Anda di halaman 1dari 7

KERUSAKAN TANAH

Saat ini sudah banyak tanah yang produktif terancam punah, karena kelalaian dari manusia,
bahaya erosi yang akhir- akhir ini banyak terjadi di negeri kita ini telah menurunkan
produktivitas tanah. Bahaya erosi yang menimpa lahan- lahan pertanian serta penduduk sering
terjadi pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan lereng lebih dari 15%.
Bahaya ini ditimbulkan selain karena perbuatan- perbuatan manusia yang terlalu mementingkan
pemuasan kebutuhan diri sendiri, juga dikarenakan pengelolaan tanah dan pengairan yang keliru.
Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Kita
ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Sebagian
besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan dan hewan
yang hidup di laut. Terutama di bidang pertanian, tanah menjadi faktor terpenting yang
menentukan keberhasilan produktivitas tanaman pertanian. Apabila tanah sudah rusak, maka
kesuburannya pun sudah tidak bagus lagi sehingga mengakibatkan produktivitas tanaman
pertanian itu pun menjadi berkurang atau rendah.
Kerusakan tanah dapat dikurangi dengan upaya konservasi tanah. Konservasi tanah adalah
pemeliharaan dan perlindungan terhadap tanah secara teratur guna mengurangi dan mencegah
kerusakan tanah dengan cara pelestarian.
A. PENYEBAB KERUSAKAN TANAH
Kerusakan tanah bila dikelompokkan dapat terjadi oleh salah satu atau lebih penyebab di bawah
ini:
1. Kehilangan unsur hara dari daerah perakaran
Kerusakan tanah jenis ini terjadi sebagai akibat pembakaran bahan organik dan pelapukan
mineral serta pencucian unsur hara. Di bawah iklim troipika panas dan basah seperti di
Indonesia, proses itu berlangsung dengan cepat. Kehilangan serupa juga timbul, karena unsur
hara terangkut melalui panen tanpa ada usaha untuk mengembalikannya. Proses ini
menyebabkan rusaknya struktur tanah. Pembakaran tanaman yang menutupi tanah akan
mempercepat proses pencucian dan pemiskinan tanah. Lebih-lebih lagi, hal ini akan terjadi jika
pembakaran tanaman terjadi setiap tahun.
2. Terkumpulnya unsur atau senyawa yang bersifat meracuni tanaman
Di daerah beriklim kering, terutama yang terletak dekat pantai ada kerawanan yang lain lagi. Di
daerah seperti itu, pada saat musim kemarau dapat terkumpul garam natrium yang cukup banyak.
Pelonggokan garam yang berlebihan itu dapat mematikan tanaman. Kerusakan jenis ini dapat
hilang pada saat musim hujan, yaitu melalui proses pencucian garam tersebut.
Kerusakan ini dapat pula terjadi karena tersingkapnya liat masam di daerah perakaran pada tanah
rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa baruh atau lebak. Hal serupa juga dapat terjadi
sebagai akibat terkumpulnya unsur tertentu eperti besi (Fe), Manggan (Mn), dan aluminium (Al)
dalam jumlah yang tidak dapat ditenggang oleh tanaman. Pemakaian zat kimia seperti herbisida
dalam pertanian atau pencucian basa tanah yang rawan pengikisan cenderung memunculkan atau
menyebabkan tertimbunya senyawa tersebut. Keberadaan dalam jumlah yang banyak dapat
menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan mematikannya.

