System penomoran dimana system ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat
jalan maupun pasien rawat inap dan gawat darurat, setiap pasien yang datang berobat
mendapatkan satu nomor pada saat pertama kali pasien datang ke rumah sakit dan digunakan
selamanya untuk kunjungan berikutnya.
Keuntungan :
Semua rekam medis penderita memiliki satu nomor dan terkumpul dalam satu map/folder
Secara tepat memberikan kepada rumah sakit/staf medis satu gambaran yang lengkap
mengenai riwayat penyakit dan pengobatan seorang pasien
Kerugian :
5.
6.
7.
1.
1.
4.
1.
Fungsi koding dan Indeksing yang bertanggunbg jawab terhadap pengkodean dan
pengindeksan penyakit, operasi, sebab kematian, dan indeks dokter.
5.
Fungsi Analisisng dan Reporting yang bertanggung jawab terhadap pengumpilan dan
pengolahan data rekam medis untuk disususn laporan kegiatan pelayanan.
D. Informasi Yang Dihasilkan Bagian Assembling Dalam Pelayanan Rekam Medis
1.
1.
Isi data rekam medis yang sering tidak lengkap dan petugas yang bertanggung jawab terhadap
pencatatan data pelayanan klinis.
2.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan.
3.
Tingkat kehilangan dokumen rekam medis.
1.
E. Formulir, Catatan dan Laporan Yang Digunakan di Assembling Untuk Pelayanan
Rekam Medis
1.
Buku catatan penggunaan nomor rekam medis.
2.
Buku catatan penggunaan formulir rekam medis.
3.
Buku catatan ketidaklengkapan.
4.
Buku register Assembling.
5.
Buku ekspedisi Assembling.
6.
Kartu Kendali (KK) untuk :
1.
Pencatatan data rekam medis guna pengendalian dokumen rekam medis tidak
lengkap dan pengkodean penyakit, kode operasi, kode sebab kematian dan kode dokter.
2.
Mengendalikan dokumen rekam medis yang tidak lengkap yang dikembalikan ke
unit pencatatan data.
3.
Melacak keberadaan dokumen rekam medis yang sedang dilengkapi.
4.
Menghitung angka Incomplete Medical Records (IMR).
1.
F. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Pelayanan Rekam Medis
diAssembling
1.
Prosedur penerimaan Sensus Harian dan dokumen rekam medis dari unit pencatat data
rekam medis.
2.
3.
KODING
Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau
angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data.
Kegiatan dan tindakan serta diagnosa yang ada didalam rekam medis harus
diberi kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada
penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan riset
bidang kesehatan.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan untuk
meyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan faktor yang
mempengaruhi kesehatan.
Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis sangat tergantung kepada
pelaksana yang menangani rekam medis tersebut :
INDEX
Indexing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam indeks-indeks
(dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi). Didalam kartu indeks tidak boleh
mencantumkan nama pasien.
Jenis indeks biasa dibuat :
Indeks Pasien
Indeks Pasien adalah satu kartu katalog yang berisi nama semua pasien yang pernah brobat di
rumah sakit.
Kegunaan indeks penderita adalah sebagai kunci untuk menemukan berkas rekam medis seorang
penderita.
Indeks Penyakit (Diagnosis) dan operasi
Indeks penyakit (diagnosis) dan operasi adalah suatu kartu katalog yang berisi kode penyakit dan
kode operasi yang berobat di rumah sakit
Indeks Dokter
Indeks Dokter adalah suatu kartu katalog yang berisikan nama dokter yang memberikan
pelayanan medik kepada pasien.
Kegunaan untuk menilai pekerjaan dokter dan bukti pengadilan
2.
Mempunyai arti penting sehubungan dengan riwayat penyakit seseorang guna menjaga
kesinambungan.
3.
Mempermudah dan mempercepat penemuan kembali dokumen rrekam medis yang
disimpan di dalam rak filing.
4.
Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan fisik, kimiawi
maupun biologi.
Penyimpanan Sentralisasi
2.
Penyimpanan Desentralisasi
Alphabetic :Adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip berdasarkan abjad
2.
Alphanumeric
Numerical
1.
2.
3.
Penyusutan Berkas RM
Pengertian
1.
Retensi atau penyusutan dokumen rekam medis yaitu suatu kegiatan memisahkan antara
dokumen rekam medis yang masih aktif dan yang non aktif atau in-aktif.
2.
Dokumen yang sudah diretensi harus disimpan pada ruang terpisah dari dokumen rekam
medis aktif dengan mengurutkan sesuai tanggal terakhir berobat
Tujuan
1.
Tujuannya adalah mengurangi beban penyimpanan dokumen rekam medis dan
menyiapkan kegiatan penilaian nilai guna rekam medis untuk kemudian diabadikan atau
dimusnahkan.
Kapan
1.
Dilakukan secara periodik sesuai dengan jadwal jadwal retensi berdasarkan surat edaran
direktorat jendral pelayanan medik tentang pemusnahan rekam medis
Ketentuan
Rumah sakit juga bisa membuat ketentuan sendiri terkait dengan jadwal retensi, misalnya untuk
dokumen rekam medis anak-anak. Selain itu, sesuai dengan kebutuhan rumah sakit atau sarana
pelayanan kesehatan yang bersangkutan dapat pula membuat ketentuan lain untuk kepentingan
antara lain:
Perkosaan
HIV
Penyesuaian kelamin
Kasus adopsi
Bayi tabung
Cangkok organ
Plastik rekontruksi
Penilaian nilai guna rekam medis yaitu suatu kegiatan penilaian terhadap formulir-formulir
rekam medis yang masih perlu diabadikan atau sudah boleh dimusnahkan. Penilaian nilai guna
ini dilakukan oleh tim pemusnah dokumen rekam medis yang ditetapkan oleh direktur rumah
sakit atau pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Tata cara penilaian formulir rekam medis
dengan cara berkas rekam medis yang dinilai adalah berkas rekam medis yang telah 2 tahun inaktif. Indikator yang digunakan untuk menilai rekam medis in-aktif:
Administrasi (Administration)
Hukum (Legal)
Keuangan (Financial)
Iptek (Riset)
Sejarah (Dokumentation)
2.
Resume penyakit.
3.
4.
5.
6.
Lembar kematian (laporan sebab kematian, biasanya sudah menyatu pada formulir
ringkasan masuk keluar).
7.
Index
Register
Formulir rekam medis tertentu yang ditetapkan oleh direktur rumah sakit
Tim Pemusnah
Tim pemusnah mempunyai tugas membantu direktur rumah sakit dalam penyelenggaraan
pemusnahan rekam medis dengan memperhatikan nilai guna sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Tim tersebut terdiri dari:
1.
2.
3.
Anggota yang terdiri dari perawat senior dan tenaga kesehatan terkait.
Ketentuan
Setelah dilakukan penilaian terhadap nilai guna rekam medis dari dokumen rekam medis in-aktif,
Tim pemusnah kemudian mengabadikan formulir rekam medis yang harus diabadikan sesuai
dengan nilai gunanya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi:
1.
Membuat daftar penelaahan yaitu suatu daftar telaah nilai guna rekam medis dengan
mengelompokan dokumen rekam medis berdasarkan jenis penyakit (diagnosis) dan kepentingan
khusus (tertentu) sesuai dengan kasusnya dan kebijakan rumah sakit.
2.
Membuat acara pemusnahan rekam medis yang ditandatangani ketua dan sekretaris dan
diketahui direktur rumah sakit. Berita acara pemusnahan rekam medis yang asli disimpan di
rumah sakit, lembar keduanya dikirim kepada pemilik rumah sakit.
3.
Melaksanakan pemusnahan dengan cara: dibakar, dicacah, dibuat bubur. Bila
dilaksanakan oleh pihak ke-3 harus disaksikan Tim pemusnah dengan membuat berita acara
tersendiri.
4.
Khusus untuk formulir rekam medis yang sudah rusak atau sudah tidak terbaca dapat
langsung dimusnahkan dengan terlebih dahulu membuat pernyataan diatas kertas segel oleh
direktur rumah sakit.