WAWASAN KEBANGSAAN
Disusun oleh :
Nabil Kirom
(2112030026)
D3 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
BAB I
SEJARAH KEBANGSAAN INDONESIA
Bagaimana Sekarang?
Pemerintah Indonesia sebaiknya segera berunding ulang dengan wakil-wakil
bangsa Aceh dan Papua Barat secara terbuka untuk penyelesaian damai di Aceh dan
Papua Barat serta menghukum para pelaku pelanggaran hak asasi manusia. Dan tidak
lagi melakukan aksi perdamaian semu serta mulai mengakui bahwa disamping bangsa
Indonesia juga terdapat bangsa Aceh dan Papua Barat serta bangsa-bangsa lain yang
hidup secara berdampingan di wilayah negara Indonesia. Dan kemudian juga
memformulasi ulang bentuk negara kesatuan menjadi negara federal di dalam UUD RI.
BAB II
IDEOLOGI PANCASILA
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea
berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam
pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia
mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata
logos dari kata legein yaitu berbicara.
Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy
(1754 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains
tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau
pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.Dalam tinjauan
terminologis, ideology is Manner or content of thinking characteristic of an individual
or class (cara hidup/ tingkah laku atau hasil pemikiran yang menunjukan sifat-sifat
tertentu dari seorang individu atau suatu kelas).
Ideologi adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a
plotitical party or the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di
dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi ternyata memiliki
beberapa sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua,
dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur
kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga harus memiliki metode praktis
bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah
mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam
mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari
konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara
moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai
kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.
Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya
sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia
(BPUPKI).
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara.
Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang
mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu bangsa
senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris
terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal
menurut hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga
mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64
tahun usia Pancasila, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami
kandungan nilai-nilai luhur tersebut.
Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan
sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami
Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang
beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun
semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa
itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk
agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini
pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat
yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan
keyakinan mereka.
Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin
untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal
hukum universal.
Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan
alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat
diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan
berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara
organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh
dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan
kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan tercapai secara merata.
BAB III
HAK ASASI MANUSIA
Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) - Definisi atau pengertian HAM atau Hak
Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak manusia lahir yang
tidak dapat diganggu gugat dan bersifat tetap. kita sebagai warga negara yang baik
tentunya haruslah saling menghormati satu sama lain dengan tidak membedakan ras,
agama, golongan, jabaatan ataupun status sosial.
dibawah ini merupakan sedikit dari pembagian Hak Asasi Manusia :
Memang, pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan "hak" itu sendiri kontroversial
dan menjadi perdebatan filosofis terus (Shaw, 2008)
diatas merupakan sedikit pengertian dari HAM, dewasa ini banyak sekali
pengertian HAM menurut beberapa pendapat, dan sampai sekarang pun HAM masih
belum jelas, karena setiap individu itu mempunyai pemikiran pemikiran masing masing
tentang HAM.
BAB IV
DEMOKRASI
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam
tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR,
untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di
bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang
wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen)
dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum
dan peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting,
misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum.
Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun
oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum.
Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak
pilih).
Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan
memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti
yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara
langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan
rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak
kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu
pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama
dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan
sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa
pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa
hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara
demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur
tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal,
narapidana atau bekas narapidana).
Isitilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi
sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak
negara.
Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam
bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut
sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam
suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting
untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang
adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan
pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji
dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus
akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan
akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional
(bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.
BAB V
GEOPOLITIK
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal
dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan
teia artinya urusan. Geopolitik merupakan Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah masalah geografi wilayah atau tempattinggal
suatu bangsa. Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik
diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan
dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang
titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti
luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung
kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung
akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada
geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi
dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaanatau tempat tinggal
negara itu. Geopolitik juga bisa disebut wawasan nusantara.
