ANTIBODI
Pengertian dan Klasifikasi antibodi
Oleh:
Kelompok III
Nama : 1. St. Hasma Nur Putriani
2. Ulianti
3. Aprianti
4. Novi Pramuditha
5. Eka Safitri
6. Wahyuni
7. Hakqul fattah
Kelas : Farmasi B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
TAHUN AJARAN/PERIODE 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nyalah, sehinnga kami dari kelompok tiga (3) sebagai penyusun
makalah Imunologi yang berjudul Pengertian dan jenis-jenis (kalsifikasi) Antibodi
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Menyusun makalah dalam diskusi merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk memenuhi kebutuhan diskusi dalam bertukar pikiran dalam mata kuliah
tersebut, dimana isi makalah ini terdapat dari berbagai sumber.
Dalam makalah ini, dapat kami selesaikan berkat kerja sama yang baik dan
kompak dari kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Tetapi, kami sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan atau masih membutuhkan suatu
perbaikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak
baik dosen maupun teman-teman yang bersifat membangun agar dapat lebih
disempurnakan lagi untuk kedepannya. Terima kasih...
Penyusun
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Maksud dan Tujuan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan mekanisme kerja antibodi Antibodi...................................
B. Jenis-jenis (Kalsifikasi Antibodi)..................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai
virus atau antigen spesifik lainnya dewasa ini sangat perlu mendapat perhatian
spesifik,
sedangkan
imunisasi
pasif
dilakukan
dengan
cara
cara
meningkatkan
antibodi,
dan
lain-lain.
Hal
inilah
yang
2.
3.
4.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan tersebut di atas, adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
1. Sebagai tambahan informasi bagi pengembangan ilmu tentang peranan
antibodi dalam tubuh
2. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi para pembaca, yang tertarik untuk
mendalami antibodi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antibodi dan Mekanismenya
Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon
terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen
tersebut.
antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang cocok
dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.
Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat
dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel
tiang yang sama dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa
Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus
buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di
organ timus.
Sistim kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal humoral
dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistim kebal humoral. Apabila
ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel plasma dan
menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darah
sebagai bagian dari fraksi - globulin. Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan
virus di dalam darah.
Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai
imunoglobulin (Ig) atauantibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap
kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau
jaringan asing, maka limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan
limphokin (semacam antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan
langsung bereaksi dengan antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga
respon yang diperantarai sel.
Fungsi biologi antibodi adalah untuk mengikat patogen dan produk
yang dihasilkan patogen itu, dan untuk memfasilitasi pembuangan material
tersebut dari tubuh. Antibodi secara umum mengenali bagian kecil saja dari
molekul besar misalnya protein maupun polisakarida. Struktur yang dikenali
antibodi ini biasanya disebut epitop atau antigenic determinant (AD). Beberapa
patogen mempunyai selubung polisakarida. Pengenalan antibodi terhadap epitop
yang berasal dari subunit gula sangat penting untuk melindungi tubuh dari patogen
itu. Banyak antigen yang berasal dari protein dapat membangkitkan sistem imun
yang menghasilkan antibodi. Antibodi yang melawan virus mengenali protein
selubung virus. Dalam hal ini, struktur yang dikenali antibodi itu terletak pada
permukaan protein. Sisi yang dikenali antibodi itu tersusun dari asam amino dari
bagian yang berbeda pada rantai polipeptida itu. AD seperti yang disebut di
atas dikenal dengan istilah conformational atau epitop diskontinyu, sebab struktur
yang dikenali tersusun atas segmen protein yang diskontinyu dalam urutan asam
amino antigen namun berada bersama pada struktur tiga dimensi. Sebaliknya
epitop yang tersusun oleh segmen tunggal rantai polipeptida disebut kontinyu atau
epitop liniar. Meskipun kebanyakan antibodi bekerja mengenali antigen secara
utuh, dan merupakan protein yang mengenali epitop diskontinyu, namun beberapa
hanya mengenali fragmen peptida protein. Sebaliknya, antibodi yang bekerja pada
peptida suatu protein atau
peptida
sintetik
yang
mempunyai
hubungan
manusia terdiri dari 60% adalah kappa dan 40% lambda, sedangkan pada mencit
95% kappa dan 5% lambda. Satu molekul antibodi hanya mengandung lambda
saja atau kappa saja dan tidak pernah keduanya.
Setiap rantai panjang (VH) mempunyai berat molekul sekitar 50.000
dalton, yang terdiri dari daerah variabel (V) dan konstan . Rantai panjang (VH)
dan rantai pendek (VL) terdiri dari sejumlah homolog yang mengandung
kelompok sequence asam amino yang mirip tetapi tidak identik. Unit-unit
homolog tersebut terdiri dari 110 asam amino yang disebut domain
imunoglobulin. Rantai panjang mengandung satu domain variabel (VH) dan tiga
dari empat domain konstan lainnya (CH1, CH2, CH3, CH4, bergantung pada klas
dan isotipe antibodi). Daerah antara CH1 dan CH2 disebut daerah hinge (engsel),
yang memudahkan pergerakan / fleksibilitas dari lengan Fab dari bentuk Y
molekul anti bodi tersebut. Hal itu menyebabkan lengan tersebut dapat membuka
atau menutup untuk dapat mengikat dua antigen determinan yang terpisahkan
oleh jarak diantar kedua lengan tersebut.
Rantai panjang juga dapat meningkatkan fungsi aktifitas dari molekul
antibodi. Ada 5 klas antibodi yaitu: IgG, IgA, IgM, IgE dan IgD, yang dibedakan
menurut jenis rantai panjangnya masing-masing yaitu: , , , dan . Klas
antibodi IgD, IgE dan IgG terbentuk dari struktur tunggal, sedangkan IgA
mengandung dua atau tiga unit dan IgM terdiri dari 5 yang dihubungkan dengan
sambungan disulfida. Antibodi IgG dibagi menjadi 4 subklas (disebut juga
isotipe) yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.
Struktur dan fungsi IgG dapat dipecah oleh enzim pepsin dan papain
menjadi beberapa fragmen yang mempunyai sifat biologi yang khas. Perlakuan
dengan pepsin dapat memisahkan Fab2 dari daerah persambungan hinge
(engsel). Karena Fab2 adalah merupakan molekul bivalen sehingga ia dapat
mempresipitasi antigen. Enzim papain dapat memutus daerah hinge diantara CH1
dan CH2 untuk membentuk dua fragmen yang identik dan dapat bertahan dengan
reaksi antigen-antibodi dan juga satu non-antigen-antibodi fragmen yaitu daerah
Tabel 1. Sifat dan bentuk klas antibodi IgA, IgE, IgD dan IgM pada manusia dan
mencit sama
Antibodi
IgA
Subtipe
IgA1
Kappa / lambda
IgA2
Alfa 2
IgE
Kappa / lambda
IgD
Kappa / lambda
IgM
Kappa / lambda
Tabel 2. Sifat dan bentuk subklas antibodi IgG pada manusia dan mencit berbeda
Manusia
Subtipe
Antibodi
Rantai
IgG
pendek*)
Kappa / lambda
mencit
Rantai
Rantai
Subtipe
IgG1
panjang
1
IgG1
panjang
1
Kappa / lambda
IgG2
IgG2
2a
Kappa / lambda
IgG3
IgG2b
2b
Kappa / lambda
IgG4
IgG3
Imunoglobulin A (IgA).
Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva,
keringat, air mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang
aktiv adalah bentuk dimer (yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif.
Jaringan yang mensekresi bentuk bentuk dimer ini ialah sel epithel yang
bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel tersebut bersama IgA masuk
kedalam lumen. Fungsi dari IgA ini ialah:
- Mencegah kuman patogen menyerang permukaan sel mukosa
- Tidak efektif dlam mengikat komplemen
- Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai lysozim yang ada dalam cairan
sekretori yang mengandung IgA
- Bersifat antiviral dan glutinin yang efektif
2.
Imunoglobulin D (IgD)
Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD adalah penenda
permukaan pada sel B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel
B normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit dari
RNA.
3.
Imunoglobulin E (IgE)
Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau
berikatan dengan mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif
dengan eosinpphil. IgE berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan
adanya antigen yang spesifik untuk IgE, imunoglobulin ini menjadi bereaksi
silang untuk memacu degranulasi dan membebaskan histamin dan komponen
lainnya sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat berguna untuk
melawan parasit.
4.
Imunoglobulin M (IgM)
mencerminkan
adanya
infeksi
baru
atai
adanya
antigen
Imunoglobulin G (IgG)
Imunoglobulin
adalah
divalen
antigen. Antibodi
ini
adalah
untuk
setiap
jenis
hewan
berturut-turut
adalah:
IgA1,
IgD
IgE
IgM
IgG1
IgG2
IgG3
IgG4
Bentuk
2
Dimer
Monom
Monom
Pentam
Monom
Monom
Monom
Monom
YY
er
er
er
er
er
er
er
YYYY
3,5
0,03
0,00005
Y
1,5
1,5
(-)
(-)
(-)
+++
+++
+++
(-)
en
Transfer
(-)
(-)
(-)
(-)
plasenta
Ikatan
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Caira
(-)
(-)
Cairan
Susu
Susu
Susu
Susu
dalam
serum
(mg/ml)
Aktifasi
komplem
dengan
makrofag
/
Fc
reseptor
Ditemuk
an dalam n
mukus
jaringan
muku
dsb
eksresi
eksternal
Dsb.
- Subklas Antibody
Di antara pembagian antibody atau klasifikasi antibody, yang paling banyak
dipelajari adalah imunoglobulin G (IgG),IgG ini dibagi menjadi subklas yang meiliki
karakter yang berbeda satu dengan lainnya dalam aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Sekitr tahun 1960-an penelitian difokuskan untuk mendalami spesifik erforma dari
poliklonal antiserum kelinci terhadap human homogen IgG protein mieloma, yang
menunjukkan adanya subgrup IgG yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.
Secara kuantitatif, konsentrasi subklas IgG pada serum manusia berturut-turut
adalah IgG1>IgG2>IgG3 = IgG4. Empat subklas IgG ini sangat berbeda-beda
berdasarkan jumlah komposisi asam aminonya dan skruktur hinge-regionnya. Hal
tersebut terdapat pada molekul yang menandung ikatan disulfid di antara rantai yheavy. Daerah tersebut terletak di atara fab (fragmen antibody bunding) dan dua
dominan karboksil domain (CH2 dan CH3)keduanya pada rantai heavy (H), yang
menunjukkkan fleksibilits dari molekul. Pada skma skruktu Ig terlihat skruktur
molekul yang mengandung domain-like-scructure, dimana dua ikatan kembar
fabfragmen singer (satu) Fc fragmen (fragmen cristalisable)terlihat sedikit bergerakbergerak.
IgG3 sangat peka terhadap enzim tersebut (+++), sedangkan IgG2 relatif
tahan. IgG1 dan IgG4bersifat sensitif sedang. Hal tersebut tergantung pada enzim
yang digunakan. Selama enzim proteolitik memecah semua mo,ekul IgG di dekat atau
pada daerah hinge menunjukkan bahwa sensitivitas dari IgG3 terhadap digesti enzim
yang berhubungan dengan titik kelemahannya. Perbedaan skruktur lain diantara
subklas IgG adalah hubungannya dengan rantai H dan L, dengan ikatan sulfida.
- Aktivitas Subklas Antibody IgG
Distribusi respon spesifik subklas antibody IgG sangat bervariasi tergantung
pada skruktur antigennya (karier, jumlah etiope,sifat fisika kimia) dosis, dan pintu
masuknya serta konstitusigenetik dan hospesnya. Pada sel-T dependen antigen (timus
dependen) memerlukan interaksi dengan helper sel-T limfosit untuk menstimulasi selB limfosit supaya memproduksi antibody. Dimana respon antibody terhadap antigen
tertentu mengahasilkan respon subklas antibodi yang tertentu pula. (soderstorm et al,
1985; Burton dan woof, 1992; Bredius, 1994).
C. Penyakit yang berkaitan dengan Antibodi dan Pengobatannya
(apri n uni)...............................
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, telah diperoleh
berbagai penemuan-penemuan solusi berkaitan antibody sebagai sistem
pertahana tubuh. Selain obat-obat (mis. Obat-obat golongan obat sitotoksik, obat
imunosupresif, dan lain-lain), dikenal istilah:
- Antibody imunospresif
Dikembangkan teknologi hibridoma ooeh milstein dan kohler pada
tahun 1975 menyebabkan revolusi di bidang antibody, dan secara radikal
meningkatkan kemurnian dan spesifitas antibodi yang diguanaknan di
klinakdan sebagai alat tes antibodi di laboratorium. Hibridoma terdiri dari selsel pembentuk antibodi yang difusikan dengan sel plasmasitoma abadi. \sel-sel
hibrid yang stabil dan menghasilkan sel-sel antibodi yang diinginkan dapat
disubklonakan untuk pembiakan massal untuk menghasilkan antibodi.
Digunakan teknologi molekuler untuk menghasilkan antibodi
monoklonal. Dilkukan penyaringan pada koleksi cDNA yang menyandi
rantai berat dan ringan imunoglobulin yang diekspresikan pada permukaan
bakteriofaga terhadap antigen-antigen yang telah dimurnikan. (Katzung, dkk.
2012: 1119).
-
Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel
sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem
kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk
melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita.
Tipa tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat
membedakan dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah
satu dari sel tersebut adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi
masuknya substansi asing dengan spesivitas yang luar biasa.
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat
mengikat satu epitop saja, yang merupakan zat yang diproduksi oleh sel
gabungan tipe tunggal yang memiliki kekhususan tambahan. Ini adalah
komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Antibodi monoklonal dapat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Antibodi (Antibody)berasal dari bahasa Latin "Anti"yang berarti "melawan"
dan"Bodiq" yang berarti "tubuh". Jadi, antibodi adalah suatu zat yang
dibentuk oleh tubuh yang berasal dari protein darah jenis gama-globulin yang
diubahnya untuk melawan zat antigen (zat asing) yang masuk ke dalam tubuh
2. Interaksi antigen dengan antibodi bersifat nonkovalen dan pada umumnya
sangat spesifik. Antibodi hanya Antibodi hanya diproduksi oleh limfosit B
dan disebarkan keseluruh tubuh secara eksositosis dalam bentuk plasma dan
cairan sekresi. Mereka membentuk sel B antigen reseptor yang spesifik.
3. Jenis-jenis (klasifikasi) antibodi terdiri dari 5 klas yaitu: Imunoglobulin A
(IgA), Imunoglobulin D (IgD), Imunoglobulin E (IgE), Imunoglobulin M
(IgM), Imunoglobulin G (IgG).
4. Jenis penyakit yang berkaitan dengan sistem imun adalah penyakit autoimun
berupa rematik, HIV/AIDS, lupus, eksim, dan lain-lain.
B. Saran dan Kritik
Berdasarkan makalah yang kami buat dengan penuh kesederhanaan yang
membutuhkan pemikiran, usaha, kesabaran, dan kerja sama yang kompak.
Namun, kami selalu sadar bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan
dan pasti segala sesuatu di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh
karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak termasuk dosen maupun teman-teman, agar kami dapat
memperbaikinya atau lebih menyempurnakannya lagi untuk ke depannya. Terima
kasih...
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2006. Farmakologi Dan Toksikologi Sistem Kekebalan: Pengaruh
Penyebab Dan Akibatnya Pada Kekebalan Tubuh. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Gassmann M, P Thommes, T Weiser, and U Hubscher. 1990. Efficient production of
chicken egg yolk antibodies against a conserved mammalian protein.
FASEB Journal 4: 2528- 2532.
Katzung, Bertram G., dkk. 2012. Farmakologi dasar dan Klinik edisi 12 Vol.2.
Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.
Katzung, Bertram G., dkk. 2004. Farmakologi dasar dan Klinik edisi 8. Jakarta:
Salemba Medika.