Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik pada
dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu
pandidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan
merupakan suatu komponen yang sangat erat hubungannya, karena ketiga komponen ini
secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi.
Keterampilan dan pengimplementasian dalam profesi sangat didukung oleh teori yang telah
dipelajari khususnya dalam pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah
masing-masing.
Jadi yang dikatakan seorang yang profesional dituntut banyak belajar dalam
mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan kurikulum
yang ada disekolahnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan Imu kepada
siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian tujuan pembelajaran, secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Dengan adanya keterangan diatas, maka penulis akan mengangakat judul makalah ini
dengan tema Profesionalisasi Guru dan Implementasi dalam Pengembangan Kurikulum
Pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan permasalahan yang mengangkat:
1.
2.
Bagaimana
seorang
profesionalisasi,
mengimplementasikan
dalam
pengembangan
C.
Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini agar
para pembaca dapat memahami hal apa saja yang menyangkut keprofesional,
pengimplemantasikan terhadap pengembangan kurikullum yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Ada pengetahuan dan masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.
Dari perjalanan uraian diatas, meskipun bahan banyak seorang pendidik melakukan
atau menerapkan itu semua pada peserta didik, namun usaha untuk berupaya untuk
meningkatkan keberhasilan peserta didik selalu digalakkan.
Secara konseptual, bentuk kerja guru menurut, Depdiknas (1980) telah merumuskan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokan atas tiga dimensi
umum keterampilan, yaitu :
1.
a.
Penguasaan materi pelajaran, mencangkup bahan yang akan digagaskan dan dasar
keilmuan dari bahan pembelajaran tersebut.
b.
c.
2.
Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri deng tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar
3.
a)
Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b)
c)
Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para
siswanya.
C.
Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar-mengajar (2001: 16), guru profesional
harus dapat memiliki persyaratan, yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Berbadan sehat
6.
7.
8.
D.
a)
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2.
Perinsip Kurikulum
Menurut Kunandar (2007: 142-143) dalam pelaksanaan kurikulum disetiap kesatuan
pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a)
Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna baginya.
b)
1)
Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2)
3)
4)
5)
Belajar untuk membangun dan menemukan jati dirinya, melalui proses pembelajaran yang
efektif, kreatif, aktif, dan menyenangkan
c)
d)
Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, hangat, dan bersifat membangun
e)
f)
Kurkulum dlaksanakan dengan mendayagunakan, kondisi alam, sosial, dan budaya, serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidik dengan muatan seluruh bahan kajian secara
optimal
g)
E.
1.
2.
a)
b)
Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional,
finannsial, maupun managerial.
c)
Disusun
oleh
guru-guru
sendiri
dengan
demikian
sangat
memudahkan
dalam
pelaksanaannya.
d)
Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri, mencari
dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam
kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Beberapa kelemahan bentuk kurikulum ini, adalah:
a)
Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan
nasional, bentuk ini kurang tepat.
b)
c)
d)
e)
Belum semua sekolah (daerah) mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan
kurikulum sendiri.
F.
sementara dilaksanakan penyesuaian terhadap ortuasi lapangan dan karakteristik peserta didik
, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
1.
Menurut Oemar Hamalik (2008: 238) implementasi kurikulum mencangkup tiga halaman
pokok, yaitu:
a)
Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, atau catur wulan, bulanan,
mingguan, harian, dan ada juga bimbingan konseling.
b)
c)
Karakteristik kurikulum, yang mencangkup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat,
dan sebagaiannya.
b)
c)
b)
c)
d)
Menurut Oemar Hamalik (2008: 241-244) dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai
unsur terkait sebagai berikut:
a)
Pelaksanaan kurikulum
Bahasa pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi pengantar dalam kegiatan pembelajaran,
namun jika diperlukan bahasa dan juga bias digunakan sebagai pengantar.
c)
Hari belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah minggu
efektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan pengaturannya berdasarkan semesteran.
d)
Kegiatan kurikulum
Kegiatan kurikulum dikelompokan menjadi kegiatan intrakurikulum dan ekstrakurikulum.
e)
Tenaga kependidikan
Guru diharuskan mempunyai kualifikasi dan kompetensi khusus untuk menunjang
pencapaian kompetensi lulusan pada satuan pendidikan.
f)
g)
h)
i)
j)
Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memgunakan seluruh unsure
penyelenggra pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan,serta dunia usaha dan industri
dengan kondisi, kebutuhan, dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar kompetensi
k)
Dari penjelasan beberapa unsur diatas, pada dasarnya merupakan mata usaha untuk
membentuk peserta didik mampu dalam pengimplementasian kurikulum dalam kehidupan
dunia pendidikan dan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan pencapaian kompetensi
nasional, dan usaha mendidik peserta didik agar mampu bersaing dalam bidang skill dibidang
masyarakat.
5.
tergantung pada struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi
seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada
dapat diteliti, direvisi dan di implementasikan dalam periode waktu (biasanya dibuat dalam
jangka waktu lima tahunan).
Adapun komponen rencana kurikulum menyangkut:
a.
b.
c.
Penetapan peran
d.
Pengembangan proporsional
e.
Penjadwalan
f.
Sistem komunikasi
g.
Pelaksanaan monitoring
G.
1.
2.
3.
Dalam setiap tahap kegiatan selalu diperhatikan keadaan faktor internal dan eksternal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
4.
5.
Arah tujuan pada setiap tahapan proses implementasi ditujukan untuk menghasilkan produk
berkala yang saling berkaitan, dari secara keseluruhan ditujukan untuk memperbaiki kondisi
pelaksanaan (kualitas internal dan eksternal)
Dengan penjelasan diatas jelaslah bahwa tahapan implementasi secara garis besar ada
3 yaitu: tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan evaluasi.
a.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum profesional guru, dan pengimplementasian
kurikulum sangat diperlukan, hal ini dikarena seorang guru merupakan seorang figur yang
mulia dan dimuliakan banyak orang, upaya guru mendidik, membimbing, mengajar, dan
melatih anak didik dan bentuk upaya memajukan dan mencerdaskan peserta didik untuk
pencapaian. Tujuan yang berdasarkan kualitatif maupun kuantitatif. Pengembangan
kurikulum dapat dikonsepsi sebagai suatu siklus lingkasan yang dimulai dengan analisis
mengenai maksud dicirikan sekolah.
Sebagai guru yang profesional, maka guru harus dapat mengetahui prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, dan peranan guru dalam pengembangan kurikulum. Hal ini semua
bertujuan untuk kemajuan peserta didik dan membentuk keterampilan peserta didik dalam
pemantapan tujuan pendidikan, baik secara efektif, kognitif, dan psikomotor.
Keprofesioanalan guru dalam pengembangan kurikulum implementasi sangat
diterapkan kepada suatu jenjang pendidikan dan pengklasifikasian kepada peserta didik itu
sendiri, karena implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan kurikulum yang
telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan
dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional dan bentuk fisiknya.
Dalam pengembangan kurikulum implementasi juga tidak terlepas dari berbagai
komponen-komponen yang mengatur dan mengarah kepada tujuan dalam dunia pendidikan.
B.
Saran
Dengan makalah yang sudah penulis selesaikan ini, dengan judul profesionalisasi
guru dan implementasi dalam pengembangan kurikulum pendidikan, penulis menyadari
kalau dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam bentuk kata maupun
penulisannya. Dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnya
dosen pembimbing untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukamdinata, S. Nana. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Remaja Rosda karya. 2006:
Bandung.
Yamin, Martinis. Profesionalisasi dan Implementasi KBK. Gaung Persada Press. 2006: Jakarta
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosda karya. 2006: Bandung.
Susilo. M. Joko. KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan sekolah. Pustaka Belajar Offset: 2007:
Jakarta
Kunandiar. Guru Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru.
Rajawali Press. Devisisi buku Perguruan Tinggi. Raja Grapindo Persada. 2007: Jakarta.