Anda di halaman 1dari 18

IMUNOLOGI

ANTIBODI
Pengertian dan Klasifikasi antibodi

Oleh:
Kelompok III
Nama : 1. St. Hasma Nur Putriani
2. Ulianti
3. Aprianti
4. Novi Pramuditha
5. Eka Safitri
6. Wahyuni
7. Hakqul fattah
Kelas : Farmasi B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
TAHUN AJARAN/PERIODE 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nyalah, sehinnga kami dari kelompok tiga (3) sebagai penyusun
makalah Imunologi yang berjudul Pengertian dan jenis-jenis (kalsifikasi) Antibodi
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Menyusun makalah dalam diskusi merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk memenuhi kebutuhan diskusi dalam bertukar pikiran dalam mata kuliah
tersebut, dimana isi makalah ini terdapat dari berbagai sumber.
Dalam makalah ini, dapat kami selesaikan berkat kerja sama yang baik dan
kompak dari kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Tetapi, kami sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan atau masih membutuhkan suatu
perbaikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak
baik dosen maupun teman-teman yang bersifat membangun agar dapat lebih
disempurnakan lagi untuk kedepannya. Terima kasih...

Penyusun
Kelompok III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Maksud dan Tujuan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan mekanisme kerja antibodi Antibodi...................................
B. Jenis-jenis (Kalsifikasi Antibodi)..................................................

C. Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun dan pengobatannya.......


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran dan kritik..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai
virus atau antigen spesifik lainnya dewasa ini sangat perlu mendapat perhatian

serius. Biosintesis Immunoglobulin sebagai protein yang mempunyai aktifitas


antibodi untuk sistem kekebalan tubuh harus diupayakan berlangsung secara
normal dengan terpenuhinya kecukupan koenzim yang dibutuhkan untuk
biosintesis tersebut. Pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang
ditimbulkan oleh mikroorganisme pathogen seperti virus dan bakteri, sangat
perlu mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. pencegahan dapat
dilakukan melalui imunisasi aktif maupun imunisasi pasif. pencegahan dengan
imunisasi aktif dilakukan dengan cara memasukkan/menyuntikkan antigen
tertentu kedalam tubuh sehingga tubuh akan meresponnya dengan membentuk
antibodi

spesifik,

sedangkan

imunisasi

pasif

dilakukan

dengan

cara

mengkonsumsi bahan makanan yang telah mengandung immunoglobulin


/antibodi spesifik terhadap antigen tertentu sehingga tubuh akan kebal terhadap
serangan antigen tersebut. Immunoglobulin merupakan protein yang mempunyai
aktifitas antibodi. Protein ini dihasilkan oleh sel sel plasma sebagai akibat
adanya interaksi antara limfosit B peka antigen dengan antigen spesifik.
Berdasarkan berat molekul dan sifatsifat kimianya maka dikenal lima kelas
immunoglobulin yaitu IgG, IgM , IgA, IgD dan IgE di mana setiap kelas berbeda
dalam hal susunan asam amino, berat molekul sekaligus berbeda juga dalam hal
sifat - sifat biologiknya (Kresno,1984). Diantara tiga kelas Immunoglobulin
ayam (IgA,IgM,IgY) yang analog dengan mamalia, Immunoglobulin IgY
merupakan Immunoglobulin yang tersedia dalam jumlah banyak ditemukan
dalam kuning telur dari pada serum , diturunkan secara vertikal melalui telur dan
berada dalam kuning telur (Naraz, 2003 ; Gassman et al 1990). Oleh karena itu,
dengan mempelajari banyak tentang antibodi (sebagai alat penangkis atau
pertahanan tubuh terhdap zat asing berupa antigen) sangat berguna untuk
mengetahui peranan antibodi dalam tubuh, bahaya antigen jika masuk ke dalam
tubuh,

cara

meningkatkan

antibodi,

dan

melatarbelakangi penyuunan dari makalah ini.


B. Perumusan Masalah

lain-lain.

Hal

inilah

yang

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dalam penulisan


makalah ini penulis akan membatasi masalah antara lain:
1. Apa pengertian antibodi?
2. Bagaimana interaksi antara antigen dan antibodi hingga menimbulkan respon
bagi tubuh?
3. Apa saja jenis-jenis (klasifikasi) antibodi?
4. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan sistem imun?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah
1.

Untuk mengetahui dan memahami pengertian antibodi

2.

Mengetahui dan memahami interaksi antara antigen dan antibodi hingga


menimbulkan respon bagi tubuh?

3.

Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis (klasifikasi) antibodi?

4.

Untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan sistem imun?

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan tersebut di atas, adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
1. Sebagai tambahan informasi bagi pengembangan ilmu tentang peranan
antibodi dalam tubuh
2. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi para pembaca, yang tertarik untuk
mendalami antibodi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antibodi dan Mekanismenya
Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon
terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen
tersebut.

Konfigurasi molekul antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga hanya

antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang cocok
dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.
Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat
dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel
tiang yang sama dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa
Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus
buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di
organ timus.
Sistim kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal humoral
dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistim kebal humoral. Apabila
ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel plasma dan
menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darah
sebagai bagian dari fraksi - globulin. Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan
virus di dalam darah.
Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai
imunoglobulin (Ig) atauantibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap
kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau
jaringan asing, maka limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan
limphokin (semacam antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan
langsung bereaksi dengan antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga
respon yang diperantarai sel.
Fungsi biologi antibodi adalah untuk mengikat patogen dan produk
yang dihasilkan patogen itu, dan untuk memfasilitasi pembuangan material
tersebut dari tubuh. Antibodi secara umum mengenali bagian kecil saja dari
molekul besar misalnya protein maupun polisakarida. Struktur yang dikenali
antibodi ini biasanya disebut epitop atau antigenic determinant (AD). Beberapa
patogen mempunyai selubung polisakarida. Pengenalan antibodi terhadap epitop
yang berasal dari subunit gula sangat penting untuk melindungi tubuh dari patogen

itu. Banyak antigen yang berasal dari protein dapat membangkitkan sistem imun
yang menghasilkan antibodi. Antibodi yang melawan virus mengenali protein
selubung virus. Dalam hal ini, struktur yang dikenali antibodi itu terletak pada
permukaan protein. Sisi yang dikenali antibodi itu tersusun dari asam amino dari
bagian yang berbeda pada rantai polipeptida itu. AD seperti yang disebut di
atas dikenal dengan istilah conformational atau epitop diskontinyu, sebab struktur
yang dikenali tersusun atas segmen protein yang diskontinyu dalam urutan asam
amino antigen namun berada bersama pada struktur tiga dimensi. Sebaliknya
epitop yang tersusun oleh segmen tunggal rantai polipeptida disebut kontinyu atau
epitop liniar. Meskipun kebanyakan antibodi bekerja mengenali antigen secara
utuh, dan merupakan protein yang mengenali epitop diskontinyu, namun beberapa
hanya mengenali fragmen peptida protein. Sebaliknya, antibodi yang bekerja pada
peptida suatu protein atau

peptida

sintetik

yang

mempunyai

hubungan

komplementer dengan antibodi itu biasanya dapat berikatan dengan protein


alami. Sekarang telah mampu dibuat antibodi yang dibangkitkan dari peptida sintetik
dengan tujuan membuat vaksin untuk melawan patogen.
(novi n eka).............................................................................
B. Kasifikasi Antibodi
Sistem imun normal untuk melindungi poejamu dari patogen yang
masuk dan untuk melenyapkan penyakit. Dalam fungsinya yang paling optimal,
sistem imun sangat responsif terhadap patogen yang masuk sekaligus
mempertahankan kapasitas untuk mengenali jaringan dan antigen sendiri, tempat
sistem ini toleran. Proteksi dari infeksi dan penyakit dihasilkan oleh upaya kerja
sama sistem imun bawaan (innte) dan didapat (adaptif).
- Sistem imun bawaan
Sistem imun bawaan adalah ini pertama pertahanan terhadap aptogen
yang masuk (misalnya bakteri, virus, jamur, parasit) dan terdiri dari komponen
mekanis, biokimiawi, dan sel. Komponen mekanis mencakup kulit/epidermis

dan mukus, komponen biokimiawi mencakup peptida dan dan protein


antimikroba (mis. Dfensin), komplemen, enzim (mis. Lizosim, hidrolase
asam), interferon, pH asam, dan radikal bebas(mis. Hidrogen peroksida, anion
superoksida; komponen sel mencakup neutrofil, monosit, makrofag, natural
killer cell (NK), dan natural Killer T-Cell (NKT). Tidak seperti sistem imun
didapat, sostem imu bawan sudah ada sebelum infeks, tidak menguat oleh
infeksi berulang dan umunya tidak spesifik antigen.
- Istem imun didapat
Sistem imun didapat atau adaptif dimobilisasi oleh petunjuk-petunjuk
dari respon imun bawaan ketika proses-proses bawaan tersebut tidak mampu
mengatasi infeksi. Sistem imun adaptif memiliki sejumlah ciri yang berperan
dalam keberhasilannya mengeliminasi patogen. (Katzung, dkk. 20012: 11051107).
Interaksi antigen dengan antibodi bersifat non-covalen dan pada
umumnya sangat spesifik. Antibodi hanya diproduksi oleh limfosit B dan
disebarkan keseluruh tubuh secara eksositosis dalam bentuk plasma dan cairan
sekresi. Mereka membentuk sel B antigen reseptor yang spesifik. Antibodi
ditemukan dalam plasma juga berikatan dengan reseptor spesifik untuk daerah
konstan (Fc) dari imunoglobulin. Mereka juga ditemukan dalam cairan sekresi
seperti mukus, susu dan keringat.
Pada dasarnya satu unit struktur antibodi pada mamalia adalah
glikoprotein (berat molekul sekitar 150.000 dalton) yang terdiri dari empat rantai
polipeptida. Semua antibodi mempunyai bentuk struktur yang sama yaitu dua
rantai pendek (VL) dan dua rantai panjang (V H). Bentuk tersebut dihubungkan
dengan bentuk kovalen (disulfida) dan erat hubungannya dengan sequens asam
amino yang mempunyai struktur sekunder dan tertier.
Setiap rantai pendek (VL) berat molekulnya sekitar 25.000 dalton,
dimana ada dua jenis rantai pendek yaitu lambda () atau kappa (). Pada

manusia terdiri dari 60% adalah kappa dan 40% lambda, sedangkan pada mencit
95% kappa dan 5% lambda. Satu molekul antibodi hanya mengandung lambda
saja atau kappa saja dan tidak pernah keduanya.
Setiap rantai panjang (VH) mempunyai berat molekul sekitar 50.000
dalton, yang terdiri dari daerah variabel (V) dan konstan . Rantai panjang (VH)
dan rantai pendek (VL) terdiri dari sejumlah homolog yang mengandung
kelompok sequence asam amino yang mirip tetapi tidak identik. Unit-unit
homolog tersebut terdiri dari 110 asam amino yang disebut domain
imunoglobulin. Rantai panjang mengandung satu domain variabel (VH) dan tiga
dari empat domain konstan lainnya (CH1, CH2, CH3, CH4, bergantung pada klas
dan isotipe antibodi). Daerah antara CH1 dan CH2 disebut daerah hinge (engsel),
yang memudahkan pergerakan / fleksibilitas dari lengan Fab dari bentuk Y
molekul anti bodi tersebut. Hal itu menyebabkan lengan tersebut dapat membuka
atau menutup untuk dapat mengikat dua antigen determinan yang terpisahkan
oleh jarak diantar kedua lengan tersebut.
Rantai panjang juga dapat meningkatkan fungsi aktifitas dari molekul
antibodi. Ada 5 klas antibodi yaitu: IgG, IgA, IgM, IgE dan IgD, yang dibedakan
menurut jenis rantai panjangnya masing-masing yaitu: , , , dan . Klas
antibodi IgD, IgE dan IgG terbentuk dari struktur tunggal, sedangkan IgA
mengandung dua atau tiga unit dan IgM terdiri dari 5 yang dihubungkan dengan
sambungan disulfida. Antibodi IgG dibagi menjadi 4 subklas (disebut juga
isotipe) yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.
Struktur dan fungsi IgG dapat dipecah oleh enzim pepsin dan papain
menjadi beberapa fragmen yang mempunyai sifat biologi yang khas. Perlakuan
dengan pepsin dapat memisahkan Fab2 dari daerah persambungan hinge
(engsel). Karena Fab2 adalah merupakan molekul bivalen sehingga ia dapat
mempresipitasi antigen. Enzim papain dapat memutus daerah hinge diantara CH1
dan CH2 untuk membentuk dua fragmen yang identik dan dapat bertahan dengan
reaksi antigen-antibodi dan juga satu non-antigen-antibodi fragmen yaitu daerah

fragmen kristalisabel (Fc). Bagian Fc ini adalah glikosilat yang mempunyai


banyak fungsi efektor (yaitu: binding komplemen, binding dengan sel reseptor
pada makrofag dan monosit dan sebagainya) dan dapat digunakan untuk
membedakan satu klas antibodi dengan lainnya.

Tabel 1. Sifat dan bentuk klas antibodi IgA, IgE, IgD dan IgM pada manusia dan
mencit sama
Antibodi
IgA

Rantai pendek (CL)


Kappa / lambda

Subtipe
IgA1

Rantai panjng (CH)


Alfa 1

Kappa / lambda

IgA2

Alfa 2

IgE

Kappa / lambda

IgD

Kappa / lambda

IgM

Kappa / lambda

Tabel 2. Sifat dan bentuk subklas antibodi IgG pada manusia dan mencit berbeda
Manusia
Subtipe

Antibodi

Rantai

IgG

pendek*)
Kappa / lambda

mencit
Rantai

Rantai

Subtipe

IgG1

panjang
1

IgG1

panjang
1

Kappa / lambda

IgG2

IgG2

2a

Kappa / lambda

IgG3

IgG2b

2b

Kappa / lambda

IgG4

IgG3

*)antara mencit dan manusia hanya berbeda komposisinya


Berikut ini jenis-jenis antibody berdasarkan klasnya:
1.

Imunoglobulin A (IgA).
Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva,
keringat, air mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang
aktiv adalah bentuk dimer (yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif.
Jaringan yang mensekresi bentuk bentuk dimer ini ialah sel epithel yang
bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel tersebut bersama IgA masuk
kedalam lumen. Fungsi dari IgA ini ialah:
- Mencegah kuman patogen menyerang permukaan sel mukosa
- Tidak efektif dlam mengikat komplemen
- Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai lysozim yang ada dalam cairan
sekretori yang mengandung IgA
- Bersifat antiviral dan glutinin yang efektif

2.

Imunoglobulin D (IgD)
Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD adalah penenda
permukaan pada sel B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel
B normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit dari
RNA.

3.

Imunoglobulin E (IgE)
Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau
berikatan dengan mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif
dengan eosinpphil. IgE berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan
adanya antigen yang spesifik untuk IgE, imunoglobulin ini menjadi bereaksi
silang untuk memacu degranulasi dan membebaskan histamin dan komponen
lainnya sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat berguna untuk
melawan parasit.

4.

Imunoglobulin M (IgM)

Imunoglobulin m ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM


mempunyai waktu paroh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan
lima valensi. Imunoglobulin ini hanya dibentuk oleh faetus. Peningkatan jumlah
IgM

mencerminkan

adanya

infeksi

baru

atai

adanya

antigen

(imunisasi/vaksinasi). IgM adalah merupakan aglutinin yang efisien dan


merupakan isohem- aglutinin alamiah. IgM sngat efisien dalam mengaktifkan
komplemen. IgM dibentuk setelah terbentuk T-independen antigen, dan setelah
imunisasi dengan T-dependent antigen.
5.

Imunoglobulin G (IgG)
Imunoglobulin

adalah

divalen

antigen. Antibodi

ini

adalah

imunoglobulin yang paling sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang


belakang, darah, lymfe dan cairan peritoneal. Ia mempunyai waktu paroh
biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas yang baik (sebagai serum
transfer). Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut. IgG adalah satusatunya imunoglobulin yang dapat melewati plasenta. Kemampuannya melewati
plasenta

untuk

setiap

jenis

hewan

berturut-turut

adalah:

Rodentia>primata>anjing/kucing> manusia=babi=kuda. IgG adalah opsonin


yang baik sebagai pagosit pada ikatan IgG reseptor. Imunoglobulin ini
merangsang antigen-dependen cel-mediated cytotoxicity (ADCC)-IgG Fab
untuk mengikat target sel, Natural Killer(NK) Fc-reseptor, mengikat Ig Fc, dan
sel NK membebaskan citotoksik pada sel target. IgFc juga mengaktifkan
komplemen, menetralkan toksin, imobilisasi bakteri dan menghambat serangan
virus.
Tabel 3. Sifat dan kemampuan imunoglobulin dan fungsinya
Sifat

IgA1,

IgD

IgE

IgM

IgG1

IgG2

IgG3

IgG4

Bentuk

2
Dimer

Monom

Monom

Pentam

Monom

Monom

Monom

Monom

YY

er

er

er

er

er

er

er

YYYY

3,5

0,03

0,00005

Y
1,5

1,5

(-)

(-)

(-)

+++

+++

+++

(-)

en
Transfer

(-)

(-)

(-)

(-)

plasenta
Ikatan

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

Caira

(-)

(-)

Cairan

Susu

Susu

Susu

Susu

dalam
serum
(mg/ml)
Aktifasi
komplem

dengan
makrofag
/

Fc

reseptor
Ditemuk

an dalam n

mukus

jaringan

muku

dsb

eksresi

eksternal

Dsb.

- Subklas Antibody
Di antara pembagian antibody atau klasifikasi antibody, yang paling banyak
dipelajari adalah imunoglobulin G (IgG),IgG ini dibagi menjadi subklas yang meiliki
karakter yang berbeda satu dengan lainnya dalam aktivitas sistem kekebalan tubuh.
Sekitr tahun 1960-an penelitian difokuskan untuk mendalami spesifik erforma dari
poliklonal antiserum kelinci terhadap human homogen IgG protein mieloma, yang
menunjukkan adanya subgrup IgG yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.
Secara kuantitatif, konsentrasi subklas IgG pada serum manusia berturut-turut
adalah IgG1>IgG2>IgG3 = IgG4. Empat subklas IgG ini sangat berbeda-beda
berdasarkan jumlah komposisi asam aminonya dan skruktur hinge-regionnya. Hal

tersebut terdapat pada molekul yang menandung ikatan disulfid di antara rantai yheavy. Daerah tersebut terletak di atara fab (fragmen antibody bunding) dan dua
dominan karboksil domain (CH2 dan CH3)keduanya pada rantai heavy (H), yang
menunjukkkan fleksibilits dari molekul. Pada skma skruktu Ig terlihat skruktur
molekul yang mengandung domain-like-scructure, dimana dua ikatan kembar
fabfragmen singer (satu) Fc fragmen (fragmen cristalisable)terlihat sedikit bergerakbergerak.
IgG3 sangat peka terhadap enzim tersebut (+++), sedangkan IgG2 relatif
tahan. IgG1 dan IgG4bersifat sensitif sedang. Hal tersebut tergantung pada enzim
yang digunakan. Selama enzim proteolitik memecah semua mo,ekul IgG di dekat atau
pada daerah hinge menunjukkan bahwa sensitivitas dari IgG3 terhadap digesti enzim
yang berhubungan dengan titik kelemahannya. Perbedaan skruktur lain diantara
subklas IgG adalah hubungannya dengan rantai H dan L, dengan ikatan sulfida.
- Aktivitas Subklas Antibody IgG
Distribusi respon spesifik subklas antibody IgG sangat bervariasi tergantung
pada skruktur antigennya (karier, jumlah etiope,sifat fisika kimia) dosis, dan pintu
masuknya serta konstitusigenetik dan hospesnya. Pada sel-T dependen antigen (timus
dependen) memerlukan interaksi dengan helper sel-T limfosit untuk menstimulasi selB limfosit supaya memproduksi antibody. Dimana respon antibody terhadap antigen
tertentu mengahasilkan respon subklas antibodi yang tertentu pula. (soderstorm et al,
1985; Burton dan woof, 1992; Bredius, 1994).
C. Penyakit yang berkaitan dengan Antibodi dan Pengobatannya
(apri n uni)...............................
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, telah diperoleh
berbagai penemuan-penemuan solusi berkaitan antibody sebagai sistem

pertahana tubuh. Selain obat-obat (mis. Obat-obat golongan obat sitotoksik, obat
imunosupresif, dan lain-lain), dikenal istilah:
- Antibody imunospresif
Dikembangkan teknologi hibridoma ooeh milstein dan kohler pada
tahun 1975 menyebabkan revolusi di bidang antibody, dan secara radikal
meningkatkan kemurnian dan spesifitas antibodi yang diguanaknan di
klinakdan sebagai alat tes antibodi di laboratorium. Hibridoma terdiri dari selsel pembentuk antibodi yang difusikan dengan sel plasmasitoma abadi. \sel-sel
hibrid yang stabil dan menghasilkan sel-sel antibodi yang diinginkan dapat
disubklonakan untuk pembiakan massal untuk menghasilkan antibodi.
Digunakan teknologi molekuler untuk menghasilkan antibodi
monoklonal. Dilkukan penyaringan pada koleksi cDNA yang menyandi
rantai berat dan ringan imunoglobulin yang diekspresikan pada permukaan
bakteriofaga terhadap antigen-antigen yang telah dimurnikan. (Katzung, dkk.
2012: 1119).
-

Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel
sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem
kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk
melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita.
Tipa tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat
membedakan dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah
satu dari sel tersebut adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi
masuknya substansi asing dengan spesivitas yang luar biasa.
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat
mengikat satu epitop saja, yang merupakan zat yang diproduksi oleh sel
gabungan tipe tunggal yang memiliki kekhususan tambahan. Ini adalah
komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Antibodi monoklonal dapat

mengenali dan mengikat ke antigen yang spesifik.Teknologi antibodi


monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel sistem imunitas yang
membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan kita tersusun dari
sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan menghancurkan
substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tiap tipe sel mempunyai tugas
khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan dari sel tubuh sendiri
(self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel tersebut adalah sel
limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing denngan
spesivitas yang luar biasa.
Antibodi monoklonal sekarang digunakan secara terapeutik. Antibodi
monoklonal yang efektif telah dibuat untuk beberapa jenis kanker, termasuk
limfoma dan kanker payudara. Sebagian besar antibodi yang sudah dibuat
sekarang adalah antibodi murine yang dihumanisasi. Terapi antibodi
monoklonal merupakan bentuk pasif dari imunoterapi, karena antibodi
dibuat dalam kuantitas besar di luar tubuh (di laboratorium). Jadi terapi ini
tidak membutuhkan sistem imun pasien untuk bersikap aktif melawan
kanker. Antibodi diproduksi secara masal dalam laboratorium dengan
menggabungkan sel myeloma (tipe kanker sumsum tulang) dari sel B mencit
yang menghasilkan antibodi spesifik. (Katzung, dkk; 2004).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Antibodi (Antibody)berasal dari bahasa Latin "Anti"yang berarti "melawan"
dan"Bodiq" yang berarti "tubuh". Jadi, antibodi adalah suatu zat yang
dibentuk oleh tubuh yang berasal dari protein darah jenis gama-globulin yang
diubahnya untuk melawan zat antigen (zat asing) yang masuk ke dalam tubuh
2. Interaksi antigen dengan antibodi bersifat nonkovalen dan pada umumnya
sangat spesifik. Antibodi hanya Antibodi hanya diproduksi oleh limfosit B
dan disebarkan keseluruh tubuh secara eksositosis dalam bentuk plasma dan
cairan sekresi. Mereka membentuk sel B antigen reseptor yang spesifik.
3. Jenis-jenis (klasifikasi) antibodi terdiri dari 5 klas yaitu: Imunoglobulin A
(IgA), Imunoglobulin D (IgD), Imunoglobulin E (IgE), Imunoglobulin M
(IgM), Imunoglobulin G (IgG).
4. Jenis penyakit yang berkaitan dengan sistem imun adalah penyakit autoimun
berupa rematik, HIV/AIDS, lupus, eksim, dan lain-lain.
B. Saran dan Kritik
Berdasarkan makalah yang kami buat dengan penuh kesederhanaan yang
membutuhkan pemikiran, usaha, kesabaran, dan kerja sama yang kompak.
Namun, kami selalu sadar bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan
dan pasti segala sesuatu di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh

karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak termasuk dosen maupun teman-teman, agar kami dapat
memperbaikinya atau lebih menyempurnakannya lagi untuk ke depannya. Terima
kasih...

DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 2006. Farmakologi Dan Toksikologi Sistem Kekebalan: Pengaruh
Penyebab Dan Akibatnya Pada Kekebalan Tubuh. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Gassmann M, P Thommes, T Weiser, and U Hubscher. 1990. Efficient production of
chicken egg yolk antibodies against a conserved mammalian protein.
FASEB Journal 4: 2528- 2532.
Katzung, Bertram G., dkk. 2012. Farmakologi dasar dan Klinik edisi 12 Vol.2.
Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.
Katzung, Bertram G., dkk. 2004. Farmakologi dasar dan Klinik edisi 8. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai