Anda di halaman 1dari 30

ELEKTRONIKA

KOMPONEN ELEKTRONIKA PASIF DAN APLIKASINYA

Oleh:
Nola Verli Herlian

(1404405087)

Pebri Yeni Samosir

(1404405097)

Gusti Ayu Putu Yuni Maheswari

(1404405099)

Luh Kadek Pracanthi Dyah Sekartaji

(1404405102)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2015

RESISTOR

A.

Pengertian Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif karena komponen

ini tidak membutuhan arus listrik untuk berkerja. Resistor memiliki sifat menghambat arus listrik
dan memiliki nilai besaran hambatan ohm yang dengan simbol .
Sesuai dengan nama dan kegunaanya untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang
melewatinya dalam suatu rangkaian maka resistor mempunyai sifat resistif (menghambat), yang
umumya terbuat dari bahan karbon. Hal ini bisa terjadi karena resistor yang memiliki dua kutub
akan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya. Dengan mengatur besarnya arus
yang mengalir, kita dapat mengatur alat elektronik untuk melakukan berbagai hal.
Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus
yang melaluinya. Maka untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor dinyatakan
dalam satuan Ohm yang dilambangkan dengan simbol (Omega). Untuk menggambarkanya
dalam suatu rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena huruf ini merupakan Standart
Internasional yang sudah disepakati bersama dalam melambangkan sebuah komponen resistor
dalam sebuah rangkaian.

B.

Fungsi Resistor
Selain untuk membatasi atau menghambat arus listrik, resistor mempunyai kegunaan atau

fungsi lainnya, diantara nya adalah sebagai berikut :

Sebagai pembagi arus

Sebagai pembagi tegangan

Sebagai penurun tegangan

Sebagai penghambat arus listrik

Menghambat arus listrik

Pengatur volume (potensiometer)

Pengatur kecepatan motor (rheostat), dan lain-lain.

C.

Karakteristik Resistor
Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi

resistor mempunyai komposisi tidak stabil karena disebabkan pengaruh suhu. Jika suhu naik
maka resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan
tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari
resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10% tentu kurang baik pada rangkaian yang
memerlukan ketepatan tinggi. Resistor variabel resistansinya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh
cahaya, pengaturan oleh temperatur suhu atau pengaturan lainnya. Jika perubahan nilai, resistansi
potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini
disebut potensiometer linier. Tetapi jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan
kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis.
Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada
prakteknya sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada
dasarnya bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi
resistor tersebut mempunyai sifat tambahan kapasitif. Suhu memiliki pengaruh yang cukup
berarti terhadap suatu hambatan. Didalam penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat
besar sekali, dan sembarang energi panas yang dikenakan padanya akan memiliki dampak yang
sedikit pada jumlah total pembawa bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan
intensitas gerakan acak dari partikel yang berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit
bagi aliran electron secara umum pada sembarang satu arah yang ditentukan. Hasilnya adalah
untuk penghantar yang bagus, peningkatan suhu akan menghasilkan peningkatan harga tahanan.
Akibatnya, penghantar memiliki koefisien suhu positif.

D.

Bahan Pembuat Resistor


Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan resistor yaitu:

1.

Substrat alumina; untuk karateristik resistor (lebar 2 inci)

2.

Pasta resistor dengan nilai 10 ohm, 1 kilo ohm, 10 kilo ohm dan 100 kilo ohm

3.

Dua pont birox seri 17

4.

ESL

5.

Shoel

6.

Al2O3; digunakan untuk pencucian substrat, screen dan bahan-bahan pelarut

Gambar 1 Bahan Pembuat Resistor

E.
1.

Jenis-Jenis Resistor
Fixed Resistor (resistor tetap)

Gambar 2 Fixed Resistor

Fixed resistor merupakan resistor yang mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor ini
adalah bahan pembuat resistor terdapat ditengahtengah dan pada pinggirnya terdapat 2
conducting metal, bisanya kemasan seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran fisik fixed
resistor bermacammacam, tergantung pada daya resistor yang dimilikinya. Misalnya fixed
resistor dengan daya 5 watt pasti mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan fixed resistor yang mempunyai daya watt. Pada gambar 2 ditunjukkan beberapa
contoh bentuk fisik dari fixed resistor. Dari yang paling atas dapat dilihat bentuk fisik dari
resistor dengan daya 1/8, , 1, 2, dan 5 watt.

