Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan metode pegolahan air limbah dengan menggunakan
metode lumpur aktif konvensional. Pengolahan ini memanfaatkan kerja mikroba aktif untuk
mendegradasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air limbah. Penentuan konsentrasi
kandungan organik dalam lumpur aktif dengan menghitung besarnya COD. COD (Chemical
Oxygen Demand) merupakan jumlah oksigen yang digunakan untuk mendegradasi senyawa
organik pada limbah dengan bantuan oksidator kuat.
Agar proses degradasi berjalan optimum, maka mikroba aktif tersebut harus diberikan
nutrisi. Di dalam larutan nutrisi, digunakan glukosa sebagai sumber karbon, KNO3 sebagai
sumber nitrogen dan KH2PO4 sebagai sumber fosfor. Karbon dibutuhkan sebagai material
utama dari bahan selular; nitrogen sebagai konstituen dari asam amino, asam nukleik,
nucleotides dan coenzymes; dan fosfor sebagai konstituen dari asam nukleik, nucleotides,
phospholipids, LPS, teichoic-asam. Nutrisi untuk mikroorganisme diberikan dengan
perbandingan BOD : N : P = 100 : 50 : 1. Fungsi dari penambahan glukosa adalah sebagai
sumber karbon yang merupakan unsur utama dalam pembentukan sel baru selama biosintesis
karbon yang merupakan sumber berbagai senyawa organik seperti asam amino, asam lemak,
gula, basa nitrogen, senyawa-senyawa aromatik, dan berbagai substansi organik lainnya, serta
karbon dioksida. Adapun fungsi dari penambahan KNO3 adalah sebagai sumber Nitrogen
yang berfungsi sebagai pembangun sel dan merupakan konstituen utama dari protein dan
asam nukleat dari sel. Sedangkan penambahan KH2PO4 yang merupakan sumber fosfor
berfungsi sebagai penyumbang sekitar 3% massa dalam sel kering. Setelah dilakukan
perhitungan, di dapat komposisi penambahan C6H12O6 sebesar 7,0313 gram, KNO3 sebesar
2,7054 gram, dan KH2PO4 sebesar 0,329 gram.
Selanjutnya praktikan melakukan penentuan kandungan organik (COD) dari sampel
dengan cara melakukan titrasi terhadap sampel dan blanko yang sudah ditambahkan dengan
1,5 ml pereaksi kalium bikromat dan 3,5 ml pereaksi asam sulfat pekat. Fungsi dari pereaksi
tersebut adalah sebagai oksidator dan setelah itu dimasukkan kedalam hatch digester selama 2
jam pada suhu 150oC, hal ini bertujuan untuk menaikkan suhu. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai COD awal sebesar 3040 mg O2/L.
Lalu langkah selanjutnya praktikan menentukan kandungan Mixed Liqour Volatile
Suspenkded Solid (MLVSS). Pada proses ini ada tahap pemanasan dalam oven dan juga

furnace. Pemanasan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 105C bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air. Sedangkan pemanasan pada furnace selama 2 jam dengan
suhu 6000C bertujuan untuk memaksimalkan pengurangan kadar air pada endapan sehingga
dapat dihitung berat kering endapan. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai TSS sebesar 2455
mg/L, VSS sebesar 2290 mg/L, dan FSS sebesar 165 mg/L. Nilai MLVSS masih dalam range
yaitu antara 1500 4000 mg/L. Air limbah beserta mikroba tersuspensi dalam air limbah
tersebut biasa disebut dengan mixed liquor. Nilai TSS lebih besar dari FSS yang
menggambarkan keadaan mikroba yang lebih dominan dari padatan tersuspensi lain dalam air
limbah.
Proses pengolahan air limbah secara aerobik ini dilakukan pada temperatur 27 oC,
berada pada range optimumnya, yaitu sebesar 25-30 oC. Temperatur tersebut dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk mencapai laju reaksi dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat
di dalam air limbah. pH proses yang sebesar 8,3 juga berada pada range optimumnya, yaitu
sebesar 6,5-8,5. Jika pH proses berada di luar range optimumnya, maka pertumbuhan
mikroorganisme akan terhambat. Pada reaktor pengolahan air limbah secara aerobik, terjadi
proses netralisasi asam dan basa sehingga biasanya tidak diperlukan tambahan bahan kimia
untuk mengatur nilai pH.
Untuk menghitung nilai efisiensi, dibutuhkan data nilai COD akhir (setelah 7 hari) yaitu
sebesar 1245 mgO2/L. Pada percobaan ini terdapat penurunan nilai COD, hal tersebut
dikarenakan setelah nutrisi/ makanan diberikan untuk pertumbuhan, mikroorganisme telah
mendegradasi bahan-bahan organik dalam air limbah sehingga COD nya menurun. Sehingga,
pada pengolahan data didapatkan efisiensi pengolahan sebesar 76,614 %.

Anda mungkin juga menyukai