Berbagai Pandangan Tentang Geopolitik
Frederich Ratzel (1844-1904) seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu bumi
politik (Political Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur geopolitik bahwa
kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya. Semakin luas ruang
potensi geografi yang ditempati sekelompok politik (kekuatan), makin memungkinkan
kelompok politik itu tumbuh. Negara sebagai suatu organisme yang memerlukan ruang
hidup, mengenal proses lahir, hidup, dan mati.
Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946) mengembangkan
geopolitik sebagai Geographical Politic yang menitik beratkan kepada analisis
fenomena geografi dari aspek politik geografi menyangkut kependudukan, ekonomi
sosial, dan pemerintahan, bahwa negara tidak sekedar satuan biologis juga mempunyai
inteketualitas.
Negara sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi,
kependudukan, ekonomi, sosio & crato (pemerintahan) politik. Dinamika kebudayaan
berupa gagasan, kegiatan ekonomi harus diikuti oleh pemekaran wilayah. Perluasan ini
dapat dilakukan secara damai atau kekerasan. Berarti dapat menuju ke arah politik adu
kekuatan dan adu kekuasaan serta ekspansionisme.
BAB VI
GEOSTRATEGI
A.
Pengertian
4)
Integritas : kesatuan yang menyeluruh didalam kehidupan bangsa
baik sosial maupun alamiah, potensial, maupun real.
5)
Tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan : tantangan
merupakan usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijakan secara
kosepsional, dari sudut kriminal atau politis. Hambatan merupakan usaha yang bersifat
atau bertujuan melemahkan/menghalangi kebijakan, yang tidak bersifat konsepsional
dan yang berasal dari dalam. Kalau berasal dari luar, hambatan ini dapat disebut
gangguan.
Ketahanan Nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi dalam
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraandan kemakmuran serta pertahanan dan
keamanan dalam kehidupan nasional. Untuk dapat mencapai tujuan Nasionalnya, suatu
bangsa harus mempunyai kekuatan, kemampuan, daya tahan dan keuletan. Inilah yang
dinamakan Ketahanan Nasional. Dengan demikian jelaslah bahwa Ketahanan Nasional
harus diwujudkan dengan mempergunakan baik pendekatan kesejahteraan (prosperty
approach) maupun pendekatan keamanan (security approach).
Kehidupan nasional tersebut diatas meliputi beberapa aspek, yang dapat
dikelompok-kelompokkan sebagai berikut:
(a)
1)
Letak geografis;
2)
3)
datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk
menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
4)
sosial budaya. Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis
budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam
menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang
datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung
membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
5)
Militer (pertahanan dan keamanan). Ketahanan pertahanan dan keamanan
diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa
Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam
mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang
datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung
membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Perlu dikemukakan disini bahwa sebenarnya Ketahanan Nasional dapat juga
dipandang sebagai suatu kondisi dan suatu strategi.
Ketahanan Nasional sebagai kondisi akan nampak dengan jelas apabila diajukan
pertanyaan bagaimana Ketahanan Nasional kita dewasa ini? Jelaslah bahwa yang
dinyatakan bukan konsepsi, melainkan kondisi bangsa dan negara Indonesia. Sesuai
dengan konsepsi, kondisi Ketahanan Nasional tersebut mengandung kemampuan untuk
menyusun seluruh kekuatan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kekuatan ini
diperlukan untuk dapat mengatasi dan menanggulangi segala macam dan bentuk
ancaman yang ditujukan kepada bangsa dan Negara Indonesia.
Dengan memperhatikan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
apabila kita berbicara tentang Ketahanan Nasional kita, maka hal ini berarti
mempersoalkan tentang kemampuan dan kelemahan bangsa kita serta ancamanancaman yang kita hadapi, baik dari luar maupun dalam. Dengan demikian kondisi
Ketahanan Nasional akan sangat tergantung pada:
(a)
(b)
tersebut.
Oleh karena itu perlu dilakukan apresiasi yang setepat-tepatnya atas kemampuan
dan daya tahan diri sendiri serta ancaman dan bahaya yang mengancam. Kelemahankelemahan diri diri sendiri tidak ditutup-tutupi dan diabaikan demikian pula ancaman
dan bahaya yang dihadapi tidak boleh diremehkan.