Gambar 3 SMT (Surface Mount Technology)

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, diciptakan sebuah teknologi baru yang
disebut dengan SMT (Surface Mount Technology). Dengan menggunakan teknologi ini bentuk
dari fixed resistor menjadi lebih kecil lagi, sehingga kita dapat membuat suatu sistem yang
mempunyai ukuran sekecil mungkin. Contoh bentuk fixed resistor dengan teknologi SMT
dapat dilihat pada gambar 3. Ada beberapa macam kemasan standard yang sudah ditentukan
oleh industri elektronik antara lain:
- 1206 ukuran = 3.0 mm x 1.5 mm, 2 terminal
- 0805 ukuran = 2.0 mm x 1.3 mm, 2 terminal
- 0603 ukuran = 1.5 mm x 0.8 mm, 2 terminal
Selain kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIP (Single-In-Line).
Didalam kemasan ini terdapat lebih dari 1 resistor yang biasanya disusun pararel dan
mempunyai 1 pusat yang dinamakan common. Untuk contoh dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 SIP (Single In Line)

Berikut adalah contoh-contoh dari resistor variabel.


a)

Precision Wirewound Resistor

Gambar 5 Precision Wirewound Resistor

Precision Wirewound Resistor merupakan tipe resistor yang mempunyai tingkat keakuratan
sangat tinggi sampai 0.005% dan TCR (Temperature Coeffisient of Resistance) sangat rendah.
Sehingga sangat cocok digunakan untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat
tinggi. Tetapi jangan menggunakan jenis ini untuk aplikasi rf (radio frequency) sebab
mempunyai Q resonant frequency yang rendah. Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah
DC measuring equipment, dan reference resistor untuk voltage regulator dan decoding network.

b)

NIST Standard Resistor

Gambar 6 NIST

Standard Resistor

NIST (National Institute of Standard and Technology) merupakan tipe resistor dengan
tingkat keakuratan paling tinggi yaitu 0.001%, TCR yang rendah dan sangat stabil
dibandingkan dengan Precision Wirewound Resistor. Komponen ini biasanya digunakan
sebagai standard di dalam verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive.

c)

Power Wirewound Resistor

Gambar 7 Power Wirewound

Resistor

Biasanya resistor ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan daya yang yang
sangat besar. Komponen ini dapat mengatasi daya yang besar dibandingkan dengan resistor
yang lain. Karena panas yang ditimbulkan cukup besar biasanya resistor ini dilapisi oleh bahan
seperti Ceramic Tube, Ceramic Rods, Anodized Aluminum, Fiberglass Mandels, dan lain-lain
Gambar 7 merupakan contoh dari Power Wirewound Resistor.

d)

Fuse Resistor

Gambar 8 Fuse Resistor

Komponen ini selain berfungsi sebagai resistor, juga berfungsi sebagai sekering. Resistor
ini didesain sedemikian rupa sehingga bila ada arus yang sangat besar melalui maka

hambatannya menjadi tak terhingga. Pada kondisi normal suhu dari resistor ini akan panas
ketika ada arus yang melaluinya.

e)

Carbon Composition

Gambar 9 Carbon

Composition

Resistor jenis ini merupakan salah satu tipe resistor yang banyak sekali dijual dipasaran.
Biasanya untuk nilai hambatan yang besar, misalnya 1K2, 2K2, 4K7, dan sebagainya. Tetapi
untuk nilai hambatan yang kecil, misalnya 2, 3, dll susah dicari. Resistor ini memiliki
koefisien temperatur dengan batas 1000 ppm/C terhadap nilai hambatannya, dimana nilai
hambatannya akan turun ketika suhunya naik. Selain itu resistor juga memiliki koefisien
tegangan, dimana nilai hambatan akan berubah ketika diberi tegangan. Semakin besar
tegangan maka semakin besar perubahannya. Voltage Rating dari resistor Carbon
Composition ditentukan berdasarkan ukuran fisik, nilai, dan dayanya. Pada saat menggunakan
resistor jenis ini diharapkan agar berhatihati didalam perancangan, karena dapat
menghasilkan noise dimana noise ini tergantung pada nilai dari resistor dan ukurannya.

f)

Carbon Film Resistor

Gambar 10 Carbon Film Resistor

Resistor jenis Carbon Film mempunyai karakteristik yang sama dengan resistor carbon
composition tetapi noise, voltage coeficient, dan temperature coeficient mempunyai nilainya
lebih rendah. Carbon Film Resistor dibuat dengan memotong batangan keramik yang panjang
dan kemudian dicampur dengan material karbon. Frekuensi respon dari resistor ini jauh lebih
bagus dibandingkan dengan wirewound dan lebih bagus lagi dibandingkan dengan carbon

composition. Dimana wirewound akan menjadi suatu induktansi ketika frekuensinya rendah
dan akan menjadi kapasitansi apabila frekuensinya tinggi. Dan untuk carbon composition
hanya menjadi kapasitansi apabila dilalui oleh frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.

g)

Metal Film Resistor

Gambar 11

Metal Film Resistor

Metal Film Resistor merupakan pilihan terbaik dari jenis resistor carbon composition dan
carbon film. Karena resistor ini lebih akurat, tidak mempunyai voltage coefisient, noise dan
temperature coeficient yang lebih rendah. Tetapi resistor ini tidak sebagus jenis resistor
precision wirewound. Bahan dasar pembuat dari resistor ini adalah metal dan keramik, bahan
ini mirip seperti yang digunakan untuk membentuk carbon film resistor.

h)

Foil Resistor

Gambar 12

Foil Resistor

Resistor ini mempunyai karakteristik yang sama dengan jenis metal film. Kelebihan
utama dibandingkan dengan metal film adalah tingkat kestabilannya yang lebih tinggi, TCR
paling kecil, dan frekuensi respon tinggi. Selain kelebihan terdapat pula kelemahan yaitu nilai
maksimum dari resistor ini lebih kecil dari nilai resistor metal film. Resistor ini biasanya
dipakai di dalam strain gauge, nilai strain dapat diukur berdasarkan perubahan nilai
resistansinya. Ketika digunakan sebagai strain gauge, foil-nya dipasangkan di suatu substrate
fleksibel sehingga dapat dipasang didaerah tempat pengukuran strain dilakukan.

i)

Power Film Resistor

Gambar 13

Power Film Resistor

Material yang digunakan untuk membuat resistor ini sama dengan jenis metal film dan
carbon film. Tetapi karakteristik dayanya lebih tinggi. Power film resistor mempunyai nilai
yang lebih tinggi dan respon frekuensi yang lebih baik dibandingkan power wirewound
resistor. Resistor ini banyak digunakan untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi
respon yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound
resistor. Biasanya komponen ini memiliki toleransi yang cukup lebar.

2.

Resistor tidak tetap (Variable Resistor)


Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai nilai resistansi yang dapat diubah

sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Perubahannya dapat dilakukan dengan cara memutar
atau menggeser pengaturnya yang memang sudah disediakan, namun ada pula nilai perubahan
resistansinya akan dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya misalnya suhu, cahanya, suara, dan
sebagainya, sehingga dapat dijadikan sebagai sakelar otomatis.

1.

Potensiometer

Gambar 14

Potensiometer

Potensiometer merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai resistansinya dapat


disetel sesuai dengan keinginan dengan cara memutar tungkai pengaturnya. Nilai resistansinya
tertera pada bodi yang dituliskan dalam bentuk angka, sehingga akan memudahkan untuk
mengetahui berapa besar nilainya tersebut. Penggunaan potensiometer biasanya adalah untuk

pengaturan suara (tone control) Bass, Treable, Volume, dan lain-lain. beberapa jenis
potensiometer yaitu :

Potensiometer linear

Gambar 15 Potensiometer linear

Potensiometer linier mempunyap unsur resistif dengan penampang konstan, menghasilkan


peranti dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu terminal proporsional dengan jarak
antara keduanya.. Potensiometer linier digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara
putaran sumbu dengan rasio pembagian dari potensiometer, misalnya pengendali yang digunakan
untuk menyetel titik pusat layar osiloskop.

Potensiometer Logaritmik

Gambar 16 Potensiometer Logaritmik

Potensiometer logaritmik mempunyai unsur resistif yang semakin menyempit atau dibuat
dari bahan yang memiliki resistivitas bervariasi. Ini memberikan peranti yang resistansinya
merupakan fungsi logaritmik terhadap sudut poros potensiometer. Sebagian besar potensiometer
log (terutama yang murah) sebenarnya tidak benar-benar logaritmik, tetapi menggunakan dua
jalur resistif linier untuk meniru hukum logaritma. Potensiometer log juga dapat dibuat dengan
menggunakan potensiometer linier dan resistor eksternal. Potensiometer yang benar-benar
logaritmik relatif sangat mahal. Potensiometer logaritmik sering digunakan pada peranti audio,
terutama sebagai pengendali volume.

