Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Transistor

Disusun oleh:

Hongki Irawan

NIM 014.02.010

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER

MUSI RAWAS
2015

Judul

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

ii

DAFTAR ISI...................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembahasan Transistor..............................................

1.2 Tujun Pembahasan Transistor.............................................................

BAB II PEMBAHASAN TRANSISTOR


2.1 Konstruksi Transistor Bipolar............................................................

2.2 Aliran Arus Listrik pada Transistor PNP dan NPN............................

2.3 Prinsip Kerja dari Transistor..............................................................

2.4 Transisitor sebagai Penguat Arus......................................................

2.5 Karakteristik Transfer Transistor.......................................................

10

2.6 Penguat dalam Keadaan Diam...........................................................

11

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan .......................................................................................

12

3.2

Saran..................................................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum W. Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berkenaan dengan materi Transistor yang merupakan
salah satu dari materi pembelajaran Elektronika I yang harus kami pelajari pada semester III
ini.
Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak, kepada teman-teman yang telah
membantu menysun makalah ini dan kepada Ibu Yuyun Sumarni, S.T., M.Kom. selaku dosen
Elektronika I.
Penyajian makalah ini bertujuan agar menarik perhatian bagi mahasiswa-mahasiswi
jurusan fisikan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai elektronikas semikonduktor dan
khususnya mengenai pembahasan trasistor serta berbagai fungsinya.
Selain itu dalam pembuatan makalah ini sudah pasti banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu saya minta maaf. Saran dan kritik yang besifat membangun sangat
saya harapkan guna mencapai kesempurnaan makalah ini untuk yang akan datang.

Lubuklinggau,

Oktober 2015

Penulis

Bab I Pendahuluan
1.2 Latar Belakang
Sejarah transistor pada awalnya di temukan oleh William Shockley dan John Barden pada
tahun 1948. Transistor awal mulanya di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Pada saat ini
ada dua jenis tipe transistor, yaitu transistor tipe P N P dan transistor jenis N P N.
Dalam rangkaian difital, transistor di gunakan sebagai saklar untuk kecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat di rangkaian sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memory dan komponen lainnya.
Kebanyakan ahli sejarah mengira bahwa dunia elektronika dimulai ketika Thomas Alpha
Edison menemukan bahwa filamen panas memancarkan elektron (1883). Untuk merealisasi
nilai komersial dari penemuan Edision, Fleming mengembangkan dioda hampa (1904).
Deforest menambahkan elektroda ketiga untuk mendapatkan trioda hampa (1906). Sampai
1950, tabung hampa mendominasi elektronik; mereka digunakan dalam penyearah, penguat,
osilator, modulator, dan lain-lainnya.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan berkurangnya penggunaan tabung hampa dimasa
sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dari perbedaannya yang sangat mencolok jika dibandingkan
dengan transistor begitu pula dengan kelebihan dan kekurangannya.
Perbedaan tabung hampa dengan transistor adalah sebagai berikut:
1.Pada tabung hampa:
Tabung hampa mempunyai fisik besar dan kurang praktis.
Tabung hampa mempunyai tiga kaki yang terdiri dari Anoda, Katoda, dan Kasa kemudi.

Tabung hampa banyak terbuat dari kaca sehingga rangkaian di dalamnya tampak dengan
nyata. Tabung hampa tidak tahan terhadap goncangan. Memerlukan Tegangan atau energi
yang cukup besar.
2.Pada transistor:
Bentuk fisik kecil dan praktis.
Transistor mempunyai tiga kaki yan terdirti dari: Basis, Kolektor, dan Emitor.
Rangkaian dalam transistor tak kelihatan dari luar karena terbungkus plat atau mika.
Transistor than terhadap goncangan.
Transistor hanya membutuhkan tegangan atau energi listrik yang minimum, hanya kira-kira
beberapa volt saja.
Sejak ditemukannya transistor maka terjadilah revolusi di dalam dunia elektronika, karena
transistor memiliki keuntungan yang lebih dibanding tabung hampa. Namun pada dasarnya,
antara tabung hampa dengan transistor hampir sama dengan tabung elektroda atau tabung
elektron. Persamaan ialah pada kakinya sebagai berikut:
Katoda = Emitor
Anoda = Kolektor
Kasa kemudi = Basis
Transistor daya memiliki karakteristik kontrol untuk menyala dan mati. Transistor digunakan
sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah satu rasi, menghasilkan dalam drop
tegangan kondisi on yang rendah. Kecepatan pensaklaran transisitor modem lebih tinggi
daripada thyristor dan transisitor secara normal digunakan dalam aplikasi daya rendah sampai
menengah.

