3 Persamaan Gerak Dalam Bidang3
3 Persamaan Gerak Dalam Bidang3
Dalam Bidang
3.1. Gerak-Jatuh-Bebas
Gerak-jatuh-bebas adalah salah satu bentuk gerak dipercepat beraturan dengan satu nilai
percepatan gravitasi antara 9,79 ~ 9,8 m/det2 yang bergantung lokasinya terhadap katulistiwa.
Makin jauh dari katulistiwa, maka akan makin besar nilainya. Gerak-jatuh-bebas ini adalah gerak
pada permukaan bumi ke arah vertikal dengan tidak dipengaruhi oleh gaya apapun lagi. Gerak
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.
Jurusan Elektro-PKK-FT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
tersebut secara diagram dilukiskan pada Gbr. 3-2. Nampak pada Gbr. 3-2 bahwa, titik awal posisi
benda tidak dibatasi harus dari atas ke bawah, namun dapat berawal dari bawah bergerak ke atas.
Sehingga titik awal O sangat penting menjadi ukuran jarak dalam lintasan vertikalnya.
Sebagai gerak dipercepat beraturan, maka gerak tersebut mempunyai kecepatan dan jarak
lintasan yang dinyatakan masing-masing pada Persamaan (3-1) dan Persamaan (3-2),
vy = vo g.t
...................................................................................
(3-1)
y = vo.t .g.t2
................................................................................
(3-2)
dimana :
vy
vo
g
t
y
=
=
=
=
=
Pada saat benda mencapai titik kulminasi atau titik tertinggi yang pada Gbr. 3-2 adalah
titik H, maka kecepatan benda menjadi nol atau vy = 0
Contoh soal
3-1. Dari tanah dilemparkan satu bola vertikal ke atas dengan kecepatan
60 m/det. Bila nilai g = 10 m/det2, berapakah kecepatan bola itu setelah
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.
Jurusan Elektro-PKK-FT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
detik, 8 detik dan 10 detik ? Tentukan juga ketinggian bola pada waktuwaktu itu ? Kemudian tentukan titik kulminasi gerak-jatuh-bebas tersebut ?
Jawaban :
Sesuai Persamaan (3-1), maka kecepatan benda tersebut masing-masing
untuk waktu,
t = 4 detik
vy = 60 40 = 20 m/det
t = 8 detik
vy = 60 80 = 20 m/det
t = 10 detik vy = 60 80 = 40 m/det
Sesuai Persamaan (3-2), maka kecepatan benda tersebut masing-masing
untuk waktu,
t = 4 detik
y = 240 80 = 160 m
t = 8 detik
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.
Jurusan Elektro-PKK-FT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
Gerak parabola ini biasa disebut juga sebagai gerak-peluru atau proyektil, karena
memang lintasan peluru atau proyektil tersebut mengikuti fungsi parabola itu. Secara
diagram lintasan itu dilukiskan pada Gbr. 3-3. Bila sebuah peluru ditembakkan dari satu
titik O dengan sudut elevasi dan dengan satu kecepatan awal vo, maka pastilah
lintasan peluru itu berbentuk garis lengkung yang berbentuk parabola. Dalam hal ini,
vektor kecepatan tersebut dibagi dalam komponen-x dan y, sehingga menjadi vo.cos
dan vo.sin .
Gerak peluru tersebut sebetulnya adalah merupakan gabungan dari :
Gerak horizontal yang bersifat gerak lurus beraturan,
Gerak vertikal yang bersifat gerak-jatuh-bebas
Untuk menentukan tempat sebuah titik pada lintasan, kita tentukan koordinat x-y,
terhadap susunan sumbu x-y. Posisi x dan y titik bersangkutan ditentukan oleh sepasang
Persamaan berikut,
x = vox.t
gerak-beraturan
= vo.cos .t
..............................................................................................
(3-3)
y = voy.t .g.t2
gerak-jatuh-bebas
= vo.sin .t .g.t2
................................................................................
(3-4)
Sementara kecepatan benda juga terbagi menjadi kecepatan ke arah x dan ke arah
y yang besarnya tertentu dari Persamaan (3-5) dan Persamaan (3-6).
vx = vox = vo.cos
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.
..................................................................................
(3-5)
Jurusan Elektro-PKK-FT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
vy = voy g.t
= vo.sin g.t
......................................................................................
(3-6)
sehingga kecepatan benda tersebut dalam lintasannya dan arahnya, tertentu dari persamaan
berikut,
2
vx v y
vP =
Arah =
vy
....................................................................................
................................................................................................
vx
(3-7)
(3-8)
t = 0,384 detik
Dengan waktu tersebut, maka jarak atlit dari titik start dapat tertentu dari
Persamaan (3-3),
x = vo.cos .t = 11 x cos 20o x 0,384 = 3,97 m
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.
Jurusan Elektro-PKK-FT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
Karena gerak parabol mempunyai kesimetrian ke arah sumbu mendatar, maka jarak
lompatan atlit bersangkutan mencapai, 2 x 3,97 = 7,94 meter.
Sementara ketinggian lompatan yang dicapai atlit tersebut adalah
ketinggian pada lokasi titik kulminasi, yaitu,
y = vo.sin .t .g.t2
= 11 x sin 20o x 0,384 x 9,8 x 0,3842
= 0,722 meter
3.3.
Sebuah batu dilempar ke atas dari sebuah bangunan dengan sudut 30o
terhadap horizontal dengan kecepatan awal 20 m/det, seperti ditunjukkan
pada Gbr. 3-4. Ketinggian gedung 45 meter. Tentukan berapa lama waktu
yang diperlukan batu untuk mencapai tanah? Juga tentukan berapa
kecepatan batu tersebut tepat sebelum mencapai tanah?
Dalam hal ini para mahasiswa diminta menyelesaikan problem Soal 3-3
dengan bantuan angka kunci : t = 4,22 sekon, vf = 35,9 m/s.
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.
Jurusan Elektro-PKK-FT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
Dalam hal ini para mahasiswa diminta menyelesaikan problem Soal 3-4
dengan bantuan angka kunci : xf = 181 m.
3.2-1. Gerak Parabola terhadap Bidang Miring
Uraian gerak parabola yang dijelaskan di depan menempatkan sumbu-x pada
posisi horizontal atau sejajar permukaan bumi. Sekarang bagaimanakah bila sumbu-x
tersebut diposisikan mempunyai kemiringan terhadap permukaan bumi seperti
diperlihatkan ilustrasinya pada Gbr. 3-6.
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.
Jurusan Elektro-PKK-FT
UNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
Nampak pada Gbr. 3-6, bahwa kemiringan bidang terhadap bidang horizontal
sebesar . Peluru dilepas dengan kecepatan atau kelajuan vo m/s dengan sudut elevasi
terhadap bidang miring tersebut. Akibat kemiringan bidang sebesar tersebut, maka
komponen percepatan garvitasi, g, diuraikan menjadi, gx = g.sin , dan gy = g.cos .
Akibat kemiringan itu, maka untuk,
Vektor kecepatan :
vx = vo.cos gx.t
.....................................................................................
vy = vo.sin gy.t
.....................................................................................
(3-9)
(3-10)
Posisi peluru :
x = vo.cos .t . gx.t2
y = vo.sin .t . gy.t2
...............................................................................
...............................................................................
(3-11)
(3-
12)
Titik D adalah titik terjauh dari bidang miring, dan vD // sb-x, sehingga vyD
= 0, dan vD = vx.
Titik T adalah titik tertinggi vT // horizon vT 0
Untuk itu digunakan sb x-y yang tegak (horizontal-vertikal) dengan sudut
elevasi ( + ).
Daftar Kepustakaan
1. Serway, Raymond A., Jewett Jr, John W. 2009; Fisika untuk Sains dan Teknik,
Terjemahan, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
12
Fisika I
Ir. Hidajanto Djamal, MT.