Rheostat

Gambar 17 Rheostat

Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah dengan
menggunakan resistor tidak tetap atau rheostat. Sebuah rheostat adalah resistor tidak tetap dua
terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi.
Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan
penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan
selanjutnya. Potensiometer tiga terminal dapat digunakan sebagai resistor tidak tetap dua
terminal dengan tidak menggunakan terminal ketiga. Seringkali terminal ketiga yang tidak
digunakan disambungkan dengan terminal penyapu untuk mengurangi fluktuasi resistansi yang
disebabkan oleh kotoran.

Potensiometer digital

Gambar 18 Potensiometer Digital

Potensiometer digital adalah sebuah komponen elektronik yang meniru fungsi dari
potensiometer analog untuk diterapkan pada isyarat digital.

2.

Trimpot

Gambar 19 Trimpot

Trimpot adalah kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan memiliki nilai
tahanan yang dapat di rubah-rubah namun dengan menggunakan alat bantu berupa obeng kecil,
karena untuk merubah nilai resistansinya tidak bisa menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan
resistansinya adalah menggunakan bahan karbon atau arang.

3.

NTC dan PTC

Gambar 20 NTC dan PTC

NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coeficient. Sifat komponen ini resistif
dimana nilai resistansinya akan menurun apabila temperatur disekelilingnya naik. Sedangkan
PTC adalah singkatan dari Positive Temperature Coeficient, yang nilai resistansinya akan
bertambah besar apabila termperatur disekelilingnya turun. Komponen NTC dan PTC biasanya
digunakan sebagai sensor dalam peralatan pengukur panas atau disebut juga termistor. Selain itu
juga bisa digunakan sebagai sakelar otomatis yang cara kerjanya akan ditentukan oleh suhu
disekitarnya.

4.

LDR

Gambar 21 LDR

LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor yang nilai
resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterimanya. Biasanya LDR
digunakan untuk rangkain-rangkaian sakelar otomatis tertentu seperti lampu taman, lampu jalan,
dan sebagainya, dimana LDR akan bekerja secra otomatis sesuai dengan tingkat cahaya yang ada
didepannya.

5.

VDR

Gambar 22 VDR

VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistor, yaitu sebuah resistor tidak tetap
yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR
adalah semakin besar tegangan yang diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil,
sehingga arus yang melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR
akan sangat cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.

F.

Kode Warna Resistor


Untuk mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap, maka kita

dapat melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin-cincin warna pada bodi resistor.
Karena tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan lambang bilangan berupa angka-angka,
melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna setiap resistor berjumlah 4
cincin atau ada juga 5 cincin bahkan lebih. Untuk cara pembacaannya tidak jauh berbeda yaitu :

Sebelum memahami cara menghitung resistor kita perlu memahami dulu komponen
resistor 4 warna, 5 warna, dan 6 warna.
Tabel 1 Kode Warna Resistor

WARNA ANGKA [1-3] MULTIPLIER [4] TOLERANSI [5] THERMAL COEFICIENT [6]
HITAM

COKLAT

10

1%

100ppm

MERAH

100

2%

50ppm

ORANGE

1k

15ppm

KUNING

10k

25ppm

HIJAU

100k

0.5%

BIRU

1M

0.25%

UNGU

10M

ABU-ABU

PUTIH

EMAS

5%
10%

SILVER

Tabel 2 Resistor
GAMBAR RESISTOR

KETERANGAN
Resistor 4 Warna
Warna (1) dan (2)

= Angka Digit

Warna (3)

= Multiplier

Warna (4)

= Nilai Toleransi
Resistor 5 Warna

Warna (1) (2) (3) = Angka Digit


Warna (4)

= Multiplier

Warna (5)

= Nilai Toleransi
Resistor 6 Warna

Warna (1) (2) (3) = Angka Digit


Warna (4)

= Multiplier

Warna (5)

= Nilai Toleransi

Warna (6)

= Koefisien Suhu

Cara Menghitung Resistor 4 Warna


Untuk mengetahui cara menghitung resistor warna kita langsung pakai contoh saja resistor
berikut:

Gambar 23 Resistor 4 Warna

Gelang 1 = Coklat

(1)

Gelang 2 = Hitam

(0)

Gelang 3 = Merah

(102)

Gelang 4 = Emas

(5%)

Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 102= 1000 = 1 K 5 %

Cara Menghitung Resistor 5 Warna


kita pakai contoh resistor dengan warna sebagai berikut

Gambar 24 Resistor 5 Warna

Gelang 1 = Merah

(2)

Gelang 2 = Kuning

(4)

Gelang 3 = Hitam

(0)

Gelang 4 = Merah

(102)

Gelang 5 = Hijau

(0,5%)

Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 102= 24000 = 24 K 0,5 %

Cara Menghitung Resistor 6 Warna


Anda mempunyai resistor 6 warna misalnya sebagai berikut

Gambar 25 Resistor 6 Warna

Gelang 1 = Merah

(2)

Gelang 2 = Kuning

(4)

Gelang 3 = Hitam

(0)

Gelang 4 = Merah

(102)

Gelang 5 = Hijau

(0,5%)

Gelang 6 = Orange

(15 ppm/derajat celcius)

Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 102= 24000 = 24 K 0,5 % 15 ppm/derajat

G.

Rangkaian Seri dan Paralel Resistor


Rangkaian seri terjadi apabila beberapa resistor dihubungkan secara berturut-turut, yaitu

ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung awal dari resistor kedua, dan
seterusnya. Jika ujung awal dari resistor pertama dan ujung akhir resistor terakhir diberikan
tegangan, maka arus akan mengalir berturut-turut melalui semua resistor yang besarnya sama.
Gambar rangkaian:

ER1

ER2

ER3
I

Gambar 26 Rangkaian Seri

Hubungan pada rangkaian seri :


Besar tahanan totalnya adalah
RT = R1 + R2 + R3 + Rn
Besar arus listriknya adalah
I = IR1 = IR2 = IR3 .= In
I=

Besar tegangan listriknya adalah


ER1 = I . R1
ER2 = I . R2
ER3 = I . R3

ERn = I . Rn
ET = ER1 + ER2 + ER3

1.

RANGKAIAN PARALEL
Rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan antara dua titik yang

dihubungkan antara tegangan yang sama. Dalam praktek rangkaian paralel, semua alat listrik
yang ada dirumah dihubungkan secara paralel (lampu, setrika, pompa air, dan lain-lain).

Gambar 27 Rangkaian Pararel

2.

RANGKAIAN SERI-PARALEL
Yang di maksud dengan rangkaian seri-paralel adalah gabungan dari rangkaian seri dan

rangkaian paralel. Oleh karena itu, rangkaian seri-paralel biasa disebut rangkaian campuran.
Gambar rangkaian:

IR2
IR3

ER1

ER 2,3

ER3

Gambar 28 Rangkaian Seri-Pararel

Besar tahanan totalnya adalah

Pertama-tama kita cari dahulu tahanan paralel R2 dan R3


1

R 2,3 = 2 +

1
3

Setelah kita hitung tahanan seri R 2,3, gambar rangkaian diatas menjadi seperti dibawah ini.

Maka tahanan totalnya adalah


RT = R1 + R 2,3 + R4

Besar arus listriknya adalah

IT =
Untuk arus pada cabang R2 Dan R3 adalah

IR2 = 2

IR3 = 3
Besar tegangan listriknya adalah
ER1 = I . R1
ER 2 = ER3 = I . R Paralel 2,3
ER4 = I . R4
Dimana besar tegangan total adalah jumlah tegangan tiap-tiap tahanan.
E = ER1 + ER 2,3 + ER4

INDUKTOR

A.

Pengertian Induktor
Induktor adalah sejenis komponen elektronika pasif yang mayoritas bentuknya torus, dapat

menjadi media penyimpanan energi pada medan magnet yang dimunculkan akibat aliran listrik
yang melaluinya. Bahan pembuatnya dari bahan tembaga berupa kawat dengan email yang tipis.
Satuan yang digunakan adalah Hendry (H). Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil),
Choke ataupun Reaktor. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang
dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Karakteristik listrik dari induktor ditentukan
oleh faktor faktor antara lain adalah bahan inti, jumlah lilitan, dan dimensi-dimensi fisik
kumparan. Nilai induktansi sebuah Induktor tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah:
a.

Jumlah Lilitan
Semakin banyak lilitannya, maka semakin tinggi induktasinya

b.

Diameter Induktor
Semakin besar diameternya, maka semakin tinggi pula induktansinya

c.

Permeabilitas Inti
Permeabilitas inti yaitu bahan inti yang digunakan seperti udara, besi ataupun ferit.

d.

Ukuran Panjang Induktor


Semakin pendek induktor tersebut, maka semakin tinggi induktansinya.

B.

Prinsip Kerja
Dalam bentuk yang paling sederhana induktansi terjadi pada sebuah penghantar listrik

(konduktor) yang bisa berupa kumparan atau sebuah kabel. Arus listrik (i) yang mengalir pada
konduktor tersebut menghasilkan flux magnetik () yang sebanding dengan arus listrik yang
mengalir tersebut. Dengan aturan tangan kanan dapat diketahui arah medan listrik terhadap arah
arus listrik.

Gambar 29 Kaidah tangan kanan

Jika kawat tembaga itu dililitkan membentuk koil atau kumparan. dan kumparan tersebut
dialiri listrik maka tiap lilitan akan saling menginduksi satu dengan yang lainnya. Medan listrik
yang terbentuk akan segaris dan saling menguatkan. Komponen yang seperti inilah yang dikenal
dengan induktor selenoid.

C.

Fungsi Induktor
Fungsi induktor antara lain, yaitu :

1.

Menyimpan arus listrik dalam medan magnet,

2.

Sebagai penapis (filter) sebagai penelaan (tunning),

3.

Menahan arus bolak-balik (AC),

4.

Meneruskan arus searah (DC),

5.

Pembangkit geteran serta melipat gandakan tegangan,

6.

Tempat terjadinya gaya magnet.n


Berdasarkan dari fungsi ini induktor bisa menggunakan untuk memproses sinyal pada

rangkaian berupa analog, menghilangkan intrusi frekuensi radio, komponen terpenting untuk
membuat transformator, alat filter pada rangkaian berupa power supply. Berdasarkan fungsi
diatas, Induktor pada umumnya diaplikasikan :

Sebagai filter dalam rangkaian yang berkaitan dengan frekuensi

Transformator (Transformer)

Motor Listrik

Solenoid

Relay

Speaker

Microphone

D.

Karakteristik Induktor
Beberapa karakteristik penting dari sebuah induktor ideal :

1.

Tidak terdapat tegangan pada induktor, ketika arus yang melewatinya tidak berubah-ubah
menurut waktu. Oleh karenanya, sebuah induktor berlaku layaknya sebuah hubungan
singkat (short circuit) terhadap listrik DC.

2.

Sejumlah tertentu energi dapat disimpan di dalam induktor, bahkan jika tegangan pada
induktor nol, seperti misalnya bila arus yang melewatinya konstan.

3.

Mustahil untuk mengubah besarnya arus yang melewati induktor secara seketika (atau
dalam waktu nol), karena ini mempersyaratkan bekerjanya tegangan yang tak-terhingga
pada induktor. Sebuah induktor melawan perubahan arus yang seketika dengan cara yang
sama seperti suatu benda bermassa yang melawan; perbubahan kecepatan secara seketika.

4.

Induktor tidak pernah menyebabkan terjadinya disipasi energi, induktor hanya menyimpan
energi. Meskipun secara teoritis hal ini dugariskan oleh model metematika induktor ideal,
setiap induktor fisik mengandung tahanan seri sehingga menyebabkan disipasi panas.

E.

Jenis-Jenis Induktor
Macam macam induktor umumnya dibedakan berdasarkan inti yang dipakainya atau

strukturnaya, yaitu :
1.

Air Core Inductor


Air Core Inductor menggunakan udara sebagai intinya

Gambar 30 Air Core Inductor

2.

Iron Core Inductor


Iron core Inductor menggunakan bahan besi sebagai intinya

Gambar 31 Iron Core Inductor

3.

Ferrite Core Inductor


Ferrite Core Inductor menggunakan bahan Ferit sebagai intinya

Gambar 32 Ferrite Core Inductor

4.

Torroidal Core Inductor


Torroidal Core Inductor menggunakan Inti yang berbentuk O Ring.

Gambar 33 Torroidal Core Inductor

5.

Laminated Core Induction


Laminated Core Induction menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis lempengan

logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.

Gambar 34 Laminated Core Inductor

6.

Variable Inductor
Variable inductor merupakan nduktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan

keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat
diputar-putar.

KAPASITOR

A.

Pengertian Kapasitor
Kapasitor atau sering juga disebut kondensator berfungsi menyimpan tenaga listrik untuk

sementara. Selain itu, kondensator juga dimanfaatkan untuk penapisan (filtering), penalaan
(tuning), pembangkitan gelombang bukan sinus, pengopelan sinyal dari satu rangkaian ke
rangkaian lain, dan sebagainya.
Satuan kapasitor adalah Farad dan disingkat F. Namun untuk kapasitor satuan ini masih
terlalu besar, sehingga dipakailah satuan-satuan yang lebih kecil, seperti mikro Farad (F), nano
Farad (nF), dan piko Farad (pF). Nilai konversi satuan ini adalah 1 F = 106 F, 1 F = 103 nF,
dan 1 nF = 1000 pF.
Kapasitor memiliki struktur bahan yang berbeda dari komponen yang lain. Kapasitor
terbuat dari plat metal yang dipisahkan oleh bahan dielektrik, seperti; keramik, gelas, udara
vakum, dan sebagainya. Ketika tegangan listrik diberikan pada kedua elektrodanya, maka
muatan-muatan positif akan mengumpul pada elektroda yang satu dan muatan-muatan negatif
pada elektroda yang lain. Di dalam kapasitor terdapat bahan dielektrik yang menyebabkan
muatan positif tidak bisa mengalir ke kutub negatif dan sebaliknya.
Cara pembacaan harga kapasitor berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Ada yang tertera
pada badan kapasitor (dalam bentuk label) dan ada juga yang menggunakan kode warna.
Pembacaan label pada kapasitor membutuhkan rumus tertentu. Angka ke-1 menunjukan bilangan
puluhan, angka ke-2 menunjukan bilangan satuan, dan angka ke-3 menunjukan bilangan pengali.
Contoh, jika pada badan kapasitor tertera angka 472, maka kapasitas kapasitor tersebut adalah 47
x 100 = 4700 pF atau 4,7 nF. Namun ada juga yang nilainya langsung tertera pada badan
kapasitor seperti angka 100 F, 16 V. Artinya, kapasitor tersebut mempunyai kapasitas sebesar
100 F dengan tegangan kerja 16 volt. Semakin besar kapasitas kapasitor, maka semakin lama
penyimpanannya.

B.

Jenis-Jenis Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang sering digunakan sebagai penyearah arus,

penahan arus searah, filter, dan lain-lain. Kapasitor juga dibedakan menjadi dua, yaitu kapasitor
tetap dan kapasitor tidak tetap. Kapasitor tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitasnya tidak

dapat diubah-ubah, seperti: kapasitor film, kapasitor poliester, kapasitor mika, kapasitor keramik,
dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan kapasitor tidak tetap adalah kapsitor yang nilai
tahanannya dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, seperti: VARCO (variable
condensator), kapasitor trimmer, dan sebagainya. Berikut ini adalah berbagai macam kapasitor
yang sering dijual di pasaran yaitu:
1.

Kapasitor Elektrolit

Ciri-ciri dari kapasitor elektrolit adalah :


a. Merupakan jenis kapasitor yang memiliki polaritas, yaitu positif dan negatif.
b. Berfungsi untuk meratakan arus sehingga sering dipakai pada rangkaian penyearah
arus.
c. Nilai kapasitasnya dihitung dalam satuan Fdan dengan tegangan kerja tertentu yang
tidak boleh dilampaui.
d. Kerusakan yang sering terjadi adalah konslet, kering, bocor dan meledak.

2.

Kapasitor Solid Tantalum

Ciri-ciri dari kapasitor solid tantalum adalah :


a. Kapasitor ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapasitor elektrolit, yaitu untuk
meratakan arus.
b. Mempunyai unsur logam yang kuat.
c. Nilai kapasitasnya dihitung dalam satuan F.
d. Merupakan jenis kapasitor yang memiliki polaritas, yaitu positif dan negatif.

3. Kapasitor Trimmer

Ciri-ciri dari kapasitor trimmer yaitu:


a. Berfungsi sebagai pemilih gelombang agar tepat sesuai dengan pilihan.
b. Dimanfaatkan pada rangkaian pesawat penerima radio dan pesawat radio komunikasi.
c. Penyetelan dilakukan dengan obeng (di-trim).
d. Kedua keping logamnya diisolasi menggunakan lapisan tipis.
e. Memiliki kapasitas antara 20 pF sampai dengan 100 pF.

4.

Kapasitor Film

Ciri-ciri dari kapasitor yaitu :


a.

Tegangan kerjanya sangat tinggi.

b.

Merupakan kapasitor yang tidak memiliki polaritas (nonpolar).

c.

Nilai kapasitasnya dihitung dalam satuan F.

d.

Umumnya dipergunakan pada rangkaian lampu blitz kamera.

e. Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung dan ada juga yang menggu-nakan kode
warna.

5. Kapasitor Polyester

Ciri-ciri dari kapasitor polyester adalah :


a. Merupakan kapasitor yang tidak memiliki polaritas (nonpolar).
b. Mempunyai bentuk persegi.
c. Nilai kapasitasnya dihitung dalam satuan nF.
d. Biasanya menggunakan sistem kode warna untuk menghitung nilai kapasitasnya.
e. Berikut ini adalah tabel kode warna untuk menghitung nilai kapasitas kapsitor
polyester.
No

Warna

Lajur 1 & 2

Hitam

Coklat

Merah

Jingga

X 0,001 F

Kuning

X 0,01 F

Hijau

X 0,1 F

Biru

Ungu

Abu-abu

10

Putih

6. Kapasitor Variabel

Lajur 3

Lajur 4

Lajur 5

20%

250 vdc

10%

Ciri-ciri kapasitor variabel yaitu :


a. Berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi pada pesawat penerima radio.
b. Mempunyai dua macam dieletrika, yaitu logam dan plastik.
c. Dapat diubah kapasitasnya.
d. Nilai kapasitas kapasitor variabel logam antara 200 pF samapai dengan 1000 pF.
e. Kapasitor variable logam digunakan pada rangkaian pesawat penerima radio yang
bertegangan tinggi atau tuning antena pada radio pemancar.
f. Nilai kapasitas kapasitor variable plastik adalah sekitar 100 pF sampai deng- an 350
pF.
g. Kapasitor variabel plastik dipergunakan pada rangkaian pesawat penerima radio dan
harganya lebih murah dibandingkan dengan logam.

7.

Kapasitor Keramik

Ciri-ciri kapasitor keramik yaitu:


a. Merupakan kapasito nonpolar (tidak memiliki polaritas).
b. Bentuknya bulat dan tipis.

c. Dipakai sebagai filter atau penyalaan pada gelombang radio.


d. Kapasitasnya dihitung dalam satuan pF.
e. Tegangan kerjanya mulai dari 25 volt, 50 volt, 200 volt, 400 volt sampai ribuan volt.
f. Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung, ada juga yang memakai kode hitungan.

Aplikasi Penggunaan Bahan Elektronika Pasif (Resistor, Kapasitor, dan Induktor)

Salah satu contoh aplikasi atau penggunaan bahan elektronika pasif terdapat pada
rangkaian lampu sein sepeda motor. Rangkaian ini menggunakan resistor tetap (fixed resistor)
yang menggunakan flasher tipe kapasitor seperti gambar di bawah ini:

Resistor (R) pada gambar di atas akan dialiri arus dari baterai jika posisi plat kontak (P)
dalam keadaan membuka. Dengan adanya resistor (R) tersebut, maka aliran arus yang
melewatinya akan menjadi lebih kecil dibanding dengan arus yang mengalir melalui plat kontak
(P) saat posisi menutup. Hal ini akan berakibat lampu tanda belok (lampu sein) tidak menyala
saat arus melewati resistor tersebut walau saklar lampu sein sedang diarahkan ke kiri maupun ke
kanan. Dengan adanya induktor, maka rangkaian dapat menyimpan arus listrik di dalam medan
magnet. Dengan adanya kapasitor maka rangkaian dapat menyimpan tenaga listrik untuk
sementara. Selain itu, kapasitor di dalam rangkaian tersebut berfungsi untuk penapisan
(filtering), penalaan (tuning), pembangkitan gelombang bukan sinus, pengopelan sinyal dari satu
rangkaian ke rangkaian lain, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai