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengerti dan memahami prinsip kerja OLTC
Mengetahui batas tegangan yang dapat ditransformasikan OLTC
Mengerti dan memahami mekanisme pengoprasian OLTC
Mengetahui toleransi tegangan yang diberikan oleh OLTC

1.4 Ruang Lingkup Bahasan


Adapun ruang lingkup dalam pembuatan laporan ini adalah:
Transformator gardu induk substation 0
Gangguan undervoltage
Prinsip kerja OLTC

17

Mekanisme pengoprasian OLTC


1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan dan penyusunan laporan ini terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Tinjauan umum perusahan (menguraikan sejarah singkat perusahaan,
ruang lingkup kegiatan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan
fasilitas perusahaan), latar belakang, tujuan KP, ruang lingkup bahasan
dan sistematika penulisan laporan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menampilkan tinjauan pustaka yang erat kaitannya dengan pokok
bahasan atau topik yang menjadi fokus pembahasan (judul laporan).
BAB III : LAPORAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK DI PERUSAHAAN
Disusun sesuai dengan tempat tugas di perusahaan, dan lingkup
pekerjaan yang ditangani selama KP, serta masalah yang dihadapi selama
KP. Dalam hal ini termasuk studi kasus, analisis dan pemecahannya.
Laporan disesuaikan dengan kartu bimbingan kegiatan KP.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Memberikan gambaran tentang kesimpulan yang dapat diambil dari isi
bab-bab sebelumnya. Saran dibuat berdasarkan pengalaman, temuantemuan selama melaksanakan KP untuk kesempurnaan pelaksanaan KP
pada masa yang akan datang.

18

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Transformator
Transfomator merupakan peralatan listrik yang berfungsi mengubah besar
tegangan dari sisi primer ke sisi sekunder. Transformator bekerja berdasarkan
prinsip

induksi

elektromagnetik.

Tegangan

masukan

bolak-balik

yang

membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua


bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan gaya
gerak listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya
pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Terdapat dua bagian ada trafo yaitu sisi primer dan sisi sekunder. Sisi
primer merupakan area input tegangan, sedangkan sisi sekunder adalah area
output tegangan yang telah di transformasikan.

Gambar 2.1 Rangkaian Ekivalen Trafo

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah

19

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
dan rumus untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Dengan menyusun ulang persamaan akan didapat

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
Dari rumus-rumus di atas, didapat pula:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.
Trafo dapat dikatakan sempurna apabila memiliki efisiensi 100%. Efisiensi
transformator dapat diketahui dengan rumus:

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
Dikarnakan adanya kerugian pada transformator, maka efisiensi transformator
tidak dapat mencapai 100%. Perhitungan di atas hanya berlaku apabila kopling
primer-sekunder sempurna dan tidak ada kerugian, tetapi dalam praktek terjadi
beberapa kerugian yaitu

20

1. kerugian tembaga. Kerugian I2R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder
tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer
memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank
winding)
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik
arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks
magnetnya

dengan seketika. Kerugian

ini dapat dikurangi dengan

menggunakan material inti reluktansi rendah.


5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolakbalik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.
Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat
yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi
radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti
kawat biasa.
6. Kerugian arus Eddy. Kerugian yang disebabkan oleh ggl masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan ggl. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,

21

terjadi fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapis.
Secara umum terdapat 2 jenis transfomator yaitu Step-Up dan Step-Down.
Transformator Step-Up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Sedangkan Transformator Step-Down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.

Gambar 2.3 simbol trafo Step-Up

Gambar 2.4 Simbol Trafo Step-Down

2.2 Under Voltage


Undervoltage adalah kondisi dimana tegangan yang diterima kurang dari
tegangan yang dibutuhkan. Penyebab dari undervoltage sendiri cukup beragam. Pada

22

intinya, under voltage dihasilkan oleh adanya low distribution voltage yang
digunakan untuk mensupply beban-beban yang berarus tinggi (heavy load). Under
voltage juga dapat ditimbulkan oleh adanya proses switching off dari capasitor bank
dan saluran transmisi yang memiliki jarak yang jauh.
Undervoltage dapat mengakibatkan overheat, malfunction hingga premature
fail (kerusakan dini). Beberapa perangkat yang sering menjadi sasaran adalah
perangkat-perangkat yang menggunakan motor seperti air compressor, cooling fan
dan lain-lain. Sementara itu, perangkat-perangkat perangkat yang menggunakan
battery charging seperti UPS dapat mengalami kegagalan pengisian. Berbeda dengan
drop voltage, under voltage berlangsung secara bertahap dan dalam jangka waktu
yang lama. OLTC tidak dapat menangani drop voltage dikarnakan tegangan yang
jatuh melebihi batas OLTC yaitu 6.270 volt. Apabila gangguan yang terjadi drop
voltage sistem langsung mengalami mati total (blackout). Data yang tercatat seperti
table dibawah ini:

POWER BLACKOUT & VOLTAGE DROP FROM PLN REPORT


January - December 2013

N
o.
1
2
3
4
5

Cause
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN

Date

Area

Durat
ion
(Hour
s)

07-Jan13

CM 9C

0.95

07-Jan13

CM 10B

1.50

29-Jan13

CM 9B

3.20

30-Jan13

CM 9A

2.95

30-Jan-

CM 9B

7.43

Produc
tion
Loss
(Tons)
97.85
150.00
310.40
286.15

Rem
arks

23

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop

13

720.71

30-Jan13

CM 10A

6.42

31-Jan13

CM 9A

6.25

31-Jan13

CM 9B

3.23

01-Feb13

CM 9A

3.02

01-Feb13

CM 9C

3.20

06-Feb13

CM 9A

9.37

07-Feb13

CM 9A

6.30

07-Feb13

CM 9B

3.35

08-Feb13

CM 9A

2.95

08-Feb13

CM 9B

3.58

13-Feb13

CM 9C

0.90

13-Feb13

CM 10B

1.33

16-Feb13

CM 9A

0.77

16-Feb13

CM 9C

0.97

17-Feb13

CM 9C

0.58

17-Feb13

CM 10B

1.40

1,219.80
606.25
313.31
292.94
329.60
908.89
611.10
324.95
286.15
347.26
92.70
133.00
74.69
99.91

59.74
140.00

24

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage

26-Feb13

CM 9C

11.63

13-Mar13

CM 9C

0.65

15-Mar13

CM 9A

2.22

15-Mar13

CM 9B

2.27

15-Mar13

CM 9C

1.18

15-Mar13

CM 10A

18.25

15-Mar13

CM 10B

2.63

17-Mar13

CM 9A

7.08

17-Mar13

CM 9B

7.40

17-Mar13

CM 10A

9.83

17-Mar13

CM 10B

65.15

18-Mar13

CM 9A

7.18

18-Mar13

CM 9B

2.98

20-Mar13

CM 9B

5.17

25-Mar13

CM 9A

9.43

25-Mar13

CM 9B

7.78

CM 9C

3.73

25-Mar13

1,197.89
66.95
215.34
220.19
121.54
3,467.50
263.00
686.76
717.80
1,867.70
6,515.00
696.46
289.06
501.49
914.71
754.66
384.19

25

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN

25-Mar13

CM 10A

27.22

30-Mar13

CM 9C

0.73

24-Apr13

CM 9C

1.43

24-Apr13

CM 10B

1.38

138.00

26-Apr13

CM 9A

0.77

74.69

27-Apr13

CM 9A

8.35

27-Apr13

CM 9B

4.07

12-May13

CM 9C

1.02

15-May13

CM 10B

1.20

25-May13

CM 9C

0.97

26-May13

CM 10B

22.02

26-Jun13

CM 9C

0.57

09-Jul13

CM 9C

0.87

15-Jul13

CM 10A

10.98

25-Jul13

CM 9C

0.68

25-Jul13

CM 10B

1.10

26-Jul-

CM 9A

2.23

5,171.80
75.19
147.29

809.95
394.79
105.06
120.00
99.91
2,202.00
58.71
89.61
2,086.20
70.04
110.00

26

56
57
58
59
60
61
62
63
64
65

Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop
PLN
Voltage
Drop

13

216.31

04-Dec13

CM 10B

1.12

12-Dec13

CM 9A

1.40

12-Dec13

CM 9B

1.50

12-Dec13

CM 9C

0.62

12-Dec13

CM 10B

1.45

15-Dec13

CM 9A

3.27

15-Dec13

CM 9B

3.17

15-Dec13

CM 9C

2.88

15-Dec13

CM 10A

6.55

15-Dec13

CM 10B

3.85

Total

Note : Cement
Mill 9A =
Cement
Mill 9B =
Cement
Mill 9C =
Cement
Mill 10A =

97

Tons/hour
s

97

Tons/hour
s

103

Tons/hour
s

190

Tons/hour
s

345.61

112.00
135.80
145.50
63.86
145.00
316.90
307.20
296.95
1,244.50
385.00

41,407.90

27

Cement
Tons/hour
Mill 10B =
100
s
- Duration stops until Kiln
start feeding.

Table 2.1 Data Drop Voltage dan Kerugian Tahun 2013

POWER BLACKOUT & VOLTAGE DROP FROM PLN REPORT


January - December 2014

No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Cause
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage

Durati
on
(Hours
)

Date

Area

03-Jan-14

CM 10A

8.28

22-Jan-14

CM 9C

1.35

12-Feb-14

CM 9A

68.57

12-Feb-14

CM 9B

71.50

12-Feb-14

CM 9C

85.95

16-Feb-14

CM 9A

0.82

16-Feb-14

CM 9B

0.87

16-Feb-14

CM 9C

5.32

01-Mar-14

CM 9C

0.67

01-Mar-14

CM 9C

3.18

01-Mar-14

CM 10B

1.10

01-Mar-14

CM 10B

3.42

11-Mar-14

CM 9C

0.70

Productio
n Loss
(Tons)

Remarks

1,573.20
139.05
6,651.29
6,935.50
8,852.85
79.54
84.39
547.96
69.01
327.54
110.00
342.00

Cable
Tunnel burnt
Cable
Tunnel burnt
Cable
Tunnel burnt

28

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN
Maintenance
PLN
Maintenance
PLN
Maintenance
PLN
Maintenance
PLN
Maintenance
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop

72.10
13-Mar-14

CM 9A

10.13

13-Mar-14

CM 9B

11.23

13-Mar-14

CM 9C

11.02

09-Apr-14

CM 9C

2.32

09-Apr-14

CM 10B

1.43

19-Apr-14

CM 9C

0.72

20-May-14

CM 10A

18.05

21-May-14

CM 10A

8.27

04-Jul-14

CM 9A

7.72

04-Jul-14

CM 9B

7.77

04-Jul-14

CM 10A

17.18

14-Jul-14

CM 9C

12.55

14-Jul-14

CM 10B

3.17

29-Aug-14

CM 9A

9.85

29-Aug-14

CM 9B

9.92

29-Aug-14

CM 9C

14.68

02-Sep-14

CM 9C

91.15

02-Sep-14

CM 10A

18.80

03-Sep-14

CM 10B

4.83

05-Sep-14

CM 10B

5.43

30-Sep-14

CM 10A

8.82

02-Oct-14

CM 10A

4.43

02-Oct-14

CM 10B

2.13

982.61
1,089.31
1,135.06
238.96
143.00
74.16
3,429.50
1,571.30
748.84
753.69
3,264.20
1,292.65
317.00
955.45
962.24
1,512.04
9,388.45
3,572.00
483.00
543.00
1,675.80
841.70
213.00

29

37
38
39
40
41
42
43
44
45

PLN Voltage
Shortage
PLN Voltage
Shortage
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop
PLN Voltage
Drop

15-Oct-14

CM 9A

4.93

15-Oct-14

CM 9C

4.78

25-Oct-14

CM 10B

2.82

12-Dec-14

CM 9A

5.07

12-Dec-14

CM 9B

5.20

12-Dec-14

CM 9C

6.20

28-Dec-14

CM 9A

10.37

28-Dec-14

CM 9B

14.30

28-Dec-14

CM 9C

17.25

Total

Note : - Cement
Mill 9A =
97
- Cement
Mill 9B =
97
- Cement
Mill 9C =
103
- Cement
Mill 10A =
190
- Cement
Mill 10B =
100
- Duration stops until Kiln
start feeding.

604.25

478.21
492.34
282.00
491.79
504.40
638.60
1,005.89
1,387.10
1,776.75

68,028.47

Tons/hours
Tons/hours
Tons/hours
Tons/hours
Tons/hours

Table 2.2 Data Drop Voltage dan KerugianPT Indocement Tahun 2014

30

BAB III
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK DI LAPANGAN

3.1 Pengertian On-Load Tap Changer (OLTC)


Tap Changer, adalah salah satu bagian utama dari Trafo Tenaga yang
berfungsi untuk melayani pengaturan tegangan trafo tersebut, dengan cara
memilih/merubah ratio tegangan, perubahan Ratio (perbandingan transformasi) antara
kumparan Primer dan Sekunder, untuk mendapatkan tegangan operasi disisi sekunder
sesuai dengan yang diinginkan. kualitas (besarnya) tegangan pelayanan disisi
sekunder dapat berubah karena tegangan jaringan/sistem yang berubah akibat dari
pembebanan ataupun kondisi Sistem. Perubahan ratio yang diatur oleh tap changer
tidak terlalu besar berkisar 12% dari tegangan primer.

Gambar 3.1 Fisik Luar OLTC

31

Perbandingan besar tegangan antara sisi Primer terhadap tegangan sisi


Sekunder adalah berbanding lurus dengan jumlah belitan pada masing-masing
kumparan, (Eprimer / Esekunder = Nprimer / Nsekunder), Bila tegangan disisi Primer berubah,
sedangkan tegangan disisi sekunder diinginkan tetap, maka untuk mendapatkan
tegangan di sisi sekunder yang konstan harus dilakukan menambah atau mengurangi
jumlah belitan disisi Primer,

Untuk mendapatkan range yang luas didalam

pengaturan tegangan, pada kumparan utama trafo biasanya ditambahkan kumparan


bantu ( tap winding ) yang dihubungkan dengan tap selektor pada OLTC.
Pada umumnya Tap Changer dihubungkan dengan kumparan sisi Primer dengan
pertimbangan :
1. Lebih mudah cara penyambungan karena kumparan Primer terletak pada
belitan paling luar,
2. Arus di sisi primer lebih kecil daripada disisi Sekunder, tujuannya untuk
memperkecil resiko bila terjadi los kontak dan dengan arus yang lebih kecil
dapat dipergunakan ukuran/jenis konduktor yang kecil pula.
Ditinjau dari sisi pengoperasiannya jenis tap changer ada dua macam yaitu,
Tap changer yang hanya dapat beroperasi untuk memindahkan tap dalam posisi
transformator tidak operasi (tidak bertegangan) dikenal dengan sebutan No Load
Tap Changer / deenergized tap changer, yang hanya dapat dioperasikan secara
manual. Biasanya dioperasikan dengan diengkol atau diputar untuk memilih posisi
Tap pada Trafo TM tombol pengaturnya ditempatkan dibagian atas deksel trafo,
diantara Bushing Primer dan sekunder.
Sedangkan Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap
transformator dalam keadaan berbeban disebut On Load Tap Changer (OLTC),
pengoperasiannya dapat secara manual maupun elektris / motor rise .

32

PT Indocement sendiri menggunakan OLTC dengan 17 tap, dengan tegangn


masukan sebesar 70KV dan tegsangan sekunder 6.6KV. OLTC memiliki toleransi
sebesar +5% dan -5%. Dengan tegangan sekunder sebesar 6.6 KV OLTC akan
beroprasi apabila nilai tegangan sekunder kurang dari 6.270 volt dan lebih dari 6.930
volt.
3.2 Data Sheet dan Konstruksi OLTC
3.2.1 Data sheet OLTC
PT Indocement menggunakan trafo type OIL FILLED WITH CONSERVATOR
dengan tegangan 70KV/6.6 KV, daya 32 MVA dan frekuensi 50 Hz. On-Load Tap
Changer yang digunakan memiliki 17 tap dengan motor drive model cma 9.

33

Gambar 3.2 Data Sheet Trafo dan Tap OLTC

Untuk OLTC digunakan model CV III-350D dengan motor drive tipe CMA 9.

Gambar 3.3 Data Sheet Motor Drive OLTC

3.2.2 Bagian-bagian OLTC


OLTC memiliki beberapa bagian utama yaitu tap changer head, diverter
switch dan tap selector.

34

Gambar 3.4 Konstruksi OLTC

1. Pada Tap Changer Head terpasang :

Mekanism gear, untuk mengatur gerakan OLTC


Indikator posisi tap, guna mengetahui posisi tap, angka penunjukannya harus

sama dengan posisi yang ditunjukan pada Mekanik penggerak.


Flenes/katup-katup minyak yang menghubungkan OLTC dengan konservator,
suction pipe, fasilitas untuk penyaringan minyak OLTC dan katup pembuang

udara (Venting/Bleeder)
Pada type tertentu dipasang Diagfragma / Pressure Relief, pengaman tekanan
lebih

2.

Diverter switch
Saat diverter switch bergerak berubah posisi tap, kontak- kontak diverter

switch, membawa arus beban namun walaupun ada arus beban tidak terjadi
pemutusan arus (open connection) karena dilengkapi dengan Kontak transisi dan
Resistor transisi, namun saat perubahan posisi kontak-kontak Diverter switch terjadi

35

arcing tetapi masih dalam batas toleransi. Gerakan diverter berlangsung setelah
gerakan posisi kontak Selektor mencapai titik perpindahannya.
3.

Tap Selector dan Diverter


Tap selector merupakan kontak utama Tap untuk perpindahan posisi pada

pengoperasian OLTC, saat perubahan sampai posisi tap yang akan dicapai TapSelector tidak berbeban (tidak membawa Arus), karena itu Tap Selector dapat
ditempatkan dalam Main tank Trafo, kecepatan gerak Tap Selector dan Diverter
Switch dari awal gerak hingga sampai di posisi berikutnya ( satu step) sekitar 40 70
milli detik, sesuai dengan typenya

Gambar 3.5 Gambaran Tap dan Diverter Switch OLTC

4. Mekanik penggerak terdiri dari beberapa komponen antara lain :

36

Motor dan posisi tap


Heater
Kontaktor kontaktor + Wiring
Penunjukan angka counter/jumlah operasi
Gear box dll

Gambar 3.6 Motor Drive Model CMA 9

5. Konservator.
Diverter switch ditempatkan dalam kompartemen yang diisi minyak isolasi,
pada pengoperasiannya terjadi pemanasan terhadap minyak oleh karena itu Untuk
menampung

pemuaian

minyak

kompartemen

OLTC

dihubungkan

dengan

Konservator.disamping itu karena kontaminasi minyak dari diverter bisa naik ke


konservator maka minyak Konservator OLTC harus terpisah / disekat dengan minyak
konservator tangki utama Trafo.

37

3.3 Prinsip Kerja OLTC.


Dalam pengoprasiannya OLTC akan beroprasi secara otomatis. Pengaturan
ratio tegangan adalah dengan mengurangi atau menambah jumlah belitan, untuk
memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan variasi tegangan yang lebih besar
dan disesuaikan dengan kondisi sIstem tenaga listrik. Apabila sensor PT(potential

trafo) mendeteksi tegangan kurang atau lebih dari rating yang ditentukan maka motor
drive akan menaikan atau menurunkan tegangan. OLTC memiliki nilai toleransi
sebesar -5% dan +5%. Dengan tegangan sekunder sebesar 6.6 KV, OLTC akan
bekerja apabila tegangan sekunder terdeteksi kurang dari 6.270 volt dan lebih dari
6.930 volt. Tetapi OLTC tidak akan beroprasi apabila tegangan primer kurang dari
61.6 KV dan lebih dari 78.4 KV. Sesuai dengan data table dibawah ini.

POST
OF
OLTC

HIGH VOLTAGE
TAPPING

CURRENT

VOLTAGE

(A)

RATE
POWER
(MVA)

(V)

LOW VOLTAGE
RATED

CURREN

VOLTAGE

T (A)

(V)

78400

235.7

77350

238.9

76300

242.1

75250

245.5

74200

249.0

73150

252.6

72100

256.2

71050

260.0

32

6600

2799.3

38

70000

263.9

10

68950

268.0

11

67900

272.1

12

66850

276.4

13

65800

280.8

14

64750

285.3

15

63700

290.0

16

62650

294.9

17

61600

299.9
Table 3.1 Nilai Tegangan Pada Tap Selector

3.3.1 Proses Tapping Diverter Switch dan Tap Selector

39

Gambar 3.7 Mekanisme tapping OLTC

Langkah 1 :

Tap selektor genap pada posisi terminal/tap 2. (atau disebut service

posisi pada tap 2)


Tap selektor ganjil pada posisi terminal/tap 1.
Arus beban melalui terminal 2 kontak utama diverter - menuju ke
titik pentanahan. (garis warna merah)

Langkah 2 :

Tap selektor ganjil bergerak dari terminal 1 menuju terminal 3/tap 3.


Aliran arus beban masih tetap sama dengan langkah 1.

Langkah 3 :

40

Tap selektor ganjil berhenti pada terminal 3 / tap 3.


Aliran arus beban masih sama dengan langkah 1.
Proses perpindahan posisi kontak di Tap Selektor tidak ada arus beban

Langkah 4 :

Tap selektor ganjil berhenti pada terminal 3/tap 3.


Kontak diverter bergerak dari K1 menuju transisi kontak Kt1.
Aliran arus beban melalui resistor R1 kontak Kt1 menuju ke titik

pentanahan.
Posisi ini disebut TRANSISI pada resistor R 1 dan transisi kontak Kt1

Langkah 5 :

Tap selektor ganjil berhenti pada terminal 3/tap 3.


Kontak diverter bergerak menuju ke transisi kontak Kt2
Kontak utama diverter menutup transisi kontak Kt1 dan Kt2.
Aliran arus beban melalui resistor R1,R2, transisi kontak Kt1 dan Kt2,

menuju ke titik pentanahan.


Posisi ini disebut SUPER POSISI.

Langkah 6 :

Tap selektor ganjil berhenti pada terminal 3/tap 3.


Kontak diverter bergerak menuju transisi kontak Kt2.
Aliran arus beban melalui resistor R2 kontak Kt2 menuju ke titik

pentanahan.
Posisi ini disebut TRANSISI pada resistor R 2 dan transisi kontak Kt2

Langkah 7 :

Tap selektor ganjil berhenti pada terminal 3/tap 3.


Kontak diverter bergerak menuju transisi kontak K2.
Aliran arus beban menuju ke titik pentanahan melalui K2
Posisi ini disebut service posisi pada tap 3.

41

3.3.2 Skema Kontrol Motor Drive


Untuk

motor

drive

dikendalikan

menggunakan

kontrol

berbasis

PLC(programming logic control). Motor yang digunakan 3 fasa dengan sistem


forward-reverse.

Gambar 3.8 Circuit diagram motor drive.

42

Gambar 3.9 Skema Kontrol motor drive OLTC

Ketika sensor PT pada sisi sekunder mendeteksi adanya gangguan, sensor PT


mengirimkan sinyal ke PLC. PLC akan mengolah data yang diterima kemudian PLC
akan mengendalikan kontrol. Kontrol yang terdiri dari relay dan kontaktor kemudian
mengoprasikan motor riseD berputar forward atau reverse. motor rise kemudian
memutar tap selector menuju tap yang ditentukan.

43

3.3.3 Pengoprasian Tap Selector Secara Manual


OLTC tidak hanya dioprasikan secara otomatis tetapi juga bias dioprasikan
secara manual. Pengorasian secara manual ini dilakukan ketika kontrol pada motor
drive mengalami kegagalan oprasi(error). Pengaturan tap dapat dilakukan dengan
memutar selector switch yang terdapat di depan kontrol motor drive.

Gambar 3.10 kontrol manual OLTC

Selector switch ini terhubung dengan tap changer head melalui besi pemutar
yang juga terhubung dengan motor rise. Ketika selector switch diputar, besi pemutar
akan memutar diverter switch dan tap selector kemudian memindahkan tap naik
ataupun turun sesuai ketentuan.

44

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari data dan alnalisis diatas dapat ditarik kesimpulan:

OLTC dioprasikan secara otomatis dengan kontrol berbasis PLC.


OLTC hanya dapat mengatasi gangguan undervoltage pada rating tertentu dan

tidak bisa mengatasi drop voltage yang melebihi batas.


OLTC pada trafo 01 memiliki batas tegangan primer minimal 61600 V dan

maksimal 78400 V.
OLTC memiliki nilai toleransi sebesar 5%.

4.1 Saran
Untuk menjaga kondisi serta kualitas catu daya penulis menyararankan

Perawatan terjadwal pada OLTC dan trafo induk


Pengecekan rutin kontrol motor drive.
Pembuatan data sheet cadangan OLTC guna mempermudah pemeliharaan
dan juga pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai