Toksik Epidermal Nekrolisis
Toksik Epidermal Nekrolisis
Nekrolisis epidermal toksik (NET) sering juga disebut sindrom Lyell merupakan
penyakit berat dan reaksi mukokutan akut dengan gejala kulit yang khas yaitu
epidermolisis (epidermis terlepas dari dasarnya) yang menyeluruh dan dapat
disertai kelainan pada selaput lendir di orifisum dan mata. Lapisan kulit terluar
(epidermis) terlepas dari lapisan kulit dibawahnya (dermis) di seluruh permukaan
tubuh. Penyakit ini bentuk berat dari Sindroma Steven Johnson dan mengancam jiwa.
Perlu terapi yang cepat dan tepat untuk menghindari akibat yang lebih buruk.
Patogenesis : Reaksi hipersensitivitas tipe II : sitotoksik, jadi gambaran klinisnya
bergantung pada sel sasaran (target cell). Pada alergi obat akan terjadi aktivasi sel T,
termasuk CD4 dan CD8, IL-5 meningkat, juga sitokin-sitokin yang lain. Gejala atau
tanda lain yang dapat menyertai NET bergantung pada sel sasaran yang dikenai,
misalnya akan terjadi leukopenia bila sel sasarannya leukosit, dan dapat terlihat purpura
cepat meluas
o
o
o
dan konfluens.
Lesi : di wajah, ekstremitas dan badan
Lesi eritema, vesikel, erosi : mukosa pipi, bibir, konjungtiva, genitalia, anus
Onikolisis (kuku terlepas), alis, bulu mata rontok + epidermolisis kelopak
o
o
mata
Kelainan selaput lendir : krusta erosif, perdarahan.
Kelainan pada genital dan mata.
terkelupas.
Epidermolisis akan mudah terlihat pada daerah yang sering terkena
keseimbangan
elektrolit
dan
cairan,
syok
SSJ
NET
Usia
Anak Dewasa
Dewasa
KU
Ringan - Berat
Berat
Kesadaran
Kompos Mentis
Sering menurun
Tanda Nikolsky
Epidermolisis
Nekrosis epidermis
Prognosis
Lebih Baik
Buruk
SSSS
NET
Usia
> muda
> tua
Lesi Target
Sering ditemukan
Nyeri Kulit
Sangat nyeri
Ringan sedang
Lesi Oral
Jarang
Umumnya ada
Tanda Nikolsky
Derajat Eksudasi
1+
(tampak
superfisial)
Penyembuhan
10 - 14 hari
> lama
Jaringan Parut
Jarang
Mortalitas
Rendah,
sembuh spontan
ginjal,
kekeruhan
kornea,
kebutaan,
sepsis
akibat
infeksi
hingga kematian.
Histopatologi : Pada stadium dini tampak vakuolisasi dan nekrosis sel-sel basal
sepanjang perbatasan dermal-epidermal. Sel radang di dermis hanya sedikit terdiri atas
limfohistiosit. Pada lesi yang telah lanjut terdapat nekrosis eosinofilik sel epidermis
metandrostenolon 4 x 10 mg.
- Bila terjadi purpura yang luas (>50%) beri vit. C 2 x 500 mg/hari/iv,
Hemostatik adona 3 x 1 ampul / hari,
- Lokal : beri sufratul untuk lesi erosi, gentian violet / borax glycerin untuk lesi
di mulut.
- Diet TPRG (Tinggi protein rendah garam) bila kesadaran membaik dan lesi
darah whole blood 300 cc/hr dalam 2 hari (cito hb terlebih dahulu).
- Laboratorium : Cito GDS, ureum-kreatnin, elektrolit darah (setelah seminggu
pengobatan), trombosit, APTT dan TT.
o NET Ringan Prednison tab 1x2 tab/hari Antibiotik : eritromicin 3 x 500 mg/hari.
mata
Inform Konsen : Tertulis untuk biopsi
Lama Perawatan : Tergantung kondisi penyakit.
Masa Pemulihan : 7-14 hari
Prognosis : Tingkat mortalitas 30 -40 %. Hilangnya epidermis menyebabkan pasien
rawan terkena infeksi jamur dan bakteri sekunder yang mengakibatkan sepsis. Bisa
sembuh total bila tidak ada penyulit. Apabila kelainan kulit meluas, meliputi 50% 70% permukaan
kulit,
maka
prognosisnya
buruk.
Jadi
luas
kulit
juga
mempengaruhi prognosisnya. Juga bila terdapat purpura yang luas dan leucopenia.
Tingkat prognosis dapat juga diketahui dengan menggunakan tabel scorten, dimana
semakin tinggi skor yang didapat maka resiko kematian juga semakin tinggi.
