Anda di halaman 1dari 39

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Keputusan

menteri

kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor:

128/MENKES/SK/2004 dijelaskan bahwa puskesmas adalah unit pelaksana teknis


dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kemenkes, 2011).
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Dinkes
Jatim, 2011).
2. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
menurut kemenkes 2011 adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya
Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masayarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Kemenkes, 2004).
Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama
yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat

c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu


d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan (Kemenkes, 2004).
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan
Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
kecamatan setempat (Kemenkes, 2004).
3. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas sesuai
dengan Kemenkes (2004) adalah mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain
yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yakni pembangunan yang tidak menimbulkan
negatif

terhadap

kesehatan,

setidak-tidaknya

terhadap

dampak
lingkungan

dan perilaku masyarakat.


b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di
bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan


pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas
mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
4. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
2010 (Kemenkes, 2004).

5. Fungsi Puskesmas
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelengaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelengaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan

kesehatan,

upaya

yanag

dilakukan

puskesmas

adalah

mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa


mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (Dinkes Jatim,
2011).
a. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadarn, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan

termasuk

pembiayaan,

serta

ikut

menetapkan,

menyelenggarakan dan memantau pelaksanaa program kesehatan.


Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselengarakan
dengan memperhatikan kondisi dan kondisi dan situasi, khususnya sosial
budaya masyarakat setempat (Dinkes Jatim, 2011).
b. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas
kesehatan

bertanggung

tingkat

pertama

jawab
secara

menyelenggarakan
menyeluruh,

pelayanan

terpadu

dan

berkesinambungan. Dinas Kesehatan Jawa Timur (2011) menjabarkan


pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi:
1) Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorsngsn tanpa mengabaiakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit, pelayan perorangan tersebut adlaha
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembut
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut

antara

lain

promosi

kesehatan,

pemberantasan

penyakit

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,


keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
6. Manajemen Puskesmas
Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai
suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Manajemen kesehatan adalah suatu
kegiatan atau seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan (Adnani, 2011).

Secara garis besar fungsi manajemen terdiri dari tiga unsur utama yaitu :
a. Perencanaan
Planning atau perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan
secara jelas dari segala sesuatu yang akan dijelaskan dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi. Karena pada dasarnya setiap proses pemikiran
itu memerlukan suatu keputusan, maka planning atau perencanaan meliputi
serangkaian keputusan-keputusan termasuk keputusan dalam hal tujuan
kebijaksanaan, prosedur, program dan metode serat jadwal waktu pelaksanaan.
Perencanaan merupakan dasar atau arah atau pedoman bagi manajemen dalam
melaksanakan tugas. Oleh karena itu berhasil tidaknya organisasi mencapai
tujuannya sangat ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dan apabila rencana itu salah maka dengan sendirinya tujuan organisasi tidak
akan tercapai(Maryah Sukarni. 1994).
b. Pengawasan
Pengawasan atau controlling bertujuan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan tugas/pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara basil
nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan dan apabila
pelaksanaannya menyimpang dari rencana maka perlu diadakan koreksi
seperlunya. Organisasi akan berhasil dan akan mencapai sasarannya apabila
pimpinan mampu melaksanakan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya.
(Maryati Sukarni. 1994).

c. Evaluasi
Proses evaluasi di dalam manajemen adalah sangat penting. Demikian
pula di dalam dunia kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan investasi
social yang cukup berperan usaha-usahanya mencakup sasaran kesejahteraan
manusia (Sukarni, 1994).
Evaluasi sesungguhnya adalah proses kegiatan yang akan menilai segala
sesuatu

yang

akan

diperoleh

dengan

apa

yang

sudah

ditetapkan

perencanaannya atau dengan apa yang ingin dicapai melalui perencanaan


semula. Karenanya untuk menghindarkan agar penyimpangan itu tidak
berlangsung terlalu jauh dari suatu kekeliruan. Jadi kita harus melakukan
point evaluasi pada setiap titik kegiatan yang dianggap perlu(Sukarni, 1994).
Namun aspek-aspek lain yang sangat mempengaruhi dari pada kinerja
suatu

organisasi

seperti

halnya

kinerja

Puskesmas

Lakudo

dalam

memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang banyak memberikan


kontribusi di dalam pelaksanaan program kesehatan seperti :
1) Kemampuan sumber daya manusia (SDM)
Setiap organisasi pemerintah dan swasta termasuk di Puskesmas memiliki
asset yang pada dasarnya dapat digolongkan dalam " 3 M " yaitu Man. Money
dan material. Dari ketiga unsur M tersebut pertama adalah manusia
merupakan asset yang paling penting dan menentukan, karena nilai kedua unsur
M lainnya sangat tergantung pemanfaatannya oleh manusia sebagai pelaku
aktif dalam organisasi (Sukarni, 1994).

Tiga unsur kualitas yang perlu dikembangkan dari setiap pegawai yaitu
(Kamalia, 2005):
a. Keahlian. Agar supaya pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan
lebih efektif.
b. Pengetahuan, agar supaya pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional
c. Sikap, agar supaya timbul kemauan kerja sama dengan teman-teman dan
pimpinannya.
Kemampuan SDM meliputi kemampuan teknik, kemampuan hubungan
antar pribadi dan kemampuan konseptual. Kemampuan teknik adalah
kemampuan menggunakan ilmu pengetahuan, metode, teknik dan alat yang
diperoleh melalui pengalaman, pendidikan dan pelatihan untuk melakukan tugastugas khusus. Kemampuan antar pribadi adalah kemampuan menilai orang dan
kemampuan dalam bekerja sama. Sedangkan kemampuan konseptual adalah
kemampuan untuk mengetahui kekompakan organisasi secara keseluruhan
dan peranan dirinya dalam organisasi. Dan bukan sekedar mendasarkan pada
sasaran dan kebutuhan dari kelompoknya.
a. Kemampuan Biaya Kesehatan

Kemampuan biaya adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk


menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari batasan
ini terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yakni (Imbalo,
2003).

1) Penyedia pelayanan kesehatan


Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian seperti ini tampak
bahwa biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan, adalah persoalan
utama para pemerintah ataupun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan
menyelenggarakan upaya kesehatan.
2) Pemakai jasa pelayanan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa
pelayanan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan.
Biaya kesehatan banyak macamnya hanya saja disesuaikan dengan
pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut secara
umum dapat dibedakan atas dua macam yakni :
a) Biaya pelayanan kedokteran
Biaya

kedokteran

adalah

untuk

menyelenggarakan

dan

atau

memanfaatkan pelayanan kedoketeran, yakni yang tujuan utamanya adalah


untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.
b) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat

Biaya yang dimaksud di sini adalah yang dibutuhkan untuk


menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat
yakni tujuan utamanya adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

Namun dalam pembiayaan kesehatan harus mempunyai syarat-syarat


pokok yang harus dipenuhi antara lain :
- Jumlah.
Jumlah adalah syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia
dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat menyelenggarakan semua upaya
kesehatan yang dibutuhkan serta dapat menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.
- Penyebaran.
Syarat lain yang harus dipenuhi adalah penyebaran dana yang harus
sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan
dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
- Pemanfaatan.
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana secara merata, tetapi jika
pemanfaatannya tidak mendapatkan peraturan yang seksama, niscaya akan
banyak menimbulkan masalah, yang jika berkelanjutan akan menyulitkan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
b. Ketersediaan sarana dan prasarana
Penempatan sebuah Puskesmas sekarang ini adalah lebih banyak
dibangun di ibu kota kecamatan, sedangkan untuk Puskesmas pembantu di
tempatkan di desa. Bagi masyarakat atau desa yang maju dengan penduduk
yang

banyak

dapat

ditempatkan

sebuah

ketersediaan tenaga, khususnya tenaga dokter.

Puskesmas,

tergantung

dari

Penempatan

Puskesmas

juga

harus

dipertimbangkan

permintaan

masyarakat. Sering terjadi pemempatan sebuah Puskesmas tidak berdasarkan


permintaan masyarakat, sehingga keadaan demikian Puskesmas tidak efektif
dan efesien.
Kesalahan dalam penempatan Puskesmas selama ini, maka menuntut
perencanaan sebuah Puskesmas dilakukan secara efektif dan efesien. Satu
hal yang perlu dipertimbangkan terutama adalah ketersediaan tenaga medis
dan para medis dan permintaan masyarakat serat keterjangkauannya atau luas
wilayah dan jumlah penduduk cukup memadai. Termasuk dalam ketersediaan
sarana dan prasarana seperti pengadaan gedung yang layak dan pendistribusian
obat-obatan (Kamalia, 2003).
c. Pendistribusian Tenaga Kesehatan
Pendistribusian tenaga kesehatan dewasa ini adalah menjadi masalah
pokok yang harus dituntaskan. Mengingat banyaknya tenaga kesehatan yang
ditugaskan di daerah-daerah terpencil sering meninggalkan dan melalaikan
tugas-tugasnya, dengan alasan mereka tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan
yang akan ditempati atau mereka menganggap bahwa penempatan mereka di
daerah-daerah terpencil tidak seimbang dengan gaji yang mereka terima. Dan
mereka cenderung memilih pindah di kota. Akhirnya masyarakat yang hendak
berobat mengalami kesulitan dan apabila mau berobat harus rela menunggu lama
karena dokter terlambat atau tidak berada ditempat.

d. Pembiayaan Puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab puskesmas, perlu ditunjang
dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Beberapa sumber pembiayaan
puskesmas menurut Kemenkes (2004), yakni:
1) Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari
pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Disamping itu puskesmas
masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni:
a) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat.
b) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung
dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untukdiajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran
tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggaran yang telah disetujui
yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke
puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata
anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta

pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah
kepala puskesmas, sedangkanadministrasi keuangan dilakukan oleh pemegang
keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan
usulan kegiatanyang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Pendapatan puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban
membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya
ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada
beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari
penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:
a) Seluruhnya disetor ke Kas Daerah
Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh dana
retribusiyang

diterima

ke

kas

daerah

melalui

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota
b) Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas
Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan
sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan, yang

lazimnya berkisar antara 25 50% dari total dana

retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk

membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut


secara berkala dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah
daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
c) Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas
Beberapa

daerah

tertentu

lainnya

membenarkan

puskesmas

menggunakanseluruh dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya


kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas.
Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti ini
disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar
puskesmas

yang

juga

harus

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah menjadi


puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin
sepenuhnya

menjadi

swadana.

Pemerintah

tetap

berkewajiban

menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat


yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah.
3) Sumber lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain
seperti:
a) PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan
kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b) PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan


kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana tersebut juga
dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c) JPSBK/PKPSBBM untuk membantu

masyarakat

miskin,

pemerintah

mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu


pada pedoman yang telah ditetapkan.Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional
telah berlaku, akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai
dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa yang akan datang
pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan
masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem
Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap
ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan
seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam
bentuk kapitasi dari Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk

itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya,


sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan
Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi
apabila puskesmas hanya bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang
berasal dari pemerintah.

8. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Puskesmas


a. Struktur Organisasi Puskesmas
Struktur organisasi adalah bagan yang memperlihatkan tata hubungan kerja
antar bagian dan garis kewenangan, tanggung jawab dan komunikasi dalam
menyelenggarakan pelayanan dan antar unit pelayanan di Puskesmas serta
manajemennya (Standar puskesmas, 2013).
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten atau kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
(Standar puskesmas, 2013).
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas
sebagai berikut :
1) Kepala Puskesmas.
2) Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan data dan informasi, Perencanaan dan Penilaian
(SP2TP), keuangan dan kepegawaian.
3) Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas :
a) Upaya

Kesehatan

Masyarakat

(UKM),

terdiri

dari

UKM

pemberdayaan serta UKM surveilans dan pengendalian penyakit :


b) UKM pemberdayaan terdiri dari penanggung jawab Perkesmas
(Keperawatan Kesehatan Masyarakat), UKS dan ARU, perbaikan
gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, Upaya Kesehatan
Kerja (UKK), pemberdayaan dan promosi kesehatan, kesehatan

indera, battra, kesehatan indera dan olah raga, kesehatan keluarga,


dan poskestren.
c) UKM surveilans dan pengendalian penyakit penanggung jawab
imunisasi, P2 Demam Berdarah Dengue (DBD), P2 Diare, P2
Tuberculosis, P2 Morbus Hansen atau Kusta, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), Wabah Surveilans, Natkotika, Zat aktif
(Napxa).
d) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Puskesmas yaitu UKP
rawat jalan yang terdiri dari penanggung jawab poli umum, poli
KIA atau KB, poli gigi, klinik gizi, ambulans, Unit Gawat Darurat
(UGD), radiologi, laboratorium, apotik, gudang obat dan
puskesmas keliling.
e) Jaringan pelayanan puskesmas meliputi unit puskesmas pembantu,
yang membawahi atau mengkoordinir beberapa bidan desa yang
menjadi wilayah binaannya, Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa)
dan Polindes.
b. Uraian Tugas
Uraian tugas adalah pernyataan tertulis untuk setiap tingkat jabatan dalam
unit kerja yang mencerminkan fungsi, tanggung jawab dan kualitas yang
dibutuhkan. Uraian tugas merupakan dasar utama untuk dapat memahami dengan
tepat tugas dan tanggung jawab, serta akuntabilitas setiap petugas di puskesmas
dalam melaksanakan peran dan fungsinya (Standar puskesmas, 2013).

Setiap petugas di puskesmas harus mempunyai uraian tugas yang memuat


tanggung jawab, wewenang, dan hubungan kerja antar sesama petugas. Uraian
tugas dibuat dan dipantau pelaksanaan tugasnya oleh Kepala Puskesmas.
Beberapa contoh ringkasan uraian tugas (Standar puskesmas, 2013) :
Kepala Puskesmas :
1) Mengkoordinir penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas berdasarkan
dasar program Dinas Kesehatan.
2) Merumuskan kebijakan operasional dalam bidang peayanan kesehatan
masyarakat.
3) Memberikan tugas pada staf dan unit-unit, Puskesmas Pembantu, dan
Ponkesdes.
4) Memimpin urusan Tata Usaha, unit-unit pelayanan, puskesmas Pembantu,
Ponkesdes dan staf dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan.
5) Menilai prestasi kerja staf sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan
karier.
6) Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan realisasi
program kerja dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai
bahan dalam menyusun program kerja berikutnya.
7) Mempunyai tugas pokok dan fungsi memimpin, mengawasi dan
mengkoordinir.
8) Kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan

fungsional.
9) Menyusun rancana program dan kebijakan teknis Puskesma.
10) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi program/kegiatan
Puskesmas
11) Memimpin

pelaksanaan

kegiatan

di

Puskesmas

penyelenggaraan

pertemuan berkala (Mini Lokakarya bulanan dan tribulanan).


12) Bertanggungjawab atas penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
melalui analisis dan perumusan masalah berdasarkan prioritas.
13) Bertanggungjawab atas Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) secara
terinci dan lengkap.
14) Mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tugas.
15) Membina petugas Puskesmas.
16) Bertanggungjawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan
program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan
pelayanan sesuai kebutuhan.
17) Membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait di kecamatan, Lintas
sector, penedia prlayanan kesehatan tingkat pertama swasta, perorangan
serta masyarakat dalam pengembangan UKBM.
18) Bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelaksanaan program-program di
Puskesmas.
19) Memberikan umpan balik hasil kegiatan kepada semua staf Puskesmas.
20) Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala.
21) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan.


22) Mengola dan menganalisa data, untuk selanjutnya diinformasikan untuk
kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta pihak
yang berkepentingan lainnnya.
23) Membuat Surat keputusan tentang pengelola keuangan, penanggungjawab
bahan inventaris, tim manajemen mutu Puskesmas, dll.
24) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala dinas Kabupaten/Kota.

Kepala Urusan Tata Usaha :


1) Menyusun rencana kegiatan urusan Tata Usaha berdasaarkan data program
Puskesmas.
2) Membagi tugas kepada staf agar pelaksanaan tugas dapt dilaksanakan.
3) Mengkoordinasikan para staf dalam menyusun program kerja Puskesmas
agar terjalin kerjasama yang baik.
4) Memberi petunjuk kepada staf dengan petunjuk kerja yang diberikan agar
tercapai keserasian dan kebenaran kerja.
5) Mengkoordinasikan beragai kegiatan administrative dan manajemen di
Puskesmas. Untuk mendukung Kepala Puskesmas menjalankan tugas dan
fungsinya mengelola Puskesmas.
6) Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.
7) Bertanggungjawab atas administrasi, membantu pengelolaan keuangan,
dan pengelolaan, sumberdaya lainnya.
8) Melakukan evaluasi hasil kegiatan Tata usaha secara keseluruhan.

9) Menyediakan dan menyimpan dan data umum Puskesmas serta data


kesehatan yang diperlukan untuk kepentingan semua pihak yang
membutuhkan.
10) Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
11) Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
surat menyurat, hubungan masyarakat dan urusan umum, perencanaan seta
pencatatan dan pelaporan.
12) Mempunyai tugas pokok dibidang kepegawaian.
13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
Bendahara :
1) Bendahara penerimaan, mempunyai tugas :
a) Membuat laporan harian penerimaan (DPD II 62).
b) Membuat catatan harian uang masuk dalam buku kas umum.
c) Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.
d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
2) Bendahara pengeluaran, mempunyai tugas :
a) Menyusun rencana kegiatan bendahara berdasarkan data program
Puskesmas.
b) Membuat laporan harian pengeluaran.
c) Membuat catatan bulanan uang masuk dan unag keluar dalam buku kas
umum.

d) Melakukan evauasi hasil kegiatan keuangan.


e) Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
Petugas Loket :
1) Menyusun rencana kegiatan pelayanan di loket berdasarkan data program
Puskesmas.
2) Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket dan koordinasi dengan lintas
program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan.
3) Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket secara
keseluruhan.
4) Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data pelayanan
kegiatan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala
Puskesmas.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
Petugas Promosi Kesehatan :
1) Menyusun rencana kegiatan promosi kesehatan berdasarkan data program
Puskesmas.
2) Melakukan penyuluhan kesehatan, pengembangan UKBM, pengembangan
Desa Siaga aktif, dan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS sesuai SOP
serta mengkoordinasikan dengan lintas program terkait.
3) Membuat pencatatan pelaporan serta visualisasai data promosi kesehatan
sebagai bahan informasi dan pertangggungjawaban kepada Kepala

Puskesmas.
4) Melakukan evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan secara keseluruhan.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Puskemas.
Petugas Kesehatan Lingkungan:
1) Di dalam gedung
a) Menyusun kegiatan Kesehata Lingkungan berdasarkan data program
Puskesmas.
b) Melakukan kegiatan pembnaaan kesehatan lingkungan yang meliputi
pembinaan dan pengawssan SAB, pengawasan dan pembinaan
JAGA,

pengawasan

dan

pembinaan

TTU

(Tempat-Tempat

Umum)/TPM (Tempat Pengolahan Makanan) Pestisida, pelayanan


klinik sanitasi, penyuluhan kesehatan lingkungandan koordinasi lintas
program terkait sesuai prosedur /SOP.
c) Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
kesehatan

lingkungan

sebagai

bahan

informasi

dan

pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.


d) Melakukan evaluasi hasil kegiatan kesehatan lingkunagn secara
keseluruhan.
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Puskesmas.
f) Menyalin

dan

mencatat

nama

penderita

atau

keluarganya,

karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan


dan alamat, serta diagnosisi penyakitnya dalam buku register.
g) Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga

penderita, tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan


perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit.
h) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau prilaku
ynag berkaitan dengan keadian penyaki yang diderita.
i) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
j) Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau
keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan.
2) Luar gedung
a) Mempelajari hasil wawancara atau konseling didalam gedung
(Puskesmas).
b) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media
penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.
c) Memberitahu atau menginformaikan kedatangan kepada perangkat
desa/kelurahan (Kepala Desa/Lurah, Sekretaris, Kepala Dusun atau
Ketua RT/RW) dan petugas keshatan/bidan di desa.
d) Melakukan pemeriksaaniksaan/pengamatan lingkungan, pengamatan
prilaku, serta konseling sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
e) Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
f) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran.
g) Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut kelompok
keluarga atau kampong, informasikan hasilnya kepada petugas
kesehatan di Desa/Kelurahan, perangkat Desa/Kelurahan, kader

kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat Kecamatan


untuk dapat ditindak lanjutin secara bersama.
Petugas KIA-KB :
1) Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan data program.
2)

Melaksanakan ANC (Ante Natal Care), INC (Intra Natal Care), PNC
(Post Natal Care), perawatan neonatus, pelayanan KB, penyuluhan KIAKB dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.

3)

Melaksanakan asuhan kebidanan.

4)

Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar prosedur operasional,


SPM, Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh kepala puskesmas.

5)

Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggung jawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD
X.

6)

Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan KIAKB sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada kepala
puskesmas.

7)

Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan pelaksanaan


kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung jawab.

8)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.

Petugas Imunisasi :

1)

Menyusun rencana kegiatan Imunisasi berdasarkan data program


puskesmas.

2)

Melakukan pemberian imunisasi, sweeping imunisasi, penyuluhan


imunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkait sesuai
prosedur dan ketentuan.

3)

Membuat pencatatan dan pelporan kegiatan imunisasi serta visualisasi data


sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala
puskesmas.

4)

Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan imunisasi.

5)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.

Petugas Surveilans :
1) Menyusun rencana kegiatan surveilans berdasarkan data program
puskesmas
2) Melakukan pengamatan penyakit yang berkesinambungan, meliputi
pengumpulan data, pengolahan, analisis dan visualisasi data serta
melakukan

penyelidikan

epidemiologi,

penanggulangan

KLB

dan

koordinasi lintas program terkait sesuai prosedur dan ketentuan.


3) Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas.
4) Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.

Petugas Gizi, mempunyai tugas :

1) Menyusun rencana kegiatan peningkatan gizi masyarakat berdasarkan data


program puskesmas.
2) Melaksanakan pembinaan posyandu, PSG (Pemantauan Status Gizi),
pemantauan konsumsi gizi (PKG), pemantauan penggunaan garam
beryodium, ASI eksklusif, pemberian kapsul vitamin A, penyuluhan gizi
dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.
3) Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas.
4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.
Petugas P2M, mempunyai tugas :
1) Menyusun rencana kegiatan P2M (Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular) berdasarkan data program puskesmas.
2) Melaksanakan P2 TB, P2 Kusta, P2 malaria, P2 DBD, P2 ISPA, P2 Diare,
P2 HIV-AIDS, P2 Filiariasis, Imunisasi dan surveilans dan koordinasi
lintas program sesuai prosedur/SOP.
3) Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan kegiatan serta visualisasi data
sebagai informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas.
4) Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.
Petugas medis dan atau paramedis Pengobatan Dasar :
1) Melaksanakan dan memberikan upaya pengobatan dasar dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar
profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.

2) Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di Puskesmas.


3) Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai SOP, Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala puskesmas.
4) Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan
edukatif.
5) Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggung jawabkan termasuk memberi kode diagnosa penyakit
menurut ICD X.
6) Melakukan

pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data

kegiatan pengobatan dasar sebagai bahan informasi dan pertanggung


jawaban kepada kepala puskesmas.
7) Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah dan melakukan
evaluasi kinerja program pengobatan dasar.
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.
Petugas medis dan atau paramedis Gigi dan Mulut :
1) Menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan tehnis pelayanan kesehatan
gigi.
2) Menentukan pola pelayanan dan tata kerja.
3) Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.
4) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan
kesehatan gigi.

5) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu pelayanan


kesehatan gigi.
6) Melakasanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh
tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar
profesidan peraturan perundangan yang berlaku.
7) Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan
preventif.
8) Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat
dipertanggung jawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD
X.
Petugas paramedik gigi :
1) Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan gigi dan mulut sesuai
SOP, Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP)
tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala puskesmas.
2) Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data
kegiatan gigi dan mulut sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban
kepada kepala puskesmas.
3) Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevaluasi
kinerja program kesehatan/ gigi dan mulut.
4) Melaksanakan dan menjaga keselamatan klinik pelayanan kesehatan gigi
meliputi keamanan dan kebersihan alat, ruangan serta pencegahan
pencemaran lingkungan.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.

Petugas Kefarmasian Kamar Obat :


1) Beserta kepala puskesmas menyusun perencanaan upaya pengelolaan dan
pelayanan kefarmasian.
2) Menyusun rencana kegiatan pelayanan obat di kamar obat berdasarkan
data program pelayanan kesehatan dasar puskesmas.
3) Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian dengan penuh tanggung
jawab sesuai keahlian dan kewenangannya.
4) Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian sesuai SOP, SPM, tata kerja
dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh apoteker dan kepala puskesmas.
5) Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien.
6) Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada
pasien.
7) Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan
kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat dalam
bentuk buku catatan mutasi obat.
8) Melaksanakan pengelolaan obat termasuk pencatatan dan pelaporan secara
baik, lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan.
9) Membuat pencatatn dan pelaporan pemakaian dan permintaan obat serta
perbekalan kesehatan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban
kepada kepala puskesmas, pencatatan dan pelaporan penggunaan obat
secara rasional serta penggunaan obat generik.
10) Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan obat di kamar obat.
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.

Petugas Gudang Obat :


1) Penerimaan, penyimpanan, pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan
dari

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota

ke

unit

pelayanan

dan

berkoordinasi dengan lintas program terkait.


2) Pengendalian penggunaan persediaan dan pencatatan pelaporan.
3) Menjaga mutu dan keamanan obat serta perbekalan kesehatan dan
kebersihan kesehatan dan kebersihan ruangan.
4) Menyusun rencana kebutuhan obat dan kegiatan distribusi obat
berdasarkan data program puskesmas.
5) Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas.
6) Melaksanakan stok opname obat minimal satu tahun sekali.
7) Melakukan evaluasi hasil kegiatan gudang obat secara keseluruhan.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.


Petugas Laboratorium :
1) Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, SPM, tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala puskesmas.
2) Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dengan melaksanakan upaya
pelayanan

Laboratorium

dengan

penuh

tanggung

jawab

sesuai

keahlian/standar profesi dan kewenangannya.


3) Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang perlu secara
baik, lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan sebagai bahan informasi
dan pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas.

4) Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta kepala puskesmas


menyusun perencanaan upaya pelayanan laboratorium.
5) Melaksanakan

upaya

Kesehatan

dan

Keselamatan

Kerja

(K3

Laboratorium).
6) Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.
Petugas Kebersihan Puskesmas :
1) Mempunyai program kerja kebersihan lingkungan puskesmas.
2) Melaksanakan kebersihan lingkungan sesuai program kerja.
Petugas Pengelola Barang/Penanggung Jawab Barang Inventaris :
1) Mempunyai arsip daftar inventaris sarana dan peralatan puskesmas yang
digunakan untuk pelayanan maupun untuk penyelenggaraan program.
2) Menerima, menyimpan, memelihara barang/aset puskesmas.
3) Melakukan pencatatan dan pelaporan barang inventaris.
4) Membuat perencanaan penyimpanan barang baru dan lama.
5) Perencana kebutuhan dan pemeliharaan barang unit.
6) Membuat program kerja pemeliharaan sarana dan peralatan puskesmas.
7) Melakukan pemeriksaan standar jumlah, jenis dan kondisi alat.
8) Melakukan pemeliharaan sarana dan peralatan sesuai program kerja.
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas.
Petugas Penanggung Jawab Kendaraan :
1) Mempunyai program kerja perawatan/pemeliharaan kendaraan, baik roda
empat maupun roda dua.

2) Melaksanakan pemeliharaan kendaraan sesuai program kerja.


Petugas UKS :
1) Menyusun rencana kegiatan UKS berdasarkan data program puskesmas.
2) Melaksanakan kegiatan UKS dan berkoordinasi dengan lintas program
terkait sesuai dengan prosedur.
3) Melakukan evaluasi hasil kegiatan UKS.
4) Membuat pencatatan, pelaporan dan visualisasi data sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas.
5) Melakukan tugas lain yang diberiakn oleh kepala puskesmas.
a. Manajemen ISO
ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO
bukan diambil dari singkatan nama sebuah organisasi walau banyak orang
awam mengira ISO berasal dari International Standard of Organization, sama
sekali bukan. ISO 9001 merupakan standard international yang mengatur
tentang sistem management Mutu (Quality Management System), oleh
karena itu seringkali disebut sebagai ISO 9001, QMS adapun tulisan 2008
menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah system manajemen
mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. dan kemajuan teknologi, terutama
semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan akan pengelolaan system
manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada
berbagai scope industry yang semakin hari semakin beragam. Versi 2008 ini
adalah versi terbaru yang diterbitkan pada Desember 2008 lalu (Setyawan, 2014).

Organisasi pengelola standart international ini adalah International


Organization for Standardization yang bermarkas di Geneva Swiss, didirikan
pada 23 February 1947, kini beranggotakan lebih dari 147 negara yang mana
setiap negara diwakili oleh badan standardisasi nasional (Setyawan, 2014).
8 prinsip manajemen
Seperti dijelaskan diatas bahwa ISO 9001 versi 2000 dan versi 2008 lebih
mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam organisasi perusahaan
sehingga hampir semua jenis usaha bisa mengimplementasi system management
mutu ISO 9001 ini (Setyawan, 2014).
System

ISO

9001:2008

fokus

pada

effectifitas

prosescontinual

improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA, dimana dalam setiap
process senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang
terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta
tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar
bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi (Setyawan, 2014).
Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi
ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah Delapan prinsip manajemen mutu yang
bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja system agar proses yang berlangsung
sesuai dengan focus utama yaitu effectivitas continual improvement, 8 prinsip
manajemen yang dimaksud adalah :
a)

Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi system


semata- mata untuk memuaskan customer.

b) Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal


implementasi System bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol
dalam satu komando dengan commitment yang sama dan gerak yang
c)

synergy pada setiap elemen organisasi


Keterlibatan semua orang : Semua element dalam organisasi terlibat dan
concern dalam implementasi system management mutu sesuai fungsi
kerjanya

masing- masing,

hendaknya

senantiasa

bahkan

hingga

office

boy

sekalipun

melakukan yang terbaik dan membuktikan

kinerjanya layak serta berqualitas, pada fungsinya sebagai office boy.


d) Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi system selalu mengikuti
alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses
dipetakan melalui business process. Dengan demikian, pemborosan karena
proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang
tidak terlaksana
e)

karena pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow

process itu sendiri yang berdampak pada hilangnya kepercayaan pelanggan


Pendekatan System keManagement: Implementasi system mengedepankan
pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar
menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep continual
improvement

sangat

ditekankan.

Pola

pengelolaannyabertujuan

memperbaiki cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan


f)

melakukan improvement untuk menghilangkan potensi masalah.


Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah akar implementasi ISO

9001:2008
g) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan: Setiap
keputusan dalam implementasi system selalu didasarkan pada fakta

dan data. Tidak ada data (bukti implementasi) sama dengan tidak
dilaksanakannya system ISO 9001:2008
h) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier
bukanlah Pembantu, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus
terjadi pola hubungan saling menguntungkan (Setyawan, 2014).
Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar
menjadi sangat produktif dan efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan
dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan (Setyawan, 2014).
ISO 9001:2008 adalah suatu standard internasional untuk sistem
menejemen kualitas. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan dan rekomendasi
untuk desain dan penilaian dari suatu sistem menejemen dan

kualitas yang

bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang


atau jasa) yang memenuhi persyaratan

yang di tetapkan. Persyaratan yang

ditetapkan dapat merukan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi


yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk
produk tertentu, atau meruppakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana di
tentukan oleh organisasi (Setyawan, 2014).
Definisi dari standard ISO 9001:2008 untuk sistem menejemen kualitas,
Quality Management System (QMS) adalah struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur prosedur, proses proses dan sumber daya untuk penerapan menejemen
kualitas. QMS merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek
standard untuk menejemen sistem yang bertujuan menjamin kesuaian dari suatu
proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.

Kebutuhan atau persyaratan itu di tentukan atau dispefikasikan oleh pelanggan


dan organisasi (Setyawan, 2014).
Pelayanan Prima
Pelayanan prima (exelen service) menurut pengertian pelayanan yang
berarti usaha melayani kebutuhan orang lain atau dari pengertian melayani yang
berarti membantu menyiapkan mengurus apa yang diperlukan seseorang yang
berarti bermutu tinggi dan memuaskan. Jadi pelayan prima

adalah suatu

pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan.


Dengan kata lain pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi
standard kualitas, pelayanan yang memenuhi standard kualitas. Pelayanan yang
memenuhi standard kualitas standard kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai
dengan harapan dan kepuasan pasien. Terdapat beberapa definisi tentang kualitas
pelayanan yang dikemukakakn oleh para ahli. Dan dari sejumlah definisi tersebut
terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
1.

Kualitas merupakan usaha untuk memenuhi harapan pekanggan.

2.

Kualitas merupakan kondisi mutu yang setiap saat mengalami perubahan.

3.

Kualitas itu mencangkup proses produk, barang jasa, manusia dan


lingkungan.

4.

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan

produk atau jasa, manusia yang memenuhi atau melebihi harapan.


Prinsip Pelayanan Prima

Pelayanan prima bidang kesehatan, dikembangkan berdasarkan pprinsip


3A, pertama, kita harus menyajikan attitude sikap, yang benar. Kedua kita harus
saling memberikan perhatian yang tidak terbagi. Ketiga semua pelanggan
senantiasa mencari action.
Pelayanan prima berdasarkan attitude meliputi 3 prinsip berikut:
a.

Melayani pelanggan berdasarkan penampilan yang sopan dan serasi.

b.

Melayani pelanggan dengan berpikir positif, sehat dan logis.

c.

Melayani pelanggan dengan sikap selalu menghargai.

Pelayanan prima berdasarkan 3 prinsip perhatian:


a.

Mendengar dan memahami secara sungguh sungguh kebutuhan para


pelanggan.

b.

Mengamati dan menghargai kepada para pelanggannya.

c.

Mencurahkan perhatian penuh kepada para pelanggan.

Pelayanan prima berdasarkan 5 prinsip tindakan:


a.

Mencatat setiap pesan para pelanggan

b.

Mencatat kkebutuhan pelayanan.

c.

Menegaskan kembali kebutuhan pelayanan.

d.

Mewujudkan kebutuhan pelanggan.

e.

Menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan masih atau kembali


setia untuk menfaatkan pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    LutfiaRatnaningtyas
    100% (1)
  • Resume Mumps
    Resume Mumps
    Dokumen7 halaman
    Resume Mumps
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Burketsdraft210 211
    Burketsdraft210 211
    Dokumen3 halaman
    Burketsdraft210 211
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Gingivitis
    Gingivitis
    Dokumen20 halaman
    Gingivitis
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 2
    Lampiran 2
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 2
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    LutfiaRatnaningtyas
    100% (1)
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Dokumen1 halaman
    Informed Consent
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Dokumen1 halaman
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • BAB III Issue 3
    BAB III Issue 3
    Dokumen30 halaman
    BAB III Issue 3
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Poli Umum
    Poli Umum
    Dokumen1 halaman
    Poli Umum
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Issu 1 KGK 7
    Issu 1 KGK 7
    Dokumen43 halaman
    Issu 1 KGK 7
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Dokumen1 halaman
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Cover Luar
    Cover Luar
    Dokumen1 halaman
    Cover Luar
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Overview
    Overview
    Dokumen15 halaman
    Overview
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Makalah TCM Batra
    Makalah TCM Batra
    Dokumen17 halaman
    Makalah TCM Batra
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat
  • Nomenklatur - Sitty Masita
    Nomenklatur - Sitty Masita
    Dokumen9 halaman
    Nomenklatur - Sitty Masita
    LutfiaRatnaningtyas
    Belum ada peringkat