Proposal Fadli
Proposal Fadli
RENCANA PENELITIAN
Judul Penelitian
Nama Mahasiswa
: Achmad Zufadli
NIM
: F.120.50
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Sediaan farmasi semi padat meliputi salep, pasta, emulsi krim, gel, dan busa
yang kaku. Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan. Pelekatan ini disebabkan oleh sifat rheologis plastik sediaan ini, yang
memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagai
lapisan tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang
mengakibatkan bentuk sediaan semi padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir
(Lachman, 2008).
Gel adalah sistem semipadat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu
matriks polimer tiga dimensi (terdiri dari gom alam dan gom sintesis) yang tingkat
ikatan silang fisiknya yang tinggi telah dibicarakan. Polimer-polimer yang biasa
digunakan untuk membuat gel gel farmasetik meliputi gom alam tragacanth,
pektin, carragen, agar, asam alginat, serta bahan bahan sintesis dan semisintesis
seperti metil-selulosa, hidroksietilselulosa, karboksimetilselulosa, dan Carbopol yang
merupakan polimer vinil sintesis dengan gugus karboksil yang terionisasi. Gel dibuat
dengan proses peleburan, atau diperlukan suatu prosedur khusus berkenaan dengan
sifat mengembang dari gel.Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang
jernih dan tembus cahaya yang mengandung zat zat aktif dalam keadaan terlarut.
(Lachman,2008)
Gel disukai karena kandungan airnya cukup besar, sehingga nyaman dan
terasa dingin pada kulit, mudah dioleskan, tidak berminyak, mudah dicuci, lebih
jernih, elegan, elastis, daya lekat tinggi namun tidak menyumbat pori, serta pelepasan
obatnya baik. Gel didefinisikan sebagai suatu sistem semi padat yang terdiri dari
suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik kecil atau molekul organik
besar yang dapat meresap cairan.
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, Heartleaf maderavine, madevine,
Deng san chi) adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun dataran
tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam meyembuhkan berbagai macam
penyakit ringan maupun berat. Tanaman ini sudah lama ada di Indonesia tetapi baru
akhir-akhir ini saja menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk dijadikan obat alami
untuk menyembuhkan atau mengurangi beberapa penyakit ringan maupun berat.
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka timbul permasalahan:
1. Apakah ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) dengan
konsentrasi 4% dapat menghasilkan gel yang stabil ?
2. Dengan variasi carbopol (karbomer) manakah yang menghasilkan
gel yang stabil untuk bahan aktif ekstrak daun binahong (Anredera
cordiflia) ?
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk membuat formulasi Gel dari Ekstrak Daun Binahong yang stabil.
2. Untuk mengetahui variasi carbopol (karbomer) yang stabil serta baik
digunakan sebagai basis gel.
C. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini yaitu :
1. Sebagai acuan untuk membuat
binahong
2. Sebagai tugas akhir sebagai Mahasiswa Akademi Farmasi Sandi Karsa
Makassar dalam meraih gelar Ahli Madya Farmasi.
3. Sebagai uji lanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. URAIAN TANAMAN
1. Morfologi Tumbuhan
Berupa tumbuhan menjalar, berumur panjang (perenial), bisa mencapai
panjang +/- 5 m. Akar berbentuk rimpang, berdaging lunak. Batang lunak, silindris,
saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang
membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan
dan bertekstur kasar. Daun tunggal, bertangkai sangat pendek (subsessile), tersusun
berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata), panjang 5 - 10 cm, lebar 3 7
cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi
rata, permukaan licin, bisa dimakan. Bunga majemuk berbentuk tandan, bertangkai
panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan berjumlah
lima helai
tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 - 1 cm, berbau harum. Perbanyaan
Generatif (biji), namun lebih sering berkembang atau dikembangbiakan secara
vegetative melalui akar rimpangnya
1.1 Sistematika Tumbuhan
Nama Latin tanaman binahong adalah Basella rubra Linn. Tanaman ini
mudah tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Tumbuh baik pada kondisi
setengah teduh atau teduh. Jadi tidak perlu terkena sinar matahari berlebihan.
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Basellaceae
Genus
: Anredera
Spesies
daun untuk
1. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman
menggunakan pelarut dengan pengadukan pada temperatur kamar.
Maserasi yang
perendaman
(penetesan/penampungan
antara,
tahap
perkolasi
ekstrak)
terus-menerus
sampai
sebenarnya
diperoleh
10
5. Sokhletasi
Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang
selalu baru, dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin baik.
6. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air
pada temperatur 90C selama 15 menit.
7. Dekok
Dekok adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada
temperatur 90C selama 30 menit. (Ditjen POM,1989)
C. GEL
1. Uraian Gel
Gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang
besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil
yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium
11
Hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif
besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma
Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat
jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu
sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada etiket. Jika
massanya banyak mengandung air, gel itu disebut jelly.
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama
dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul
makro yang terdispersi dan cairan. (Ditjen POM, 1995).
2. Sifat Gel
Gel memiliki sifat yang khas:
a. Dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi
larutan yang menyebabkan terjadinya pertambahan volume. Pelarut akan
berpenetrasi di antara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut
dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna jika terjadi ikatan silang
antara polimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan
komponen gel berkurang.
b. Sineresis, yaitu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa
gel. Cairan yang terjerat akan ke luar dan akan berada di atas permukaan
gel. Pada saat pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis sehingga
terbentuk massa gel yang tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi
berhubungan dengan fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat
12
terbentuknya
gel.
Adanya
perubahan
pada
ketegaran
sel
akan
13
14
6. Penampilan gel, perlu diperhatikan apakah gel transparan atau berbentuk suspensi
partikel koloid yang terdispersi, dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak
membentuk gel koloid yang mempunyai struktur tiga dimensi.
7. Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan
viskositas saat disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol.
8. Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat penyimpanan
dapat terjadi penurunan konsentrasi polimer yang dapat menimbulkan syneresis
(air mengambang diatas permukaan gel)
9. Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila daya adhesi antar
pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi antar gel maka sistem gel akan rusak.
Suatu gel terdiri dari bahan aktif, gelling agent dan zat tambahan. Profil
dari bahan-bahan yang digunakan dalam formula gel ini adalah sebagai berikut
a. Propilen glikol
Rumus molekul : C3H8O2
Cairan bening, tidak berwarna, kental dan agak manis.
Propilenglikol pada penggunaan topikal berfungsi sebagai humektan.
Propilenglokol secara kimia stabil ketika dicampur dengan etanol,
gliserin atau air.
15
pengawet. Kelarutan: larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton;
mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida; larut
dalam 60 bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak lemak
nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih (Ditjen POM,
1979: 378). Penggunaan metilparaben antara 0,02-0,3 % (Rowe et.al,
2003).
c. Aquadest
Rumus molekul : H2O
Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara
penyulingan, pertukaran ion osmosis terbalik atau murni digunakan
dalam sedian-sedian yang membutuhkan air terkecuali untuk
parenteral aquades tidak dapat digunakan. (Farmakope Ed IV).
d. Carbopol 940 P (Carboksipolimetilen)
Nama lain carbopol adalah acritamer, acrylic acid polymer,
carbomer. Dengan rumus molekul (C3H4O2)n. untuk jenis carbopol
940 mempunyai berat molekul monomer sekitar 72 gr/mol dan
carbopol ini terdiri dari 1450 monomer. Carbopol merupakan salah
satu jenis gelling agent digunakan sebagian besar di dalam cairan
atau sediaan formulasi semisolid berkenaan dengan farmasi sebagai
agent pensuspensi atau agent penambah kekentalan. Digunakan pada
formulasi krim, gel dan salep dan kemungkinan digunakan dalam
16
sediaan obat mata dan sediaan topikal lain. Carbopol bersifat stabil
dan
higroskopik,
penambahan
temperatur
berlebih
dapat
Carbopol
940
akan
mengembang
jika
17
e. TEA (Trietanolamina)
Trietanolamina (TEA) merupakan struktur trietanolamina,
dietanolamina monoettanolamina. Mengandung tidak kurang dari
99,0% dan tidak lebih 107,4% dihitung terhadap zat anhidrat sebagai
trietanolamina. TEA berupa cairan kental, tidak mewarna hingga
kuning pucat,bau mirip amoniak,higroskopik,mudah larut dalam air
dan etanol (95%)P, larut dalam klorofom (Depkes RI, 1979).
TEA bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal
dan ester, dengan asam lemah yang lebih tinggi, tea membentuk
garam dalam air mempunyai karakteristik sabun, berubah warna dan
presipitasi dapat terjadi dengan adanya logam berat. Memiliki pH 8
trietanolamina di digunakan sebagai elmugator 2-4% (Rowe R et
al,2009).
f. Etanol
Etanol dengan konsentrasi 94,9 96,0 v/v di gunakan sebagai
pelarut,berbentuk
cairan
yang
tidak
bewarna,
jernih,mudah
18
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu penelitian ini akan di lakukan pada bulan Juni 2015 di
laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi Sandi Karsa Makassar dan
laboratorium Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar ( Pusat Kegiatan
Penelitian).
C. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat-alat yang digunakan antara lain, alat-alat gelas, alat maserasi,
(WiseStir ), climatic
20
bagian
tumbuhan
yang
tidak
diinginkan.
Dilakukan
proses
dapat
FORMULASI
II
III
Ekstrak Daun
Binahong
4%
4%
4%
Karbopol 940
0,5%
1,25%
2%
TEA
0,5%
1%
2%
0.2%
0,2%
0,2%
10%
10%
10%
100
100
100
BAHAN
Metil Paraben
Propilenglikol
Air suling
21
G. PENGUJIAN FORMULA
Setiap jenis evaluasi dilakukan sebelum dan setelah kondisi penyimpanan
dipercepat yaitu penyimpanan pada suhu 5o C dan 35o C secara bergantian setiap 48
jam (1 siklus) selama 10 siklus.
Pemeriksaan organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi pengamatan kejernihan, warna dan bau.
Gel yang stabil harus menunjukkan karakter yang sama berupa warna, bau dan
kejernihan yang sama setelah penyimpanan dipercepat.
Homogenitas
Sediaan gel yang dihasilkan dioleskan pada sekeping kaca kemudian diamati
apakah terdapat bagian-bagian yang tidak tercampurkan dengan baik. Gel yang
stabil harus menunjukkan susunan yang homogen baik sebelum maupun setelah
penyimpanan dipercepat.
Pengukuran viskositas
Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer Brookfield, spindel no 6
dengan kecepatan 50 putaran per menit (rpm).
Sineresis
Uji sineresis dilakukan dengan mengamati apakah terbentuk lapisan cairan di
permukaan gel setelah penyimpanan dipercepat. Gel yang stabil tidak boleh
menunjukkan sineresis.
Pengukuran pH
Pengukuran pH dari formula yang dibuat dengan cara mencelupkan kertas pH
universal ke dalam gel setelah tercelup dengan sempurna, pH universal tersebut
dilihat perubahan warnanya dengan menggunakan standar pH universal.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data dari hasil evaluasi kestabilan gel dikumpulkan, ditabulasi, dan dianalisis
statistik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat; Jakarta: UI-Press;
2005.
Astuti, S. M., A. M. Sakinah, M., Andayani, R., Risch, A., 2011, Determination of
Saponin Compound From Anredera cordifolia Steen. (Binahong) to
Potential Treatment for Several Disease, Journal of Agricultural Science, 3
(4), 224-232.
Bargumono. HM. 33 Tanaman TOKA (Tanaman Obat, Kosmetika, Aromatika).
Leutikaprio. 2013
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1979, Farmakope Indonesia,
ed.III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995. Farmakope Indonesia,
ed. IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Ida Nur dan Noer Fauziah Sitti, 2012. Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Lidah
Buaya (Aloe Vera L.). Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.2
Juli 2012, hlm. 79 84. Universitas Islam Makassar. Makassar.
Lachman L, Lieberman HA, and Kanig JL. 1970, The theory and practice of
industrial pharmacy. Philadelphia: Lea & Febiger; 1970. p. 1092-1120
23