Prognostic factors
Points
Cancer or hematologicmalignancy
SCORTEN
0-1
3,2
12,1
35,8
58,3
=5
90
Efloresensi Kulit
Kulit terdiri atas dua lapisan utama, epitel permukaan disebut epidermis dan lapisan jaringan
ikat di bawahnya, dermis (korium).
a. Lapisan Epidermis
Merupakan lapisan yang terdiri dari epitel skuamus kompleks berkeratin. Ketebalan
epidermis bervariasi dari 0,07 sampai 0,12 mm, namun dapat mencapai ketebalan 0,8 mm
pada telapak tangan dan 1,4 mm pada telapak kaki. Epidermis terdiri dari 5 lapisan dari
atas ke bawah yaitu :
- Stratum korneum ( lapisan tanduk ) merupakan lapisan terluar dan terdiri atas 15
20 lapisan sel. Keratin tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan
retikulernya lebih sedikit.
- Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum. Tidak jelas terlihat
dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen, terang, jernih, dan afinitasnya
terhadap bahan warna kecil, inti dan batas sel tak terlihat. Lapisan ini tampak lebih
jelas di telapak tangan dan kaki dan lapisan ini terdiri dari protein eleidin.
- Stratum Granulosum ( lapisan keratohialin ) terdiri dari 2 4 lapis sel skuamus yang
rapat dan berbentuk polihedral rendah atau belah ketupat pipih, dan sejajar sumbu
panjang permukaan kulit. Sitoplasma berbutir kasar keratohialin ( skleroprotein )
dan terdapat inti diantaranya. Kearah permukaan, inti sel sel pecah , larut. Lapisan
ini juga tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
- Stratum Spinosum ( stratum Malphigi ) tersusun beberapa lapis sel di atas stratum
basale. Sel lapisan ini berbentuk polihedral dengan inti bulat / lonjong. Pada sajian
mikroskop biasa tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang
disebut prickle cell / spina dan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya
terdapat fibril ( tono fibril ) sebagai intercellular Bridge . Pada tonofibril tidak
berjalan di dalam jembatan antar sel dan berakhir pada pertemuan protoplasma
Desmosome . Pada lapisan ini terjadi mitosis dan terdapat pigmen melanin.
- Stratum Basale ( stratum germinativum / stratum silindrikum / stratum pigmentosum
) tersusun dari selapis sel sel pigmen basal, berbentuk silindris, batas kurang jelas,
inti berbentuk lonjong dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan
basale ini terdapat sel sel mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas
dua jenis sel yaitu :
1. Sel sel berbentuk kolumner dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan
besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel.
2. Sel pembentuk melanin ( melanosit ) atau clear cell merupakan sel sel
berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung
butir pigmen ( melanosomes ).
b. Lapisan dermis
Tebal lapisan ini sekitar 0,6 mm pada kulit tipis dan sampai 3 mm atau lebih pada
telapak tangan dan kaki sedangkan ketebalan rata rata sekitar 2 mm. Lapisan ini terdiri
atas 2 lapisan,yaitu :
-
tipe III.
Stratum Retikulare ( stratum kompaktum ) merupakan bagian yang
menonjol ke arah subkutan. Lebih tebal dibanding stratum papillare.
Lapisan ini terdiri atas serabut serabut penunjang misalnya serabut
kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar ( matriks ) lapisan ini terdiri atas
cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat
pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan
( bundel ) yang mengandung hidroksi prolin dan hidroksisilin. Kolagen
KULIT TIPIS. Menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus dan planta pedis yang
merupakan kulit tebal.Epidermisnya tipis,sedangkan ketebalan kulitnya tergantung dari
daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki susunan yang sama dengan kulit tebal,hanya
terdapat beberapa perbedaan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tidak sama bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di
daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas
dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang
di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis
dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah
berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah
bening.
Adeneksa Kulit
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar - kelenjar kulit, rambut dan kuku. Kelenjar kulit
terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar
palit (glandula sebasea). Ada 2 macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil
kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih
besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.
Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan berfungsi 40
minggu setelah kehamilan. Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di
permukaan kulit. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan dan
kaki, dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi oleh saraf
kolinergik, faktor panas, dan emosional.
Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola mame,
pubis, labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada
waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat
mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH sekitar 4 - 6,8.
Kelenjar palit terletak di selruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan
kaki. Kelenjar palit disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar
ini berasala dari dekomposisi sel - sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping
akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum
mengandungi trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi
dipengaruhi hormone androgen, pada anak - anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas
menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian
kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagian yang terbuka di atas
dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate), dan yang paling
ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dengan kecepatan sekitar 1mm per
minggu. Rambut memliki bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang
berada di luar kulit (batang rambut). Ada dua tipe rambut, yaitu lanugo merupakan rambut
halus tidak berpigmen pada bayi dan terminal merupakan rambut yang lebih kasar dengan
banyak pigmen serta mempunyai medula pada orang dewasa. Rambut tumbuh secara siklik,
fase anagen (pertumbuhan) berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan sekitar 0.35mm per hari.
Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa bulan. Di antara kedua fase tersebut terdapat
fase katagen.