Oleh Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
KATA PENGANTAR
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernitas muhammadiyah lahir sebagai respon atas sejarah, pukan
spontanitas. Ketika rakyat tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan
semasa rezim kolonial, muhammadiyah lahir dengan banyak respon;
pendidikan modern dan mengembangkan spirit PKO ( Pertolongan
Kesengsaraan Oemoem) ketikamassyarakat terlena dalam tradisional dan
pencampuradukan ajaran agama, muhammadiyah memberikan wacana dan
spirit baru, tajdid dan purifikasi.
Muhammadiyah sebagai gerakan islam merumuskan gerakan
pembaharuannya dalam bentuk purifikasi dan dinamisasi. Purifikasi
didasarkan pada sumsi bahwa kemunduran umat islam terjadi karena umat
islam tidak mengembangkan aqidah islam yang benar, sehingga harus
dilakukan purifikasi dalam bidang aqidah-ibadah dengan teori segala sesuatu
dalam ibadah madlah dilaksanakan bila ada perintah dalam Al-Quran dan
Hadist sedangkan dinamisasi dilakukan dalam bidang muamalah, dengan
melakukan gerakan modernisasi sesuai dengan teori segala sesuatu boleh
dikerjakan selama tak ada larangan dala Al-quran dan Hadist.
Muhammadiyah dalam gerakan pembaharuannya delakukan bersamaan
antara gerakan purifikasi dengan gerakan muamalah. Purifikasi dalam bidang
aqidah yang dilakukan oleh muhammadiyah adalah aqidah yang memiliki
keterkaitan dengan aspek sosial kemasyarakatan. Dalam konteks purifikasi
Muhammadiyah mendahulukan nash yang otentik sebagai landasan dan
pelaksanaan ibadah, dan setiap orang yang melanggarnyaakan dikategorikan
sebagai ahlu bidah. Sedangkan konteks rasionalistik dapat menerima konsep
dan bentuk pengamalan amaliah dari mana saja asalnya, sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar ajaran agama islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi tajdid menurut faham muhammadiyah
2. Bagaimana model-model tajdid dalam muhammadiyah
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang muhammadiyah sebagai gerakan
islam yang berwatak ajdid
2. Diharapkan mahasiswa mampu memahami secara mendalam tentang
muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak tajdid.
D. Manfaat
Adapun yang manfaat dari makalah ini yaitu memberikan penjelasan kepada
mahasiswa mengenai gerakan muhammadiyah yang berwatakkan tajdid, modelmodel tajdid dalam muhammadiyah, serta bidang-bidang yang menjadi tempat
gerakan tajdid muhammadiyah
E. Batasan Masalah
Batasan Makalah Ini yaitu hanya mengacu pada judul makalah
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam Yang Berwatak Tajdid.
BABA II
PEMBAHASAN
A. Tadjid Menurut Faham Muhammadiyah
Tajdid berarti pembaharuan, peningkatan, dan pengembangan. Dalam arti
pemurnian, tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran islam yang
berazas al-quran dan as Sunah magbullah. Dalam arti peningkatan
pengembangan dan modernisasi, tadjid demaksudkan sebagai penafsiran
pengalaman. Dalam melaksanakan tadjid diperlukan aktualisasi akal pikiran
yang cerdas dan budi pekerti yang bersih dan dijiwai ajaran islam. Tadjid juga
merupakan proses pembaharuan umat islam menuju pada kondisi yang lebih
baik. Tadjid oleh Muhammadiyah memaknai tajdid mengandung dua
pengertian yakni purifikasi
arah kiblat. Jargon yang diusung pada saat itu adalah kembali kepada AlQuran dan sunah Nabi.
B. Model-model Tajdid dalam Muhammadiyah
Model tajdid muhammadiyah secara ringkas dapat dibagi dalam tiga
bidang, yaitu bidang keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan.
1. Bidang keagamaan
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali
ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu
lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut
kurang jelas dan tertutup oleh kebiasan dan pemikiran tambahan lain.
Pembaharuan dalam bidang kaagamaan adalah memurnikan kembali atau
mengembalikan kepada aslinya, oleh karena itu dalam pelaksanaan agama
baik yang menyangkut akidah atau pun ibadah harus sesuai dengan
aslinya, yang sebagai mana diperintahkan dalam Al-Quran dan as sunah.
Pembaharuan teologi yang dilakukan muhammadiyah meliputi :
dimensi kelasyarakatan, agar islam tetap berada di tengah tengah
masyarakat bahkan dapat memiliki kontribusi yang sangat positif dalam
memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Muhammadiyah secara
teologis bedasarkan islam yang berkemajuan, namun secara sosiologis
memiliki korelasi dengan konteks hidup umat islam dan masyarakat
indonesia yang berada dalam keterbelakangan. Muhammadiyah
berorientasi pada kemajuan dalam pembaharuannya, yang mengarahkan
hidup umat islam untuk beagama secara benar dan melahirkan rahmat bagi
kehidupan.
Dalam masalah akidah muhammadiyah bekerja untuk tegaknya
akidah islam yang murni, bersih dari gejala kemusyrikan, bidah dan
curafat tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut islam. Sedangkan
dalam ibadah, muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah tersebut
sebagaimana yang dituntunkan Rasullah tanpa perubahan dan tambahan
dari manusia. Usaha permurnian yang dilakukan muhamaadiyah terhadap
keadaan keagamaan yang tampak dari serapan berbagai unsur kebudayaan
yang ada di indonesia yaitu
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat difahami, bahwa tajdid dalam
Muhammadiyah mengalami perubahan yang sangat berarti. Tajdid dalam
Muhammadiyah pada tataran praktis dan gerakan aksi yang mengarah
pada pemurnian akidah dan ibadah, sebagai reaksi terhadap penyimpangan
yang dilakukan oleh umat Islam. Model model Tajdid dalam
Muhammadiyah digolongkan dalam tiga bidang diantaranya (a) bidang
keagarmaan yaitu Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah
penemuan kembali ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang
karena waktu lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan
dasar-dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasan dan pemikiran
tambahan lain. (b) bidang pendidikan yaitu Muhammadiyah mempelopori
dan meyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata
dimana bidang pendidikan dipandang sangat penting dalam penyebaran
ajaran agama islam. (c) bidang sosial masyarakat Muhammadiyah merintis
bidang sosial kemasyarakatan dengan mendirikan rumah sakit, piklinik,
panti auhan, rumah singgah, panti jompo, Pusat kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM), posyandu lansia yang dikelola melalui amal
usahanya dan bukan secara individual sebagai mana dilakukan orang pada
umumnya.
2. Saran
Tajdid atau pembaharuan dalam Islam khususnya dalam
Muhammadiyah memang perlu terus dilakukan oleh kaderkader
Muhammadiyah. Hal ini untuk melindungi ajaranajaran agama yang
semakin hari luntur oleh fenomena modern yang berkembang di
masyarakat. Pola kehidupan masyarakat modern yang memiliki budaya
baru yang lebih bebas cenderung melupakan ajaran ajaran agama yang
sebenarnya.