Didalam praktek apresiasi yang setepat-tepatnya sulit untuk dikerjakan
oleh karena diperlukan penelitian dan pengualitatif. Kriteria yang dapat dipakai untuk
mengukur belum diketemukan, oleh karena itu masih merupakan tantangan bagi kita
untuk menemukan alat pengukur atau metode pengukuran, paling tidak yang bersifat
kualitatif.
Ketahanan Nasional sebagai strategiberpokok pangkal pada masalah
kelangsungan hidup (survival) dari suatu bangsa. Masalah survival ini bukanlah
masalah dari Negara dan bangsa Indonesia saja, tetapi juga menjadi negara-negara
sedang berkembang lainnya, bahkan juga menjadi masalah negara-negara maju, tidak
salah apabila dikatakan bahwa masalah kelangsungan hidup (survival) merupakan
masalah utama bagi semua bangsa. Walaupun masalahnya sama, yaitu masalah survival
(kelangsungan hidup), tetapi bahaya dari ancaman yang dihadapi berbeda, ditambah
lagi situasi dan kondisi negara-negara tadi sangat berlainan, maka cara-cara yang
dipilih untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara
dipengaruhi oleh macam atau jenis bahaya dan ancaman yang dihadapi serta situasi dan
kondisi bangsa dan negara yang bersangkutan.
Dalam hubungan dengan uraian diatas timbul pertanyaan strategi apa yang
dianut oleh Indonesia?. Dengan mengingat bahaya ancaman yang dihadapi Indonesia,
yaitu infiltrasi san subversi yang ditujukan kepada semua bidang kehidupan Nasional
serta situasi dan kondisi bangsa kita, dimana mempunyai kemuk yang sedang
membangun, maka strategi yang dipilih ialah strategi Ketahanan Nasional yang
meliputi Ketahanan Nasional dibidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan
Militer atau Hankam.
B.
Sifat Manunggal
Setiap bangsa yang berusaha mencapai cita-citanya tidak dapat lepas dari segenap
aspek kehidupan Nasionalnya, baik alamiah maupun yang sosial. Setiap aspek
kehidupan tadi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling berkaitan, sehingga sangan
sendirinya terdapat hubungan interpendensi dan korelasi.
Dengan demikian maka segenap aspek kehidupan Nasional tersebut harus
merupakan suatu kesatuan yang bulat/utuh sehungga mewujudkan sesuatu yang
manunggal.
Aspek-aspek kehidupan nasional, seperti telah dikemukakan diatas meliputi aspek
alamiah yang terdiri dari letak geografis, kekayaan alam dan kemampuan penduduk (tri
gatra) dan aspek sosial yang terdiri dari IPOLEKSOSBUDMIL (pancagatra).
Jadi sifat manunggal berarti bahwa adanya integrasi atara trigatra dan pancagatra,
yang kesemuanya disebut astagatra. Sifat integratif tidak dapat diartikan pencampur
adukan semua aspek, tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi dan selaras.
Dari uraian diatas, maka sifat manunggal didalam Ketahanan Nasional itu
adalah tepat, karena sifat integratif/manunggal merupakan syarat bagi terbentuknya
Kekuatan Nasional yang dapat menciptakan Ketahanan Nasional.
Hal ini sesuai pula dengan salah satu pikiran pokok yang harus melandasi
Ketahanan Nasional, yaitu dengan memandang semua permasalahan. Secara
menyeluruh /integral. Dengan demikian, sifat manunggal didalam Ketahanan Nasional
suatu bangsa merupakan sesuatu yang mutlak.
2)
Mawas kedalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih memperhatikan kedalam
dirinya daripada keluar, oleh karena Ketahanan Nasional terutama diarahkan kepada
diri bangsa dan negara itu sendiri dengan tujuan mewujudkan hakekat dan sifat
nasionalnya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa itu harus menutup atau
mengisolasikan diri dari dunia luar, juga tidak berarti bahwa bangsa itu harus menjadi
bangsa yang chauvinist yaitu bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri.
Jadi mawas kedalam merupakan kemampuan dan kesanggupan untuk terus
menerus meneliti kekuatan dan kemampuannya yang kongkrit selanjutnya
bersedia/berusaha untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi kelemahankelemahan atau kerawanan yang ada serta memanfaatkan dan meningkatkan
kekuatannya demi Ketahanan Nasional. Sifat mawas kedalam ini harus dimiliki oleh
seluruh bangsa itu terutama oleh pimpinan baik pimpinan formal maupun informal.
Di atas disebutkan bahwa mawas ke dalam tidak berarti menutup diri terhadap
dunia luar. Disadari bahwa dengan kemajuan teknologi yang pesat maka telah dapat
dirasakan makin meningkatnya interdependensi antar bangsa di dunia sehingga dalam
sifat mawas kedalam telah pula diperhatikan kepentingan-kepentingan negara lain.
Dengan demikian diharapkan bahwa kerukunan antara bangsa sejauh mungkin akan
terjamin.
Dari uraian di atas jelas bahwa sifat mawas ke dalam adalah suatu sifat yang
penting untuk Ketahanan Nasional.
3)
Sifat berwibawa
Seperti diuraikan di atas, bahwa Ketahanan Nasional akan terwujud apabila suatu
bangsa dapat mengembangkan semua unsur kekuatan nasionalnya yang mencakup
aspek alamiah maupun nasional maupun sosial, menjadi satu kesatuan yang bulat.
Ketahanan Nasional suatu bangsa yang mampu menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari
dalam, yang langsung maupun tidak langsung, akan dapat menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara tersebut.
Semakin tinggi Ketahanan Nasional suatu bangsa semakin besar kemampuannya
untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan
tersebut diatas, sehingga harus diperhitungkan oleh pihak-pihak lain. Tingkat
Ketahanan Nasional yang diperhitungkan oleh pihak lain dan mempunyai daya
pencegah akan mewujudkan kewibawaan nasional. Dengan demikian berwibawa
merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh Ketahanan Nasional.
4)
5)
BAB VII
OTONOMI DAERAH
Pendahuluan
Pengertian otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Selain pengertian otonomi daerah sebagaimana disebutkan diatas, kita juga dapat
menelisik pengertian otonomi daerah secara harafiah. Otonomi daerah berasal dari kata
otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan
namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga
dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk
membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Selain pendapat pakar diatas, ada juga beberapa pendapat lain yang memberikan
pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah, antara lain:
Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah:
Pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu Negara secara
informal berada di luar pemerintah pusat
Pengertian otonomi daerah menurut Philip Mahwood, adalah:
Suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri dimana keberadaannya
terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna mengalokasikan sumber
material yang bersifat substansial mengenai fungsi yang berbeda
Pengertian otonomi daerah menurut Mariun, adalah:
Kebebasan (kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang memungkinkan
meeka untuk membuat inisiatif sendiri dalam rangka mengelola dan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki oleh daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan
kebebasan untuk dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
Pengertian otonomi daerah menurut Vincent Lemius, adalah:
Kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat suatu keputusan politik
maupun administasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di dalam otonomi
daerah tedapat kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk menentukan apa
yang menjadi kebutuhan daerah namun apa yang menjadi kebutuhan daerah tersebut
senantiasa harus disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana yang telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
BAB VIII
GLOBALISASI
Pengertian Globalisasi.
Menurut asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru
khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun
elektronik.
Ada pula yang mengatakan globalisasi yaitu sebagai berikut :
- hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi.
- suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah.
(Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005) Globalisasi pada
hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan
untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan
bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Pengaruh Globalisasi
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif.
Dampak positif globalisasi antara lain:
- Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
- Mudah melakukan komunikasi
- Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
- Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
- Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
- Mudah memenuhi kebutuhan