Pada umumnya transisitor berfungsi sebagai suatu switching (kontak on-off). Adapun kerja
transistor yang berfungsi sebagai switching ini, selalu berada pada daerah jenuh (saturasi) dan
daerah cut off.

1.3 Tujuan Dan Manfaat


Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik dan penerapan transisitor sebagai saklar

Manfaat nya adalah agar Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari
transistor sebagai saklar

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Transisitor
Pengertian Transistor adalah komponen elektronika terbuat dari alat semikonduktor
yang banyak di pakai sebagai penguat, pemotong (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Pengertian Transistor pada alat
semikonduktor mempunyai 3 elektroda (triode), yaitu dasar (basis), pengumpul
(kolektor) dan pemancar (emitor).
Pada dasarnya transistor juga memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET) memungkinkan mengalirkan arus listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya. Tegangan yang memiliki satu terminal contohnya adalah Emitor
yang dapat di pakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar dari pada input
basis.
Dalam sebuah rangkaian analog, komponen transistor dapat di gunakan dalam penguat
(amplifier). Komponen yang terdapat dalam rangkaian analog antara lain pengeras
suara, sumber listrik stabil dan penguat sinyal radio. Jadi pengertian transistor dapat di
bilang sebagai pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi
penghantar pada suhu tertentu.
Pengertian transistor merupakan komponen yang sangat penting dan di perlukan untuk
sebuah rangkaian elektronika. Tegangan yang terdapat pada transistor merupakan
tegangan satu terminal, misalnya emitor yang dapat di pakai untuk mengatur arus dan
tegangan inputnya, memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
4

Cara kerja transistor hampir mirip dengan cara kerja resistor, yang juga memiliki tipe
tipe dasar yang modern. Pada saat ini ada 2 tipe dasar transistor modern, yaitu tipe
Bipolar Junction Transistor (BJT) dan tipe Field Effect Transistor (FET) yang memiliki
cara kerja berbeda beda tergantung dari kedua jenis tersebut.

2.2 Pengertian Transisitor Sebagai Saklar


Transistor Sebagai Saklar maksudnya adalah penggunaan transistor pada salah satu kondisi
yaitu saturasi dan cut off. Pengertiannya adalah jika ada sebuah transistor berada dalam
keadaan saturasi maka transistor tersebut akan seperti saklar tertutup antara colector dan
emiter, sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut off transistor tersebut akan berlaku
seperti saklar terbuka.
Pengertian dari Cut off adalah kondisi transistor di mana arus basis sama dengan nol, arus
output pada colector sama dengan nol, sedangkan tegangan pada colector maksimal atau
sama dengan tegangan supply. Saturasi adalah kondisi di mana transistor dalam keadaan arus
basis adalah maksimal, arus colector adalah maksimal dan tegangan yang di hasilkan
colector-emitor adalah minimal.
Apabila terdapat rangkaian transistor sebagai saklar banyak menggunakan jenis transistor
NPN, maka ketika basis di beri tegangan tertentu. Transistor akan berada dalam kondisi ON,
sedangkan besar tegangan pada basis tergantung dari spesifikasi transistor itu sendiri. Dengan
cara mengatur bias sebuah transistor menjadi jenuh, maka seolah akan di dapat hubungan
singkat antara kaki colector dan emitor.
Terminal basis akan dengan cepat mengontrol arus yang mengalir dari colector menuju
emitor. Arus yang di hasilkan dari tegangan input akan menyebabkan transistor saturasi

menjadi saklar tertutup, akibat dari kejadian ini arus akan mengalir dari colector ke emitor.
Pada saat kondisi tegangan colector emitor mendekati 0 volt.
Sebaliknya jika tegangan transistor sebagai saklar tidak di berikan arus tegangan, maka
transistor akan berada dalam kondisi Cut off dan terminal colector emitor terputus seolah
sakalar menjadi terbuka. Akibat dari pemutusan ini arus tidak akan mengalir dari colector
menuju emitor. Dalam kondisi ini tegangan yang di hasilkan akan maksimal.
Kalau misalkan transistor di pakai hanya pada dua titik, yaitu titik putus dan titik saturasi,
maka transistor akan di pakai sebagai saklar. Daya yang di serap oleh dua titik ini sangat
kecil, tetapi dalam keadaan aktif daya yang di serap transistor akan lebih besar. Sebab
pemakaian yang mana menggunakan arus lebih besar harus di upayakan agar daerah yang di
lewati aktif, sehingga transistor tidak menjadi terlalu panas.

Gambar 2.1. Rangkaian Transistor Sebagai Saklar


Salah satu fungsi dari rangkaian transistor emitor bersama adalah sebagai saklar seperti pada
gambar 2.1, yang bekerja pada dua daerah kerja yaitu daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati
(cut-off), grafik terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Kurva Karakteristik Luaran Transistor


Jika = 0, maka I = 0 dan I = 0, pada kondisi ini transistor pada kondisi tidak
menghantarkan arus I atau dengan kata lain kondisi saklar terbuka (OFF). Analogi transistor
ketika OFF seperti pada gambar 2.3 berikut.

Analog
dengan

Gambar 2.3. Analogi Transistor OFF


Daerah yang diarsir biru adalah daerah cut-off. Pada saat cut-off kondisi transistor adalah arus
output pada kolektor mendekati dengan nol, tegangan pada kolektor maksimum atau sama
dengan tengangan sumber dan arus basis mendekati nol.

Pada saat saturasi kondisi transistor adalah arus basis maksimal (I = max ) sehingga
menghasilkan arus kolektor maksimum ( = ) dan tegangan kolektor emitor minimum
( = 0).

Analog dengan

Gambar 2.4. Analogi Transistor ON


Pada saat kondisi saturasi, sambungan Basis Emittor mendapat bias maju yang membuat
mengalir cukup besar yang menyebabkan saturasi seperti pada persamaan 2.1, sehingga :

Jika nilai pada saat saturasi sangat kecil (0,2 sampai dengan 0,3 V) sehingga dapat
diabaikan, maka arus dapat dihitung dengan melihat persamaan 2.2:

Adapun minimum yang diperlukan untuk membuat saturasi pada persamaan 2.3 berikut:

Secara signifikan harus lebih besar dari (min) untuk membuat transistor dalam keadaan
saturasi. Dari rangkaian gambar untuk menghitung nilai diperoleh persamaan 2.4 sebagai
berikut :

pada kondisi saturasi (jenuh) dapat dinaikkan, tetapi tidak dapat menaikkan . Pada
kondisi ini, diperoleh persamaan 2.5 dan 2.6 sebagai berikut:

0 (kecil)

(2.5)

Keterangan :

= Penguatan transistor (kali).

= Arus pada basis (Ampere)

= Arus pada kolektor (Ampere)

= Tegangan pada kolektor (Volt)


= Tegangan pada kolektor emitor (Volt)

= Hambatan pada basis (Ohm)

= Hambatan pada kolektor (Ohm)

Sebagai contoh, kita memiiliki lampu yang akan kita kendalikan (ON/OFF) dengan sebuah
saklar. Maka rangkaian sederhananya seperti yang terlihat pada gambar di bawah (a).

Sebagai ilustrasi, mari kita ganti saklar tersebut dengan sebuah transistor agar terlihat
bagaimana transistor dapat mengontrol aliran elektron melalui lampu. Harap diingat bahwa
arus yang mengalir melalui transistor harus berada diantara kolektor dan emitor, karena arus
itu lah yang mengalir kelampu dan yang akan kita kontrol, kita harus memposisikan kolektor
dan emitor dimana dua kontak saklar sebelumnya berada. Kita juga harus memastikan bahwa
arus lampu akan bergerak melawan arah anak panah emitor untuk memastikan bahwa bias
penyimpangan transistornya benar seperti yang terlihat pada gambar (b).

mechanical switch (a) NPN transistor switch (b) PNP transistor switch (c)
Transistor PNP juga dapat digunakan sebagai saklar, pernerapannya seperti yang terlihat pada
gambar di atas (c).

Penggunaan tipe transistor antara NPN dan PNP tidak dipermasalahkan, yang penting adalah
pembiasan arah arusnya benar (elektron mengalir melawan arah anak panah transistor).

10

Kembali ke transistor NPN dalam contoh rangkaian, kita dihadapkan dengan kebutuhan untuk
menambahkan komponen sehingga kita dapat memiliki arus basis. Jika basis tidak memiliki
input, maka arus basis akan selalu nol dan transistor tidak akan aktif, lampu pada rangkaian
pun tidak akan menyala. Harus diingat bahwa untuk transistor NPN, arus basis harus terdiri
dari elektron-elektron yang mengalir dari emitor ke basis (berlawanan arah dengan simbol
anak panahnya, seperti arus lampu). Mungkin hal yang paling sederhana yang harus
dilakukan adalah memasang saklar antara kaki basis dan kaki kolektor seperti yang terlihat
pada gambar di bawah (a).

Transistor: (a) cut off; lamp off, (b) saturated; Lamp on

Jika saklar dalam keadaan terbuka seperti gambar di atas (a), kaki basis transistor dibiarkan
menggantung atau tidak terhubung pada apapun dan tidak akan ada arus yang melaluinya.
Dalam keadaan ini, transistor dikatakan terpotong (cut off). Jika saklar ditutup seperti yang
terlihat pada gambar di atas (b), elektron akan dapat mengalir dari emitor ke basis, melalui
saklar dan naik ke sisi kiri lampu. Dalam keadaan ini, arus rangkaian menjadi maksimum dan
transistor berada di titik jenuhnya.
Mungkin anda berpikir bahwa rangkaian di atas terlihat sia-sia, menggunakan transistor untuk
mengendalikan lampu yang pada akhirnya anda masih membutuhkan saklar, benar kan???
Jika kita masih menggunakan saklar untuk mengontrol lampu lalu apa gunanya transistor
mengendalikan arus? Kenapa tidak kembali saja ke rangkaian originalnya dan menggunakan
saklar langsung untuk mengendalikan arus lampu?
Dua hal yang dapat disimpulkan dari rangkaian ilustrasi di atas adalah sebagai berikut:
11

1. Transistor hanya memerlukan arus basis yang relatif rendah agar ON dan transistor dapat
mengangkat arus beban (lampu) yang relatif lebih besar. Ini bisa menjadi keuntungan karena
kita bisa menyalakan lampu yang arusnya besar menggunakan transistor yang kebutuhan
arusnya kecil.
2. Dengan transistor kita dapat mengaplikasikan rangkaian kontrol lampu dengan cara yang
berbeda dari kontrol lampu yang hanya menggunakan saklar. Pertimbangkan gambar di
bawah. Sepasang sel surya (solar cell) menyediakan 1 volt untuk mengatasi 0,7 VBE
transistor agar arus basis mengalir yang kemudian mengontrol lampu.

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya
didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah
basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor
memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan
basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang
yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau
disingkat dengan dioda kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias
maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat
tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan
kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara
cepat.

12

3.2 Saran
Saran saya pada teman teman setelah membaca makalah ini yang berjudul Transistor
sebagai saklar, Teman teman dapat mempelajari Transistor yang di bahas dalam makalah
ini, Kemudian jika ada salah dalam penulisan, saya atas selaku penulis minta maaf sebesar
besarnya.

13

Anda mungkin juga menyukai