Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara yang terletak dikawasan Asia Tenggara, merupakan negara yang
masih berkembang dewasa ini. Di dunia internasional, Indonesia dikenal sebagai negara agraris
dengan mata pencaharian utama masyarakatnya sebagai petani dengan luas areal pertanian yang
sangat luas. Meskipun demikian, berdasarkan fakta yang terjadi di masyarakat menyatakan
bahwa bidang pertanian belum sepenuhnya dapat memenuhi kecukupan pangan masyarakat
Indonesia. Disamping dunia pertanian, dunia perikanan pun turut serta menjadi roda penggerak
prekonomian bangsa demi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Mengingat perairan
Indonesia yang cukup luas dengan kekayaan potensi sumber daya alamnya, sangat tepat jika
masyarakat Indonesia dapat memanfaatkannya secara optimal demi kelangsungan hidup dan
masa depan bangsa Indonesia. Garis pantai Indonesia sepanjang 81.000 km menjabarkan betapa
panjangnya masa depan perikanan Indonesia di masa kini dan di masa yang akan datang bila
pemanfaatan dan pengelolaannya dilakukan secara optimal. Masyarakat Indonesia telah
memanfaatkan laut sebagai areal penghidupan sejak zaman dahulu (nenek moyang). Sejak zaman
dahulu masyarakat hanya memanfaatkan laut untuk menghidupi diri sendiri (keluarga) tanpa
berusaha untuk mengembangkannya lebih lanjut.
Dewasa ini masih banyak masyarakat Indonesia yang kecukupan pangannya belum
terpenuhi. Berbagai faktor pun menjadi penyabab terjadinya hal tersebut, diantaranya adalah
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) masyarakat Indonesia yang masih sangat
rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya. Berbagai ilmu pengetahuan pun sangat
berkembang demi kelangsungan dunia perikanan di seluruh dunia (Indonesia), yakni Ikhtiologi
yang merupakan ilmu yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya dan ilmu ini
merupakan salah satu cabang Biologi. Ikhtiologi sangat berperan penting dalam dunia perikanan,
terutama dalam kegiatan budidaya (akuakultur) yang merupakan kegiatan untuk memproduksi
biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan
(profit).
1

Akuakultur dapat didefinisikan menjadi campur tangan atau upaya-upaya manusia untuk
meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya yaitu mencakup pemeliharaan
untuk memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan (growth), serta meningkatkan mutu biota
akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Tujuan umum akuakultur adalah memenuhi kebutuhan
hidup manusia dalam hal pangan

dan bukan pangan (bukan pangan: untuk perbaikan stok

alam/stock enhancement, produksi ikan untuk rekreasi, produksi ikan umpan, produksi ikan hias,
daur ulang bahan organik dan produksi bahan industri). Mengingat Ikhtiologi memiliki peran
yang cukup besar dalam kegiatan akuakultur demi memenuhi kecukupan masyarakat Indonesia,
maka sangat diperlukan adanya kajian yang lebih mendalam mengenai Ikhtiologi beserta peran
pentingnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apakah yang dimaksud dengan Ikhtiologi ?
2) Bagaimanakah peran Ikhtiologi terhadap kecukupan pangan masyarakat Indonesia ?
1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Ikhtiologi.
2) Untuk mengetahui peran Ikhtiologi terhadap kecukupan pangan masyarakat Indonesia.
1.4 Manfaat
Adapun beberapa manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Dapat mengetahui yang dimaksud dengan Ikhtiologi.
2) Dapat mengetahui peran Ikhtiologi terhadap kecukupan pangan masyarakat Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORI

Budidaya ikan dilakukan manusia dengan berbagai upaya untuk mendapatkan produksi
yang besar akan suatu jenis ikan. Upaya itu meliputi cara pemberian makan, pemupukan,
pemuliaan jenis ikan dan sebagainya. Armada kapal penangkap ikan kian hari kian banyak
dikerahkan untuk melakukan penangkapan di laut maupun samudra. Selain menyediakan
makanan, ikan pun dapat memberikan kesenangan di hati anak manusia sebagai ikan hias yang
dipelihara di akuarium. Di banyak negara olah raga memancing ikan sudah merupakan olah raga
yang sangat menarik perhatian orang. Sekurang- kurangnya sepuluh abad sebelum masehi, orang
orang Cina telah menyelidiki ikan dengan berhasil. Orang- orang Mesir, Yunani dan Romawi
kuno mencatat pengamatan terhadap ragam, kebiasaan dan kualitas berjenis- jenis ikan. Menurut
Lagler et al . (1977), sejak abad XVIII Ichthyologi berkembang meliputi beberapa cabang utama,
antara lain: Klasifikasi : melanjutkan upaya mencatat semua jenis ikan yang masih ada dan sudah
menjadi fosil, memasukkannya ke dalam taxa dan mennetukan hubungan alami mereka.
Anatomi: struktur ikan secara makroskopik dan mikroskopik, embriologik, perbandingan suatu
jenis ikan dengan jenis ikan lainnya termasuk fosil yang masih ada. Evolusi dan genetika: asal
mula ikan, bagaimana perkembangan ikan modern dari ikan ikan sebelumnya dan mekanisme
perubahan ciri- ciri. Natural history dan ekologi: cara hidup dan habitat serta interaksi ikan
yang satu dengan yang lainnya dan dengan lingkungannya. Fisiologi dan biokimia: fungsi organ
dan sistem, metabolisme, dan integrasi sistem pada tingkat molekular, dan toleransi species
terhadap perubahan kondisi lingkungan. Konservasi: pemanfaatan yang bijaksana dan
pengelolaan sumber ikan bagi kepentingan manusia dengan memanfaatkan statistika perikanan,
teknologi perikanan dan pemasaran, hukum, manipulasi populasi, budidaya ikan dan stocking
dan perbaikan lingkungan.
Ikan adalah binatang bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup dalam lingkungan
air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip, dan umumnya
bernafas dengan insang. Dalam golongan vertebrata, jumlah species ikan berkisar lebih kurang
20.000 species: malahan ada pula yang menduga sekitar 40.000 species. Dengan jumlah yang
3

demikian besar itu, ikan bervariasi dalam bentuk dan ukuran, juga hidup pada berbagai habitat.
Sebagai misal ikan seribu (Lebistes reticulatus) dengan ukuran hanya beberapa centimeter sudah
mencapai kedewasaan, bahkan ikan dwarf pygmy gobi (Eviota) di Filipina telah memijah pada
ukuran kurang dari 15 mm: sedangkan ikan cucut raksasa (Rhyncodon typicus) bisa mencapai
ukuran 21 meter dengan bobot lebih kurang 25 ton. Meskipun terdapat variasi dalam bentuk dan
ukuran, namun ada satu pola dasar yang sama yaitu kepala- badan- ekor dan umumnya
bilateral simetris. Sebagai kekecualian, ada jiga ikan yang bentuk tubuhnya non bilateral
simetris, misalnya ikan ilat- ilat (Cynoglosus monopus). Tempat hidup ikan berkisar dari 11 km
di bawah permukaan laut sampai ke 5 km di atas permukaan laut. Pada kedalaman laut yang
sangat dalam tersebut, keadaannya selalu gelap gulita dengan tekanan hidrostatik yang besar
sekali, ikan masih bisa hidup: dan sementara itu Vertebrata lainnya tidak bisa tinggal disitu.
Dengan demikian tidaklah mengherankan bila bentuk ikannya aneh- aneh, jumlah species dan
individunya pun sedikit: tidak sebanyak ikan yang tinggal lebih dekat ke permukaan.
Semua fungsi penting ikan seperti misalnya pencernaan, pertumbuhan, reproduksi dan
respons terhadap rangsangan luar tergantung kepada air. Bagi ikan, faktor yang penting dalam air
ialah oksigen terlarut, garam- garam terlarut, penetrasi cahaya, suhu, polutant, konsentrasi
organisme penyebab penyakit, ph, ruang gerak ikan dan lain- lain. Ikan tergantung terutama
kepada insang untuk mengambil oksigen terlarut dalam air. Ikan tidak dapat bertahan lama pada
keadaan dimana kurang oksigen. Kebutuhan minimal akan oksigen sekitar 1 ppm, dan untuk
hidup yang optimal diperlukan lebih kurang 5 ppm oksigen terlarut. Beberapa ikan masih mampu
hidup pada kondisi yang miskin akan oksigen, karena dirinya diperlengkapi oleh pernafasan
tambahan. Bahan- bahan yang tidak diinginkan seperti toksin yang dihasilkan alam dan
pencemaran sebagai akibat kegiatan manusia akan sangat mengancam kehidupan ikan. Meskipun
ikan bisa mengetahui adanya kontaminan di perairan namun sering tidak bisa mengindarinya.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

PENGERTIAN IKHTIOLOGI
Ichthyologi berasal dari kata Yunani, yaitu ichtyes yang berarti ikan dan logos yang

berarti ilmu. Secara singkat dapatlah diberikan batasan bahwa Ichthyologi adalah ilmu yang
mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Ilmu ini termasuk salah satu cabang
biologi. Perkembangan pengetahuan tentang ikan merupakan hasil dari keingintahuan yang
selalu ada pada manusia tentang alam dan dari kebutuhan mereka akan keterangan yang
berkaitan dengan jenis ikan yang digunakan untuk tujuan komersil maupun rekreasi. Ikan telah
menyediakan makanan bagi jutaan umat manusia di dunia.
3.2 PERAN IKHTIOLOGI TERHADAP KECUKUPAN PANGAN MASYARAKAT
INDONESIA
Ikhtiologi sebagai cabang ilmu Biologi sangatlah penting untuk dipelajari dan dimengerti
secara lebih mendalam oleh masyarakat Indonesia, terutama para pelaku kegiatan budidaya
(pembudidaya). Pada umumnya pembudidaya dimasyarakat Indonesia hanya mempelajari dan
mendalami kegiatan budidaya dalam bidang perikanan yang bersifat otodidak (belajar sendiri
tanpa pengetahuan khusus). Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil (produksi) yang
didapatkan selama panen dari tahun ketahun yang belum mencapai takaran optimal. Dalam hal
ini Ikhtiologi memiliki peranan penting yang secara langsung dapat mempengaruhi kelangsungan
kegiatan budidaya tersebut. Dalam Ikhtiologi sebagai ilmu terapan, para pembudidaya dan
masyarakat umum dapat mempelajari ikan secara lebih mendalam sebagai objek dari suatu
kegiatan penelitian, misalkan anatomi dan fisiologi ikan itu sendiri. Dengan demikian dapat
memudahkan para pembudidaya dalam melakukan aktivitasnya, sebab pembudidaya sudah dapat
mengetahui fisik serta tingkah laku ikan yang dibudidayakan. Kaitannya dengan kecukupan
pangan adalah melalui pengetahuan Ikhtiologi para pembudidaya dapat meningkatkan hasil
produksinya tiap tahun sehingga kecukupan pangan masyarakat Indonesia dapat terpenuhi
terutama protein hewani.
5

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Ikhtilogi adalah ilmu yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya.
2) Melalui pengetahuan Ikhtiologi para pembudidaya dapat meningkatkan hasil produksinya
tiap tahun sehingga kecukupan pangan masyarakat Indonesia dapat terpenuhi.
4.2 Saran
Penulis menyarankan kepada seluruh pembaca agar dapat mempelajari dan memahami
Ikhtiologi sebagai ilmu pengetahuan secara lebih mendalam sehingga dapat meningkatkan
kualitas perikanan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa kini dan masa yang akan
datang.

Anda mungkin juga menyukai