3. Pengikisan tanah atau erosi


Kerusakan bentuk lain adalah akibat pengikian tanah atau erosi. Erosi adalah pengikisan tanah
atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh air atau angin. Lapisan tanah yang
subur untuk pertumbuhan tanaman pada bagian atas akan hilang serta kemampuan tanah untuk
menyerap dan menahan air akan berkurang akibat pengikisan ini. Tanah yang terangkut akan
diendapkan di tempat lain seperti sungai, waduk, danau, saluran irigasi, dan sebagainya.
Akibat erosi adalah pada tanah yang mengalami erosi, tanaman atau tumbuhan tidak dapat
tumbuh normal dan tanah menjadi tidak produktif; waduk, danau, sungai, dan saluran irigasi
serta drainase di daerah hilir menjadi dangkal sehingga daya guna dan masa guna menjadi
berkurang; secara tidak langsung mengakibatkan banjir yang kronis setiap musim hujan dan
kekeringan pada musim kemarau.
4. Pencemaran Tanah
Kerusakan / pencemaran tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah
yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. Sebagaimana pencemaran air dan udara,
pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan
limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
B. METODE PENANGGULANGAN KERUSAKAN TANAH
Metode yang dilakukan untuk penanggulangan kerusakan tanah akan dipaparkan berdasarkan
penyebabnya sebagai berikut:
1. Kerusakan Tanah yang Disebabkan oleh Kehilangan Unsur Hara di Daerah Perakaran
Untuk menghindari terjadinya kerusakan tanah yang disebabkan oleh hilangnya unsur hara di
daerah perakaran bahkan memulihkannya ke keadaan semula, dengan pemberian pupuk buatan
atau pupuk organik, pergiliran tanaman dengan tanaman kacang-kacangan, dan penghindaran
pembakaran tumbuhan atau sisa tanaman.
2. Terkumpulnya unsur atau senyawa yang bersifat meracuni tanaman
Upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian bentuk kerusakan tanah yang disebabkan oleh
terkumpulnya unsure atau senyawa yang bersifat meracuni tanaman ada beberapa, diantaranya
dapat disebut pengaturan sistem pengairan dan pengolahan tanah yang baik, pemberian bahan
organik atau jenis senyawa lain yang dapat menambat unsur atau senyawa yang bersifat racun
bagi tanaman.
3. Pengikisan Tanah atau Erosi
Secara umum ada tiga cara pendekatan pengendalian erosi yang dapat dilakukan dan satu sama
lain harus menunjang, yaitu cara vegetatif, cara mekanis dan cara kimia.
a) Cara Vegetasi
Usaha pengendalian erosi atau pengawetan tanah (dan air) yang dilakukan dengan memanfaatkan
cara vegetative adalah didasarkan pada peranan tanaman, dimana tanaman-tanaman itu sebagian
telah diterangkan mempunyaiperanan untuk mengurangi erosi, yaitu dalam hal:
- Batang, ranting dan daun-daunnya berperan menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butirbutir hujan kepada permukaan tanah, dengan peranannya itu tercegahlah penghancuran agregatagregat tanah;
- Daun-daun penutup tanah serta akar-akar yang tersebar pada lpisan permukaan tanah berperan
mengurangi kecepatan aliran permukaan.
- Daun-daunan serta ranting-ranting tanaman yang jatuh akan menutupi tanah
- Akar-akar tanaman berperan memperbesar kapasitas infiltrasi tana, tunjangannya dalam

meningkatkan aktivitas biota tanah yang akan memperbaiki porositas tanah.


- Akar-akar tanaman berperan dalam pengambilan atau pengisapan air bagi keperluan tumbuhnya
tanaman yang selanjutnya sebaian diuapkan melalui daun-daunnya ke udara.
Hutan, perkebunan dan pola tanam campuran (pertanian terpadu) perlu dikembangkan sesuai
dengan fungsinya, yaitu sebagai pelindung tanah dari daya perusak. Termasuk dalam cara
vegetatif dalam usaha konservasi tanah dan air antara lain adalah:
Rotasi atau pergiliran tanaman.
Penghijauan dan reboisasi.
Melaksanakan strip cropping.
Penanaman dengan rumput makanan ternak (permanent pasture).
Menutup tanah dengan mulsa.
Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput.
Alley cropping sebagai cara rotasi atau pergiliran tanaman (vegetatif) dinilai mempunyai prospek
yang cukup baik, karena sekaligus meningkatkan produksi, murah dan mudah penggunaannya.
Keuntungan yang diperoleh dari penerapan sistem alley cropping ini antara lain:
Terjadinya sikus bahan organik yang lancar, karena limbah dapat dipergunakan.
Mengurangi biaya produksi, khususnya biaya pemupukan karena daun lamtoro nitrogen yang
tinggi.
Terciptanya agroekosistem yang mantap dan tetap terpeliharanya kesuburan tanah.
Mudah penerapannya sebagai konservasi tanah dan air.
b) Cara Mekanis
Cara mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara kesuburan tanah merupakan penerapan
teknologi sipil untuk mempertahankan, memulihkan, meningkatkan kesuburan tanah. Pada
dasarnya bertujuan untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang dari tanah pertanian
terutama lapisan top soil.
Cara mekanis ini meliputi:
Pengolahan tanah (tillage) yang tepat, yaitu menurut arah contour atau memotong arah
kemiringan lereng.
Pembuatan galengan dan saluran menurut contour.
Pembuatan waduk, penghambat, rorak, tanggul dan sebagainya.
Pembuatan terras dan sengkedan.
Pembuatan drainase pada tempat tertentu.
Bangunan yang dibuat pada umumnya berfungsi memperlambat run off serta menampung dan
menyalurkan air permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak. Pengaturan aliran air
permukaan yang menjadi penyebab utama kerusakan tanah pertanian sangat efektif diatur
denagan terras.
c) Cara kimia
Salah satu usaha untuk mencegah tejadinya pengikisan lapisan top soil adalah memperbaiki
struktur tanah. Usaha memantapkan struktur tanah dapat dilakukan dengan penambahan senyawa
kimia baik secara buatan maupun alami.
Jenis- jenis bahan pemantap tanah:
- Emulsi bitumen Berbentuk cair
- Polyurethane Berbentuk cair
- Polyacrylamide Berbentuk cair
- Polyacrylacid Berbentuk cair

- Polysachharide Berbentuk cair


- Polyvinylalcohol Berbentuk cair
Pemberian bahan pemantap tanah (soil conditioner) bertujuan untuk meningkatkan daya ikat
antara partikel-partikel tanah sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi,
porositas, dan infiltrasi.
Cara pemberian bahan pemantap tanah ke dalam tanah dapat dilakukan dengan penyemrotan
langsung ke atas permukaan tanah, dicampur dengan tanah secara merata dan dengan cara
memasukkan langsung ke dalam lubang tanaman.
4. Pencemaran Tanah
Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah sangat banyak diperlukan agar
tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita pisahkan ke dalam sampah organik yang
dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (nonbiodegradable). Akan sangat baik jika setiap rumah tangga bisa
memisahkan sampah atau limbah atas dua bagian yakni organik dan anorganik dalam dua wadah
berbeda sebelum diangkut ketempat pembuangan akhir.
Sampah organik yang terbiodegradasi bisa diolah, misalnya dijadikan bahan urukan, kemudian
kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat
kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll sehingga dalam hal ini bukan
pencemaran tanah yang terjadi tetapi proses pembusukan organik yang alami.
Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik
dengan daur ulang.

Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui suatu upaya


yang disebut konversi tanah. Konversi tanah adalah pemeliharaan dan
perlindungan terhadap tanah secara teratur guna mengurangi dan
mencegah kerusakan tanah dengan cara pelestarian.

Metode

konservasi

tanah

dilakukan

dengan

cara,

yaitu

konservasi secara agronomis, mekanis, dan kimiawi.


a. Konservasi secara agronomis adalah konservasi dengan memanfaatkan
vegetasi (tanaman) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan
lapisan tanah paling atas.
b. Konservasi secara mekanis adalah konservasi tanah yang prinsipnya
berupaya mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi.
Contohnya adalah pembuatan guludan dan terasering.
c.

Konservasi

secara

kimiawi

adalah

konservasi

tanah

dengan

memanfaatkan bahan-bahan kimia. Konservasi kimiawi bertujuan untuk


memperbaiki kemantapan struktur tanah.

Upaya Penanggulangan Erosi Tanah


Pada tanah-tanah berlereng, erosi menjadi persoalan yang serius.
Dimana kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur lereng yang

berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Jika kecepatan


aliran meningkat dua kali, maka jumlah butir-butir tanah yang
tersangkut menjadi 32 kali lipat, bila panjang lereng menjadi dua kali
lipat, maka umumnya erosi yang terjadi akan meningkat 1.5 kali.
Pengkajian di Indonesia menunjukkan untuk tanah gundul tingkat erosi
mencapai 120-400 ton/ha/th, hal ini tentu saja di bidang jalan akan
memberikan dampak turunan seperi kerusakan prasarana dan sarana
jalan. Adapun tujuan pengkajian teknologi penanganan erosi di ruang
milik jalan ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemiringan lereng dan
kombinasi metode vegetatif terhadap tingkat erosi pada kemiringan
diatas atau dibawah 60 derajat dan Kajian pengembangan teknologi
penanganan erosi lereng dengan metode vegetatif (rumput vetiver dan
rumput bahia). Untuk mencapai tujuan itu dilakukan pengkajian dan
pembuatan prototype skala laboratorium penanganan erosi dengan
metode vegetasi (tanaman ), dan pengkajian pengembangan teknologi
penanganan

erosi

lereng

dengan

tanaman

rumput

vetiver

yang

dikombinasikan dengan rumput bahia dan rumput gajah dalam skala


lapangan. Hasil pengkajian menunjukkan tingkat erosi akan semakin
berkurang dengan meningkatnya tingkat kerimbunan tanaman, dan
kerimbunan tanaman penutup> 70% tanah yang tererosi mendekati nol.
Teknik Penanaman rumput vetiver agar berfungsi secara optimal di

dalam mengurangi tingkat erosi dilereng dilakukan secara berbaris dan


diantara baris vetiver ditanamami tanaman penutup rumput bahia.

Anda mungkin juga menyukai