Jenis Gangguan
Jenis Gangguan
CALCULATION
OLEH :
Penyebab gangguan
Penyebab gangguan tersebut
tersebut
dapat
diakibatkan oleh gangguan sistem dan non sistem.
Gangguan Sistem
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga listrik
seperti pada generator, trafo, SUTT, SKTT dan lain sebagainya.
Gangguan sistem dapat dikelompokkan sebagai gangguan permanen dan
gangguan temporer.
Gangguan temporer adalah gangguan yang hilang dengan sendirinya bila
PMT terbuka, misalnya sambaran petir yang menyebabkan flash over
pada isolator SUTT. Pada keadaan ini PMT dapat segera dimasukan
kembali, secara manual atau otomatis dengan AutoRecloser.
Gangguan permanen adalah gangguan yang tidak hilang dengan
sendirinya, sedangkan untuk pemulihan diperlukan perbaikan, misalnya
kawat SUTT putus.
Asal gangguan
Gangguan dari dalam sistem :
Gangguan tegangan lebih
Gangguan jatuh tegangan
Gangguan surja hubung, dll
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem transmisi dan distribusi
tenaga listrik antara lain :
Surja Petir.
Mengingat saluran transmisi dan distribusi tersebar luas dan panjang membentang serta
beroperasi pada kondisi tempat yang cuacanya berbeda-beda, maka kemungkinan terjadinya
gangguan yang disebabkan oleh petir besar sekali, terutama pada musim hujan. Gangguan
yang disebabkan oleh petir ini sangat berbahaya karena dapat merusak isolasi peralatan.
Surja Hubung.
Ynag dimaksud dengan surja hubung adalah kenaikan tegangan pada saat dilangsungkan
pemutusan arus oleh PMT. Kenaikan tegangan yang disebabkan oleh adanya gangguan surja
hubung ini dapat merusak isolasi peralatan.
Polusi Debu.
Debu-debu yang menempel pada isolator, bila udara lembab maka debu tersebut merupakan
konduktor yang dapat menyebabkan terjadinya loncatan bunga api yang pada akhirnya dapat
menyebabkan gangguan hubung singkat fasa ke tanah.
Io = I2 = 0
1 1 1 Io
1
Ia
I 1 a2 a I 1
b
1 a a 2 I 2
1
I c
a2 a
a a 2
0
I
1
0
Ia = 0 + I1 + 0 = I1 pu
Ib = 0 + a2 . I1 + 0 = 1 240o . I1 pu
Ic = 0 + a x I1 + 0 = 1 120o . I1 pu
2
Vb 1 a a
1 a a2
Vc
1 1 1
Vo
2
V1 1 a a
1 a a2
V2
0
0
Va = Vb = Vc = 0 pu
Ic = 0,
Va = 0
1 1 1
I0
I 1 1 a a2
1
3
1 a2 a
I 2
V0
V
1
V2
Ia
0
0 Z0 0 0
Ea 0 Z 0
1
0 0 0 Z 2
I0 = I 1 = I 2 =
I1
I
1
I 1
Ea
Z 0 Z1 Z 2
Jadi : I 0 I1 I 2
Ea
Z 0 Z1 Z 2
1
Ia
3
Vc = 0,
1
V0
1
V
1
1
3
1
V2
1
a
a2
1 Va
a 2 0
a 0
Maka : V0 V1 V2
I1
Ia = 0
Va
3
Ea
Z .Z
Z1 2 0
Z2 Z0
Z2
V0
Io
I1 .
Z0
Z 2 Zo
I
1 1 1
a
I 1 a2 a
b
2
I
1
a
a
I
o
I
1
I
2
I2
Z0
V2
I1 .
Z2
Z2 Zo
I1
Ia = 0,
Ea
Z1 Z 2
Ib = - Ic
I
1 1 1
a
I 1 a2 a
b
2
I
1 a a
c
I2 = - I1
0
I
1
I
2
dan
I0 = 0
I dasar VA dasar
V dasar
2
2
V
(
V
)
(
KV
)
V
dasr
Z dasar dasar dasr dasar
MVAdasr
I dasar VAdasr VAdasar
Vdasr
NilaiPerUnit
Nilai actual
Nilaidasar
Z actual
MVAdasar
Z
actual
Jadi : Z ( pu )
Z actual
2
2
(
KV
)
(
KV
)
dasar
dasr
z dasar
MVA dasar
Z dasar
Z
actual
Z ( pu )
Z dasar
V dasar
3 . I dasar
( KVdasar ) 2
MVAdasr
I ( HS )
Vdasar
Vdasar
V
3 Vdasar
Z ( HS )
dasar X
MVA( HS )
3.I ( HS )
3
I hs
3.
3.Vdasar .10 6
3.Vdasar .10 6
MVA( HS )
Z ( HS )
(V dasar ) 2 .106
MVA
( HS )
Z pu ( HS )
( KVdasar ) 2
MVA( HS )
( KVdasar ) 2
MVA( HS )
MVAdasar I dasar
2
( KVdasar )
MVA( HS ) I ( HS )
dasar
MVAdasr
( HS )