Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan
Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen
pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya
bagi penulis. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan
baik, namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya
keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya
kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami
memohon maaf dan kritikserta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca
sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih
juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita
sekalian.

Purwokerto, 12 Oktober 2013

DAFTAR ISI

1|Page

Kata Pengantar............1
Daftar Isi....... 2
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang........................ 3
B. Tujuan......................... 4
C. Rumusan Masalah...............................4
Bab II Pembahasan
1.

Pengertian dan Makna Ideologi ..


5

2.

Pentingnya Ideologi.....................
9

3.

Perbandingan Pancasila dengan Ideologi lainnya........


11

Bab III. Kesimpulan


1.

Kesimpulan..........................................................................
23

Daftar Pustaka...........................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN

2|Page

A.

LATAR BELAKANG

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa


Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah
atau berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan
Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Penjajahan Belanda
berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia
diduduki oleh bala tentara Jepang.
Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944,
tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati
bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu,
Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini
diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh
karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang
memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan
(Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).
Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan
sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945. Pada sidang pertama itu,
banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan
Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para
anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya
adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan
kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan
usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Panitia
Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan
sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian
lebih dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta. Dalam sidang BPUPKI kedua,
tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum
Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan.
Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin
bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada
tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI
mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum

3|Page

Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil
Presiden.
Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum
mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada
tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada
utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia
bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata
ketuhanan yang berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur
lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul
ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada
para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH.
Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokohtokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan yang
terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru saja
merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya di belakang kata
Ketuhanan dan diganti dengan Yang Maha Esa.

B.

RUMUSAN MASALAH

1.
2.
3.

Bagaimanakah pengertian dan makna ideologi ?


Bagaimanakah pentingnya ideologi ?
Bagaimanakah perbandingan pancasila dengan ideologi lainnya ?

C. TUJUAN
Kelompok kami menyusun makalah ini bertujuan agar para pembaca bisa
mengetahui tentang Ideologi dari segi makna maupun pengertiannya dan
perbandingan pancasila dengan ideologi lainnya. Adanya makalah ini juga di
harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua

BAB II
PEMBAHASAN

4|Page

A. Pengertian dan makna ideologi


Pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata,
yaki ideo artinya pemikiran; logis artinya logika, ilmu, pengetahuan. Dapat bahwa
didefiniskan ideologi merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita (Ali
Syariati dalam Firdaus. 2007:238). Pengertian yang lebih luas menurut Steger
(dalam Firmansyah. 2011:96) mendefiniskan ideologi sebagai suatu sistem
sebaran ide, kepercayaan yang membentuk sistem nilai dan norma serta peraturan
ideal yang diterima sebagai fakta dan kebenaran oleh kelompok tertentu.
Istilah ideologi pertama kali digunakan oleh seorang filsuf Perancis,
Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Destutt de Tracy menggunakan kata ideologi
untuk menunjuk pada suatu bidang ilmu yang otonom, ialah analisis ilmiah dari
berpikir manusia, otonom dalam arti lepas dari metafisika tetapi juga untuk
mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu sebagai akal sehat dan
beberapa

kecenderungan

filosofis,

atau

sebagai

serangkaian

ide

yang

dikemukakan oleh kelas masyarakat yang dominan kepada seluruh anggota


masyarakat. (Francis Fukuyama,2003).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan
sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta
menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang
dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,
serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. Menurut pendapat Harol H. Titus.
Definisi dari ideologi adalah:
Aterm used for any group of ideas concerning various political and
aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic
scheme of ideas held by groups or classes,
artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai
macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi

5|Page

suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh
kelompok atau lapisan masyarakat. Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila
dengan definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah
usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian sampai
mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya
seirama dengan ruang dan waktu.
1

Pengertian ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara
memandang segala sesuatu. Pengertian Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak
(tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi intisari politik. Secara umum, Pengertian
ideologi diartikan sebagai suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang
hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi
secara fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional
diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat
dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan
menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi yang pragmatis.
Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam
Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara
ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah
komunisme. Sedangkan Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang
terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan
terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi
itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem
pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi
merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan
suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk
mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan
semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya. Berikut pengertian
ideologi menurut para ahli:
1 http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-ideologi-menurut-para-ahli.html

6|Page

1. Menurut Descartes, ideologi adalah inti dari semua pikiran manusia


2. Menurut Machiavelli, ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang
dimiliki oleh penguasa.
3. Menurut Thomas Hobbes, Ideologi adalah seluruh cara untuk melindungi
kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
4. Menurut Francis Bacon, ideologi adalah paduan atau gabungan pemikiran
mendasar dari suatu konsep
5. Menurut Karl Marx, ideologi adalah alat untuk mencapai kesetaraan dan
kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
6. Gunawan Setiardjo: Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau
aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang
melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
7. Destutt de Tracy: Ideologi adalah studi terhadap ide ide/pemikiran
tertentu.
8. Descartes:Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia.
9. Machiavelli:Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki
oleh penguasa.
10. Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan
pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
11. 2 Laboratorium IKIP Malang, Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan
cita-cita beserta pedoman dan metode melaksanakan/mewujudkannya.
12. Kamus Ilmiah Populer, Ideologi adalah cita-cita yang merupakan dasar
salah satu system politik, paham kepercayaan dan seterusnya (ideology
sosialis, ideology Islam, dan lain-lain).
13. Moerdiono, Ideologi adalah kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara
keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar
untuk mengelolanya.

2 http://jazulipengetahuan.blogspot.co.id/2009/10/makna-ideologi.html

7|Page

14. Encyclopedia Internasional, Ideologi adalah system of ideas, belief, and


attitudes which underlie the way of live in a particular group, class, or
society (system gagasan, keyakinan, dan sikap yang mendasari cara hidup
suatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu.
15. Dr. Alfian, Ideologi adalah suatu pandangan atau system nilai yang
menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu
secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama
dalam berbagai segi kehidupan.
Jika kita merujuk pada beberapa pengertian ideology di atas, tampak agak
membingungkan. Antara satu pengertian yang lain tidak sepenuhnya sama. Tetapi,
demikianlah pada dasarnya ilmu social. Di dalam ilmu social sulit sekali kita
temukan pengertian yang tunggal (sepenuhnya sama) tentang suatu hal. Coba
perhatikan, ada banyak sekali pengertian tentang politik, pengertian tentang
negara, dan sebagainya. Hal yang demikian tidak sepatutnya membuat kita
bingung, sebaliknya pengertian yang beragam menbuat ilmu social menjadi kaya.
Jika kita perhatikan secara seksama, terdapat beberapa bagian yang membentuk
pengertian tentang suatu hal. Nah, bagian itulah yang mungkin serupa di antara
berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Jadi, yang perlu kita
pahami secara benar adalah bagian-bagian tersebut.
Dalam kaitannya dengan pengertian ideology di atas, maka bagian-bagian yang
ada dalam ideology adalah:
a. serangkat gagasan yang disusun secara sistematis,
b. pedoman tentang cara hidup,
c. tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok (kelas, negara), dan
d. dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya.
Makna Ideologi
3

Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat


kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di
suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong
masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir
masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju
cita-citanya.
Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan
negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal
ini disebabkan dalam ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.
3 http://tdiandz.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-makna-ideologi-bagi.html

8|Page

B. Pentingnya Ideologi
4

Pentingnya ideologi dilihat dari fungsi dan peranannya. Makna dan arti ideologi
bagi suatu negara/bangsa adalah sesuatu memiliki fungsi sebagai pandangan hidup
dan sebagai petunjuk arah semua dalam kehidupan hidup serta penghidupan
bangsa di berbagai aspek-aspek atau bidang dalam kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara. Secara umum, Pengertian Ideologi adalah kumpulan suatu gagasangagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan dengan menyeluruh dan sistematis,
menyangkut seluruh bidang kehidupan manusia.
Ideologi suatu negara sangat penting karena sangat bermakna dalam bagi suatu
negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara dapat disimpulkan dalam beberapa
point-point antara lain sebagai berikut :

Negara mampu membangkitkan kesadaran mengenai kemerdekaan,


memberikan orientasi mengenai dunia beserta isinya, serta memberikan
motivasi perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

Dengan ideologi nasionalnya suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh
dan tidak mudah terombang ambing oleh pengaruh ideologi lain serta
dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada.

Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang
di cita-citakan.

Ideologi dapat mempersatukan orang dari seluruh pandangan hidup atau


berbagai ideologi

Ideologi mempersatukan orang dari seluruh agama

Ideologi memiliki arti yang penting karena mampu mengatasi konflik atau
ketegangan sosial

4 http://www.artikelsiana.com/2015/03/arti-pentingnya-ideologi-negara-bangsabagi-suatu.html

9|Page

Indonesia menganut ideologi Pancasila, karena pancasila merupakan


pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai petunjuk arah
bagi seluruh rakyat indonesia dalam membentuk sikap, moral, watak, perilaku,
tata nilai, etika karena Pancasila adalah way of life. Dengan demikian, pancasila
selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan perbuatan setiap rakyat indonesia.
5

Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu
sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok
atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari
mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan
dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai
pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi. Sebaliknya ideologi
mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideology juga
berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial.
Dalam hal ini ideology berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa
kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang
lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman
ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan kesatuan dalam
perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan. Jadi ideologi diperlukan oleh suatu
bangsa untuk mewujudkan tujuan negaranya. Tanpa kesepakatan bersama, tidak
mungkin tujuan untuk meraih cita-cita atau harapan negara dapat menjadi
kenyataan.
6

Bagi negara-negara yang mengalamai penjajahan, ideologi di maknai sebagai


keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin diwujudkan.
Ideologi sangat diperlukan karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran
akan kemerdekaan, memberi motivasi dalam perjuangan melawan penjajah.
Pentingnya Ideologi dapat dilihat dari fungsinya. Bagi suatu negara, ideologi
merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai pandangan hidup dan petunjuk arah
semua kegiatan hidup serta penghidupan suatu bangsa di berbagai aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Ideologi diperlukan oleh suatu bangsa
untuk mewujudkan tujuan negaranya. Tanpa kesepakatan bersama, tidak mungkin
tujuan untuk meraih cita-cita atau harapan negara dapat menjadi kenyataan. Arti
penting Ideologi adalah sebagai berikut:
1. Negara mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan
orientasi mengenai dunia beserta isinya, seta memberikan motivasi perjuangan
untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
5 http://damasburnaman21.blogspot.co.id/2015/05/pentingnya-ideologi-bagisuatu-negara.html
6 Setyawan, Bayu Inggit. 2012. Arti Penting Ideologi bagi suatu Bangsa (online).
http://inggitberbagi.blogspot.co.id/2012/10/arti-penting-ideologi-bagi-suatubangsa.html, diakses 11 Oktober 2015.

10 | P a g e

2. Dengan ideologi nasionalnya, suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh dan
tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh ideologi lain serta mampu
menghadapi persoalan-persoalan yang ada.
3. Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang di
cita-citakan. Ideologi yang dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh
rakyat dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan demi kelangsungan
hidupnya.
4. Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai golongan, suku, ras, dan
agama, bahkan dari berbagai ideologi.
5. Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai agama.
6. Ideologi mampu mengatasi konflik atau ketegangan social.

C.. Perbandingan Pancasila dengan Ideologi Lainnya


1.

Liberalisme

Rangka mempertajam persepsi terhadap beberapa aliran filsafat politik yang


revolusioner, ada baiknya dikemukakan dua teori pokok garakan revolusioner di
Amerika Serikat. Pertama, teori yang dikembangkan oleh The Founding of
America yang didasarkan atas hak-hak rakyat untuk membebaskan diri dari
pemerintahan yang depotisme. Teori revolusioner ini tergolong tradisional dengan
tujuan yang sedehana yaitu ingin mengakhiri praktik-praktik tirani dan
memberikan kebebasan kepada rakyat secara penuh sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Kedua, teori yang diemukakan Kaum Komunis di Amerika dan merupakan
kebalikan dari teori pertama. Teori ini bertuuan ingin mengakhiri kebebasan
rakyat, sekaligus membagun tirani. Inilah essensi yang sering dilupakan oleh
mereka yang hanya ingin mencari justifikasi dalam membela kaum komunis di
Amerika. Dengan kata lain, istilah yang dipergunakan sama, tetapi belum tentu
memiliki makna yang sama di mata rakyatnya.
Persoalan yang sering dilupakan dalam pembahasan filsafat politik adalah
masalah yang menyangkut hak dan wewenang pemerintah dalam mengendalikan
7 Shalih, Ismail. 2013. Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Online).
https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologinasional/#more-931, diakses 11 Januari 2015

11 | P a g e

tingkah laku dan perbuatan warganegaranya. Apa yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh rakyat, biasanya ditentukan oleh pemerintah dari masingmasing negara. Inilah sebenarnya persoalan mendasar yang paling penting karena
menyangkut kepentingan asasi dari warga negara.
Liberalisme sebagai salah satu filsafat politik dan ideologi besar di dunia
memiliki hubungan yang erat dengan persoalan diatas. Edmun Burke
mengemukakan bahwa liberalisme berhubungan dengan masalah apa yang
seharusnya dilakukan oleh negara melalui kebijaksanaan umum, dan yang
seharusnya tidak dilakukan negara untuk memberikan kebebasan kepada
rakyatnya. Pada awal pertumbuhannya, liberalisme sering dikonotasikan dengan
kebebasan individu dalam setiap aspek kehidupan. Inilah arti pentingnya jaminan
terhadap hak-hak asasi manusia sehingga memungkinkan setiap orang dapat
mengembangkan potensinya.
Menurut pandangan liberalisme, negara dan politik hanya menempati salah
satu bagian dan bukan persoalan pokok dalam kehidupan manusia. Tujuan negara
semata-mata hanya mempertahankan negara apabila ada gangguan atau serangan
dari negara lain. Fungsi negara tidak lebih dari mempertahankan hukum dan
ketertiban masyarakat. Rumusan yang sesuai dengan cita-cita ini adalah The
goverment is the best which governs the best.
Liberalisme memiliki pandangan tersendiri terhadap hak dan kebebasab
warganegara. Ia mendukung pengakuan hak-hak asasi manusia sepanjang tidak
mengganggu hak-hak orang lain. Pandangan ini pada dasarnya sama dengan yang
dikembangkan bangsa Indonesia melalui ideologi pancasila. Dengan demikian,
negara paling tidak harus memberikan jaminan kepada setiap warganegaranya
untuk memilih dan menentukan agama dan kepercayaannya sendiri, berbicara dan
mengemukakan pikiran secara bebas, dan untuk bekerja secara bebas sesuai
dengan kemauan dan kemampuannya tanpa campur tangan dari pemerintah.
Filsafat politik liberalisme tertuang dalam Bill of Rights, gagasan
konstitusionalisme, ajaran Separation of Power, dan dimanefestasikan dalam
ajaran Checks and Balance. Keempatnya dimaksudkan untuk memberikan
jaminan dan perlindungan terhadap kebebasan individu dari pelanggaranpelanggaran yang mungkin dilakukan oleh negara atau pemerintah. Akhirnya,
prinsip-prinsip pengajaran liberalisme telah berkembang menjadi suatu ideologi
dalam segala aspek kehidupan.Sebagai sebuah ideologi, liberalisme
mengembangkan suatu prinsip yang sangat mendasar sifatnya, seperti: (1)
pengakuan terhadap hak-hak asasi kewarganegaraan, (2) memungkinkan tegaknya
tertib masyarakat dan negara atas supermasi hukum, (3) memungkinkan lahirnya
pemerintahan yang demokratis, dan (4) penolakan terhadap pemerintahan totaliter.

12 | P a g e

Prinsip-prinsip tersebut kemudian diimplementasikan dalam berbagai


bidang kehidupan. Dalam bidang politik, ideologi liberal sangat menekankan pada
peranan masing-masing individu. Karena pentingnya kedudukan individu, pernah
berkembang negara hukum yang bertujuan melindungi individu dari gangguan
individu lain. Perkembangan bidang ekoomi juga ditandai dengan persaingan
yang kuat karena masing-masing individu merasa memilki hak untuk mencapai
tujuan sesuai dengan kemampuan dan kekuatannya. Namun, dalam perkembangan
selanjutnya kebebasan ini telah melahirkan sikap imperealistis dan membawa
dampak yang kurang menguntungkan bagi kelompok masyarakat lain. Pendek
kata, yang kuat semakin kuat dan yang lemah semakin terpuruk. Akhirnya,
lahirlah kelas-kelas sosial yang pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip
liberalisme.

2.

Komunisme

Menurut teori aslinya, yaitu teori marx, sosialisme dan komunisme tidak
akan mungkin bisa muncul di negara-negara yang tingkat perkembangan
ekonominya belum begitu maju. Selain itu, Marx mengatakan bahwa sistem
feodal harus digantikan oleh sistem kapitalis yang ditimbulkan oleh
industrialisasi. Dalam pandangan Marx, sistem kapitalis tersebut bisa
mempersiapkan kerangka landasan untuk datangnya sosialisme dengan melalui
dua cara: (1) kapitalisme memberikan kemungkinan menigkatnya produksi
melalui industrialisasi,dan (2) kapitalisme dapat melahirkan kelas baru, yaitu kelas
proletar atau buruh.
Sistem kapitalis itu sendiri, bisa saja dipimpin oleh kelas borjuis dengan
satu catatan bahwa kelas proletar semakin besar jumlahnya. Akhir dari kondisi ini
akan melahirkan kekuatan kelas proletar guna menjatuhkan atau menggantikan
kelas borjuis. Dengan demikian, kelas proletar bisa mewarisi ekonomi yang maju
dari praktek kapitalisme. Dengan asumsi bahwa kelas proletar tersebut akan
menggunakan produksi yang tinggi untuk kepentingan mayoritas kelas proletar
dan bukan demi kepentingan minoritas kelas borjuis. Berangkat dari teori marx
tersebut kita memperoleh satu kesan bahwa negara praindustri harus
diindustrilisasikan melalui kapitalis sebelum lahir atau tumbuhnya sosialis.
Kondisi semacam inilah yang memungkinkan kaum proletar menjadi kuat dan
dapat merebut kekuasaan dan menciptakan sosialisme.
Gambaran pada awal abad ke 20 menunjukkan, bahwa negara-negara
sosialis adalah negara-negara kapitalis yang paling maju, khususnya jerman dan
inggris. Di pihak lain, rusia masih feodal dengan ekonomi pertaniannya. Di rusia
proses industrialisasi baru mulai dan kaum borjuis masih lemah dibandingkan
13 | P a g e

dengan kaum ningrat yang ada. Meskipun demikian, partai komunis berhasil
merebut kekuasaan di rusia. Sementara di inggris dan jerman, hal yang demikian
tidak terjadi. Satu pertanyaan yang segera mengganggu adalah bagaimana
kenyataan berhasilnya partai komunis di suatu negara yang belum maju dapat
disesuaikan dengan teori Marx?
Menurut Marx, datangnya sosialis dapat diibaratkan dengan jatuhnya buah
yang matang dari pohon. Kalau buah sudah matang barulah bisa jatuh. Sementara
itu lenin berkeyakinan bahwa buah itu harus dan dapat direbut. Apabila dikaitkan
dengan perkembangan di Rusia belum cukup matang. Untuk itu sebuah organisasi
harus dibentuk dalam upaya merebut kekuasaan. Organisasi yang dimaksudkan
tidak lain dan tidak bukan ialah: Partai Bolshevic atau Komunis. Partai komunis
terdiri dari segolongan kecil orang yang revolusioner dan sangat berdisiplin.
Sehubungan dengan ini, lenin mengatakan bahwa kualitas lebih penting
ketimbang kuatintas. Bahkan, untuk ini partai komunis disebutnya sebagai
vanguard atau pelopor kelas proletar. Menurut Lenin pula orang bisa sering
menginsyafi kepentingannya sendiri. Mereka mirip tubuh tanpa kepala. Untuk ini
partai komunis sebagai kepala dari tubuh kelas proletar. Dalam pandangannya,
anggota-anggota Partai Komunis cukup memahami hukum kesejarahan. Dengan
kata lain, mereka cukup memahami bagaimana kelas proletar merupakan kelas
yang semestinya akan berkuasa. Jadi, walaupun banyak anggota partai yang
berasal dari cendikiawan daripada proletar itu sendiri, namun golongan
cendikiawan tersebut dapat mewakili kepentingan proletar.
Lenin juga melihat bahwa kelas proletar merupakan kelas yang kecil di
Rusia. Oleh karena itu kelas proletar harus bersatu dengan petani. Persekutuan ini
haruslah dipimpin oleh kelas proletar ( dalam hal ini partai komunis). Tugas
pertama mereka adalah menjatuhkan rezim feodal, kendatipun rezim feodal itu
sendiri tidak akan diganti oleh rezim borjuis. Menurut lenin, justru persekutuan
yang dipimpin oleh proletar itulah yang harus menunaikan tugas kelas borjuis,
yaitu industrialisasi. Sesudah itu mereka baru dapat menunaikan tugasnya sendiri,
yaitu membangun sosialisme. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa lenin
bermaksud menyatukan dua tahapan yaitu kapitalis dan sosialis. Dari ulasan yang
terakhir, nampak bahwa lenin membuat beberapa revisi yang penting dalam teori
Marxisme. Pertama ia menerima prinsip bahwa arah sejarah bisa dipercepat.
Kedua, alat yang dapat mempercepat sejarah adalah partai komunis yang
mewakili kaum proletar, kendatipun diantara anggotanya terdapat orang-orang
yang bukan proletar. Ketiga, lenin menginsyafi bahwa dalam suatu negara agraris,
kelas proletar harus bersekutu dengan kelas petani. Akhirnya lenin berkesimpulan
bahwa partai komunis dapat menjalankan industrialisasi kendati menurur Marx
industrialisasi merupakan tugas kaum borjuis dengan sistem kapitalismenya.

14 | P a g e

Revisi-revisi lenin dikembangkan pula oleh Mao Tze Tung. Diatas telah
dikatakan bahwa lenin menciptakan gagasan Vanguard of the Proletariat atau
pelopor proletar yang mewakili kelas proletar, kendatipun ada di antara
pemimpin-pemimpinnya yang bukan dari kelas proletar. Di samping itu, peranan
para politisi tidak dapat diabaikan. Pada mulanya partai komunis cina mengikuti
contoh rusia tersebut. Dengan kata lain, semua partai ini mendasarkan
kekuatannya pada kelas proletar dan kelompok cendikiawan di kota-kota besar.
Namun kenyataan yang ada, pada tahun 1927, Chiang Kai-Shek menghancurkan
partai komunis di kota-kota besar. Untuk itu Mao mengembangkan satu
pemikiran, bahwa revolusi cina harus mendasarkan diri pada kelas petani. Atas
dasar pertimbangan tersebut Mao membentuk suatu tentara petani. Satu
pertanyaan yang timbul sekarang adalah, bagaimana revolusi yang diperjuangkan
oleh tentara petani itu dapat dikatakan komunis?
Memang lenin membedakan antara pelopor proletar dan kelas proletar itu
sendiri. Akan tetapi bagaimanapun juga keduanya saling bersangkutan sangat
erat. Ada orang-orang proletar yang menjadi anggota partai komunis, dan partai
komunis berpusat di kota-kota besar sehingga pemimpin-pemimpin dapat
berhubungan secara kontinyu dengan kelas proletar. Sebelumnya Mao hanya
membawa gagasan lenin sampai logical conclution saja. Kalau pelopr proletar
memahami kepentingan proletar dengan lebih jelas dari orang proletar itu sendiri,
apakah pelopor tersebut tersangkut-paut secara fisik dengan proletar atau tidak,
bukanlah persoalan yang penting. Pokoknya pelopor itu, tidak lain adalah partai
komunis yang dianggap mewakili kelas proletar. Jadi walaupun tentara Mao
terdiri dari petani dan bukan proletar, akan tetapi ia mewakili proletar. Dengan
demikian boleh dikatakan bahwa revolusi cina dipimpin juga oleh kelas proletar.
Revolusi Mao adalah bertujuan menjangkau demokrasi rakyat. Jika
demokrasi rakyat sudah dapat dicapai, maka sudah tidak perlu memasuki tahap
kapitalisme. Jadi perkembangan masyarakat harus melewati tahap feodalisme
menuju demokrasi rakyat, kemudian memasuki sosialisme, dan akhirnya
terwujudlah komunisme. Demokrasi rakyat diperjuangkan oleh suatu aliansi yang
terdiri dari kelas kelas proletar, petani, borjuis kecil, dan borjuis nasional (kaum
kapitalis yang menentang atau tidak bekerja sama dengan imperealis) aliansi
tersebut dipimpin oleh kaum proletar. Untuk ini Mao mengatakan bahwa revolusi
ala cina cocok dengan kondisi negara-negara baru.
Sejak tahun 1961, uni sovyet menganjurkan sebuah jalan yang sedikit
berbeda untuk negara-negara baru. Menurut Uni sovyet negara-negara baru harus
mencapai apa yang disebut demokrasi nasional. Aliansi yang memperjuangkan
demokrasi nasional terdiri dari keempat kelas yang juga memasuki aliansi untuk
demokrasi rakyat. Tetapi aliansi demokrasi nasional tidak dipimpin oleh kelas

15 | P a g e

proletar, yaitu partai komunis. Partai komunis dianjurkan untuk bekerjasama


dengan pemimpin nasional lain dan berusaha menguasai golongan lain. Dengan
demikian, jelas bahwa teori komunis tentang berkembangnya gerakan komunis di
negara-negara baru agar berbeda dengan teori aslinya yang dikemukakan Marx.
Teori komunis sudah disesuaikan dengan realita di negara-negara baru, yaitu
bahwa sebagian besar rakyat bukan kaum proletar tetapi petani. Tetapi kaum
petani tersebut tidak dapat memimpin suatu revolusi. Pemimpin-pemimpinnya
yang tergabung dalam partai komunis, sebenarnya berasal dari kelas cendikiawan,
dan bukan proletar. Jadi di negara-negara baru gerakan komunis yang berhasil
terdiri dari cendikiawan dan petani. Peranan proletar boleh dikatakan tidak begitu
menonjol.
Kelihatan teori tersebut terlalu dibuat-buat. Oleh karena itu kita perlu
melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi berkembangnya gerakan komunis.
Salah satu pendapat yang sering diutarakan tentang berkembangnya gerakan
komunis di negara-negara baru adalah bahwa komunisme merupakan akibat
kemiskinan. Kalau rakyat hidup dalam kemiskinan dan kesengsaraan, maka hal ini
merupakan keadaan yang subur bagi komunisme. Secara logis pendapat ini masuk
akal. Semestinya yang paling miskin menjadi yang paling kurang puas sehingga
tidak mungkin mengikuti gerakan komunis yang ingin merombak masyarakat
secara keseluruhan.
Akan tetapi, dalam prakteknya tidak selalu demikian. Misalnya, di india
tidak semua daerah yang paling terbelakang mendukung komunis. Justru di
daerah-daerah yang paling terbelakang, petani-petani berpikiran paling tradisional.
Kalau kita melihat negara-negara yang paling tradisional seperti saudi arabia,
meskipun rakyat miskin sekali tetapi tidak ada gerakan komunis. Seringkali sikap
narimo (menerima dengan pasrah) sangat kuat diantara orang yang miskin sekali.
Jadi bukanlah kemiskinan sendiri yang menimbulkan gerakan komunis.
Ada sebuah teori tentang timbulnya gerakan komunis yang berdasarkan
pada proses detradisional. Komunisme tidak dipandang sebagai reaksi terhadap
kemiskinan melainkan sebagai reaksi terhadap perubahan yang terlalu pesat dan
kurang teratur. Dalam masyarakat tradisional semua orang merasa sebagai bagian
dari masyarakat. Mereka mempunyai suatu kedudukan yang tidak dapat dirubah
sehingga merasa aman. Secara ekonomis orang menderita, tetapi penderitaannya
diterima sebagai nasib. Tetapi sesudah masyarakat dipengaruhi modernisasi,
masyarakat tradisional seringkali dikacaukan melalui meluasnya komunikasi,
penjajahan, pendidikan modern, industri modern, dan lain-lain. Setelah
dipengaruhi oleh modernisasi mereka dapat melihat cara-cara kehidupan lain yang
merupakan alternatif yang kelihatan bagus. Orang-orang menjadi kurang puas dan
frustasi. Ketidakpuasan dan frustasi ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, orang-

16 | P a g e

orang berfrustasi secara materiil. Mereka ingin menjadi kaya seperti orang lain.
Kedua, mereka frustasi dengan nilai-nilai baru. Pada zaman yang kacau, orang
perlu ideologi yang dapat menerangkan tentang dunia modern yang kelihatan
kacau. Sering kepercayaan agama tidak cukup meyakinkan, sehingga orang tidak
saja memberi jalan untuk menjadi kaya tetapi juga sebagai pegangan yang dapat
meredakan ketakutan akan kekacauan di dunia modern.
3.

Fasisme

Istilah fasisme dikembangkan dari istilah latin fasces yang merupakan


simbol kekuasaan pada jaman romawi kuno. Di italia dikenal pula istilah fascio
dengan arti dan konotasi yang sama. Fasisme sebagai gerakan politik muncul di
italia setelah perang dunia I dan sempat menguasai negara itu dari tahun 1922
sampai dengan tahun 1943. Tetapi sebelum itu, telah dikenal istilah fasci yang
sering diartikan sebagai kelompok politik yang memperjuangkan tujuan-tujuan
tertentu. Fasisme sebagai gerakan politik lebih eksklusif sifatnya setelah dikaitkan
dengan gerakan-gerakan yang diorganisir oleh benito mussolini pada tahun 1919.
Dalam banyak hal, fasisme yang dikembangkan Mussolini dan Nazisme
oleh Hitler sangat dipengaruhi oleh pemikiran Fichte dan Hegel. Dalam hubungan
ini bisa dikatakan bahwa fasisme tidak lain merupakan perkembangan radikal dari
teori negara Hegel. Dalam suatu kesempatan, Hegel pernah mengemukakan
bahwa pengorbanan yang diberikan individu kepada negaranya merupakan ikatan
substansial antara negara dengan seluruh anggotanya. Dengan demikian,
pengorbanan tersebut dapat dipandang sebagai manifestasi dari tugas individu
kepada bangsa dan negaranya. Fasisme juga cenderung menganut moralisme ideal
yang selalu didengungkan Hegel dan diperjuangkan pula oleh kant, Fichte, Green,
Calyle, ataupun Mazzini. Sesuai dengan ajaran tersebut orang seyogyanya lebih
menuntut kebajikan daripada memenuhi kesenangan pribadi. Ia harus lebih
mementingkan tugas dan kewajibannya daripada menuntut hak semata-mata, dan
pengorbanan diri atas nama masyarakat tidak harus dilaksanakan atas dasar
kepentingan diri sendiri (selfinterest).
Bertitik tolak dari pemikiran-pemikiran itulah, fasisme dan nazisme
memandang liberalisme sebagai satu ajaran dan gerakan yang lebih berorientasi
kepada pemuasan kebutuhan materiel dengan mengabaikan soal-soal moral dan
spiritual. Sebaliknya, fasisme menganggap ideologi mereka lebih mendasarkan
diri pada nilai-nilai spiritual dan loyalitas daripada sekedar pemenuhan kebutuhan
perseorangan. Selain itu fasisme bukanlah ideologi yang bersifat dogmatis dan
kaku, akan tetapi merupakan ideologi yang luwes dimana ajaran-ajarannya
diterima sebagai suatu kenyataan darurat sesuai dengan suasana yang ada dalam
masyarakat dan negara yang ada. Hakikat fasisme adalah kepercayaan dan instink,
dan bukannya akal atau ajaran.
17 | P a g e

Fasisme menolak dengan tegas gerakan Pasifisme, akan tetapi lebih


menyukai bentuk-bentuk kekerasan. Mereka juga menolak demokrasi dan
liberalisme dengan segala macam pranata pendukungnya. Sebaliknya fasisme
cenderung mendekati nasionalisme dan imperealime, serta lebih tertarik kepada
tradisi-tradisi jaman romawi. Negara dalam pandangan fasis dianggap terlepas dan
ada diatas setia perintah moral. Negara berdiri diatas semua individu dan
mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding individu. Kebebasan individu
dibatasi untuk memberikan perhatian sepenuhnya terhadap negara. Negara adalah
diatas segala-galanya. Negara mempunyai peranan sangat penting dalam
membentuk individu-individu yang tercakup didalamnya. Untuk itu negara harus
melakukan pengawasan mutlak kepada setiap aspek kehidupan individu, yang
meliputi pendidikan, kehidupan ekonomi, dan memaksakan tercapainya
keselarasan antara kerja dan modal. Dari segi inilah nampak bahwa fasisme
menolah sosialisme-Maxist maupun kapitalisme. Dibawah fasisme hak milik
perseorangan dipertahankan sepanjang pemakainya diletakkan dibawah kekuasaan
negara.
Perang dunia I, dalam mana italia baru terlibat pada tahun 1915, ternyata
banyak memerlukan waktu dan biaya yang lebih besar dari yang diperkirakan
sebelumnya. Kendati demikian, italia sendiri boleh dikatakan tidak memperoleh
keuntungan sebagaimana yang diharapkan, malahan membawa berbagai ekses
dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Perang yang berkepanjaangan dan
menghabiskan biaya besar tersebut, banyak menimbulkan keresahan dalam
berbagai kalangan.
Sejalan dengan itu banyak pemikiran dan gagasan dilontarkan orang, dan
tidak sedikit pula usaha-usaha yang dilakukan untuk mencoba mengatasi keadaan
tersebut. Namun demikian, usaha tersebut tidaklah semudah yang diperkirakan
orang. Banyak tantangan berat yang harus dihadapi, terlebih lagi dengan melihat
struktur ekonomi negara yang sudah sedemikian parah, serta tersendat-sendatnya
pelaksanaan sistem demokrasi. Tantangan-tantangan tersebut lebih diperberat lagi
dengan belum berhasilnya parlemen melaksanakan tugas-tugasnya dengan
memuaskan.
Konsekuensi logis dari krisis semacam itu, adalah timbulnya berbagai
organisasi ataupun gerakan politik yang bersifat ilegal. Dan muncul kekhawatiran
baru di kalangan menengah ke atas akan kemungkinan masuknya komunisme
yang biasanya lebih berhasil dalam situasi semacam itu. Saat-saat seperti itu,
banyak perhatian mulai diarahkan kepada diri Benito Mussolini, yang pada masamasa sekitr itu boleh dianggap sebagai salah seorang tokoh terkemuka dalam
gerakan sosialis italia sampai dengan tahun 1914 yang membawa negara tersebut
masuk dalam kancah perang dunia I. Dalam bulan maret 1919, Mussolini

18 | P a g e

mengorganisir gerakan yang disebut Fasci di Comattimento. Pada masa-masa


awal pendiriannya, organisasi tersebut hanya memperoleh sedikit kemajuan.
Bahkan dalam pemilihan bulan november 1919, misalnya, Mussolini secara tragis
mengalami kekalahan di milan yang sebenarnya dianggap sebagai basisnya. Akan
tetapi bermula pada kegagalan tersebut, masa-masa berikutnya diisi dengan segala
keberhasilan. Pada bulan oktober 1922 Mussolini dengan Fasci-nya benar-benar
bisa menguasai jaringan politik di italia.
Dengan hanya bersandar pada berbagai pernyataan Mussolini, sulit bagi
kita untuk memperoleh gambaran apa sebenarnya yang dikendaki oleh fasisme di
masa-masa yang akan datang. Akan tetapi secara umum dapat ditarik satu
pengertian bahwa dalam jangka pendek fasisme ingin segera memulihkan kondisi
yang ada pada saat itu. Asisme bukan sekedar sistem pemikiran yang terintegrasi,
akan tetapi secara gradualmenjelma sebagai respon terhadap situasi dan kondisi
yang sudah berlangsung. Hal yang demikian ini sangat wajar apabila kita tilik dari
kelahiran fasisme itu sendiri.
Lebih jauh dikemukakan, bahwa konflik antar kelas sosial dalam satu
negara sebenarnya hanya membuang-buang tenaga dan memperlemah energi
nasional yang justru sangat diperlukan dalam perjuangan menghadapi negara lain.
Dalam pandangan fasisme, bangsa adalah realitas politik yang hidup, dalam mana
setiap individu mengembangkan dirinya sendiri. Usaha-usaha perdamaian antar
bangsa yang dilansir di masa-masa lalu oleh Liga Bangsa Bangsa hanya
dipandang sebelah mata dan bahkan dianggap sebagai impian kaum utopis yang
berlebihan.
Cara pandang seperti itu mau tidak mau memberikan justifikasi terhadap
upaya pengembangan konsep kekuatan, kekerasan dan bahkan brutalitas. Dan
memang konsep-konsep inilah yang nampaknya cukup dominan dalam ajaran
fasis. Cara pandang semacam itu juga mempunyai konsekuensi dalam hal
penyikapan terhadap eksistensi negara yang ternyata lebih mengarahkan kepada
pengembangan totalitarian anti demokrasi. Negara dipandang sebagai perwujudan
tertinggi dari bangsa. Untuk itu kepentingan semua individu harus
disubordinasikan demi kekuatan dan kemulian negara. Negara mempunyai hak
untuk mengadakan pengawasan dan mengatur semua aktivitas anggotaanggotanya. Hal yang terakhir berbuntut pada upaya pemberangusan segala
bentuk oposisi dan dilegalisirnya negara satu partai. Struktur partai bertumpu pada
alur hierarkis, dimana otoritas langsung mengalir sari atas. Secara demikian caracara diktatur adalah satu hal yang tidak bisa dihindarkan dan boleh dikatakan
sebagai konsekuensi logis dari struktur partai semacam itu. Fasisme juga
menggunakan konsep corporate state, dimana setiap kelompok fungsional
dalam masyarakat hanya boleh diwakili oleh satu organisasi yang nota bene harus

19 | P a g e

direstui oleh pemerintah. Dengan demikian


mengendalikan segala bentuk gerakan rakyat.
4.

pemerintah

lebih

mudah

Ideologi Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga


sebagai ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti bahwa pancasila
merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara.
Sebagaimana setiap ideologi memiliki konsep mengenai wujud masyarakat yang
di cita-citakan, begitu juga dengan ideologi pancasila. Masyarakat yang di citacitakan dalam ideologi pancasila ialah masyarakat yang dijiwai dan
mencerminkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu
masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta bertoleransi,
menjunjung tiggi nilai-nilai kemanusiaan, masyarakat yang bersatu dalam suasana
perbedaan, berkedaulatan rakyat dengan mengutamakan musyawarah, serta
masyarakat yang berkeadilan sosial. Hal itu berarti bahwa pancasila bukan hanya
sesuatu yang bersifat setatis melandasi berdirinya negara Indonesia, akan tetapi
pancasila juga membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat terteentu
yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk
mewujudkanya.
Pancasila sebagai ideologi negara membawakan nilai-nilai tertentuyang
digali dari realitas sodio budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu maka ideologi
pancasila membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi
lain. Kekhasan itu adalah keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang
membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian juga penghargaan akan harkat dan martabat kemanusiaan, yang
diwujudkan dengan penghargaan terhadap hak azasi manusia dengan
memperhatikan prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kekhususan
yang lain adalah bahwa ideologi pancasila menjunjung tinggi persatuan bangsa itu
diatas kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan. Berikutnya dalah kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang didasarkan pada prinsip demokrasi dengan
penentuan keputusan bersama yang diupayakan sejauh mungkin melalui
musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Satu hal lagi yaitu keinginan untuk
mewujudkan keadilan dalam kehidupan bersama seluruh masyarakat Indonesia.
Jika setiap ideologi mendasarkan diri pada sistem filsafat tertentu yang
berisi pandangan mengenai apa dan siapa manusia, kebebasan pribadi serta
keselarasan hidup bermasyarakat; ideologi pancasila mendasarkan diri pada
sistem pemikiran filsafat pancasila, yang didalamnya juga mengandung pemikiran
mendasar mengenai hal tersebut.

20 | P a g e

Secara garis besar Perbandingan Ideologi


Komunisme. Termuat dalam tabel di bawah ini:

Ideologi

Pancasila

Hal
Hubungannya dengan
Agama

Hubungannya
Tatanan
Ekonomi

Wajib
dengan
kebebasan
memilih agama
sesuai
dengan
keyakinannya.

Pancasila,

Liberalisme,

Liberal

Boleh
memeluk
agama
dan
juga
tidak
dilarang
untuk tidak
memeluk
agama.
dengan Mengutamakan
Melaksanaka
ekonomi
n
sistem
koperasi
yang ekonomi
sesuai
dengan liberal yang
nilai-nilai
bebas. HakPancasila
hak pribadi
diakui
dan
diberi ruang
sebebasbebasnya

dan

Komunis

Tidak
percaya
dengan
keberadaan
Tuhan.

Melaksanaka
n
ekonomi
etatisme yang
berpijak pada
kepentingan
kolektif
rakyat secara
menyeluruh.
Hak-hak
pribadi
dibatasi
sampai pada
batas
tidak
diakui

8 Ardianty, Tia. 2014. Pengertian dan Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara,
Membedakan Macam-macam Ideologi, Makna dan Peranan Ideologi Pancasila
sebagai Ideologi Bangsa dan Negara (Online)
.http://tdiandz.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-makna-ideologi-bagi.html,
diakses 11 Oktober 2015

21 | P a g e

Hubungannya dengan Sistem


politik
sistem
politik
dan yang berasaskan
pemerintahan
Pancasila.
Memperkenanka
n
terdapat
banyak
organisasi partai
untuk
kepentingan
demokrasi.
Dipimpin oleh
seorang Presiden
sebagai kepala
negara
dan
kepala
pemerintahan

22 | P a g e

Sistem
politik yang
liberal
dan
demokratis.
Terdapat
sedikit partai,
tapi
sangat
aspiratif
dengan
keinginan
rakyat.
Kepala
negara dan
kepala
pemerintahan
dipimpin
oleh
presiden.

Sistem politik
yang sosialis.
Terdapat
beberapa
partai yang
berhaluan
berbeda,
tetapi hanya
satu
yang
muncul. Hal
itu
karena
adanya
keberpihakan
politik pada
salah
satu
partai
saja.
Hal ini biasa
disebut
demokrasi
tertutup.
Dipimpin
oleh presiden
seorang
presiden.

BAB III
KESIMPULAN
Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat
penting.Karena Ideologi merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan
negara Indonesia yang kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi. Tanpa Ideologi
bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai sumber nilai
menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai
kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa denganPancasila
bangsa Indonesia menolak segala bentuk penindasan, penjajahan
darisatu bangsa terhadap bangsa yang lain. Ideologi bangsa Indonesia itu adalah
Pancasila.
Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk
membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari sekarang.
Ideologi juga diharapkan mampu untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap
pengambilan keputusan harus berdasarkan ideologi negara Indonesia yaitu
Pancasila. Supaya dalam pengambilan keputusan keputusan tidak keluar dari
aturan dan kaidah negara Indonesia. Tidak hanya negara yang menganut ideologi
Pancasila, tetapi juga masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia dalam
bertingkah laku juga harus berpedoman teguh pada ideologi Pancasila supaya citacita yang diharapkan oleh masyarakat tersebut dapat terwujud dengan benar

23 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
Al Marsudi,Subandi.2011.Pancasiala dan UUD`45 dalam paradigma reformasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ardianty, Tia. 2014. Pengertian dan Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara,
Membedakan Macam-macam Ideologi, Makna dan Peranan Ideologi Pancasila
sebagai Ideologi Bangsa dan Negara (Online) .http://tdiandz.blogspot, diakses
11 Oktober 2015
Dipoyudo, Kirdi.1979. Pancasila Arti dan Pelaksanaannya. Jakarta : Balai
Pustaka.
Firmansyah. 2011, Mengelola partai politik, Komunikasi dan positioning idelogi
politik di erademokrasi. Jakarta, Yayasan pustaka obor Indonesia.
Francis Fukuyama, The end of history and the last men; kemenangan kapitalisme
dalam ideologi liberal, (Yogyakarta: Qalam, 2003).
http://damasburnaman21.blogspot.co.id/2015/05/pentingnya-ideologi-bagi-suatunegara.html
http://jazulipengetahuan.blogspot.co.id/2009/10/makna-ideologi.html
http://tdiandz.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-makna-ideologi-bagi.html
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-ideologi-menurut-para-ahli.html
http://www.artikelsiana.com/2015/03/arti-pentingnya-ideologi-negara-bangsabagi-suatu.html
Setyawan, Bayu Inggit. 2012. Arti Penting Ideologi bagi suatu Bangsa (online).
http://inggitberbagi.blogspot.co.id/2012/10/arti-penting-ideologi-bagi-suatubangsa.html, diakses 11 Oktober 2015.

24 | P a g e

Shalih, Ismail. 2013. Pancasila sebagai Ideologi Nasional (Online).


https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologinasional/#more-931, diakses 11 Januari 2015
Syam, Firdaus, 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara

25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai