Anda di halaman 1dari 3

Sanvenia Veronica

LE24 / 1801412511
IBM
TUGAS GSLC TOPIK 5
BAB III. KASUS
A. INTISARI KASUS ( Pelanggaran Hak Warga Negara oleh Lapindo )
Tragedi lumpur lapindo yang telah terjadi pada tanggal 28 Mei 2006 telah banyak
merugikan masyarakat Sidoarjo baik dari segi material dan nonmaterial. Semburan
lumpur panas lapindo telah menyebabkan genangan lumpur di daerah pemukiman warga,
tempat ibadah, lahan tebu, lahan padi, sarana pendidikan dan bahkan pabrik yang
menyebabkan pabrik terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan
tenaga kerja serta kantor pemerintahan yang menyebabkan para pegawai juga terancam
tak bekerja. Awalnya, lumpur tersebut mengenangi 4 desa dan meluap hingga ke 16 desa
lainnya di tiga kecamatan. Ditambah dengan meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat
penurunan tanah karena tekanan lumpur yang mengakibatkan penutupan ruas jalan tol
Surabaya-Gempol dan tidak berfungsinya saluran listrik dan telepon. Kejadian ini juga
menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa seperti pengusiran dan pemindahan warga
secara paksa. Ada juga warga yang dievakuasi dan diungsikan ke daerah yang lebih
aman. Bagaimanapun, warga sekitar telah kehilangan kehidupan mereka dan banyak pula
masyarakat yang kehilangan lahan pekerjaan mereka seperti mereka yang berkebun,
bertani dan bekerja di pabrik yang kini telah digenangi lumpur. Artinya warga telah
kehilangan hak-hak mereka sebagai bagian dari warga negara Indonesia yang disebabkan
oleh peristiwa Lapindo ini.

B. MASALAH
- Apakah jenis-jenis pelanggaran hak yang terjadi dalam kasus lumpur Lapindo?

Mengapa kasus lumpur Lapindo ini menyebabkan pelanggaran hak warga sekitrar

Sidoarjo?
Bagaimanakah penyelesaian atas kasus pelanggaran hak tersebut?
BAB IV. PEMBAHASAN

Sudah jelas sekali bahwa kasus lapindo ini sangat merugikan warga sekitar karena
mereka telah kehilangan apa yang telah menjadi hak-hak mereka. Sebelum kejadian ini
terjadi, mereka dapat hidup dan menjalankan aktivitas mereka dengan tenang dan lancar.
Namun, setelah kejadian ini, mereka harus menghadapi dampak buruk yang diakibatkan
oleh lumpur lapindo ini. Jika dilihat dari hak-hak warga negara Indonesia yang diatur dan
ditentukan dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka sangat banyak pelanggaran yang
terjadi dalam peristiwa ini diantaranya :
- Pelanggaran hak hidup
Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya
Sebagaimana tercantum dalam pasal 28 A UUD 1945 bahwa setiap orang memiliki
hak untuk hidup. Namun dalam tragedy lapindo ini, warga Sidoarjo tidak dapat
merasakan hidup yang tentram, damai, bahagia, sejahtera dan ha katas lingkungan
hidup yang sehat seperti sebelumnya karena semburan lapindo malah mengenangkan
rumah mereka sehingga mereka tidak dapat hidup dengan tentram dan lingkungan
-

menjadi tidak sehat.


Pelanggaran hak mengembangkan diri
Pasal 28 C ayat (1) : Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.
Dalam peristiwa lapindo ini menyebabkan warga diharuskan untuk berpindah tempat
tinggal dan ada sebagian dari mereka yang diungsikan. Selain itu, semburanini
menyebabkan sarana pendidikan tidak dapat berfungsi sehingga pendidikan sebagian
anak korban lumpur lapindo menjadi terbengkalai dan terhenti. Oleh karena itu, sudah
jelas bahwa hak mereka untuk mengembangkan diri melalui pendidikan menjadi

terhambat dan mereka tidak dapat memperoleh kesempatan tersebut.


Pelanggaran hak atas pekerjaan

Pasal 27 ayat (2) : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
Beberapa pabrik dan kantor pemerintahan tidak dapat difungsikan lagi akibat
semburan lapindo sehingga pabrik tidak dapat melakukan produksi barang sehingga
baik para pekerja maupun pegawai tidak dapat bekerja karena tempat mereka bekerja
tidak dapat digunakan lagi. Tidak hanya itu, para warga yang mengandalkan kebun
dan sawah mereka untuk memperoleh penghasilan juga harus kehilangan lahan
-

mereka.
Pelanggaran hak memperoleh keadilan
Dalam kasus ini, warga yang telah mengalami kerugian malah tidak memperoleh
jaminan dari pemerintah atas hak-hak mereka sebagai pelindung hak warga negara.
Selain itu, pihak swasta yang bersangkutan juga berperilaku tidak adil karena tidak
berpihak pada warga sehingga dalam kasus ini hak untuk memperoleh keadilan bagi
warga negara tidak diindahkan.
Seharusnya pemerintah sebagai pelindung hak warga negaranya mengupayakan
hak-hak warga Sidoarjo yang terampas akibat semburan lapindo ini. Tapi
kenyataannya pemerintah juga tidak mengambil tindakan tegas dalam melindungi
hak-hak warga negaranya. Bahkan pemerintah menerbitkan Perpres No 14 Tahun
2007 tentang Badan Penanggulangan Lumpur Lapindo yang menghilangkan
kewajiban PT Lapindo Brantas untuk membayar ganti rugi kepada korban. Pepres
justru memberikan hak kepada lapindo untuk membeli tanah yang seharusnya
melakukan penggantian ganti rugi tanah terhadap warga korban lapindo.

Anda mungkin juga menyukai