Anda di halaman 1dari 23

Jenis-jenis Kartu Bank

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha membuat semakin mudahnya pelaku usaha untuk melakukan
transaksi. Dengan dukungan teknologi yang semakin canggih menjadikan beberapa jenis
transaksi dalam lalu lintas pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan seketika.
Dalam dunia perbankan misalnya, untuk mempermudah dalam berbagai transaksi khususnya
dalam lalu lintas pembayaran pihak perbankan banyak menyediakan fasilitas seperti transfer,
kliring, inkaso / collection.
Dewasa ini telah muncul bentuk-bentuk cek jenis khusus sebagai derivasi baru seperti
Travelers Check, Chasiers Chek, Cek, yang beberapa diantaranya memiliki pengaturan yang
berbeda dengan yang dipersyaratkan dalam KUHD, misalnya tidak mengenal waktu
kadaluarsa. Terkait dengan hal tersebut, cek yang tidak mengikuti KUHD harus
dipertimbangkan penggunaan istilahnya selain Cek. Sesuai dengan Pasal 183 ayat (3)KUHD :
Cek dapat diterbitkan atas penerbitnya sendiri (Cek perjalanan) sepanjang ketentuannya
sesuai dengan KUHD. Salah satu jenis cek yang dapat digunakan dalam transaksi lalu lintas
pembayaran adalah Travellers Check baik dalam rupiah atau valuta asing. Penerbitan cek ini
dilakukan perbankan tidak lain untuk memberikan kemudahan atau sebagai fasilitas dan
bentuk servis guna memberikan layanan terbaik bagi para nasabahnya khususnya yang
sedang melakukan perjalanan. Tidak jarang pula nasabah yang memanfaatkan jasa tersebut.
Dengan dalih keamanan dan kenyamanan dalam melakukan perjalanan, maka yang menjadi
salah satu alternatif yaitu dengan memanfaatkan jasa berupa travellers check (TC).
Penggunaan Travellers Check sangat menghemat biaya dan waktu. Selain aman dan nyaman
TC dinilai lebih praktis daripada membawa uang tunai, apalagi dengan jumlah nominal yang
relatif besar. Begitu pesatnya perkembangan penggunaan travellers check sehingga di
Indonesia telah dapat beredar travellers check rupiah yang pertama kali diintroduksi oleh
Bank Bumi Daya yang saat ini Bank Mandiri.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kartu bank dan jenis jenis kartu bank?
2. Apa yang dimaksud dengan travellers chaque dan jenis jenis traveller cheque?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bank card (Kartu Bank)
Kartu bank merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan
dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Perkembangan penggunaan
kartu plastik dalam berbagai bentuk menunjukkan bahwa alat ini tidak hanya digunakan
sebagai alat pembayaran saja, tetapi juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang tunai.
Berdasarkan pertimbangan dapat dibawa bepergian dengan praktis, dapat digunakan sewaktuwaktu dan kemudahan penggunaan yang lain kartu plastik ini semakin luas digunakan untuk

berbagai macam transaksi keuangan. Kartu plastik ini dapat berupa kartu kredit, kartu debit,
kartu penarikan uang tunai melalui anjungan tunai mandiri (automated teller machine ATM)
dan charge card.
Perusahaan yang menerbitkan berbagai bentuk kartu plastik ini dapat digolongkan sebagai
salah satu bentuk lembaga keuangan bukan bank, karena kartu plastik tersebut pada dasarnya
dapat digunakan sebagai alat untuk kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana dari dan
kepada masyarakat.
1. Jenis kartu bank
a. Kartu kredit (credit card)
Pengertian kartu kredit
Kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran sebagai pengganti uang tunai, yang sewaktuwaktu dapat ditukarkan apa saja yang kita inginkan dimana saja ada cabang yang dapat
menerima kartu kredit dari bank, atau perusahaan yang mengeluarkannya.
Pengertian lain dari kartu kredit adalah uang plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang
memungkinkan pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya
dan pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga
(finance charge) atau sekaligus pada waktu yang telah ditentukan.
Sedangkan secara umum, A. F. Elly Erawaty dan J. S. Badudu, menjelaskan bahwa
pengertian kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga lain yang
diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan uang, barang, atau jasa secara kredit.
Dengan mempunyai kartu kredit, seseorang dapat melakukan pembelian barang dan jasa pada
tempat-tempat khusus yang menjalin kerja sama dengan perusahaan kartu kredit yang
bersangkutan tanpa harus menggunakan uang tunai. Pembayaran dilakukan dengan cara
menggesekkan kartu kredit pada perangkat yang sudah disiapkan oleh penjual barang dan
jasa, sehingga transaksi pembelian tersebut tercatat pada alat tersebut dan dapat dicetak.
Pembayaran atau angsuran oleh pihak lain yang ditunjuk.
Pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme kartu kredit
1. Penerbit (issuer)
Penerbit di sini merupakan pihak atau lembaga yang menerbitkan kartu. Penerbit dapat
berupa bank, lembaga keuangan, dan perusahaan lain yang berfungsi mengeluarkan dan
megelola suatu kartu dalam hal ini kartu kredit. Perusahaan yang khusus akan menerbitkan
kartu terlebih dahulu harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan, apabila penerbit
adalah bank, harus mengikuti ketentuan Bank Indonesia.
2. Acquirer
Acquirer adalah pihak yang mengelola penggunaan kartu kredit. Accuirer merupakan pihak
yang mewakili kepentingan penerbit untuk menyalurkan kartu kredit, melakukan penagihan
kepada pemegang kartu kredit dan melakukan pembayaran kepada merchant.

3. Pemegang Kartu (Card Holder)


Pemegang kartu terdiri dari individu yang telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang
telah ditentukan oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota dan berhak
menggunakan kartu tersebut sesuai dengan kegunaannya.
4. Merchant
Merchant atau penjual adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu kredit.
Sebelum menerima pembayaran dengan kartu kredit, merchant tersebut terlebih dahulu
mengadakan perjanjian kerja sama dengan issuer dan acquirer.
Istilah Pada Kartu Kredit
a. Annual fee
Annual fee adalah iuran tahunan, yaitu biaya yang diwajibkan oleh bank penerbit kartu kredit
atas kartu kredit setiap tahunnya. Namun Jika dikenakan bulanan, disebut iuran bulanan atau
Monthly fee. Biasanya Annual fee itu bervariasi dari 150 ribu (Rupiah) hingga ada yang
sejutaan lebih bagi premium card.
b. Credit Shield
Program Tambahan yang dimaksudkan sebagai perlindungan tagihan. Dimana akan
dikenakan biaya tertentu terhadap tagihan kartu kredit pemilik. Manfaat dari program ini
adalah apabila anda tidak mampu sementara, akan dibayarkan pembayaran minimum dan
pembayaran full apabila terjadi cacat tetap atau kematian.
c. Kartu Tambahan
Fasilitas yang diberikan oleh penerbit kartu kredit apabila pemegang kartu ingin memberikan
fasilitas kartu kredit kepada anggota keluarga nya yang lain. Pemegang kartu utama
bertanggung jawab penuh atas kartu tambahan ini.
d. Transfer Balance
Program memindahkan tagihan Kartu Kredit anda ke rekening Kartu Kredit lainnya. (Bank A
to Bank B)
e. Limit Kartu Kredit
Merupakan batas maksimum yang dapat di gunakan untuk berbelanja dan cash advance dan
besarnya tergantung dari jenis kartu kredit yang dimiliki (silver, gold, atau platinum). Apabila
kita belanja melebihi angka ini, transaksi anda bisa ditolak(decline) atau kadang disetujui
namun akan dikenakan biaya over-limit.
f. Kredit Limit Gabungan
Apabila memiliki kartu kredit dengan kartu tambahan, maka dua kartu tersebut kredit

limitnya adalah gabungan. Misalnya kartu kredit limitnya adalah 5 juta kemudian memiliki
kartu tambahan atas nama istri, maka dua kartu ini limitnya total adalah 5 juta. Limit inilah
yang disebut sebagai limit gabungan.
g. Cash Advance
Fasilitas penarikan tunai dengan memotong limit dari kartu kredit kita. Cash Advance dapat
dilakukan melalui ATM atau di counter bank penerbit kartu kredit. Cash advance biasanya
dikenakan bunga lebih besar dari pembelanjaan.
h. Limit Cash Advance
Merupakan jumlah maksimum pengambilan uang tunai dengan menggunakan kartu kredit di
mesin ATM. Pemilik kartu kredit dapat mengambil uang tunai melalui ATM dengan
menggunakan kartu kredit tersebut, tetapi biasanya bank memberi batasan sekitar 70-80
persen dari total limit kartu kredit. Bila limit kartu kredit adalah 5 juta, maka uang tunai
maksimum yang dapat diambil adalah 80 % x 5 juta, yaitu 4 juta.
i. Tanggal Cetak Billing
Ada yang menyebut sebagai tanggal rekening, sebagai tanggal ketika semua transaksi yang
telah dilakukan dalam satu bulan ke belakang dibukukan. Misalnya tanggal cetak billing
tanggal 10 setiap bulannya, maka misalnya sekarang tanggal 10 Mei, semua transaksi yang
dilakukan per tanggal 11 April sampai 10 Mei akan dibukukan di billing tagihan kartu kredit
tersebut.
j. Tanggal jatuh Tempo
Merupakan batas akhir untuk membayar tagihan kartu kredit. Tanggal jatuh tempo biasanya
berkisar 14 sampai 20 hari dari tanggal cetak billing (tergantung bank bersangkutan). Proses
pembayaran dapat memakan waktu hingga 3 hari kerja. Bank tidak akan perduli tanggal
berapa nasabah melakukan pelunasan/pembayaran. yang digunakan adalah tanggal dimana
pembayaran tersebut sukses masuk pembukuan bank. Oleh karena itu, sangat disarankan
untuk membayar 3-4 hari sebelum tanggal jatuh tempo. Kelalaian membayar melewati
tanggal jatuh tempo akan dikenakan biaya keterlambatan pembayaran dan juga akan tercatat
di SID sehingga akan merugikan reputasi anda (Bad reputation). Misalkan tanggal cetak
billing kartu kredit tanggal 10 setiap bulan-nya, maka tanggal jatuh tempo kartu kredit
tersebut berkisar tanggal 24 setiap bulannya.
k. Pembayaran Minimum (minimum payment)
Merupakan jumlah tagihan minimum yang wajib dibayar sebelum tanggal jatuh tempo. Bank
Indonesia mensyaratkan bahwa pembayaran minimum kartu kredit adalah sebesar 10% dari
total tagihan. Artinya bila memiliki tagihan sebesar 10.000.000, maka kewajiban membayar
adalah 10% x 10.000.000, yaitu 1.000.000. Apabila tidak membayar dari jumlah yang
ditentukan maka akan menjadi tunggakan yang itu artinya merupakan bunga besar.
l. Suku Bunga Tahunan
Merupakan jumlah bunga yang dihitung dari total tagihan apabila tidak membayar penuh.

Jika tagihan 1 juta dan pada tanggal jatuh tempo membayar 1 juta, maka tidak akan
dikenakan bunga. Tapi, jika hanya membayar minimum atau kurang dari 1 juta, billing
nasabah bulan depan akan dikenakan bunga.
m. Biaya Administrasi
Beberapa biaya administrasi yang harus dibayar, antara lain biaya materai, biaya late charge
(timbul akibat tidak membayar tepat waktu), biaya overlimit (biaya yang dikenakan karena
transaksi kita melampaui batas kredit kartu kredit).
n. Personal Loan
Merupakan pinjaman dana diperuntukkan kepada perorangan yang digunakan untuk
keperluan apa saja dan tanpa jaminan. Perhitungan bunga pinjaman dengan sistem bunga flat
dan berjangka hingga 36 bulan, produk tersebut di bawah pengelolaan consumer finance.
Konsep dasar penerbitan kartu kredit
Dalam penggunaannya, kartu kredit melewati beberapa mekanisme atau prosedur
penggunaan, yaitu :
1) Pemegang kartu mengadakan perjanjian dengan penerbit kartu kredit, dan mendasarkan
perjanjian ini pihak penerbit menerbitkan kartu kredit atas nama pemegang kartu. Dengan ini
pemegang kartu dapat berbelanja pada toko-toko atau bidang jasa lainnya yang bersedia
melayani, yang mana sebelumnya pedagang (merchant) telah pula mengadakan perjanjian
dengan pihak penerbit kartu.
2) Pemegang kartu kredit mengadakan perjanjian jual beli dengan pedangang (merchant)
3) Selanjutnya pedagang (merchant) menagih pembayaran kepada penerbit kartu kredit dan
penerbit kartu mengadakan pembayaran terlebih dahulu atas utang pemegang kartu kredit
(dalam hal pembayaran ini perusahaan penerbit kartu kredit mendapat komisi dari pihak
pedagang)
4) Pada waktu yang ditentukan, perusahaan penerbit kartu kredit melakukan penagihan
kepada pemegang kartu kredit.
Macam-Macam Kartu Kredit :[4]
1. Kartu kredit lokal
Yaitu kartu kredit yang hanya dapat dilakukan dalam suatu wilayah tertentu, misalnya di
seluruh wilayah negara Indonesia saja. Semakin pesatnya penggunaan kartu kredit ini
menyebabkan beberapa perusahaan jasa penerbit kartu kredit sendiri guna memberikan
pelayanan yang lebih mudah dan praktis bagi nasabahnya.
Misalnya : Hero, Astra Card, Garuda Executive Card, dll.
2. Kartu kredit internasional

Yaitu kartu kredit yang dapat digunakan lintas negara atau dapat digunakan di seluruh negara.
Kartu kredit internasional yang dapat dipergunakan melakukan transaksi di berbagai tempat
dunia.
Misalnya : Visa, Master Card, Dinners Club, Carte Blanc, American Express.
a. Visa
Untuk Visa, ada beberapa tingkatan kartu kredit dari mulai yang kelas untuk semua golongan
sampai kelas golongan yang super eksklusif yang tidak ditawarkan ke semua orang.
Visa Classic, ini adalah jenis kartu kredit paling rendah pagu batas (limit) belanja dan fitur
yang menyertainya. Pagu batas kredit jenis kartu kredit ini umumnya hanya sampai sekitar 5
juta rupiah tidak berbeda jauh dengan batas transaksi kartu debit beberapa bank lokal.
Umumnya orang dengan gaji / penghasilan sedikit di atas UMR sampai kelas penghasilan 50
juta setahun dapat memiliki kartu kredit ini, asalkan tidak terdaftar di daftar hitam Bank
Indonesia dan memiliki akun bank yang lancar (ada saldo yang positif dan penghasilan / gaji
di transfer 100% ke rekening, bukan yang tipe penghasilan cash on hand atau bayar gaji
harian pakai cash).
Visa Gold, ini adalah jenis kartu kredit yang sedikit lebih eksklusif, dengan beberapa fitur
tambahan seperti diskon spesial untuk beberapa merchant (produk/jasa), dan pagu batas
kredit yang lebih tinggi. Start awal untuk orang yang layak memiliki kartu kredit jenis ini
adalah dari mulai yang berpenghasilan sekitar 5 juta sebulan hingga sekitar 20-25 juta
sebulan. Pagu batas kreditnya pun bervariasi tergantung dari jumlah penghasilan yang
bersangkutan dan penilaian kelayakan kredit dari bank. Beberapa ada yang menyediakan
hingga 50-100 juta sebulan meskipun sebenarnya sudah terlalu besar, namun untuk kartu
kredit Gold khusus perusahaan (Corporate Client) memang ada yang menyediakan hingga
batas 100 juta rupiah.
Visa Platinum, biasanya kartu kredit ini lebih banyak untuk ajang gengsi-gengsian para
pekerja atau salary man yang ogah statusnya disamakan oleh para manajer di bawahnya yang
rata-rata memiliki kartu kredit jenis Gold. Atau dipakai oleh beberapa pengusaha untuk
menjamu relasi bisnis / klien di beberapa tempat mewah yang butuh penghargaan
tersendiri. Kelayakan untuk memiliki kartu kredit jenis ini adalah mereka yang
penghasilannya di atas 25 juta sebulan, setidaknya sudah menyentuh angka 28 juta sebulan.
Meskipun tidak menutup kemungkinan penghasilan yang lebih rendah bisa memiliki kartu
ini, tergantung penilaian bank dan negosiasi calon pengaju kartu ini. Pagu batas kartu kredit
jenis ini mulai dari 75 juta hingga nyaris unlimit tergantung kemampuan dari pemegang kartu
membayar tagihannya saja.
Visa Signature, kartu kredit jenis ini tergolong sangat eksklusif, tidak untuk orang kantoran
atau buruh (pegawai). Umumnya diterbitkan hanya untuk para pengusaha atau kalaupun
profesional hanya bagi para pengacara papan atas ataupun akuntan publik papan atas dan
beberapa dokter terkemuka saja. Itupun masih dinilai kelayakan pundi-pundi keuangannya,
entah deposito, rekening koran, rekening tabungan, investasi dan lain sebagainya. Pagu
batasnya sangat tinggi start awal dari mulai 100 jutaan hingga unlimited. Fasilitas nya pun
beragam dari mulai airport lounge (rata-rata Gold Card juga sudah bisa) hingga ke travel
assist, Golf membership, special travel dan sebagainya.

Visa Infinite, ini adalah kartu kredit yang tidak ditawarkan kepada umum. Hanya dibuatkan
khusus kepada beberapa orang yang dinilai memiliki asset di atas 100 ribu USD dalam
bentuk cash, dan biasanya khusus hanya kepada nasabah premium pemilik rekening tabungan
/ deposito / investasi dari bank penerbit kartu itu. Pagu batasnya dari mulai 50 juta rupiah
hingga unlimited, namun umumnya berkisar pada angka 250 juta rupiah (jika hanya memiliki
saldo deposito 100 ribu USD atau 1 milyar rupiah). Makin banyak simpanan uangnya
semakin tidak terbatas limitnya. Fasilitasnya pun beragam dari mulai asuransi perjalanan,
travel assist, hingga special priority pass yang mempermudah urusan by pass petugas imigrasi
di airport di hampir seluruh dunia. Pemilik kartu ini juga umumnya punya fasilitas akses
untuk membooking jet pribadi.
b. Master Card
Untuk kartu kredit terbitan Mastercard, ada beberapa tingkatan keanggotaan kartu kredit jenis
ini, mencakup beberapa tingkatan yakni:
Mastercard Classic, pemilik jenis kartu Mastercard Classic ini biasanya hanya mendapat pagu
batas kredit yang rendah sekitar 5 juta rupiah dan minimum penghasilan yang diharapkan
adalah sedikit di atas UMR hingga 50 juta rupiah per tahun. Fasilitas diskon nya pun tidak
banyak, kecuali jika sedang ada big sale.

Mastercard Gold, sama juga dengan Visa Gold, memiliki pagu batas kredit sedikit lebih tinggi
dari Classic hingga batas sekitar 100 juta rupiah. Fitur spesial diskon dan bonus rewards poin
juga kurang lebih sama dengan Visa Gold. Standar penghasilan minimumnya juga tidak
berbeda jauh.
Mastercard Platinum, agak sedikit berbeda dengan Visa Platinum, biasanya kartu kredit jenis
Mastercard Platinum menawarkan fitur lebih jor-joran sedikit dari mulai rewards poin hingga
berbagai layanan lain yang ada. Mungkin ini karena beberapa saat yang yang lalu Master
Card International sedang aktif untuk menggalakan program promosi. Soal pagu batas kredit,
mininum penghasilan tidak berbeda jauh dengan Visa Platinum.
Mastercard World, kartu jenis ini sebenarnya setingkat dengan kartu Visa Infinite, namun
tidak jelas seberapa luas fitur cakupan layanannya. Minimum penggunaannya adalah harus 75
juta setahun, di bawah itu anda kemungkinan akan dikenai biaya / iuran tahunan atau
mungkin bulanan (tergantung bank penerbit) yang jumlahnya cukup besar. Lebih Cocok
untuk para pengusaha dengan jenis NPWP usaha perorangan mandiri, lumayan untuk
pembayaran bahan baku / material, bisa borongan partai besar.
Kegunaan dari Kartu Kredit :
1. Sebagai alat ganti pembayaran.
Kartu kredit dapat dipergunakan sebagai alat ganti pembayaran, sehingga kita tak perlu
membawa banyak uang tunai, yang dapat berisiko hilang atau jatuh di jalan.
2. Sebagai cadangan.

Kartu kredit juga dapat digunakan sebagai cadangan untuk keperluan mendadak, seperti jika
tiba-tiba ada keluarga yang sakit dan perlu di rawat di rumah sakit, maka pembayaran uang
muka dapat menggunakan kartu kredit, hal ini tak merepotkan dibanding jika kita harus ke
ATM dulu atau mencairkan uang di Bank.
3. Membantu melakukan pembayaran atas tagihan rekening rumah tangga.
Pada kartu kredit ada fasilitas one bill, artinya kita bisa meminta kepada Bank penerbit kartu
kredit untuk sekaligus membayarkan tagihan atas rekening: listrik, tagihan telkom/hand
phone, tagihan PDAM, tagihan internet serta tagihan-tagihan lainnya dengan sepengetahuan
intansi yang mengeluarkan tagihan tersebut. Dengan demikian setiap bulan kita tidak
disibukkan membayar ke beberapa instansi, namun pembayaran dapat dilakukan sekaligus
melalui kartu kredit, yang langsung dilakukan pendebetan setiap bulannya.
b. Charge card
Charge card merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan
dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang
pembayaran pelunasannya harus dilakukan oleh pembeli secara sekaligus pada jangka waktu
tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran.
Pembayaran dilakukan pada akhir bulan yang sama dengan tanggal transaksi atau bulan
berikutnya dengan disertai biaya tambahan. Penyelenggara kartu ada yang menetapkan biaya
tambahan, tetapi ada juga yang tidak, sehingga pelunasan yang dibayarkan oleh pemilik kartu
ada yang terdiri dari pokok pinjaman beserta tambahan dan ada pula yang berupa pokok
pinjaman saja.[5]
Pemegang charge card ini harus melunasi seluruh tagihan yang disodorkan kepadanya tanpa
diberi waktu untuk menunda atau mengangsur. Apabila pembayaran tidak dilakukan secara
penuh dari tagihan yang akan dikenakan denda keterlambatan sebesar presentase tertentu.
Pada setiap pembayaran tagihan tidak dikenakan tingkat bunga.
Di antara keistimewaan paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskannya menutup total
dana yang ditarik secara lengkap dalam waktu tertentu yang diperkenankan, atau sebagian
dari dana tersebut. Biasanya waktu yang diperkenankan tidak lebih dari tiga puluh hari,
namun terkadang bisa mencapai dua bulan. Kalau pihak pembawa kartu terlambat
membayarnya dalam waktu yang telah ditentukan, ia akan dikenai denda keterlambatan. Dan
kalau ia menolak membayar, keanggotaannya dicabut, kartunya ditarik kembali dan
persoalannya diangkat ke pengadilan.
c. Kartu debit (Debit Card)
Kartu debit atau merupakan suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga
keuangan (issuer) dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang
dan jasa dengan cara mendebit atau mengurangi saldo rekening simpanan pemilik kartu (card
holder) serta pada saat yang sama mengkredit saldo rekening penjual (merchant) sebesar nilai
transaksi barang dan jasa.
Sistem penggunaan kartu debit ada yang sudah online dan ada juga yang belum online.
Sistem yang belum online berarti bahwa pada saat pemilik kartu menggunakan kartunya

untuk berbelanja maka transaksi pendebitan rekening simpanannya tidak secara otomatis
pada saat bersamaan.
Pendebitan rekening pemilik kartu dan pengkreditan rekening penjual pada bank pengelola
kartu hanya akan dilakukan setelah merchant menyerahkan bukti penggunaan kartu
(pembayaran dengan kartu debit) pada toko atau tempat usahanya. Sistem ini mengandung
resiko bahwa saldo rekening simpanan pemilik kartu tidak cukup untuk menutupi transaksi
pembelian yang dilakukan. Apabila sistem ini telah online, maka pada saat itu juga merchant
dapat melihat saldo rekening simpanan pemilik kartu bank pengelola kartu debit tersebut.
Dengan cara ini merchant dapat menentukan apakah kartu tersebut masih cukup untuk
menutupi nilai transaksi yang akan dilakukan ataukah tidak. Pada saat bersamaan mesin atau
peralatan yang ada pada merchant dapat melakukan pendebitan rekening simpanan pemilik
kartu debit dan sekaligus pengkreditan rekening merchant sendiri. Dengan demikian, setiap
kali pemilik kartu menggunakan debitnya untuk berbelanja, maka pada saat yang bersamaan
saldo rekening pinjamannya akan berkurang dalam nilai yang sama.[6]
Adanya kartu ini syaratnya bahwa si pemilik harus terlebih dahulu mempunyai kartu rekening
atau ATM dari pihak bank bersangkutan. Kalau kartunya sedang On-Line Debit, transfer akan
berjalan sempurna pada hari tersebut. Namun kartu tersebut sedang Off-Line Debit proses
transfer tersebut bisa membutuhkan waktu beberapa hari. Kartu ini tidak memberikan
pinjaman kepada pemiliknya dan tidak memberikan peluang kepadanya untuk melakukan
transaksi pembelian melebihi jumlah dana yang dia miliki dalam rekeningnya.
Bank yang mengeluarkan kartu ini tidak membayar jumlah dana yang dikeluarkan dari
kasnya kepada para pedagang untuk kemudian menagihnya dari pemilik kartu. Namun kartu
ini hanya berfungsi mendebit rekening pemilik kartu untuk ditransfer ke rekening pedagang
bersangkutan. Fungsinya mirip dengan cek. Kartu Debit semacam ini banyak digunakan di
negara-negara yang memang berkeinginan menerapkan budaya konsumtif dan mendorong
masyarakat agar menabungkan uangnya di bank-bank yang ada.
Kegunaan kartu debit
Kartu Debit berguna sebagai alat bantu untuk melakukan transaksi dan memperoleh informasi
perbankan secara elektronis.
Jenis transaksi yang tersedia antara lain:
1. Penarikan tunai
2. Setoran tunai
3. Transfer dana
4. Pembiayaan
5. Pembelanjaan
Tujuan penerbitan kartu debit
1. Peningkatan Penghasilan

a. Potongan Pedagang (Merchant Discount) : Bank anggota membayar pedagang kurang dari
jumlah nominal weselnya. Selisihnya adalah discount yang sekarang rata-rata 2.5 %.
b. Fee Saling Tukar (Interchange Fee) : Jika bank pembeli adalah juga penerbit kartu, bank
menahan jumlah penuh discount. Jika tidak, maka bank pedagang membayar bagian discount
kepada bank penerbit untuk biaya pengolahannya (fee saling tukar)
c. Fee Kartu : Lembaga penerbit akan memperoleh penghasilan dari fee kartu tahunan jika
memilih untuk membebankan fee yang demikian kepada para nasabahnya.
2. Pelayanan Nasabah
a. Kartu debit nasional meluaskan pemakaian rekening cek ke tempat-tempat dimana
membayar dengan cek ternyata sulit.
b. Kartu debit mengikat nasabah lebih dekat pada lembaga penerbit kartu tersebut.
Operasi Kartu Debit
Arus transaksi yang lazim dari kartu debit nasional :
Kartu debit diterbitkan untuk nasabah
Pemegang kartu mengajukan kartu di lokasi pedagang dimana kartu tersebut diterima
Pedagang memeriksa daftar kartu panas atau menelpon meminta pengesahan, bergantung
pada floor limit
Jika transaksi telah disahkan, maka pedagang memakai seperangkat formulir standar
Nasabah menandatangani dan menahan copynya.
Pedagang menyerahkan semua transaksinya kepada bank yang ditunjuk
Transaksi diolah bersama dengan item-item kredit melalui jaringan kerja pengolahan dan
penyelesaian elektronik nasional.
Anggota-anggota penerbit memperoleh transaksi interchange mereka setiap hari dan
diselesaikan dengan transfer. Setiap anggota penerbit menerima informasi deskriptif yang
sama mengenai transaksi debit maupun transaksi kredit. Transaksi kemudian dikirimkan ke
rekening nasabah.
Keuntungan
1. Mudah.
Tidak perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi atau memperoleh informasi.
2. Aman.

Tidak perlu membawa uang tunai untuk melakukan transaksi belanja di toko.
3. Fleksibel.
Transaksi penarikan tunai/ pembelanjaan via ATM/EDC dapat dilakukan di jaringan bank
sendiri, jaringan lokal dan internasional.
4. Leluasa.
Dapat bertransaksi setiap saat meskipun hari libur.
d. Cash card
Merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan yang dapat
digunakan alat penarikan uang tunai secara manual melalui teller bank atau melalui ATM,
tetapi pembayan tidak dapat dilakukan di luar bank. Cash card tidak dapat digunakan sebagai
alat pembayaran dalam transaksi jual beli barang atau jasa sebagaimana dengan Credit Card,
Charge Card, Debit Card. Penerbitan kartu penarikan uang tunai ini dengan tujuan untuk
mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada nasabah yang telah memiliki simpanan di
bank yang bersangkutan. Bank menetapkan limit penarikan tunai atau di transfer melalui
ATM. Untuk penarikan melalui ATM pemegang kartu diberikan kartu identifikasi pribadi
(Personal Identification Number, PIN) dan untuk pemegang kartu harus menjaga kerahasiaan
PIN tersebut.
Terdapat dua cara penarikan uang tunai dengan cash card, yaitu :
a. Melalui petugas / teller pada kantor cabang pengelola
b. Melalui ATM yang terdapat pada berbagai tempat
Pihak bank atau pengelola kartu biasanya sudah mendapatkan batas jumlah penarikan
maksimum per hari atau per minggu yang dapat dilakukan dengan menggunakan cash card.
Mengingat cara penarikan dengan menggunakan ATM adalah sangat mudah, dapat dilakukan
di banyak tempat yang telah disediakan, tanpa konfirmasi atau berhubungan dengan pihak
bank, dan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kerusakan pada perangkat ATM, maka
batas penarikan ini ditetapkan. Dengan adanya batas tersebut jumlah penarikan yang
dilakukan dengan masing-masing kartu relatif lebih dapat dikendalikan. Batas jumlah
penarikan ini juga ditetapkan untuk mengantisipasi keterbatasan penyediaan uang tunai dalam
ATM yang dapat dilakukan oleh pihak bank.
Jadi kartu cash adalah kartu yang bisa digunakan untuk menarik tunai tidak hanya di mesinmesin ATM, teller bank, melainkan juga di toko-toko yang memang menerima kartu cash
seperti ini. Contoh kartu cash yang yang ada di Indonesia adalah PASPOR BCA.
PASPOR BCA merupakan satu-satunya kartu cash di Indonesia hingga saat ini dan teknologi
ini diadopsi dari sistem perbankan negeri Australia. Bagi Anda yang punya kartu PASPOR
BCA, logo warna merah yang bertulis TUNAI BCA merupakan logo yang berfungsi sebagai
kartu cash. Dengan adanya logo ini, menunjukkan lokasi kita dapat mengambil uang secara
cash. Misalnya di Indomaret dan Alfamart.

Penggunaan kartu cash ini ada persyaratannya tergantung dari merchant tersebut. Misalnya di
minimarket Anda harus berbelanja minimal Rp 25.000 baru bisa sekalian mengambil uang
tunai. Jadi jika membutuhkan uang tunai Rp 500.000 maka kartu PASPOR BCA akan digesek
Rp 525.000. Dua puluh lima ribu rupiah tersebut untuk membayar belanja Anda.
e. Private Label Card
Private label card, merupakan kartu yang diterbitkan oleh suatu badan usaha (bukan bank)
dan penggunaan kartu hanya sebatas pada perusahaan yang mengeluarkan.
f. Smart Card
Smart card merupakan kartu yang berfungsi sebagai rekening terpadu, kartu ini dapat
dihubungkan dengan rekening pribadi, dan dapat menyimpan dan memperbaruhi data dalam
micro chip sehingga pemegang kartu dapat mengetahui keadaan semua rekeningnya.
g. Check Guarantee Card
Check guarantee merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek dan
dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai. Kartu jenis ini sangat populer di eropa
terutama inggris. Disamping itu, kartu tersebut dapat juga digunakan dalam melakukan
penarikan uang melalui ATM.
2. Kartu kredit dipandang dari sudut pandang islam
Dipandang dari sudut syariat, maka dalam penggunaan kartu kredit ini telah terjadi tolongmenolong yang diperbolehkan, dimana pemegang kartu tertolong dalam hal kebutuhan
pembayaran dengan uang tunai pada satu sisi, dan di sisi lain pedagang juga tertolong, karena
barangnya terjual yang pembayarannya dilakukan oleh perusahaan kartu kredit, sedangkan
perusahaan penerbit atau perbankan menerima komisi atas jasa yang dilakukan.
a. Kartu kredit syariah
Di Indonesia saat ini telah dipraktikan penerbitan Kartu Kredit Syariah oleh Bank Syariah.
Mengenai kartu kredit syariah dapat dilihat dasar hukum operasionalnya di Indonesia dan
ketentuan ketentuan yang diatur di dalamnya.
1. Dasar hukum penerbitan kartu kredit syariah
a) Peraturan Bank Indonesia No: 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan
kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah.
Pasal 36 huruf m menyatakan bank dapat melakukan kegiatan usaha kartu debit, charge card
berdasarkan Prinsip Syariah.
b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 42/DSN-MUI/V/2004.
Pada fatwa tersebut telah ditetapkan, bahwa penggunaan charge card (salah satu dari macam
kartu kredit) secara syariah dibolehkan dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

2. Ketentuan-ketentuan dalam Operasional Kartu Kredit Syariah


a) Ketentuan umum
Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:
Syariah Charge Card adalah fasilitas kartu talangan yang digunakan oleh pemegang kartu
(hamil al-bithaqah) sebagai alat bayar atau pengambilan uang tunai pada tempat-tempat
tertentu yang harus dibayar lunas kepada pihak yang memberikan talangan (musdir albithaqah) pada waktu yang telah ditetapkan.
Membership fee (rusum al-udhuwiyah) adalah iuran keanggotaan, termasuk perpanjangan
masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai imbalan izin menggunakan fasilitas kartu.
Merchant fee adalah fee yang diambil dari objek transaksi atau pelayanan sebagai
upah/imbalan (ujrah samsarah), pemasaran (taswiq), dan penagihan (tahsil al-dayn)
Fee penarikan uang tunai adalah fee atas penggunaan fasilitas untuk penarikan uang tunai
(rusum sahb al-nuqud)
Denda keterlambatan (Late Charge) adalah denda akibat keterlambatan pembayaran yang
akan dikenai sebagai dana sosial.
Denda karena melampaui pagu (overlimit charge) adalah denda yang dikenakan karena
melampau pagu yang diberikan tanpa persetujuan penerbit kartu akan diakui sebagai dana
sosial.
b) Ketentuan akad
Akad yang dapat dipergunakan untuk Syariah Charge Card adalah :
Untuk transaksi pemegang kartu (hamil al-bithaqah) melalui merchant (Qabil al-bithaqal /
penerima kartu), yang akan digunakan adalah kafalah wal ijarah.
Untuk transaksi pengambilan uang tunai digunakan akad al-Qardh wal Ijarah.
Ketentuan dan batasan (dhawabith wa hudud) Syariah Charge Card :
1) Tidak boleh menimbulkan riba
2) Tidak digunakan untuk transaksi objek yang haram atau maksiat
3) Tidak mendorong israf (pengeluaran yang berlebihan antara lain dengan cara menetapkan
pagu)
4) Tidak mengakibatkan utang yang tidak pernah lunas (ghalabah al-dayn)
5) Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada
waktunya.

c) Ketentuan Fee (uang administrasi)


Iuran keanggotaan (Membership Fee)
Penerbit kartu boleh menerima iuran keanggotaan (rusum al-udwiyah) termasuk
perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai imbalan izin penggunaan
fasilitas kartu.
Ujrah (Merchant Fee)
Penerbit kartu boleh menerima fee yang diambil dari harga objek transaksi atau pelayanan
sebagai upah / imbalan (ujrah samsarah), pemasaran (taswiq), dan penagihan (tahsil al-dayn)
Fee penarikan uang tunai
Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai (Rusum sahb al nuqud) sebagai fee
atas pelayanan dan penggunaan fasilitas yang besarnya tidak dikaitkan dengan jumlah
penarikan.
d) Ketentuan denda
v Denda keterlambatan (Late Charge)
Penerbit kartu boleh mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang akan diakui sebagai
dana sosial.
v Denda karena melampaui pagu (overlimit charge)
Penerbit kartu boleh mengenakan denda karena pemegang kartu melampaui pagu yang
diberikan tanpa persetujuan penerbit kartu dan diakui sebagai dana sosial.
3. Perbedaan Charge Card, Credit Card dan Debit Card
a. Charge Card
1. Biasanya tidak memiliki ketentuan limit dalam bertransaksi.
2. Pembayaran penuh atas semua tagihan sebelum tagihan berikutnya sehingga bila
pembayaran tidak dilakukan secara penuh dari tagihan akan dikenakan denda keterlambatan
(late charge) sebesar presentase tertentu.
3. Tidak dibebankan bunga atas setiap pembayaran tagihan.
b. Credit Card
1. Biasanya limit credit diberikan setiap pemegang kartu yang tergantung dari jenis kartu
(Gold, Regular, atau Classic).
2. Pembayaran minimum 10% dari total saldo tagihan dan dibayarkan selambatnya pada

tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan setiap bulan.


3. Tingkat bunga dibebenkan atas saldo kredit, besarnya tidak sama antar setiap penerbit.
4. Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) biasanya dikenakan denda
keterlambatan (Late Charge) sebesar presentase tertentu dari pembayaran minimum atau
sejumlah tertentu tanpa dikaitkan dengan jumlah pembayaran minimum.
c. Debit Card
1. Pemegang kartu harus memiliki rekening pada bank.
2. Transaksi hanya dapat dilakukan apabila pemegang kartu memiliki saldo yang mencukupi
pada rekening untuk biaya transaksinya.
3. Pembayaran dilakukan dengan mendebet langsung atas saldo rekening pemegang kartu dan
mengkredit pihan merchant.
B. Travellers Check
Pengertian Travellers Check
Traveller Cheque in foreign currency issued by Bank or Non-Bank Financial Institution
which can be disbursed in Bank or payment agent after the owner signed the cheque
completely in front of the Bank or agent.[7]
Traveller check adalah cek perjalanan dalam valuta asing yang diterbitkan oleh bank atau
lembaga keuangan bukan bank (LKBB) yang dapat diuangkan di bank / agen pembayar
setelah pemilik menandatangani cek dengan lengkap di hadapan bank/agen.
Travelers check merupakan tipe cek yang sengaja diadakan untuk orang yang berpergian,
untuk kepentingan bisnis atau berlibur. Si orang yang akan berpergian itu akan membayar
terlebih dahulu cek tersebut dengan jumlah tertentu. Lalu, cek itu akan dicairkan oleh
perusahaan penerbit berdasarkan permintaan.[8]
Travellers check pertama kali diterbitkan pada tanggal 1 januari 1772 oleh London Credit
Exchange Company untuk digunakan dalam sembilan puluh kota-kota Eropa, dan pada tahun
1874 Thomas Cook telah mengeluarkan circular notes (surat edaran) yang beroperasi pada
Travellers cheque tersebut.[9]
Cek perjalanan merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu bank, yang
mengandung nilai, dimana bank penerbit (issuer) sanggup membayar sejumlah uang sebesar
nilai nominalnya kepada orang yang tanda tangannya tertera pada cek perjalanan itu. Traveler
check sering disebut juga dengan cek pelancong karena kebanyakan digunakan oleh orang
orang yang sedang melancong atau bepergian. Agen penjualan yaitu bank devisa mengajukan
travellers check, setelah terbit travellers cheque menggunakan mata uang asing dalam setiap
transaksi menggunakan kurs yang berupa Valuta Asing sebagai kurs perjalanan. Jenis cek ini
dapat dibeli dan ditukar kembali dengan mata uang yang kita inginkan dimana kita berada.
Tujuan

1. Pihak pembeli
a. Pembayaran-pembayaran yang akan dilakukan menjadi semakin praktis karena tidak perlu
membawa beberapa helai uang tunai. Dengan demikian, pembayaran pembayaran tersebut
menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien sebab tidak perlu lagi menghitung pecahan-pecahan
seperti halnya dilakukan pada uang tunai.
b. Penukaran travellers check dengan uang tunai hanya dapat dilakukan bank yang bertindak
sebagai agen penjual (selling agent atau paying agent) tetapi juga dapat dilakukan di travel
biro, pusat pusat perbelanjaan dan sebagainya yang ditunjuk oleh bank penerbit.
c. Dengan membawa travellers check keamanan dalam perjalanan dan lebih terjamin jika
dibandingkan dengan membawa uang tunai. Pemegang travellers check tidak perlu khawatir
jika tavellers check nya hilang atau dicuri orang ketika melakukan perjalanan. Travellers
check yang hilang dapat diganti.
d. Pembayaran dengan travellers check biasanya lebih dipercaya dibandingkan dengan
pembayaran dengan cek atau bilyet giro. Cek atau bilyet giro bisa saja tidak memiliki dana,
sedangkan travellers check sudah pasti ada dananya.
2. Pihak bank
a. Travellers check ditujukan untuk menarik dana masyarakat sebab dengan menjual
travellers check berarti uang masuk bagi bank.
b. Uang masuk berarti akan meningkatkan likuiditas bank.
c. Semakin besar likuiditas bank, berarti semakin besar kepercayaan masyarakat terhadap
keberadaan bank tersebut. Semakin besar besar kepercayaan masyarakat berarti semakin
besar kemungkinan masyarakat menitipkan uangnya baik melalui rekening giro maupun
deposito dan lain-lain.
d. Antara waktu terjadinya penjualan travellers check dengan waktu terjadinya penguangan
travellers check terdapat jangka waktu. Selama jangka waktu ini (travellers check masih
dalam peredaran) dana yang terkumpul tersebut mengendap di bank. Dana yang mengendap
itu dapat digunakan / dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan operasi bank seperti :
1) Menyalurkan kembali dalam bentuk pembelian valuta asing
2) Sebagai jaminan untuk pembelian valuta asing
3) Menyalurkan melalui jasa bank yang lebih menguntungkan seperti membantu bank-bank
lain yang kesulitan likuiditas untuk menutup kalah kliring.
e. Penjualan travellers check merupakan pelaksanaan dari salah satu tugas bank yang
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan melayani nasabah dalam perjalanan.
f. Dengan menjual travellers check, bank akan memperoleh imbalan jasa atau pendapatan,
yaitu berupa komisi.

Traveller cheque pada umumnya :


1. Diterbitkan oleh bank-bank terkemuka di dunia
2. Bank devisa selaku Selling Agent dan atau Paying Agent
3. Dalam mata uang yang kuat (hard Currency) seperti: US Dollar, Pundsterling, Yen, Euro
4. Membayar biaya penginapan, restoran, belanja, tiket pesawat
5. Dapat ditukar dengan uang tunai, disimpan dalam rekening giro, dapat diwariskan
Fitur Travellers Cheque Valas
1. Tersedia di cabang devisa
2. Pembayaran dananya dijamin oleh Issuer
3. Tersedia dalam berbagai valuta dan nominal
4. Dijual seharga nilai nominal (Face Value)
5. Tidak ada batas kadaluwarsa
6. Tersedia untuk nasabah pemegang rekening dan bukan pemegang rekening
7. Dijual blangko dan non blangko
Syarat formal yang harus ada di dalam travellers check
1. Nama travels check secara tersendiri
2. Nilai nominal dari trevellers check
3. Nama bank yang mengeluarkan
4. Nomor seri dari tanggal pengeluaran cek perjalanan
5. Tanda tangan orang yang bepergian pada waktu pembelian travellers check tanda tangan
pada waktu penguangan cek perjalanan
6. Perintah membayar tanpa syarat
7. Dapat dibayarkan sebagai alat pembayaran yang sah
8. Tanda tangan dari bank penerbit.
Jenis jenis travellers check

Travellers cheque Valas ini sendiri terbagi dua, yaitu :


1. Cek perjalanan atas unjuk.
Dengan cek ini siapaun pembawanya bisa langsung mencairkan ke bank maupun yang
ditunjuk. Cek ini tidak ditandatangani, dapat dipindahkan dan tidak diganti oleh penerbit
apabila hilang (travell check blangko).
2. Cek perjalanan atas nama.
Cek ini hanya dapat diuangkan oleh mereka yang nama dan tanda tangannya tertera di bagian
travellers check tersebut dengan menunjukkan kartu identitas dan tandatangan. Cek ini
ditandatangani, tidak dapat dipindahkan dan diganti oleh penerbit apabila hilang (travell
check bukan blangko).
Nominal travellers check[10]
Nominal dari travel chek tergantung dari tiap bank yang menerbitkan. Tetapi biasanya mulai
dari Rp. 100.000,00 hingga Rp 50.000.000,00.
Prosedur pembelian travellers check
Nasabah datang ke bank mengisi formulir permohonan pembelian travellers check sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan dan kopures yang diperlukan. Mencantumkan keterangan
diri pembeli dan menandatanganinya.
Dangan tanda tertentu (pening), si pembeli diminta menyetor uang tunai ke kasir, dari mana
nantinya ia menerima bukti penyetoran. Jika pembelian dilakukan dengan cek, cukup
menyerahkan cek tersebut kepada petugas bank. Setelah diketahui dananya cukup, pembeli
kembali ke bagian travellers check.
Setelah penyetoran dilakukan, petugas bank menyerahkan travellers check sesuai dengan
kopur yang dimintanya. Dengan disaksikan petugas bank si pembeli menandatangi di bagian
yang tersedia di bagian bawah dari travellers check. Penandatangan itu hanya sekali.
Selesai menandatangani oleh si pembeli, sekali lagi petugas bank memeriksa tanda tangan di
KTP atau keterangan lainnya sesuai dengan keterangan yang dicantumkan dalam formulir
permohonan pembelian (purchase application). Setelah semuanya selesai, petugas bank
menyerahkan travellers check disertai satu lembar formulir pembelian, dimana tercantum
persetujuan pembeli atas syarat-syarat yang berlaku untuk travellers check. Formulir
pembelian tersebut hendaknya disimpan terpisah dari trevelllers check sendiri.
Prosedur penjualan / penggunaan trevellers check
Si pemilik travellers check menunjukkan ke bank atau ke hotel atau badan lain sesuai dengan
yang diperjanjikan dari kopur yang hendak diuangkan, sekaligus harus menunjukkan bukti
diri yang dipergunakan waktu membeli travellers check tersebut.
Petugas bank meneliti kebenaran tanda tangan pada bukti diri dengan tanda tangan di bagian
bawah tavellers check. Jika semuanya benar, di hadapan petugas bank, pemilik

menandatangani sekali lagi travellers check di bagian atas yang telah tersedia.
Setelah petugas bank meneliti kecocokan tanda tangan pertama (di bagian bawah) dengan
tanda tangan kedua (di bagian atas) dan benar, mana bank / hotel / badan lain membayarkan
kepadanya jumlah nominal yang tertera pada travellers check tanpa pungutan atau potongan.
Pada bagian formulir pembelian yang dipegang nasabah, si nasabah mencatat nomor yang
telah diuangkannya.
Travellers check yang hilang
Ada kalanya trevellers check tersebut hilang. Sebagaimana lazimnya setiap kehilangan surat
berharga lainnya harus selalu dilaporkan kepada polisi. Berdasarkan laporan polisi akan
didapatkan surat keterangan kehilangan. Dengan syarat keterangan kehilangan tersebut,
pemilik travellers check harus segera melaporkannya kepada bank yang menerbitkan /
mengeluarkan travellers check tersebut atau ke bank lain dan atau ke hotel / dan atau badan
lainnya yang dapat segera memberitahukan kehilangan tersebut kepada kantor pusat bank
yang menerbitkan travellers check.
Dalam laporanya kepada bank tersebut, nasabah yang kehilangan travellers check harus
menyerahkan surat keterangan kehilang disertai bukti diri dan formulir permohonan
pembelian travellers check. Kemudian, ia akan diminta mengisi formulir permohonan
penggantian travellers check yang hilang. Dengan demikian, dalam waktu tertentu nasabah
dapat menerima penggantian travellers check yang hilang baik secara tunai, maupun dengan
cara penggantian dengan sebuah travellers check yang baru, serta cara memasukkan
penggantiannya ke rekening yang bersangkutan di salah satu pihak.
Kesulitan-kesulitan yang sering ditemui nasabah dalam travellers check
Sering kali terjadi nasabah ingin membayarkan secara langsung kepada orang lain. Padahal
ini tidak mungkin kecuali orang atau badan yang telah mempunyai perjanjian peragenan
dengan bank yang menerbitkan travellers check (accepting agent).
Dapat pula terjadi bahwa ada perbedaan tanda tangan di KTP dengan tanda tangan pada
travellers check. Hal ini mungkin karena ada perubahn tanda tangan si pembeli.
Selain itu, adanya kesalahan pemilik travellers check di dalam membawa bukti dirinya,
misalnya saja waktu membeli travellers check dipergunakan KTP, tetapi waktu bepergian
yang bersangkutan membawa paspor.
Dalam hal kehilangan, sering terjadi bahwa travellers check tersebut hilang bersama-sama
dengan formulir pembeliannya. Penyimpanannya yang tidak dipisahkan akan sedikit
melambatkan pelayanan bank. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk memisahkan penyimpanan
travellers check dengan formulir pembelian.
Beberapa hal yang perlu diketahui pembeli travellers check
Tanyakan kepada bank penerbit cek, apakah di kota tujuan terdapat cabang bank atau agen
tempat pemegang cek bisa menukarkan kembali cek perjalanan tersebut. Pergunakan bukti
diri yang sama akan dibawa bepergian pada saat membeli travellers check. Formulir

pembelian hendaknya disimpan di tempat yang terpisah dengan travellers check sehingga
jika terjadi kehilangan salah satu unsur untuk penjelasan masih dapat dipergunakan untuk
memudahkan penggantian. Catat nomor seri cek perjalanan dan simpan catatan tersebut
secara terpisah. Nomor ini berguna untuk mengajukan klaim jika pemegang kehilangan cek
perjalanan tersebut. Jika terjadi kehilangan travellers check, segera melapor kepada polisi, ke
kantor bank penerbit / yang mengeluarkan travellers check, atau ke bank lain.
Keuntungan travellers cheque[11]
a. Praktis, karena dapat dibeli dan dicairkan di berbagai cabang bank yang menerbitkan.
b. Mudah disimpan
c. Memberikan rasa percaya diri
d. Masa berlakunya tidak terbatas
e. Lebih aman daripada uang tunai, karena pada saat pencairan, pemilik TC harus melakukan
tanda tangan didepan counter kembali dan harus sama seperti tanda tangan yang pertama
pada saat pembelian TC tersebut.
f. Dapat dicairkan / ditukarkan langsung ke dalam mata uang negara yang bersangkutan (yang
ada hubungannya dengan Bank yang mengeluarkan TC tersebut)
g. Sebagai pengganti uang tunai untuk melakukan pembayaran-pembayaran dalam travel /
perjalanan anda.
h. Risiko hilang tidak menjadi persoalan. Bila terjadi kehilangan, asalkan pemilik
melaporkannya dalam batas waktu yang telah ditentukan, pengambilan nominal travellers
check tersebut dapat dijamin. dan dapat diberikan refund (penggantian) kepada pemilik jika
terjadi kehilangan atau rusak.
Cek Pelawat dalam Kasus Korupsi
Kasus
Terdakwa
Jenis
Jumlah
Pengadaan alkes flu burung tahun 2006 di Kemenko Kesra
Mantan Sekretaris Menko Kesra Sutedjo Yuwono

Mandiri Travellers Check (MTC) dan BNI Cek Multi Guna


Rp200 juta
Pemilihan Deputi Gubernur Senior BI tahun 2004
Poltak Sitorus (alm), Agus Condro, Max Moein, Rusman Lumbantoruan, Willem Max
Tutuarima, Asep Ruchimat Sudjana, Teuku Muhammad Nurlif, Reza Kamarullah,
Baharuddin Aritonang, Ni Luh Mariani, Sutanto, Soewarno, Matoes Pormes, dan Hengky
Baramuli
Cek BII
Total nilai Rp23 miliar, 480 lembar @Rp50 juta
Proses rekomendasi alih fungsi hutan tanjung api-ap
Al Amin Nur Nasution
Mandiri Travellers Check (MTC)
Total nilai Rp75 juta, 3 lembar @Rp25 juta
Korupsi Penyusunan APBD Perubahan Kota Tomohon, Sulawesi Utara
Walikota non aktif Tomohon Jefferson Soleiman Montesqiue Rumajar
Cek BII
Rp136 juta
Pengamanan Pilkada Jabar
Susno Duadji
Mandiri Travellers Check (MTC)

70 lembar @Rp25 juta


BAB III
PENUTUP
Cek perjalanan atau Travellers Cheque pertama kali diterbitkan pada tanggal 1 Januari 1772
oleh London Credit Exchange Company yang digunakan dalam sembilan puluh kota kota
Eropa. Cek perjalanan merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu bank, yang
mengandung nilai, dimana bank penerbit (issuer) sanggup membayar sejumlah uang sebesar
nilai nominalnya kepada orang yang tanda tangannya tertera pada cek perjalanan itu.
Travellers cheque Valas ini sendiri terbagi dua, yaitu :
1. Cek perjalanan atas unjuk. Dengan cek ini siapaun pembawanya bisa langsung mencairkan
ke bank maupun yang ditunjuk.
2. Cek perjalanan atas nama. Cek ini hanya dapat diuangkan oleh mereka yang nama dan
tanda tangannya tertera di bagian travellers check tersebut dengan menunjukkan kartu
identitas dan tandatangan.
Kartu bank merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan
dan dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Perkembangan penggunaan
kartu plastik dalam berbagai bentuk menunjukkan bahwa alat ini tidak hanya digunakan
sebagai alat pembayaran saja, tetapi juga untuk tujuan lain seperti penarikan uang tunai.
Jenis-jenis Kartu Bank
a. Credit Card
b. Charge Card
c. Debit Card
d. Cash Card
e. Private Label Card
f. Smart Card
g. Check Guarantee Card
LAMPIRAN

[1] Triandri, Sigit, Totok Budi Santoso. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta :
Salemba empat hal. 253.
[2] A. Dewi Gemal,2006. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana hal.208

[3] A. Dewi Gemal,2006. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Jakarta : Kencana hal.335.
[4] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.Hal. 1366
[5] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.Hal. 1363
[6] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.Hal. 1364
[7] http://www.bankmandiri.co.id/artikel
[8] www.bankingglossary.net
[9] www.awalludin181189blogspot.com/2011/04/traveller-cheques.html
[10] http://www.bankmandiri.co.id/article/177564228454.asp
[11] Veithzal Rivai dkk, 2007.Bank and Financial Instituion Management, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.Hal.604

Anda mungkin juga menyukai