Anda di halaman 1dari 30

Refreshing

Kegawat Daruratan
Pada Penyakit Kulit
Pria Adhi Yaksa 2010730085

Adalah kondisi kulit yang progresif dan


berpotensi mengancam nyawa.
Pengenalan awal sangat penting untuk
menerapkan perawatan suportif dan terapi
yang cepat dan tepat.
Manajemen penting untuk semua keadaan
darurat dermatologis, terdiri dari:
Perawatan suportif penuh - ABC resusitasi
Penarikan agen pencetus
Pengelolaan komplikasi yang terkait
Pengobatan khusus

Beberapa macam penyakit yang


berpotensi menyebabkan komplikasi
kegawatdaruratan dermatology.
- Anafilaksis dan angioedema
- Staphylococcal Scalded Skin
Syndrome (S.S.S.S)
- Sindrom Stevens-Johnson dan
Nekrolisis epidermal toksik
- Eritroderma
- Necrotising fasciitis

Angioedem
Definisi
Angioedema adalah kondisi menunjukkan
terdapat kebocoran cairan dan edema dimana
melibatkan pembuluh darah pada superfisial
dermis di lapisan kulit.
Patogenesis
Respon diatas diperantarai oleh
histamine,serotonin dan
kinin(contohnya;bradikinin) yang menyebabkan
dilatasi arteriol

Gambaran klinis
Edema pada muka,extremitas,mungkin sedikit nyeri
tanpa pruritus,bisa terjadi beberapa hari. Melibatkan
juga bibir,dagu,area periorbital,lidah dan laring.
Angioedema bisa juga pada system organ vital
contohnya traktus respiratorius.
Pengobatan
Menghindari pemicu
Krtikosteroid 0,5 mg/kg/BB/hari
Antihistamin
dilakukan intubasi

Staphylococcal Scalded Skin


Syndrome (S.S.S.S)

Definisi
adalah infeksi kulit oleh Stapylococcus aureus
tipe tertentu dengan ciri khas epidermolisis
Epidemiologi
terutama pada anak <5 tahun, pria >>
Etiologi
Staphylococcus aureus grup II faga 52,55, dan
atau faga 71
Patogenesis
Kuman mengeluarkan eksotoksin (epidermolin,
eksfoliatin) bersifat epidermolitik

Gejala Klinis
demam tinggi disertai infeksi saluran nafas atas.
Kelainan kulit yang muncul adalah eritema yang
akan berubah menjadi bula yang bila terkelupas
maka nikolskiy positif, dalam 2-3 hari terjadi erosi
Komplikasi
pneumonia, septikemia
Pemeriksaan bakteriologi
pada kulit tidak ditemukan kuman
Pemeriksaan histopatologi
tampak lepuh intraepidermal, celah terdapat di
stratum granulosum, dengan neksrosis sel

Diagnosis banding
dengan NET : dimana pada NET, letak celah di
subepidermal, , terdapat sel-sel nekrosis di
sekitar celah, dan banyak sel radang
Pengobatan
antibiotik, misal kloksasilin 3 x 250 mg sehari
Prognosis
kematian akibat ketidakseimbangan cairan dan
sepsis

Eritroderma
Nama lain : dermatitis eksfoliativa
DEFINISI
Kelainan kulit yang ditandai dengan eritema
universalis, biasanya disertai skuama.

Patofisiologi
Belum jelas, diketahui sebagai reaksi terhadap agen yang masuk
ke tubuh, berupa eritema universal dengan peranan sitokin

Gejala Klinis
I.

Eritroderma akibat alergi obat


gambaran klinisny eritema universalis, timbul skuama pada penyembuhan
II. Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit
1. karena psoriasis: diakibatkan oleh penyakitnya sendiri atau karena
pengobatan yang terlalu kuat. Umumnya didapati eritema tidak merata.
Pada tempat predileksi dapat tampak lebih eritematosa dan agak
meninggi, skuama lebih tebal
2. Penyakit Leiner
=eritroderma deskuamativum. Usia 4-20 minggu, keadaan umum baik,
biasa nya tanpa keluhan. Kelainan berupa eritema universal dengan
skuama kasar.

III. Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk


keganasan
misal akibat sindrom sezary yang ditandai
dengan eritema merah membara universal
disertai skuama dan sangat gatal, dapat disertai
dengan infiltrat pada kulitdan edema,
splenomegali, alopesia, hiperpigmentasi, kuku
distrofik, dll. Pada pemeriksaan laboratorium,
bisa dengan leukositosis , eosinofilia, limfositosis

Pengobatan
Gol I : hentikan penyebab, kortikosteroid berupa
prednison 4 x 10 mg
Gol II : prednison 4 x 10 mg 4 x 15 mg sehari
Penyakit Leiner : prednison 3 x 1-2 mg sehari
Sindrom Sezary : prednison 30 mg sehari

Prognosis
Gol I : baik
Bila sindrom sezary : buruk sampai
menimbulkan kematian

Sindrom Stevens-Johnson dan


Nekrolisis Epidermal Toksik

Definisi
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) dan Sindrom
Stevens-Johnson (SSJ) adalah reaksi
mukokutaneus yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan nekrosis luas dan pelepasan
epidermis.

Etiologi
Penyebab utama : obat (50%), Obat berisiko
tinggi ini adalah antibiotik sulfonamid,
antikonvulsan aromatik, allopurinol, obat antiinflamasi nonsteroid oxicam, lamotrigin, dan
nevirapine.
Infeksi
Neoplasma
Radiasi

Patogenesis
Pada lesi SSJ-NET terjadi reaksi sitotoksik
terhadap keratinosit sehingga menyebabkan
apoptosis luas. Reaksi sitotoksik yang terjadi
melibatkan sel NK dan sel limfosit T CD8+ yang
spesifik terhadap obat penyebab.

Gejala Klinis
Jarang pada usia <3 tahun.
timbul dalam waktu 8 minggu setelah awal pajanan
obat. Sebelum terjadi lesi kulit, dapat timbul gejala nonspesifik, misalnya demam, sakit kepala, batuk/pilek,
dan malaise selama 1-3 hari.
Lesi kulit tersebar secara simetris pada wajah. Badan
dan bagian proksimal ekstremitas, berupa makula
eritematosa atau purpurik, dapat pula dijumpai lesi
target. lesi kulit meluas dan berkembang menjadi
nekrotik, sehingga terjadi bula kendur dengan tanda
nikolsky positif.
Lesi pada mukosa berupa eritema dan erosi biasanya
dijumpai minimal pada 2 lokasi, yaitu mulut dan
konjungtiva, dapat juga ditemukan erosi dimukosa
genitalia

Komplikasi
Paling sering adalah bronkopneumonia
Kehilangan cairan/darah, gangguan
keseimbangan elektrolit, dan syok. Pada
mata dapat terjadi kebutaan

Pemeriksaan Laboratorium
Tidak khas
Bila curiga disebabkan oleh infeksi ,
lakukan kultur darah
Leukositosis bila infeksi bakteri
Eosinofilia bila alergi

Pengobatan
Hentikan obat yang disangka penyebab alergi
mempertahankan keseimbangan cairan,
elektrolit, suhu lingkungan optimal 28-30oC,
nutrisi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
asupan makanan
Pemberian kortikosteroid

Prognosis
SCORTEN
Prognostic Factors
Age>40yr
HR>120beats/min
Cancerorhematologicmalignancy
Bodysurfaceareainvolved>10%
Serumurealevel>10mM
Serumbicarbonatelevel<20mM
Serumglucoselevel>14mM
SCORTEN
0-1
2
3
4
>5

Points
1
1
1
1
1
1
1
Mortality Rate (%)
3,2
12,1
35,8
58,3
90

Necrotising fasciitis
Infeksi yang menyebar cepat dari fasia
profunda dengan nekrosis jaringan
sekunder

Etiologi
Group A haemolytic streptococcus, or a
mixture of anaerobic and aerobic bacteri
Faktor risiko termasuk diabetes mellitus,
penyakit pembuluh darah perifer dan
imunosupresi.

Klinis
Manifestasi kulit pertama dari streptokokus
necrotizing fasciitis adalah pembengkakan
difus dari daerah kulit yang terkena diikuti
oleh pengembangan dari bula, yang dengan
cepat menjadi berwarna merah anggur.
Nyeri hebat, edema, hyperesthesia kulit,
krepitasi, kelemahan otot dan adanya
eksudat yangberbau busuk.

Pengenalan awal
manajemen sepsis dan debridement dari jaringan
yang nekrotik sangat penting untuk pengobatan
yang efektif dari necrotizing fasciitis.
Terapi antimikroba Antistreptococcal harus
diberikan;
Mixed infection: (Ampicillin-sulbactam atau
pipellacillin-tazobactam) + clindamycin atau
ciprofloxacin. Bisa juga (Imipenem/cilastatin atau
Meropenem atau Cefotaxime) + metronidazole
atau Clindamycin
Infeksi streptococcus: Penicilin+clindamycin
Infeksi S.aureus: Cefazolin atau vancomycin atau
clindamycin
Infeksi Clostridium: Clindamycin atau penicilin.

Prognosis
Mortalitas hingga 75%
Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi dapat
berkembang menjadi gangren. Shock dan gagal
organ dapat terjadi dan meramalkan ke arah
prognosis yang buruk.

Daftar pustaka
Zhen Chiang NY, Verbov J. Dermatology: Handbook for medical
students & junior doctors. British Association of Dermatologists,
2014; p. 28-35
Freiman A, Borsuk Daniel, Sasseville D, et al. Practice:
Dermatologic emergencies. CMA Media Inc 2005;173(11):13171319.
Weller K, Groffik A, Magerl M, Tohme N, Martus P, Krause K, Metz
M, Staubach P, Maurer M. Development and construct validation of
the angioedema quality of life questionnaire. Allergy 2012; 67:
12891298.
Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Edisi ke tujuh. Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 2015
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ.
Varicella and Herpes Zoster. In :Fitzpatrick. Dermatology in
General Medicine. 7 thed. New York : McGraw Hill Company.2008.

Anda mungkin juga menyukai