Anda di halaman 1dari 6

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 1, No. 1 , Februari 2014 pp.

58-63

ANALISIS PENGARUH SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008


TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. X
Debbie Tiur J. Purba1, Khawarita Siregar2, Ukurta Tarigan2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
1
Email: debbie_tiur@yahoo.co.id
2
Email: khawarita@usu.ac.id
2
Email: ukurta@usu.ac.id
Abstrak. PT. X bergerak dalam bidang manufaktur dan telah menerapkan Sistem Manajemen
Mutu (SMM) ISO 9001:2008. Namun selama penerapannya, kinerja karyawan masih belum
seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian target produksi pada tahun 2012
sebesar 85%. Kurang maksimalnya implementasi SMM ISO 9001: 2008 diduga sebagai salah
satu penyebab rendahnya kinerja karyawan. Hasil audit pengawasan menemukan ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan terkait kinerja karyawan yang terdapat di dalam klausul 6 (klausul
pengelolaan sumber daya), antara lain level dari kompetensi belum ditetapkan untuk setiap
jenjang, evaluasi personil setelah pelaksanaan pelatihan belum dilakukan, dan sistem
dokumentasi data untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh SMM ISO 9001: 2008 khusus klausul 6 yang terdiri dari dari
sub klausul kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana, dan lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan baik secara simultan maupun secara parsial. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah
disproportionate stratified random sampling dengan ukuran sampel 94 orang. Metode analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan model regresi linear berganda dengan
perangkat lunak SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMM ISO 9001:2008
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dimana kemampuan SMM ISO 9001: 2008 menjelaskan
variabel kinerja adalah sebesar 31,2%. Secara parsial, diketahui bahwa hanya variabel kepedulian
dan lingkungan kerja yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus mengevaluasi dan
membenahi SMM ISO 9001: 2008 khususnya dalam hal kepedulian dan lingkungan kerja.
Kata Kunci: ISO 9001: 2008, Kinerja Karyawan, Analisis Regresi Berganda.
Abstract. PT. X is a manufacturing company which has been applicating ISO 9001:2008-Quality
Management System (QMS). However, employees performance is still not as expected. It is shown
on the target production achievement in 2012 is just 85%. Lacking at implementation of the QMS
ISO 9001: 2008 is suspected as one of the causes of the low performance of the employees.
Surveillance audit results found there are a few things that need to be cared for, related to the
performance of employee which can be found in clause 6 (clause resource management) such as
level of competencies is not set yet for each stage, personnel evaluation after training is not done
yet, and data documentation system for repairing machines and tools is not optimum yet. The
purpose of this research is to know the influence of the QMS ISO 9001: 2008 specifically clause 6
which consist of competence, training, awareness, infrastructure, and work environment on
employees performance simultaneously or partially. Data collection techniques are interviews and
questionnaire. The sample withdrawal methods is disproportionate stratified random sampling,
and the sample size is 94. Methods of analysis uses a descriptive analysis with multiple linear
regression model using software SPSS version 12. The results showed that the QMS ISO 9001:
2008 affects the performance of the employee performance, with the ability of the QMS ISO 9001:
2008 explained variable performance was of 31,2%. Partially, it is found that only the variable of
awareness and work environment influence significantly to the performance of the employee,
whereas the variable competence, training, and infrastructure do not affect significantly the
performance of employees. Therefore, to improve the performance of employees, the company

1
2

Mahasiswa, Fakultas Teknik Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara


Dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

58

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 1, No. 1 , Februari 2014 pp. 58-63

must evaluate and develop the ISO 9001: 2008-QMS especially in terms of awareness and work
environment.
Keywords: ISO 9001:2008, Employee Performance, Multiple Regression Analysis.
Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat pencapaian target
1. PENDAHULUAN
produksi pada tahun 2012 hanya berkisar 83.73%
hingga 89.58%. Hal ini menunjukkan belum
Suatu perusahaan harus mampu menghasilkan produk
tercapainya tingkat pencapaian antara rencana kerja
yang telah memenuhi persyaratan mutu dan standardan hasil kerja. Pihak perusahaan mengungkapkan
standar tertentu untuk dapat meningkatkan daya saing
bahwa selain faktor mesin, faktor utama penyebab
dalam persaingan global. Salah satu standar yang
tidak tercapainya target produksi adalah faktor
dipersyaratkan adalah standar sistem manajemen
sumber daya manusia. Beberapa permasalahan pada
mutu ISO 9001. ISO merupakan standar internasional
sumber daya manusia antara lain kurangnya
untuk sistem manajemen kualitas (International
pemahaman pekerja terhadap job description masingOrganization for Standardization). ISO 9001-Quality
masing yang terlihat dari terjadinya tumpang tindih
Management System menetapkan persyaratanpekerjaan antara satu pekerja dengan pekerja lainnya;
persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
kurangnya motivasi para pekerja dimana seringnya
penilaian sistem manajemen kualitas, yang bertujuan
ditemukan beberapa karyawan yang tidak bekerja saat
menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk,
tidak diawasi; dan sikap kerja yang kurang cekatan
baik yang berupa barang ataupun jasa yang memenuhi
dimana beberapa pekerja masih sering melakukan
persyaratan yang telah ditetapkan. PT. X merupakan
kesalahan seperti yang terjadi di stasiun pembuatan
salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi
sangkar pada saat pemasangan iron wire pada PC bar.
jenis
beton.
Untuk
menghadapi
kompetisi
Selain itu, kurang maksimalnya implementasi sistem
perdagangan, perusahaan ini telah menerapkan Sistem
manajemen mutu ISO 9001: 2008 di perusahaan
Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2000 sejak tahun
diduga sebagai salah satu penyebab rendahnya kinerja
2006 dan telah diupgrade menjadi versi 2008 pada
karyawan. Hasil audit pengawasan menemukan ada
tahun 2010. Penerapan sistem manajemen mutu ISO
beberapa hal yang
masih perlu diperhatikan,
9001:2008 seharusnya mampu meningkatkan kinerja
khususnya pada klausul yang berkaitan dengan kinerja
karyawan. Mei Feng, dkk (2008) telah melakukan
karyawan, yaitu klausul 6 (klausul pengelolaan sumber
penelitian untuk mengetahui hubungan sertifikasi ISO
daya) yang terdiri dari sub kalusul kompetensi,
9001: 2000 terhadap kinerja operasional beberapa
pelatihan, kepedulian, prasarana dan lingkungan kerja.
perusahaan manufaktur dengan menggunakan analisis
Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut antara lain
regresi berganda dan menyimpulkan bahwa ISO 9001
level dari kompetensi belum ditetapkan untuk setiap
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
jenjang, evaluasi personil setelah pelaksanaan
kinerja internal perusahaan.
pelatihan belum dilakukan, sistem dokumentasi data
Selama penerapan Manajemen Mutu ISO 9001: 2008
untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal
di PT. X, kinerja karyawan masih belum seperti yang
sehingga sulit dalam melakukan analisa perbaikan
diharapkan oleh perusahaan. Dalam kinerja rutin
mesin dan alat. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
perusahaan, masih sering terjadi ketidaksesuaian
dilakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui
antara target produksi dengan jumlah produksi seperti
secara nyata pengaruh sistem manajemen mutu ISO
yang ditunjukkan pada Tabel 1.
9001: 2008 tersebut terhadap kinerja karyawan.
Tabel 1. Pencapaian Target Produksi Tahun 2012
2. METODE PENELITIAN
Target
Jumlah
Pencapaian
Bulan
Produksi
Produksi
(%)
Penelitian ini dilakukan di PT. X yang berlokasi di
(Batang)
(Batang)
Medan, Sumatera Utara. Objek pada penelitian ini
Januari
3000
2512
83.73
adalah karyawan PT. X sebagai responden dalam
Februari
2880
2457
85.31
pengisian kuesioner terkait pengaruh Sistem
Maret
3120
2653
85.03
Manajemem Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja
April
3000
2587
86.23
karyawan. Variabel-variabel penelitian yang dikaji
Mei
3120
2676
85.77
mengacu kepada klausul Sistem Manajemem Mutu ISO
Juni
3120
2649
84.90
9001:2008 yang membahas mengenai faktor-faktor
Juli
3120
2667
85.48
yang berkaitan dengan kinerja karyawan (Robbins,
Agustus
2880
2485
86.28
2008; Gomes, 2003) yaitu klausul 6, yang terdiri dari
September
3000
2520
84.00
kompetensi (X1), pelatihan (X2), kepedulian (X3),
Oktober
3120
2678
85.83
prasarana (X4) dan lingkungan kerja (X5) sebagai
November
3000
2558
85.27
variabel independen dan kinerja karyawan (Y) sebagai
Desember
2880
2580
89.58
variabel dependen. Pengumpulan data dilakukan
59

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 1, No. 1 , Februari 2014 pp. 58-63

melalui wawancara terhadap bagian manajemen


perusahaan dan penyebaran kusioner kepada sampel
karyawan. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode sampling. Metode penarikan sample
yang digunakan adalah disproportionate stratified
random sampling. Untuk menentukan ukuran sampel
yang dibutuhkan digunakan rumus Slovin sebagai
berikut:

normalitas dilakukan dengan menggunakan


rasio skewness dan rasio kurtosis. Apabila rasio
skewness dan rasio kurtosis berada di antara -2
dan +2, maka data berdistribusi normal.
b. Melakukan uji multikolinieritas untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas atau tidak.
Pengujian
multikolinearitas
dilakukan
berdasarkan nilai tolerance dan nilai VIF.
Adanya multikolonieritas jika nilai tolerance <
0,1 atau nilai VIF > 10.
c. Melakukan uji heterokedastisitas untuk menguji
apakah
dalam
model
regresi
terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk
mengetahui
terjadinya heteroskedastisitas dapat dilihat dari
signifikansi t. Jika P > 0,05 maka tidak terdapat
heterokedastisitas.
3. Melakukan pengujian hipotesis, yang terdiri dari:
a. Perhitungan koefisien determinasi dengan
menggunakan rumus:

..................................................... (1)
dimana:
n
= Ukuran sampel
N
= Jumlah populasi
e
= Taraf signifikansi
Berdasarkan rumus tersebut dengan jumlah populasi
122 dan taraf signifikansi 5% didapat ukuran sampel 94
orang. Tahap awal yang dilakukan untuk pengumpulan
data awal ini adalah dengan menyebarkan kuesioner
pendahuluan berupa kuesioner terbuka kepada
sampel karyawan PT. X sebanyak 10% yaitu 13 orang.
Kuesioner terbuka ditujukan sebagai uji coba
kuesioner, selanjutnya pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner terbuka akan disusun dalam bentuk
kuesioner sebenarnya (tertutup) agar didapat data
yang sebenarnya. Data yang terkumpul diuji
keabsahannya dengan uji validitas menggunakan
korelasi product moment dengan rumus:

}{

dimana:
2
R
= Koefisien determinasi
2
SSR = Jumlah kuadrat akibat regresi = (Y-Ym)
2
TSR = Total jumlah kuadrat = (Y-Ym)
= Y prediksi
= Y rata-rata

................. (2)

dimana:
N
= Jumlah responden
= Koefisien korelasi antara Y dan X
X
= Skor variable independen X
Y
= Skor variable independen Y

b. Melakukan uji signifikansi simultan (uji statistik


F) dengan menggunakan rumus:

dan reliabilitas menggunakan koefisien alpha cronbach


dengan rumus:
*

+(

........................... (4)

............................. (5)
dimana:
2
R
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah observasi
k
= Jumlah variabel bebas

) ................................. (3)

dimana:
r11 = Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha
Cronbach)
k
= Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen
2
b = Jumlah varians butir-butir pertanyaan
2
t = Varians total

c. Melakukan uji parsial (uji statistik t)


Analisis pemecahan masalah dilakukan terhadap hasil
identifikasi terhadap masalah-masalah yang terjadi
dan membandingkannya dengan teori yang ada.

Selanjutnya data diolah dengan menggunakan teknik


statistik deskriptif dan dilakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Secara umum langkah-langkah analisis regresi
berganda adalah sebagai berikut:
1. Melakukan perhitungan koefisien regresi berganda.
2. Melakukan uji asumsi klasik, yang terdiri dari:
a. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui
apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Hasil perhitungan pada uji validitas menunjukkan
bahwa angka korelasi antara masing-masing indikator
untuk semua variabel signifikan pada level 0,05 dan
nilai r hitung lebih besar dari r kritis. Jadi dapat
disimpulkan bahwa masing-masing indikator dalam
60

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 1, No. 1 , Februari 2014 pp. 58-63

variabel penelitian adalah valid. Hasil perhitungan


pada uji reliabilitas menunjukkan bahwa koefisien
alpha cronbach dari tiap-tiap variabel lebih besar dari
0,600, sehingga dapat disimpulkan bahwa masingmasing variabel adalah reliabel. Oleh karena itu,
kuesioner dapat digunakan untuk analisis dan
pengujian hipotesis.
3.2. Analisis Statistik Deskriptif

Y=10,845+0,168X1 0,079X2+1,029X3-0,230X4 +0,256X5


3.4. Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan pengujian uji asumsi klasik, didapatkan
hasil sebagai berikut:
1. Rasio skewness yang diperoleh adalah 1,333 dan
rasio kurtosis -1,381, sehingga disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
2. Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan
bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai
tolerance nya kurang dari 0,1. Hasil perhitungan
nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak
ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel bebas dalam model
regresi.
3. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas
dilakukan menggunakan uji Glejser dengan
bantuan SPSS 20. Hasil pengujian heteroskedasitas
menunjukkan semua variabel independen memiliki
signifikansi t lebih besar dari 0,05 yang artinya
tidak mengalami masalah heterokedastisitas.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk


memberikan pemahaman tentang situasi yang terjadi
atau berlaku karyawan di perusahaan. Analisis statistik
deskriptif menampilkan gambaran mengenai distribusi
frekuensi, nilai minimum, maksimum, mean, standar
deviasi dan varians berdasarkan persepsi responden.
Hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variabel
Min
Max Mean
Kompetensi (X1)
3
5
4.592
Pelatihan (X2)
3
5
4.351
Kepedulian (X3)
3
5
3.691
Prasarana (X4)
2
5
3.865
Lingkungan Kerja (X5)
1
5
3.883
Kinerja Karyawan (Y)
1
5
3.392

Varians
0.249
0.284
0.321
0.587
0.520
0.534

3.5. Pengujian Hipotesis


3.5.1.Koefisien Determinasi

Tabel 2 menunjukkan bahwa varians untuk variabel


kompetensi, pelatihan, dan kepedulian tidak tinggi.
Sementara varians untuk variabel prasarana,
lingkungan kerja dan kinerja hanya sedikit lebih tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden
sangat dekat dengan rata-rata pada semua variabel.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden
memiliki kompetensi yang baik, pelatihan yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan berjalan dengan baik,
responden memiliki rasa kepedulian yang cukup
terhadap persyaratan mutu produk, prasarana yang
tersedia berada dalam kategori cukup, kondisi
lingkungan kerja juga cukup dan kinerja masih berada
dalam kategori cukup.

Dari perhitungan nilai koefisien determinasi didapat


2
nilai R sebesar 0,312. Nilai ini menunjukkan bahwa
model kinerja karyawan perusahaan sebesar 31,2%
dipengaruhi oleh variabel bebas kompetensi,
pelatihan, kepedulian, prasarana, dan lingkungan
kerja, selebihnya sebesar 68,8% dijelaskan oleh faktor
lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi yang
diperoleh. Kondisi ini menjelaskan keterbatasan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam peningkatan
kinerja karyawan di PT. X. Peningkatan kinerja
karyawan ini disebabkan oleh faktor lain yang tidak
terdapat dalam klausul ISO 9001:2008.
3.5.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

3.3. Analisis Regresi Berganda


Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabelvariabel independen Kompetensi (X1), Pelatihan (X2),
Kepedulian (X3), Prasarana (X4), dan Lingkungan Kerja
(X5) yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat Kinerja Karyawan (Y). Kriteria yang digunakan
untuk pengujian ini adalah dengan menggunakan
harga koefisien F. Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak
dan H1 diterima, sedangkan apabila Fhitung < Ftabel, maka
Ho diterima dan H1 ditolak. Dalam menguji ada atau
tidaknya pengaruh variabel independen secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen

Dalam perhitungan regresi berganda dengan lima


variabel independen dan satu variabel dependen,
digunakan metode eliminasi Gauss-Jordan sehingga
didapatkan nilai b, yaitu:
b0 = 10,845
b1 = 0,168
b2 = -0,079
b3 = 1,029
b4 = -0,230
b5 = 0,256
Berdasarkan nilai b yang didapat maka persamaan
regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut:
61

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 1, No. 1 , Februari 2014 pp. 58-63

dikemukakan hipotesis yang dinyatakan sebagai


berikut:
Ho : Kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana
dan lingkungan kerja secara bersama-sama tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
karyawan.
H1 : Kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana
dan lingkungan kerja secara bersama-sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja
karyawan.

H11 : Kompetensi berpengaruh secara signifikan


terhadap kinerja karyawan.
2. Ho2 : Pelatihan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan.
H12 : Pelatihan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan.
3. Ho3 : Kepedulian tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
H13 : Kepedulian berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan.
4. Ho4 : Prasarana tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan.
H14 : Prasarana berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan.
5. Ho5 : Lingkungan kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
H15 : Lingkungan kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel.
Perbandingan antara nilai thitung dengan nilai ttabel dapat
dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan perhitungan nilai F, didapat


= 7.98.
Dari tabel distribusi F dengan level pengujian yang
digunakan = 5%, df1= 5 dan df2= 88 didapat F tabel =
2,32. Oleh karena Fhitung > Ftabel (7,98 > 2,32), maka Ho
ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetensi (X1), pelatihan (X2), kepedulian (X3),
prasarana (X4) dan lingkungan kerja (X5) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan (Y) di PT. X.
Sesuai dengan hasil audit pengawasan ditemukan
beberapa hal yang masih perlu diperhatikan, antara
lain level dari kompetensi belum ditetapkan untuk
setiap jenjang; evaluasi personil setelah pelaksanaan
pelatihan belum dilakukan; sistem dokumentasi data
untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal
sehingga sulit dalam melakukan analisa perbaikan
mesin
dan
alat.
Perusahaan
sebaiknya
mempertimbangkan untuk memperbaiki hal tersebut,
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kinerja karyawan di perusahaan, maka perusahaan
seharusnya
melakukan
evaluasi
terhadap
implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008
khususnya klausul 6.

Tabel 3. Hasil Uji Parsial Berdasarkan Koefisien t


Variabel
thitung
ttabel
Kondisi
Kompetensi (X1)
0,991
1,987 thitung< ttabel
Pelatihan (X2)
-0,687 1,987 thitung< ttabel
Kepedulian (X3)
5,033
1,987 thitung > ttabel
Prasarana (X4)
-1,856 1,987 thitung< ttabel
Lingkungan Kerja (X5) 2,322
1,987 thitung> ttabel
Tabel 3 menunjukkan bahwa hanya variabel
kepedulian dan lingkungan kerja (thitung > ttabel) yang Ho
nya ditolak, sehingga disimpulkan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. X
sedangkan variabel-variabel independen lainnya yaitu
kompetensi, pelatihan, dan prasarana ((thitung > ttabel) Ho
nya diterima, sehingga disimpulkan masing-masing
variabel tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan. Kondisi tenaga kerja yang
ada saat ini menunjukkan bahwa masih banyak
karyawan yang kurang paham terhadap pentingnya
kegiatan tiap-tiap personel dan kurang peduli
terhadap pencapaian sasaran mutu. Seringnya
ditemukan karyawan yang tidak bekerja juga
menunjukkan rendahnya kepedulian karyawan. Hal
yang dapat dilakukan untuk membangun rasa
kepedulian karyawan diantaranya adalah dengan
melakukan pelatihan. Peranan manajemen puncak
sangat diperlukan dalam hal ini, yaitu dengan
memotivasi, menjelaskan visi dan misi perusahaan,
nilai-nilai penting lingkungan perusahaan dan
mengkomunikasikan komitmen kebijakan perusahaan
termasuk pola kerja yang diterapkan perusahaan.
Sementara itu, dalam hal lingkungan kerja, beberapa
kondisi lingkungan kerja saat ini kurang mendukung
kinerja karyawan misalnya suhu di lantai pabrik yang

3.5.3.Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Uji statistik t digunakan untuk menguji ada atau
tidaknya hubungan variabel-variabel independen
Kompetensi (X1), Pelatihan (X2), Kepedulian (X3),
Prasarana (X4), Lingkungan Kerja (X5) secara parsial
dengan variabel dependen Kinerja Karyawan (Y).
Kriteria yang digunakan untuk pengujian ini adalah
dengan menggunakan harga koefisien t. Apabila thitung
> ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, sedangkan
apabila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Dengan level pengujian yang digunakan =5%, df = n
k-1= 94-5-1= 88 didapat ttabel = 1,987 (uji 2 arah).
Dalam menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen
dikemukakan hipotesis yang dinyatakan sebagai
berikut:
1. Ho1 : Kompetensi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.

62

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 1, No. 1 , Februari 2014 pp. 58-63

cenderung tinggi, tingkat kebisingan mesin-mesin yang


cukup tinggi, dan area kerja yang kurang rapi di
beberapa stasiun kerja. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan
perlu mengevaluasi dan memperbaiki kondisi
lingkungan kerja yang ada.

4. KESIMPULAN
Sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan
demikian peningkatan kinerja karyawan dapat
dilakukan dengan mengevaluasi dan membenahi
sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008, khususnya
klausul 6 (klausul sumber daya). Secara parsial, hanya
faktor kepedulian dan lingkungan kerja yang
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di
PT. X. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja
kayawan, maka perusahaan perlu membangun rasa
kepedulian karyawan dengan mengadakan pelatihan
untuk memotivasi karyawan, menjelaskan visi, misi
perusahaan dan nilai-nilai penting lingkungan
perusahaan, dan mengkomunikasikan komitmen
kebijakan perusahaan; serta mengevaluasi dan
memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Feng, Mei, dkk. 2008. Relationship of ISO 9001: 2000
Quality System Certification With Operational
and Business Performance. Journal of
Manufacturing Technology Management. Vol.
19 No. 1 pp. 22-37
Purba, Debbie Tiur J. 2013. Analisis Pengaruh Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 terhadap
Kinerja Karyawan di PT.X. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
Robbins, Stephen, dan Timothy A., Judge. 2008.
Perilaku Organisasi, Organizational Behaviour.
Jakarta : Gramedia.
SNI ISO 9001:2008. Sistem Manajemen MutuPersyaratan. Badan Standardisasi Nasional.
Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear
Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistik Terapan
Berbasis Komputer Dengan Program IBM SPSS
Statistic 19. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

63

Anda mungkin juga menyukai