nA= nB (namun adakalanya nA dan nB bukan pengamatan berpasangan disesuaikan dengan kasus
pada pengamtan). Misal: pengamatan terhadap pengaruh pupuk pada mangga jenis manalagi dan mangga
gadung. Pada pengamtan ini objeknya adalah mangga, namun jenisnya berbeda sehingga dapat dikatakan
pengamatan ini bukan berpasanagan
2. Hipotesis
a. H0 : A = B lawannya H1 : A B
b. Dari data berpasangan pasti akan diperoleh selisih yang dilambangkan dengan D. Data berpasangan
1 - 2
dapat dipahami
sebagai berikut :
0
(selisih (delta) = 1 - 2
sama dengan D
c. Untuk selisih data berpasangan yang diketahui ragam populasinya, maka bentuk distribusi
normalnya dapat dituliskan:
dengan uji Z
d. Apabila ragam populasi tidak diketahui, maka distribusinya dapat dituliskan sebagai berikut:
dengan uji t
H1 :
Hitung statistic F
Fhit =
( nA-1), ( nB-1)
Kriteria yang harus diambil
Jika Fhit > Ftabel H0 ditolak, sehingga H1 diterima
3,1
3,3
2,9
2,6/
3,0
3,6
2,7
3,8
4,0
B(2)
2,7
2,9
3,4
3,2
3,3
2,9
2,6
3,7
3,7
Jawab :
3,4
Berdasarkan tabel tersebut dapat diasumsikan bahwa ragam populasi tidak diketahui sehingga untuk
membedakan rerata jumlah buah harus digunakan uji t. Langkah perhitungan adalah sebagai berikut :
1. Hitung rata-rata X1 = 3,22 dan X2 = 3,07
2. Hitung ragam contoh dengan rumus Ss2 = X2 ( X)2 /n
n-1
dan dari hasil perhitungan diperoleh S12 = 0,1996 dan S22 = 0,1112
3. Hitung s gabungan dari rumus s2 = (n1-1) S12 + (n2-1) S22
(n1-1) + (n2-1)
Dan dari hasil perhitungan diperoleh Sgab, s2 = 0.158
4. Setelah semua nilai di dapat, masukkan ke dlaam rumus uji t
t = (X1 X2)/(( s2(1/n1 + 1/n2))
dan dari hasil perhitungan diperoleh thit = 0.862
5. Nilai t 0,975 dengan derajat bebas 19 dan t student adalah 2,09, sehingga wilayah penerimaan Ho
adalah antara -2,09 sampai 2,09
6. Kesimpulan terima Ho atau kedua varietas tersebut tidak berbeda nyata
Lihat gambar
Daerah penerimaan H1
Daerah penerimaan H1
Daerah penerimaan Ho
-2,09
2,09
Gambar daerah penerimaan H1
Uji t yang lain digunakan sesuai dengan persyaratan data yang akan diuji dan parameter yang telah
diketahui dari data tersebut. Apabila ragam populasi atau standar deviasi populasi telah diketahui, maka
digunakan uji Z. Apabila ragam populasi atau standar deviasi populasi tidak diketahui, maka diduga dari
ragam contoh atau standar deviasi contoh dan digunakan uji t. Apabila ragam populasi besarnya berbeda
namun tidak diketahui nilainya, digunakan uji t. Namun uji t jarang digunakan karena data yang mempunyai
ciri tersebut jarang ditemukan atau sering dihindari.
Tugas Praktikum
1. Kemampuan mahasiswa dari jalur PMDK (XA) dan Utul (XB) akan diperbandingkan dalam hal kemampuan
mereka terhadap matakuliah statistika. Pada masing-masing kelompok diambil secara acak 14 dan 18
mahasiswa (PMDK dan UTUL berturut-turut) dan dilihat nilai-nilai mereka dalam bidang statistika. Dari data
yang diperoleh, setelah dilakukan perhitungan. Dari data yang diperoleh, setelah dilakukan perhitungan,
ternyata bahwa XA = 68,5, XB= 66.0, SA2 = 110,65, SB2 = 188,59. Dengan = 0,05 ingin ditentukan apakah
kemampuan kedua kelompok tersebut sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan untuk pengujian ini.
2. Suatu pengamatan ditujukan untuk mempelajari apakah ada perbedaan antara banyaknya biji
per bunga dari bunga bagian atas dan bawah 10 tanaman lucern
No. Tanaman
10
Bagian Atas
(XA )
1,
4
3.
3
2.
0
0.
4
2.
1
1.
9
1.
1
0.
1
0.
9
3.
0
Bagian Bawah
(XB)
1.
1
1.
7
1.
8
0.
3
0.
8
1.
4
1.
0
0.
4
0.
7
0.
9
MATERI 6
DISTRIBUSI NORMAL
Distribusi normal adalah salah satu distribusi teoritis dari variabel acak kontinu. Distribusi normal sering disebut
distribusi Gauss, sesuai nama pengembangnya yang merupakan ahli matematika dan astronomi.
Distribusi normal mempunyai bentuk fungsi sebagai berikut:
Keterangan
X = nilai variabel acak
= 3,1416
e = 2,7183
= rata-rata
= simpangan baku
Distribusi normal merupakan distribusi yang
simetris
. Jika rata-rata
Bentuk distribusi normal adalah bentuk genta atau lonceng dengan satu puncak (unimodal)
2. Rata-rata
terletak di tengah-tengah
3.
Nilai rata-rata sama dengan median, sama dengan modus yang memberikan pola simetris
4.
Ujung-ujung sisi kurvanya sejajar dengan sumbu horizontal (sumbu x) dan tidak akan pernah memotong sumbu
tersebut
5.
Data sebagian besar ada di tengah dan sebagian kecil ada di tepi
a)
Jarak
b) Jarak
c)
Jarak
f (Z) =
keterangan :
Z = variable normal baku
= 3,14
e = 2,72
Dalam bentuk diagram atau kurva (disebut kurva normal baku), distribusi normal baku digambarkan dengan:
Dari bentuk kurva distribusi normal baku tersebut dapat
diketahui sifta distribusi tersebut yaitu:
1. Kurva simetris terhadap sumbu y
2. Mempunyai titik tertinggi (0,
, dengan
0,4)
3. Cekung ke bawah untuk interval x= -1 sampai x =
+1 dan cekung ke atas untuk nilai x di luar interval tersebut
4. Meluas atau melebar tanpa batas ke kiri dan ke kanan serta mendekati sumbu x secara cepat begitu bergerak
dari x = 0 ke kiri maupun ke kanan
5. Luas seluruh daerah di bawah kurva dan di atas sumbu x sebesar 1 unit.
Untuk engubah distribusi normal ke distribusi normal baku digunakan nilai Z (Standart units). Nilai Z adalah angka
atau indeks yang menyatakan penyimpangan suatu nilai variable acak (x) dari rata-rata ( ) dihitung dalam satuan
simpangan baku ( ) Bentuk rumusnya:
keterangan
Z = variable normal baku
x = nilai variable acak
= rata-rata variable acak
= simpangan baku variable acak
PENGGUNAAN KURVA NORMAL BAKU
Untuk menentukan luas daerah di bawah kurva normal baku, telah dibuat daftar distribusi normal baku, yaitu table
kurva normal baku dengan nilai-nilai z tertentu. Dengan daftar tersebut, bagian-bagian luas dari distribusi normal
baku dapat dicari.
Karena seluruh luas kurva adalah 1 dan kurva simetris terhadap
ataupun ke kanan adalah 0,5, dan diartikan P(Z > 0)=0,5. Luas daerah dibawah kurva normal pada interval dapat
diartikan P(0 < Z < b)
Contoh soal
akan dihitung nilai : P(0 Z < 2.14), langkahnya ialah :
1. 2,13 = 2,1 + 0,03
2. Dengan table luas kurva normal baku, dicari 2,1 pada kolom Z dan 0,03 pada baris pertama
3. Pertemuan baris 2,1 dan kolom 0,03 merupakan nilai z dari P(0 < Z < 2.14) yaitu 0,4834
Untuk menentukan luas daerah kurva normal dilakukan dengan transformasi dengan menggunakan nilai Z. cara
transformasinya ialah sebagai berikut :
1. Menghitung nilai Z sampai dua decimal
2. Menggambar kurva normal baku
3. Meletakkan nilai z pada sumbu x, kemudian menarik garis vertical yang memotong kurva
4. Nilai yang terdapat dalam daftar merupakan luas daerah antara garis tersebut dengan garis vertical di titik nol
5. Dalam daftar distribusi normal baku, mencari tempat harga z pada kolom kiri hanya sampai satu decimal
keduanya pada baris paling atas
6. Dari z di kolom kirimaju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah sehingga di dapat bilangan yang
merupkana luas daerah yang dicari
untuk mencari nilai z apabila luas kurva diketahui maka dilakukan langkah sebaliknya
Contoh soal
Hitunglah P(90 < x < 115) untuk
= 105,
= 10
Penyelesaian
X1 = 90 dan X2 = 115
90
Untuk X1 = 90
Untuk X2 = 115
Dengan demikian P(90 < x < 115)
15
Soal laporan
1. Hitunglah :
b) P(0
1,47)
c) P(-1,6
2. Rata-rata produktivitas padi di Aceh tahun 2009 adalah 6 ton per ha, dengan simpangan baku (s) 0,9 ton. Jika luas
sawah di Aceh 100.000 ha dan produktivitas padi berdistribusi normal, tentukan
a) berapa luas sawah yang produktivitasnya lebih dari 8 ton ?
b) berapa luas sawah yang produktivitasnya kurang dari 5 ton ?
c) berapa luas sawah yang produktivitasnya antara 4 7 ton ?